Laporan KP
Laporan KP
BAB III
SISTEM PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK
4. Metode Pekerjaan:
c) Ember
d) Sekop
e) Sendok Campuran
Pekerja:
a) Mandor
b) Buruh
4) Metode Pekerjaan:
c) Pembuatan bekisting
Pembuatan bekisting untuk pile cap P1, P2, dan P3 dengan menggunakan
bekisting dari bowplank dengan ukuran pile cap pada P1 adalah 2 m 2 m
0,8 m P2 adalah 5 m x 2 m x 0,8 m sedangkan P3 adalah 5 m 5 m 1,176
m x 1,7 m. Bekisting dikerjakan setelah dilakukan pekerjaan pembukaan
lantai kerja.
Sampel uji kuat tekan dibuat dengan cara mengambil sampel pasta beton yang
digunakan untuk mengecor pondasi, kemudian menuangkannya ke dalam 3
buah kotak berukuran 15 x 15 x 15 cm yang terbuat dari besi (mal sampel uji
standar laboratorium). Pada semen dalam setiap kotak mempunyai nilai
Faktor Air semen (FAS) yang berbeda. Setelah sampel uji mengeras, sampel
tersebut kemudian direndam dalam air selama 7 hari sebelum diadakan
pengujian kuat tekan di laboratorium.
Sampel untuk uji slump dituangkan ke dalam cetakan berbentuk kerucut
dengan diameter alas bawah kerucut sebesar 20 cm, diameter alas atas sebesar
10 cm, dan tinggi kerucut sebesar 30 cm (mal sampel uji standar
laboratorium). Sampel uji slump tersebut kemudian dilepaskan dari mall dan
diukur penurunannya dengan menggunakan meter dengan penurunan yang
diizinkan pada pengujian ini adalah 10-12 cm.
f) Perawatan beton
Perawatan dari bidang permukaan beton yang kelihatan harus segera
dilakukan setelah bidang permukaan tersebut cukup keras untuk menghindari
kerusakan-kerusakan dan dilanjutkan terus menerus tidak kurang dari 12 jam.
Bidang permukaan beton harus terus menerus dibuat basah dengan cara
menyiramkan air di atasnya. Perawatan ini dilakukan terus menerus sampai
sekurang-kurangnya 7 hari setelah pengecoran.
4) Metode Pekerjaan
d) Pekerjaan bekisting
Setelah pemasangan tulangan untuk sloof selesai, dilanjutkan dengan
pembuatan bekisting. Pembuatan bekisting untuk sloof dengan menggunakan
bekisting dari pasangan batako.
e) Pekerjaan Pengecoran
Pencampuran material dilakukan dengan truck ready mix di mana sesuai
hasil mix design didapat untuk mutu beton K-300 dipakai komposisi
campuran untuk perbandingan portland semen : agregat halus : agregat kasar
adalah 1 : 2 : 3, material yang telah dicampur kemudian dituangkan pada
bekisting yang disiapkan kemudian diratakan dan dipadatkan dengan
menggunakan vibrator.
f) Pembuatan sampel uji
Sampel uji kuat tekan dibuat dengan cara mengambil sampel pasta beton yang
digunakan untuk mengecor pondasi, kemudian menuangkannya ke dalam 3
buah kotak berukuran 15 x 15 x 15 cm yang terbuat dari besi (mal sampel uji
standar laboratorium). Pada semen dalam setiap kotak mempunyai nilai
Faktor Air semen (FAS) yang berbeda. Setelah sampel uji mengeras, sampel
tersebut kemudian direndam dalam air selama 7 hari sebelum diadakan
pengujian kuat tekan di laboratorium.
Sampel untuk uji slump dituangkan ke dalam cetakan berbentuk kerucut
dengan diameter alas bawah kerucut sebesar 20 cm, diameter alas atas sebesar
10 cm, dan tinggi kerucut sebesar 30 cm (mal sampel uji standar
laboratorium). Sampel uji slump tersebut kemudian dilepaskan dari mall dan
diukur penurunannya dengan menggunakan meter dengan penurunan yang
diizinkan pada pengujian ini adalah 10-12 cm.
g) Perawatan beton
Perawatan dari bidang permukaan beton yang kelihatan harus segera
dilakukan setelah bidang permukaan tersebut cukup keras untuk menghindari
kerusakan-kerusakan dan dilanjutkan terus menerus tidak kurang dari 12 jam.
Bidang permukaan beton harus terus menerus dibuat basah dengan cara
menyiramkan air di atasnya. Perawatan ini dilakukan terus menerus sampai
sekurang-kurangnya 7 hari setelah pengecoran.
4) Metode Pekerjaan
c) Pekerjaan Pembesian
Tulangan yang digunakan adalah baja ulir D25 mm dengan sengkang
digunakan besi polos Φ 12-100 mm. Besi dipotong sesuai jumlah dan panjang
sesuai dengan gambar rencana. Setelah itu dibawa ke lokasi kolom lalu
dipasang. Bila terdapat sambungan maka dibuat overlap ± 1 m. Setelah
tulangan terpasang, kemudian dilakukan pemasangan sengkang. Seperti yang
terlihat pada gambar di bawah ini tulangan kolom yang telah didirikan
.
Gambar 3.27 Tulangan pada Kolom
d) Pekerjaan bekisting
Pembuatan bekisting untuk kolom dengan menggunakan phenol film faced
plywood dengan dua permukaan, 12 mm dan kayu usuk 5/10, dengan
menggunakan paku 5 cm bekisting dibuat dengan bagian – bagian antara
lain : suri – suri balok dan listplank. Bekisting dipasang setelah dipasang
pembesiannya. Lot digunakan untuk memperoleh kedudukan yang sesuai
e) Pekerjaan Pengecoran
Pencampuran material dilakukan dengan truck ready mix di mana sesuai
hasil mix design didapat untuk mutu beton K-300 dipakai komposisi
campuran untuk perbandingan portland semen : agregat halus : agregat kasar
adalah 1 : 2 : 3, material yang telah dicampur kemudian dituangkan pada
bekisting yang disiapkan kemudian diratakan dan dipadatkan secara manual
dengan menggunakan vibrator.
Sampel uji kuat tekan dibuat dengan cara mengambil sampel pasta beton yang
digunakan untuk mengecor pondasi, kemudian menuangkannya ke dalam 3
buah kotak berukuran 15 x 15 x 15 cm yang terbuat dari besi (mal sampel uji
standar laboratorium). Pada semen dalam setiap kotak mempunyai nilai
Faktor Air semen (FAS) yang berbeda. Setelah sampel uji mengeras, sampel
tersebut kemudian direndam dalam air selama 7 hari sebelum diadakan
pengujian kuat tekan di laboratorium.
Sampel untuk uji slump dituangkan ke dalam cetakan berbentuk kerucut
dengan diameter alas bawah kerucut sebesar 20 cm, diameter alas atas sebesar
10 cm, dan tinggi kerucut sebesar 30 cm (mal sampel uji standar
laboratorium). Sampel uji slump tersebut kemudian dilepaskan dari mal dan
diukur penurunannya dengan menggunakan meter dengan penurunan yang
diizinkan pada pengujian ini adalah 10-12 cm.
g) Pembongkaran bekisting
Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan pada waktu diperkirakan
bahwa pengikat beton sudah mencapai kuat tekan seperti dalam perencanaan
dan atas iji dari pengawas. Pembongkaran bekisting harus dilakuakn dengan
hati-hati agar tidak merusak permukaan beton dan material bekisting tidak
rusak sehingga dapat dipakai lagi pada pekerjaan selanjutnya.
h) Perawatan beton
Perawatan dari bidang permukaan beton yang kelihatan harus segera
dilakukan setelah bidang permukaan tersebut cukup keras untuk menghindari
kerusakan-kerusakan dan dilanjutkan terus menerus tidak kurang dari 12 jam.
Bidang permukaan beton harus terus menerus dibuat basah dengan cara
menyiramkan air di atasnya. Perawatan ini dilakukan terus menerus sampai
sekurang-kurangnya 7 hari setelah pengecoran.