PENDAHULUAN
pasien untuk sembuh (Watson, 2007). Caring juga dapat diartikan sebagai
disimpulkan sebagai perilaku perawat yang berupa sikap rasa peduli dan
bagi pasien terutama pada pasien dengan penyakit kronis, seperti meningitis,
stroke, lbp (low back pain), hepatitis, ataupun pasien dengan keadaan pasca
1
dimana perawat harus dapat melayani pasien dengan sepenuh hati, salah
menjadi masalah bagi perawat maupun klien karena proses keperawatan tidak
yang kurang memuaskan dan membuat pasien jadi marah, hal tersebut terkadang
hal ini akan berimbas pada penilaian klien terhadap perawat. Karena dalam
bersifat positif sehingga pasien merasa diperhatikan, memiliki sikap empati dan
bukan simpati, mampu melihat permasalahan pasien dari sudut pandang pasien,
sensitif terhadap perasaan pasien, tidak terpengaruh oleh masa lalu klien
2
Di dunia, perilaku caring perawat sudah mulai baik, namun masih ada
caring yang buruk terdapat pada Negara Irlandia 11%, dan Yunani 47%.
empat konsep yaitu merawat adalah apa yang perawat lakukan, manusia adalah
sasaran dari apa yang perawat lakukan, kesehatan adalah tujuannya dan
Studi pendahuluan yang dilakukan di Ruang Saraf dan Bedah RSUD dr.
jika perawat hanya melakukan intervensi KDM jika keluarga pasien tidak ada
hanya menganjurkan dari pihak yang menunggu untuk melakukan KDM pada
pasien. Keluarga dan pasien juga mengatakan bahwa akan jauh lebih baik jika
dari pihak perawat dapat membantu untuk melakukan KDM pada pasien saraf
atau bedah karna takut jika mereka salah untuk melaksanakan tekniknya terutama
pada pasien pasca operasi. Pernyataan keluarga dan pasien didukung oleh hasil
observasi peneliti yaitu perawat memang tidak melakukan intervensi KDM dan
tersebut.
3
Menurut uraian latar belakang diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak
ada pemberian intervensi KDM pada pasien di ruangan bedah, sehingga peneliti
Barat”
suatu masalah yang dapat diangkat dalam penelitian yaitu : Apakah ada
(KDM) Dengan Kepuasan Pasien Di Ruang Bedah Rumah Sakit Dr. Soedarso
Kalimantan Barat?
4
1.3.2. Tujuan Khusus
Kalimantan Barat.
3. Mengetahui hubungan pemberian personal hygiene pada pasien di
5
kebutuhan kebersihan diri) pada pasien rawat inap dan sebagai evaluasi
kebersihan diri.
dan dapat sebagai dasar penelitian yang berkaitan dengan motivasi dan
kebersihan diri.