Anda di halaman 1dari 5

BAB II

Tinjauan Pustaka

A. Teori Pendukung

1. Definisi Remaja

Remaja adalah peralihan dari masa pubertas menuju masa dewasa.

Selama periode ini, anak remaja banyak mengalami perubahan baik secara

fisik,psikologis, ataupun sosial (Pieter, 2010)

Remaja atau “adoloscense” berasal dari bahasa latin “adoloscere” yang

berate tumbuh kearah kematangan, yakni kematangan mental, emosional,

sosial, dan fisik (Lubis, 2013)

Menurut World Health Organization (WHO) dalam (Sarwono, 2007) ,

mendefinisikan remaja lebih bersifat konseptual, ada tiga kriteria yaitu biologis,

psikologik, dan sosio ekonomi, dengan batasan usia antara 10-20 tahun, yang

secara lengkap definisi tersebut berbunyi sebagai berikut:

a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda

seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.

b. Individu mengalami perkembangan patologik dan pola identifikasi dari

kanak-kanak menjadi dewasa.

c. Terjadi peralihan dan ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada

keadaan yang relatif lebih mandiri


2. Perkembangan Remaja

Pada maasa remaja terjadi beberapa perkembangan pada diri remaja,

baik fisik maupun psikis. Perkembangan tersebut antara lain:

a. Perkembangan fisik

Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan

seksual terkadang membuat remaja merasa tidak yakin akan kemampuan

diri mereka sendiri. Perubahan terjadi secara cepat, baik perubahan internal

(sistem sirkulasi, sistem pencernaan, dan respirasi) maupun eksternal

(tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh). Perkembangan fisik pada

remaja putri ketika memasuki usia pubertas diantaranya panggul yang

membesar, payudara mulai berkembang, tumbuh rambut halus di sekitas

kemaluan, tumbuh rambut di ketiak, serta terjadi menarche (sarwono,

2012).

b. Perkembangan kognitif

Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti

belajar, memori, nalar, berpikir, dan bahasa. Remaja tidak hanya melihat

sesuatu dengan nyata, namun mereka juga mampu berpikir secara abstrak

mengenai apa yang akan mereka alami di masa yang akan datang. Begitu

juga dengan remaja putri tentang menarche merupakan sebuah pengalaman

yang unik, dimana mereka akan memiliki daya tangkap yang berbeda-beda

sesuai dengan perasaan mereka (Kartono, 2006).


c. Perkembangan kepribadian dan sosial

Perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu untuk

berinteraksi dengan lingkungan dan menyatakan emosi mereka secara

unik, sedangkan perkembangan sosial berati perubahan dalam

berinteraksi dengan orang lain (jahja, 2012). Ketika akan mengalami

menarche, beberapa remaja putri menyatakan bahwa dengan terjadinya

menstruasi, maka kebebasan aktivitas sehari-hari mereka akan batasi

(Lubis, 2013).

3. Definisi makanan fast food

Makanan fast food (cepat saji) adalah makanan yang tersedia dalam

waktu cepat dan siap disantap, seperti fried chicken, sosis, nugget. Dan aneka

mie instan.

Menurut Khasanah (2012) makanan cepat saji (fast food) merupakan

makanan yang penyajianya cepat dan biasanya mengandung karbohidrat

yang tinggi, lemak yang tinggi dan rendah serat.

4.

5. Dampak negatif makanan fast food

Konsumsi makanan fast food yang terlalu sering dapat menyebabkan

berbagai masalah kesehatan. Dampak negatif makanan cepat saji diantaranya

adalah:
a. Meningkatkan resiko serangan jantung

Kandungan kolesterol yang tinggi pada makanan cepat saji dapat

mengakibatkan jumlah penyumbatan pembuluh darah. Pembuluh darah

yang tersumbat akan membuat aliran darah tidak lancar yang dapat

mengakibatkan terjadinya serangan jantung coroner.

b. Membuat ketagihan

Makanan cepat saji mengandung zat aditif yang dapat membuat

ketagihan dan merangsang untuk ingin terus memakanya sesering

mungkin.

c. Meningkatkan berat badan

Jika suka mengonsumsi makanan cepat saji dan jarang berolahraga yang

terdapat dalam makanan cepat saji akan mengalami penambahan berat

badan yang tidak sehat. Lemak yang didapat dari mengonsumsi makanan

cepat saji tidak digunakan dengan baikoleh tubuh jika tidak berolahraga.

Lemak inilah yang kemudian akan tersimpan dan menumpuk dalam tubuh.

d. Meningkatkan resiko kanker

Kandungan lemak yang tinggi yang terdapat dalam makanan cepat saji

dapat meningkatkan resiko kanker.

e. Memicu diabetes

Kandungan kalori dan lemak jenuh yang tinggi dalam makanan cepat

saji akan memicu terjadinya resistensi insulin yang berujung pada penyakit
diabetes. Resistensi insulin terjadi ketika sel-sel tubuh tidak merespon

insulin sehingga menurunkan penyerapan glukosa yang menyebabkan

banyak glukosa menumpuk dalam darah.

f. Memicu obesitas

Selain faktor genetik, obesitas juga dipicu dari pola makan yang tidak

sesuai dengan kesehatan. Pemilihan makanan karena pertimbangan selera

dan prestise dibandingkan dengan gizinya. Akibatnya, jenis makanan yang

banyak dipilih adalah makanan fast food dengan kandungan makanan yang

yang banyak mengandung lemak, kalori, zat pengawet, dan gula

dibandingkan serat dengan vitamin yang lebih di butuhkan oleh tubuh.

Anda mungkin juga menyukai