Nuriman
Abstract
Penelitian ini tentang pengaruh iklim institusi dayah terhadap
pembentukan kepribadian santri dayah. Permasalahan yang dikaji
iklim dalam sistem pendidikan dayah apakah mempengaruhi
proses pembinaan kepribadian santri. Dimana mengaplikasikan
pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari secara bertahap
diasumsi berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Adapun
masalah yang coba dinyatakan dalam penelitian ini adalah;
hubungan signifikan iklim institusi dayah terhadap pembentukan
kepribadian santri dan apakah terdapat perbedaan signifikan
pengaruh iklim institusi pendidikan terhadap kepribadian santri
dayah antara laki-laki dan perempuan? Berdasarkan teori
kepribadian bahwa tindakan manusia baik secara individu mau
pun komunal, ekonomi, politik, dan kebudayaan mengandung nilai
baik atau buruk sekaligus menjadi skop kajian ini. Metode
kuantitatif digunakan dalam penelitian ini; uji-t dan uji korelasi
perason (r2), dengan instrumen yang digunakan ialah instrumen
dari Eric Steven Krauss (2015) dengan skala likert. Data diambil
dari keseluruhan santri dayah Bustanussa’adah al-Muanawarah,
Kecamatan Blang Mangat yang berjunlah sebanyak 208 responden.
Hasil penelitian bahwa adanya pengaruh iklim institusi dayah
dalam membentuk kepribadian santri yang dibuktikan dengan
nilai; [t (98) = 2.186 p < 0.05]. dimana perbedaan skor mean
sebesar 4.7 % (eta2 = 0.047). Perbedaan pengaruh antara laki-laki
dan perempuan dijelaskan oleh skor mean laki-laki (mean: 48.05,
sd: 5.56), dan perempuan (mean: 45.7, sd: 5.12). Di samping itu,
hubungan iklim institusi dengan kepribadian santri dijelaskan
dengan uji korelasi pearson (r2), yaitu [r2 (88) = 0.280 p < 0.01,
r2=0.078 (7.84%)]. Oleh karena itu, terdapat hubungan yang
signifikan antara variabel kepribadian (y) dengan variabel iklim
institusi (x), berdasarkan uji korelasi pearson (r 2) dengan skor
mean 0.28 persen. Justru itu, direkomendasi bahwa iklim institusi
perlu dirancang dengan suasana yang kondusif hormat-
menghormati serta berdisiplin yang baik karena semua itu
mempengaruhi kepribadian peserta didik dalam semua jenis
institusi pendidikan.
1 Briunessen, V., M. (1995) Kitab kuning; Pesantren dan tarekat, Jakarta: Mizan. h. 31
2 Alawy, Z. A. (1987). Pesantren di dalam intergritas dan isolasi: Studi kasus pesantren
riyadlush shalihin dan darul ma'arrif di Kabupaten Aceh Besar. Pusat Pengembangan Penelitian
Ilmu-Ilmu Sosial. Universitas Syiah Kuala. Darussalam Banda Aceh. h. 1-43
4 Kurdi, M. (Ed.). (2010). Ulama Aceh dalam melahirka human resource di Aceh (1 ed.).
penting dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu diasumsi ada nya
pengaruh iklim institusi pendidikan dalam proses membentuk kepribadian
santri?
Justru penelitian ini mengasumsi iklim dalam sistem pendidikan dayah
merupakan salah satu aspek utama yang mempengaruhi proses pembinaan
kepribadian santri. Bahkan peraturan-peraturan yang dibuat menyokong
proses dan tujuan pembelajaran yang dijalankan dalam membangun
kepribadian mulia. Justru lingkungan dan suasana institusi dapat
mengkatalisis motivasi dalam mengamal ilmu-ilmu yang dipelajari mereka.
Mungkin inilah yang disebut oleh Muttahari, semakin baik tahap pengetahuan
maka semakin tinggi motivasi dan tingkat usaha atau upaya dalam
mengaplikasikan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari mereka7. Secara
bertahap pula membiasakan diri mereka dengan cara mempraktikkan dalam
kehidupan sehari-hari. Kondisi ini dapat mempengaruhi perkembangan
kognitif santri karena ada nya proses asimilasi dan akomodasi sehingga nilai-
nilai kebaikan dan kemuliaan terealisasi. Di tinjau dari filsafat kalam, semua
yang diperintahkan Allah SWT adalah baik, dan melalui perintah Allah SWT
itulah yang menjadi sebab wujud nya nilai baik bagi individu8.
Oleh karena itu, sistem dan suasana yang ada dalam institusi dayah
mencakup tiga aspek, yaitu aspek kognitif; berpikir, menalar, menganalisis
dan membentuk konsep dalam diri atau jiwa individu. Aspek afektif; minat,
nilai, sikap, keinginan, ketekunan dapat menentukan pencapaian tujuan.
Aspek psikomotor; dapat dilihat dalam aktivitas-aktivitas penggerak dalam
praktik sehari-hari9. Di mana relevansi unsur lingkungan di institusi dayah
adalah iklim secara serentak muncul dalam transfer of value dan sikap dalam
membentuk kepribadian santri. Walaupun secara umum proses pendidikan
mencakup ketiga aspek tersebut, namun unsur-unsur yang ada di institusi
dayah menjadi indikator yang membedakan karakter individu sekaligus
menjadi ciri suatu institusi. Umpamanya, perbedaan sikap, perilaku, kebiasaan
antara murid dari setiap lembaga pendidikan yang ada.
Berdasarkan fenomena di atas dapat diasumsikan bahwa adanya
pengaruh-pengaruh lain yang mungkin berkorelasi terhadap pembangunan
kepribadian santri, di antaranya; iklim dan lingkungan institusi dayah. Namun
demikian, fenomena dan indikasi itu belum bisa dijadikan hujah atau sandaran
ilmiah. Dalam perspektif ini, dasar penelitian perlu dibuat dengan mengacu
pada metode penelitian untuk mengungkapkan data secara ilmiah sehingga
dapat menemukan apakah pengaruh iklim dalam suatu lembaga pendidikan
dapat membentuk sikap, nilai, dan perilaku individu secara umum dan santri
7 Muttahhari, M. (2011). Tarbiyatul Islam (M. Baharuddin, Trans. 2 ed.). Jakarta: Sadra
Press. h. 78
10Zakaria, A., Muhammad Ibrahim, Rusdi Sufi, Nasrudin Sulaiman, Isa Sulaiman,
12 Idris, S. Refleksi Pewarisan Nilai-nilai Budaya Aceh, Peta Pendidikan Dulu dan
17 Amiruddin, M. H.Menatap Masa Depan Dayah Di Aceh (I ed.). (2008). Banda Aceh:
PeNA. Hal.15
20 Mattulada, I., Baihaqi, A.K, Abu Hamid. Agama Dan Perubahan Sosial (I ed.). (1983).
Maharnika Netama.hal.17
22 Hurgronje, C. S. De Athehers, deel I en II (S. Maimoen, Trans. II ed. Vol. II). (1997).
Kurdi, M. Ulama Aceh Dalam Melahirka Human Resource di Aceh (1 ed.). (2010).
23
Factor's Towards Safety Culture Development. (2012). Procedia Social and Behavioral Sciences,
35(0), 611-618. doi: 10.1016/j.sbspro.2012.02.128
25 Zuhairini, K., M. Ghafir. A & Fajar. Sejarah Pendidikan Islam. (1982). Jakarta Bumi
Aksara.hal. 5
26 Idris, S. Refleksi Pewarisan Nilai-nilai Budaya Aceh, Peta Pendidikan Dulu dan
Aceh Selepas Peristiwa Tsunami. (2010). Doctor of Philosophy, Universiti Utara Malaysia, Sintok
Kedah Darul Aman Malaysia. Retrieved from
http://etd.uum.edu.my/2421/1/Mujiburrahman.pdf
pembentukan modal insan menurut Ibn Khaldun. (2009). Jurnal Hadhari, 1, 45-76.
About Adult Learning Theory. (2010). Clinical Simulation in Nursing, 6(1), e7-e14. doi:
10.1016/j.ecns.2009.07.003
32 Chang, C. L.-h. (2011). The effect of an information ethics course on the information
ethics values of students – A Chinese guanxi culture perspective. Computers in Human Behavior,
27(5), 2028-2038. doi: 10.1016/j.chb.2011.05.010
33 Wahid, A. Bunga Rampai Pesantren (Vol. 1). (1978). Jakarta: CV.Darma Bakti.hal.56
Tantangan Modernitas Pusat Penelitian Ilmu Sosial dan Budaya. (1997). Universitas Syiah
Kuala. Darussalam-Banda Aceh. hal.1-15
35Izzah,I. Y. U. Perubahan Pola Kiai dan Santri Pada Masyarakat Muslim Tradisonal
Pedesaan. (2011) Sosiologi Islam, I, hal.21-33.
Riyadlush Shalihin dan Darul Ma'arrif di Kabupaten Aceh Besar. Pusat Pengembangan Penelitian
Ilmu-Ilmu Sosial. Universitas Syiah Kuala. (1987). Darussalam Banda Aceh. hal.1-16
taat kepada guru atau teungku chiek (ulama), kecintaan kepada ilmu agama,
rajin bekerja, kesiapan mengembangkan dalam lingkungannya selain juga
memiliki sifat ikhlas. Pertimbangan nilai-nilai inilah yang membentuk sub-
cultural komunitas sosial dilingkungan dayah. Adapun ciri-ciri lain yang
melekat pada individu murid; mengamalkan gaya hidup sederhana, kerja
sama yang baik dalam komunitas mereka, serta memiliki tanggung jawab
yang tinggi.37
Perspektif lain pula, lingkungan dayah merupakan jalinan kerja sama
dengan masyarakat lebih terbuka. Di samping itu hubungan guru dengan
murid cenderung dalam suasana keakrab-akraban38. Suasana pembelajaran
dalam lingkungan dayah juga dapat membawa kesan posistif pada psikologi
mereka. Adanya pengaruh terhadap kognitif murid disebabkan oleh interaksi
antara guru dan murid serta teman sejawat39.
37 Qurniati, T. Motivasi Santriwati Mengikuti Pendidikan Pada Dayah Putri (Studi Kasus
Dayah Putri Muslimat Mesjid Raya Samalanga). Laporan Penelitian Lembaga Penelitian dan
Pusat Penelitian Ilmu Sosial Dan Budaya (PPISB). Universitas Syiah Kuala. . (1995). Darussalam
Banda Aceh. hal.1-21
38 Hassan, A., Suhid, A., Abiddin, N. Z., Ismail, H., & Hussin, H. (2010). The role of
Islamic philosophy of education in aspiring holistic learning. Procedia - Social and Behavioral
Sciences, 5(0), 2113-2118. doi: 10.1016/j.sbspro.2010.07.423
motivation to learn and transfer of training in adult continuing education. (2012). Contemporary
Educational Psychology, 37(1), 33-46. doi: 10.1016/j.cedpsych.2011.09.003
40Cousins, P. D., & Menguc, B. (2006). The implications of socialization and integration
41 Alhija, F. N.-A., & Fresko, B. (2010). Socialization of new teachers: Does induction
activities and mentors’ attitudes. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 2(2), 2497
43 Suad Nasir, N. i., & Kirshner, B. (2003). The cultural construction of moral and civic
Organisasi Pengamal Pengurusan Kualiti Msiso 9001 Di Malaysia Raja Roslan Bin Raja Abd.
Rahman Abu Bakar Mohd. Yusof Institut Pengurusan Teknologi Dan Keusahawanan.
help seeking: The role of parents, teachers, and peers. Developmental Review, 20(3), 350-404.
47 Brody, L. E., & Benbow, C. P. (1986). Social and emotional adjustment of adolescents
extremely talented in verbal or mathematical reasoning. Journal of Youth and adolescence, 15(1),
1-18.
48 Bowman, M. A., Prelow, H. M., & Weaver, S. R. (2007). Parenting behaviors,
association with deviant peers, and delinquency in African American adolescents: A mediated-
moderation model. Journal of Youth and adolescence, 36(4), 517-527.
K : bilangan item
(SD\)² : variance of total scores (variance of the scores of all
the samples on one item)
∑(SD²)² : sum of item variances
Tabel 4.3: Uji korelasi (r2) bagi varibel untuk mengetahui hubungan variabel
bebas (x) dengan variabel terikat (y).
N Sig. (2-tailed) r2
100 .005 .280(**)
**Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
5.1 Pembahasan
Perbedaan pengaruh iklim institusi pendidikan dayah ditemukan
hampir sederhana. Hal ini disebabkan dari jumlah 208 responden 38.0% yang
secara langsung dipengaruhi oleh iklim institusi. Hanya 33.0% responden
yang memperoleh pengaruh iklim institusi lebih baik. Selebihnya adalah
5.2 Kesimpulan
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa iklim suatu institusi
pendidikan mempengaruhi kepribadian peserta didik. Pembelajaran yang
berlangsung dalam institusi pendidikan telah diletakkan sesuai tujuan
instruksional. Namun perlu diperhatikan suasana institusi pendidikan
mempengaruhi signifikan terhadap kepribadian peserta didik. Dapat
disimpulkan bahwa iklim institusi suatu pendidikan perlu direformasi agar
suasana dilingkungan institusi pendidikan dapat membantu dalam
membentuk kepribadian yang lebih sempurna. Hasil penelitian menunjukkan
iklim institusi pendidikan mempengaruhi pembentukan kepribadian pada
taraf signifikan. Terdapat beberapa implikasi yang dapat dirumuskan dari
penelitian ini. Temuan penelitian menunjukkan iklim institusi pendidikan
mengubah cara dan karakter peserta didik. Oleh karena itu, fokus perlu
diberikan pada iklim institusi bukan hanya mentransfer pengetahuan belaka.
Hasil penelitian dapat membawa pengaruh bagi individu bahkan komunitas
sosial karena mereka bahagian dari sistem sosial. Di samping itu, temuan ini
berimplikasi positif bagi institusi pendidikan dayah khususnya dan institusi
pendidikan pemerintah pada umumnya.
50 Aboebakar, N., M. 1989. Manajemen pendidikan orang dewasa dalam penataran P-4
di Kabupaten Daerah Tingkat II Bekasi. Tesis Sarjana. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Bandung.
Bibliografi
A.Hasyimy Qanun Meukuta Alam. (1985) Banda Aceh: Perpustakaan Hasyimi
Abdullah, Abdul Lateef, Hamzah, Azimi, Suandi, Turiman, Mohd Noah, Sidek,
Mastor, Khairul Anwar, Juhari, Rumaya, Manap, Jamiah. (2005). The
Muslim Religiosity-Personality Measurement Inventory (MRPI)'s
Religiosity Measurement Model: Towards Filling the Gaps in
Religiosity Research on Muslims. Pertanika Journal of Social Sciences &
Humanities, 13(2) 131-145.
Baba, S. Tajdid Ilmu dan Pendidikan (Vol. 1). Taman Setiawangsa. (2011).
Kuala Lumpur: Technowlogic Trading Bussiness Suites.
Balwi, M., & Koharuddin, M. (2004). Tradisi keilmuan dan pendidlkan dalam
tamadun melayu di Nusantara. Jurnal Kemanusiaan, 1, 48-62.
Briunessen, V., M. (1995) Kitab kuning; Pesantren dan tarekat, Jakarta: Mizan.
Ghozali, I., & Supomo, B. (2000). Metodologi Penelitian: Bahan kuliah Program
Studi Magister Akuntansi Universitas Diponegoro (tidak
dipublikasikan).
Haidt, J., Graham, J., & Joseph, C. (2009). Above and below left–right:
Ideological narratives and moral foundations. Psychological Inquiry,
20(2-3), 110-119.
Hassan, A., Suhid, A., Abiddin, N. Z., Ismail, H., & Hussin, H. (2010). The role of
Islamic philosophy of education in aspiring holistic learning. Procedia -
Social and Behavioral Sciences, 5(0), 2113-2118. doi:
10.1016/j.sbspro.2010.07.423
Hasyimy, A. Ulama Acheh: Mujahid Pejuang Kemerdekaan dan Pembangun
Tamadun Bangsa. (1997). Jakarta: Bulan Bintang.
Idris, S. Refleksi Pewarisan Nilai-nilai Budaya Aceh, Peta Pendidikan Dulu dan
sekarang (Vol. 58). (1998).
Ikhsan, A., & Ghozali, I. (2006). Metodologi Penelitian Untuk Akuntansi Dan
Manajemen. PT. Madju Medan Cipta, Medan.
Killen, M., & Smetana, J.G. (2006). Handbook of moral development: Lawrence
Erlbaum.
Krauss, S. E., Hamzah, A., & Juhari, R. (2005). The muslim religiosity-
personality inventory (MRPI): Towards understanding differences in
the Islamic religiosity among the Malaysian youth. Pertanika Journal of
Social Sciences & Humanities, 13(2), 173-186.
Kurdi, M. (Ed.). (2010). Ulama Aceh dalam melahirka human resource di Aceh
(1 ed.). Banda Aceh: Yayasan Aceh Mandiri.
Mattulada, I., Baihaqi, A.K, Abu Hamid. Agama Dan Perubahan Sosial (I ed.).
(1983). Jakarta: CV.Raja Wali.
Raja’al-Azdi, A. (2006). ‘Abd Allah Ibn ‘Awn (d. 151/768). Early Islam Between
Myth and History: Al-Ḥaṣan Al-Baṣrī (d. 110H/728CE) and the
Formation of His Legacy in Classical Islamic Scholarship, 62, 303.
Suad Nasir, N. i., & Kirshner, B. (2003). The cultural construction of moral and
civic identities. Applied Developmental Science, 7(3), 138-147.
Wenner, L. A., & Jackson, S. J. (2009). Sport, beer, and gender: Promotional
culture and contemporary social life (Vol. 17): Peter Lang.
Zakaria, A., Muhammad Ibrahim, Rusdi Sufi, Nasrudin Sulaiman, Isa Sulaiman,
Muhammad Thamrin Z, Teuku Ibrahim Alfia. Sejarah Pendidikan
Daerah Istimewa Aceh.(1984).Jakarta:Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan; Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan
Daerah.
Zuhairini, K., M. Ghafir. A & Fajar. Sejarah Pendidikan Islam. (1982). Jakarta
Bumi Aksara.