Laporan Pendahuluan Thypoid Fix
Laporan Pendahuluan Thypoid Fix
LAPORAN PENDAHULUAN
THYPOID
Oleh :
El Faza Hanindita
NIM. P1337420918043
A. Konsep Dasar
1. Definisi
2. Etiologi
pada suhu kamar, bahan limbah, bahan makanan kering, bahan farmasi
dan tinja. Salmonela mati pada suhu 54.4º C dalam 1 jam, atau 60º C
3
dan anti gen H (flagelum) adalah protein yang labil terhadap panas.
Pada S. typhi, juga pada S. Dublin dan S. hirschfeldii terdapat anti gen
berikut:
a. Hasil gram negatif yang bergerarak dengan bulu getar dan tidak
berspora
Gejala- gejala klinis yang timbul sangat bervariasi dari ringan sampai
dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut lain yaitu demam, nyeri
hingga malam hari. Masa tunas 7-14 hari, selama inkubasi ditemukan
khas ) yaitu:
b. Nyeri kepala
c. Pusing
d. Diare
e. Anoreksia
f. Batuk
g. Nyeri otot
ritmen, biasanya menurun pagi hari, dan meningkat pada sore dan
ujung dan tepi kemerahan, jarang disertai tremor, hati dan limpa
4. Komplikasi
pada seorang anak, maka dapat berakibat fatal. Gangguan pada usus
a. Perdarahan usus
melena yang bisa disertai nyeri perut dengan tanda- tanda renjatan.
dan terdapat udara diantara hati dan diafragma pada foto rontgen
c. Peritonitis
nyeri tekan.
6
bronkopneumonia.
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium.
1) Pemeriksaan Leukosit.
infeksi sekunder.
3) Tes Widal.
Tes widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan anti
flagella kuman).
simpai kuman).
Pada infeksi yang aktif, titer uji widal akan meningkat pada
hari.
4) Biakan Darah.
6. Penatalaksanaan
b. Diit lunak atau diit padat rendah selulosa (pantang sayur dan
c. Obat-obat :
bebas demam.
2) Antipiretik seperlunya
7. Pathways
Hipertermia
8.
Ansietas
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas pasien
c. Keluhan utama
2) Tubuh lemah
4) Perut kembung
5) Konstipasi/diare
6) Nyeri abdomen
d. Riwayat Penyakit
e. Pemeriksaan fisik
6) Tekanan darah
1) Kepala
a) bentuk kepala
b) warna rambut
c) distribusi rambut
e) hygiene
2) Mata
3) Telinga
b) kebersihan
c) tes pendengaran
4) Hidung
b) nyeri tekan
c) kebersihan
e) fungsi penciuman
5) Mulut
a) warna bibir
d) reflek mengisap
e) reflek menelan
13
6) Dada
a) Paru – paru
Perkusi : Sonor
Auskultasi : vaskuler
b) Jantung
kiri
7) Abdomen
8) Ekstremitas
b) kelelahan (malaise)
c) kelemahan
14
b) fungsi BAB
c) fungsi BAK
f. Pola Fisiologi
2) Pola Nutrisi
3) Pola Eliminasi
Bagaimana pola aliminasi BAB dan BAK pasien saat sakit dan
dan keluarga
sakit
g. Pemeriksaan penunjang
Kadar Hb, Ht, Leukosit dan Diff. Khas penurunan leukosit oleh
leukosit.
Yang lebih akurat adalah kadar titer O. Peningkatan kadar titer ini
2. Diagnosa Keperawatan
absorbsi nutrien.
penurunan kesadaran
17
3. Intervensi Keperawatan
TUJUAN /
DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA
langsung dari selama 3x24 jam 2. Monitor warna kulit Warna kulit
RR dalam penyembuuhan
rentan
normal
4. Tidak ada
perubahan
18
warna
kulit
8. Monitor nutrisi.
pemeriksaan Hb.
Dan Albumin.
kuduk,axilla
keringat cc / kg BB / hari
20
sangat tubuh.
tinggi,dimana
kompres hangat
tidak berhasil,
gunakan lah
kompres hangat
seluruh tubuh.
6. Tempatkan
pasien pada
ruangan yang
sejuk
7. Tingkatkan
bila kesadaran
ada k i.
8. Kolaborasi
pemberian obat-
obatan;
golongan
analgetik bila
dengan
21
intervensi
perawatan suhu
tubuh tidak
turun.
penurunan mortalitas.
kardi, dan
peningkatan suhu
tinggi.
4. Hindarkan intake
makanan yang
keras, merangsang
serta bergas.
5. Berikan obat-obatan
sesuai dengan
program terapi
dokter.misalnya
kloramfenikol dan
roborantia.
6. Kolaborasi dengan
tanda-tanda
komplikasi.
pada extremitas
2X/hari.
setiap kali
melakukan
aktivitas,bila terjadi
peningkatan suhu,
batasi aktivitas.
24
4. Beri penghalang
bila kesadaran
menurun.
25
DAFTAR PUSTAKA
Widagdo. (2011). Masalah dan Tatatlaksana Penyakit Infeksi pada Anak. Jakarta
: Sagung Seto