Anda di halaman 1dari 37

Release 10.

Analisis Kegagalan Poros Menggunakan ANSYS Release 10.0

AMINUL YAHYA SIREGAR (G1C005002)

MECHANICAL ENGINEERING

UNIVERSITy Of BENGKULU

2010
===ganbatte==

PERINGATAN !!!
Tidak ada hak cipta dalam karya ini, sehingga setiap
orang memiliki hak untuk mengumumkan atau
memperbanyak karya ini tanpa izin dari siapa pun.

Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan,


memamerkan, mengedarkan, atau membagikan secara
gratis karya ini semoga mendapatkan pahala yang
berlipat ganda dari Allah SWT.

aminulyah_ya@yahoo.com
Mechanical Engineering
University Of Bengkulu
===ganbatte==

Tampilan Windows DesignModeler ANSYS Workbench 10.0

Bidang Baru

Menu Pembebanan
Sketsa baru Koordinat
Pandangan
Koordinat Menu
Pemodelan
Tampilan Model
Sketsa &
pemodelan Pilihan
koordinat Model Windows

Detail Tampilan

Petunjuk

Fungsi-fungsi icon

Fungsi icon dapat digunakan untuk penempatan


fungsi pembebanan, kondisi tumpuan sesuai
dimana posisi yang akan kita gunakan

Icon ini dapat digunakan untuk fungsi


pembebanan pada titik (node) dari sistem
Icon ini dapat digunakan untuk fungsi
pembebanan pada garis
Icon ini dapat digunakan untuk fungsi
pembebanan pada permukaan (surface)
Icon ini dapat digunakan untuk fungsi
pembebanan pada seluruh simtem (body),
misalnya untuk pembebanan temperatur

aminulyah_ya@yahoo.com
Mechanical Engineering
University Of Bengkulu
===ganbatte==

Fungsi icon dapat digunakan untuk melihat


posisi dari gambar yang kita buat

Icon ini dapat digunakan untuk memutar


gambar secara keseluruhan
Icon ini dapat digunakan untuk
memindahkan gambar (move)
Icon ini dapat digunakan untuk
membesarkan gambar secara keseluruhan
Icon ini dapat digunakan untuk melihat
gambar secara isometri (keseluruhan)
Icon ini dapat digunakan untuk
membesarkan gambar pada bagian-bagian
tertentu
Icon ini dapat digunakan untuk
menampilkan garis koordinat pada lembar
gambar
Icon ini dapat digunakan untuk
menampilkan model yang kita buat
Icon ini dapat digunakan untuk melihat
gambar dari depan

Fungsi icon dapat digunakan untuk


membuat layar baru

Icon ini dapat digunakan untuk


membersihkan layar
Icon ini dapat digunakan untuk membuka
folder tempat penyimpanan file
Icon ini dapat digunakan untuk “save”

Icon ini dapat digunakan untuk “save as”

Icon ini dapat digunakan untuk mengambil


gambar dalam format JPEG

aminulyah_ya@yahoo.com
Mechanical Engineering
University Of Bengkulu
===ganbatte==

Icon ini dapat digunakan untuk memilih


koordinat apa yang akan kita gunakan

Icon ini dapat digunakan untuk membuat


koordinat yang baru
Icon ini dapat digunakan untuk membuat
sketsa baru
Icon ini dapat digunakan untuk mengimpor
gambar dan klik generate untuk
menampilkan hasil impor gambar
Icon ini dapat digunakan untuk
menebalkan gambar dari 2D menjadi 3D

Icon ini dapat digunakan untuk memutar


gambar dalam 2D menjadi 3D

Fungsi icon yang ada pada sketching adalah sebagai berikut :


- Draw (untuk pembuatan model) - Modify

- Dimensions (untuk memberikan ukuran) - Constraint (tumpuan)

aminulyah_ya@yahoo.com
Mechanical Engineering
University Of Bengkulu
===ganbatte==

Tampilan Windows Simulation ANSYS Workbench 10.0

Fungsi icon dapat digunakan untuk fungsi


pembebanan dan syarat batas pada sistem

Icon ini dapat digunakan untuk


pembebanan percepatan
Icon ini dapat digunakan untuk standar
gravitasi
Icon ini dapat digunakan untuk kecepatan
putaran (rad/s)
Icon ini dapat digunakan untuk
pembebanan akibat tekanan
Icon ini dapat digunakan untuk
pembebanan akibat gaya yang bekerja

Icon ini dapat digunakan untuk


pembebanan akibat adanya gaya bearing
Icon ini dapat digunakan untuk
pembebanan akibat baut
Icon ini dapat digunakan untuk
pembebanan akibat momen
Icon ini dapat digunakan untuk jenis
tumpuan jepit
Icon ini dapat digunakan untuk jenis
perpindahan yang terjadi
Icon ini dapat digunakan untuk jenis
tumpuan dalam silinder

aminulyah_ya@yahoo.com
Mechanical Engineering
University Of Bengkulu
===ganbatte==

Icon ini dapat digunakan untuk


pembebanan akibat suhu
Icon ini dapat digunakan untuk fungsi
pembebanan perpindahan panas konveksi
Icon ini dapat digunakan untuk fungsi
pembebanan temperatur
Icon ini dapat digunakan untuk fungsi
pembebanan perpindahan panas radiasi
Icon ini dapat digunakan untuk fungsi
pembebanan perubahan panas

Icon ini dapat digunakan untuk fungsi


pembebanan aliran panas

Icon ini dapat digunakan untuk analisis


elektromagnetik
Icon ini dapat digunakan untuk membuka
folder tempat penyimpanan file
Icon ini dapat digunakan untuk analisis
konduktor

Solution

Icon ini dapat digunakan untuk


membersihkan layar
Icon ini dapat digunakan untuk membuka
folder tempat penyimpanan file
Icon ini dapat digunakan untuk analisis
tegangan
Icon ini dapat digunakan untuk analisis
kegagalan
Icon ini dapat digunakan untuk analisis
frekuensi, modus getar

aminulyah_ya@yahoo.com
Mechanical Engineering
University Of Bengkulu
===ganbatte==

Fungsi icon dapat digunakan untuk analisis


tegangan

Icon ini dapat digunakan untuk analisis


tegangan (von-mises)
Icon ini dapat digunakan untuk Tegangan
maksimum utama
Icon ini dapat digunakan untuk tegangan
geser maksimum
Icon ini dapat digunakan untuk analisis
tegangan utama ditengah-tangah
Icon ini dapat digunakan untuk analisis
tegangan utama minimum

Icon ini dapat digunakan untuk analisis


tegangan intensitas
Icon ini dapat digunakan untuk analisis
tegangan normal
Icon ini dapat digunakan untuk analisis
tegangan geser
Icon ini dapat digunakan untuk analisis
tegangan vector utama
Icon ini dapat digunakan untuk analisis
tegangan struktur error

aminulyah_ya@yahoo.com
Mechanical Engineering
University Of Bengkulu
===ganbatte==

Fungsi icon dapat digunakan untuk analisis


regangan

Icon ini dapat digunakan untuk analisis


regangan (von-mises)
Icon ini dapat digunakan untuk regangan
maksimum utama
Icon ini dapat digunakan untuk regangan
geser maksimum
Icon ini dapat digunakan untuk analisis
tegangan utama ditengah-tangah
Icon ini dapat digunakan untuk analisis
regangan utama minimum

Icon ini dapat digunakan untuk analisis


regangan intensitas
Icon ini dapat digunakan untuk analisis
regangan normal
Icon ini dapat digunakan untuk analisis
regangan geser
Icon ini dapat digunakan untuk analisis
regangan vector utama
Icon ini dapat digunakan untuk analisis
regangan thermal
Icon ini dapat digunakan untuk analisis
regangan equivalent plastis

Icon ini dapat digunakan untuk analisis


deformasi.
Icon ini dapat digunakan untuk analisis
deformasi secara keseluruhan.
Icon ini dapat digunakan untuk analisis
deformasi searah sumbu x, y, z.

aminulyah_ya@yahoo.com
Mechanical Engineering
University Of Bengkulu
===ganbatte==

Icon ini dapat digunakan untuk membuat


material baru
Icon ini dapat digunakan untuk mengimpor
material
Icon ini dapat digunakan untuk
mengekspor material
Icon ini dapat digunakan untuk
memberikan nama material yang kita
gunakan. Ex. ASTM A 668 Class D

Icon ini dapat digunakan untuk


memasukkan input data material yang kita
miliki, misalnya seperti : modulus
elastisitas, poison ratio, density dll..

Setelah memasukkan input data material,


kondisi tumpuan, gaya-gaya yang bekerja,
maka langkah selanjutnya adalah
menganalisis dengan cara klik icon solve
Gambar ini memberikan petunjuk bahwa
ANSYS sedang melakukan analisis pada
system.

aminulyah_ya@yahoo.com
Mechanical Engineering
University Of Bengkulu
===ganbatte==

Pemodelan yang dilakukan dalam tutorial ANSYS Workbench 10.0 ini


dibantu dengan program lain seperti AutoCAD 2008 untuk pemodelan poros
dalam bentuk 3 dimensi.
Pemodelan Dengan AutoCAD
1. Memulai membuat gambar, dalam tutorial ini membuat gambar poros.
Untuk membuat poros kita harus membuat setengah bagian poros
terlebih dahulu dengan memasukkan ukuran seperti pada gambar 1.1.

Gambar 1.1. Tampilan setengah poros


2. Setelah kita membuat setengah bagian poros, maka langsung di revolve
untuk pembuatan poros dalam 3 dimensi seperti pada gambar 1.2.

Gambar 1.2. Tampilan poros dalam bentuk 3 dimensi

aminulyah_ya@yahoo.com
Mechanical Engineering
University Of Bengkulu
===ganbatte==

3. Setelah kita buat kondisi poros dalam 3 dimensi, klik file – eksport dengan
format “sat” Gambar 1.3.

Gambar 1.3. Eksport data dengan format “sat”


4. Pemodelan poros selesai dibuat.

Memulai Program ANSYS Workbench 10.0


1. langkah awal yang dilakukan untuk memulai menggunakan program
ANSYS Workbench 10.0 klik All Program – ANSYS 10.0 - ANSYS Workbench
seperti pada Gambar 1.4.

Gambar 1.4. memulai menggunakan ANSYS Workbench


2. Pilih New – Geometry

Gambar 1.5. Menu startup ANSYS Workbench

aminulyah_ya@yahoo.com
Mechanical Engineering
University Of Bengkulu
===ganbatte==

3. Pilih OK untuk menentukan ukuran.


Sebelum membuat suatu pemodelan kita harus menentukan ukuran apa
yang akan digunakan pada gambar yang akan kita buat seperti pada Gambar 1.6.

Gambar 1.6. menu ANSYS Workbench memilih ukuran


Menentukan Koordinat

1. Pilih XY Plane untuk memilih koordinat gambar. Kemudian klik icon


untuk memulai menggambar.

Gambar 1.7. Menu ANSYS Workbench memilih koordinat

aminulyah_ya@yahoo.com
Mechanical Engineering
University Of Bengkulu
===ganbatte==

Gambar 1.8. Tampilan sketching plane

2. Sketching. Merubah dari modeling ke sketching dan pilih sketching tab.


Kemudian klik Line untuk memulai membuat gambar.

Gambar 1.9. Tampilan sketching Toolbar

3. Setelah menentukan koordinat pada ANSYS, langkah selanjutnya adalah


mengimpor hasil gambar dari AutoCAD ke ANSYS dengan cara klik file –
import eksternal geometri file – open dan klik gambar yang telah
disimpan Gambar 1.10. kemudian klik generate pada ANSYS atau klik icon
( )

aminulyah_ya@yahoo.com
Mechanical Engineering
University Of Bengkulu
===ganbatte==

Gambar 1.10. Mengimport poros dari AutoCAD ke ANSYS


4. Sehingga import poros dari AutoCAD ke ANSYS selesai dilakukan seperti
pada Gambar 1.11.

Gambar 1.11. Hasil gambar impor gambar dari AutoCAD

Simulasi Poros

Setelah selesai pembuatan model poros dalam bentuk 3D langkah


selanjutnya adalah

1. Menentukan kondisi tumpuan dan pembebanan yang bekerja pada poros


dengan cara klik project – new simulation akan muncul windows seperti
pada Gambar 1.12.

aminulyah_ya@yahoo.com
Mechanical Engineering
University Of Bengkulu
===ganbatte==

2. Kemudian masukkan nilai property material dengan klik data atau klik
icon ( ), setelah klik icon data maka akan mucul windows input data
material seperti pada Gambar 1.13 dan masukkan nilai property material
ASTM A 668 yang digunakan seperti modulus elastisitas, poison ratio,
density, thermal expantion.

Gambar 1.12. Windows untuk simulasi

Gambar 1.13. Nilai property material ASTM A 668

aminulyah_ya@yahoo.com
Mechanical Engineering
University Of Bengkulu
===ganbatte==

3. Tumpuan yang digunakan pada poros menggunakan tumpuan jepit pada


ujung-ujung poros. Untuk pendefinisian tumpuan (constraint) klik kanan
pada environment – insert – plih fixed support Gambar 1.14.

4. Kemudian klik icon face pada toollbar untuk memberikan tumpuan pada
permukaan ujung poros seperti pada Gambar1.15. dan klik poros yang
akan diberikan tumpuan dengan fixed support dan klik apply pada detail
fixed support seperti pada Gambar 1.16. Dengan cara yang sama untuk
pembuatan tumpuan jepit satu lagi karena pada poros menggunakan dua
tumpuan jepit.

Gambar 1.14. Pemberian tumpuan

Gambar 1.15. Icon face pada toolbar

aminulyah_ya@yahoo.com
Mechanical Engineering
University Of Bengkulu
===ganbatte==

Gambar 1.16. Poros yang telah diberi tumpuan jepit

Pembebanan (Force)

Untuk memberikan fungsi pembebanan yang bekerja pada poros adalah


dengan program ANSYS Workbench 10.0 adalah sebagai berikut :

1. Langkah awal yang dilakukan adalah klik environment – insert – force


seperti pada Gambar 1.17. Kemudian klik icon face pada toollbar untuk
memberikan posisi gaya yang terjadi pada poros karena sensor proximity probe
terletak pada permukaan poros searah sumbu x dan y, maka besar gaya yang
bekerja juga searah sumbu x dan y seperti pada Gambar 1.15.

Gambar 1.17. Input data untuk gaya

aminulyah_ya@yahoo.com
Mechanical Engineering
University Of Bengkulu
===ganbatte==

2. Kemudian klik poros yang memiliki besar gaya searah sumbu x dan klik
dimana posisi gaya yang akan diberikan kemudian klik apply pada detail force
dan masukkan besar gaya (force) yang terjadi pada poros. Langkah yang sama
dilakukan untuk memasukkan besar gaya (force) searah sumbu y, karena sensor
proximity probe yang diberikan searah sumbu x dan y sehingga besar gaya yang
bekerja pada poros juga harus searah sumbu x dan y seperti pada Gambar 1.18.

Gambar 1.18. Kondisi gaya pada poros searah sumbu x dan y

Dengan mengetahui besar perpindahan (displacement) yang terjadi pada


poros, maka dapat dirubah dari besar perpindahan (displacement) ke percepatan
linear dan kemudian dapat langsung ditentukan besar inersia dari poros tersebut
dengan input data pada ANSYS Workbench 10.0 melawan arah pergerakan dari
poros tersebut agar kondisi poros dalam keadaan statik (diam) dengan besar
inersia 5445,6 N. Seperti pada Gambar 1.19.

aminulyah_ya@yahoo.com
Mechanical Engineering
University Of Bengkulu
===ganbatte==

Gambar 1.19. Inersia poros

Simulasi dan Analisis Poros


1. Sebelum dianalis kondisi pembagian elemen (mesh) juga harus
diperhatikan. Pembagian elemen yang digunakan dalam analisis poros ini
menggunakan konsep tiga dimensi (tetrahedron) seperti pada Gambar
1.20, dengan memasukkan ukuran dari elemen yang kita inginkan.
Semakin banyaknya pembagian elemen, maka kondisi sistem akan
mendekati keadaan yang sebenarnya.

Gambar 1.20. pembagian nodal dan elemen (mesh)

aminulyah_ya@yahoo.com
Mechanical Engineering
University Of Bengkulu
===ganbatte==

2. Setelah menentukan input data dan dilakukan pembagian nodal dan


elemen (mesh), langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menentukan
apa saja yang akan dianalisis pada poros seperti: modus getar, tegangan
dan regangan normal, tegangan dan regangan geser, tegangan geser
maksimum. Untuk menentukan apa saja yang akan dianalisis dengan cara
klik kanan pada solution – insert – frequency finder untuk mengetahui
modus getar yang terjadi pada poros seperti pada Gambar 1.20. untuk
menentukan apa saja yang akan dianalisis pada poros dengan cara klik
kanan pada solution – insert maka tentukan apa saja yang akan dianalisis
seperti: modus getar, tegangan dan regangan normal, tegangan dan
regangan geser, total deformasi, deformasi searah sumbu x, deformasi
searah sumbu y, deformasi searah sumbu z, kerusakan yang terjadi pada
poros, faktor keamanan (safety factor).

Gambar 1.20. Memasukkan apa yang akan dianalisis

3. Setelah menentukan pemodelan, pembagian elemen (mesh), syarat


batas, pembebanan yang bekerja pada poros, maka klik solve untuk
melakukan analisis menggunakan ANSYS Workbench 10.0.

4. Hasil Analisis ANSYS Workbench 10.0.

aminulyah_ya@yahoo.com
Mechanical Engineering
University Of Bengkulu
===ganbatte==

Tegangan Geser Maksimum Tegangan Normal

Tegangan Geser Regangan Geser Maksimum

Regangan Normal Regangan Geser

Struktur Error Total Deformasi

aminulyah_ya@yahoo.com
Mechanical Engineering
University Of Bengkulu
===ganbatte==

Deformasi searah sumbu x Deformasi searah sumbu y

Deformasi searah sumbu z Modus Getar ke-1

Modus Getar ke-2 Modus Getar ke-3

Modus Getar ke-4 Modus Getar ke-5

aminulyah_ya@yahoo.com
Mechanical Engineering
University Of Bengkulu
===ganbatte==

Modus Getar ke-6 Modus Getar ke-7

Modus Getar ke-8 Modus Getar ke-9

Modus Getar ke-10 Tegangan Utama


Gambar 1.21. kondisi poros setelah dianalisis
Untuk melihat hasil analisis yang dilakukan dengan program ANSYS
Workbench 10.0 klik report preview – tulis nama author, subject, Prepared for –
generate.

aminulyah_ya@yahoo.com
Mechanical Engineering
University Of Bengkulu
===ganbatte==

Project
Author

Aminul Yahya Siregar

Subject

Analisis Kegagalan Poros

Prepared For

Dedi Suryadi, ST,. MT.

Project Created

Friday, December 04, 2009 at 9:19:55 PM

Project Last Modified

Tuesday, December 22, 2009 at 5:29:40 PM

Report Created

Wednesday, December 23, 2009 at 5:33:47 PM

Software Used

ANSYS 10.0

Database

F:\PINDAHAN My DOC 151209\ansys poros\POROS TA AMINUL JADI edit 1.dsdb

aminulyah_ya@yahoo.com
Mechanical Engineering
University Of Bengkulu
===ganbatte==

1. Summary

This report documents design and analysis information created and maintained using the ANSYS®
engineering software program. Each scenario listed below represents one complete engineering
simulation.

Scenario 1

 Based on the DesignModeler part "F:\PINDAHAN My DOC 151209\ansys poros\POROS


TA AMINUL.agdb".
 Considered the effect of structural loads and structural supports.
 Calculated structural, frequency and fatigue results.
 No convergence criteria defined.
 No alert criteria defined.
 See Scenario 1 below for supporting details and Appendix A1 for corresponding figures.

aminulyah_ya@yahoo.com
Mechanical Engineering
University Of Bengkulu
===ganbatte==

2. Introduction

The ANSYS CAE (Computer-Aided Engineering) software program was used in conjunction with
3D CAD (Computer-Aided Design) solid geometry to simulate the behavior of mechanical bodies
under thermal/structural loading conditions. ANSYS automated FEA (Finite Element Analysis)
technologies from ANSYS, Inc. to generate the results listed in this report.

Each scenario presented below represents one complete engineering simulation. The definition of
a simulation includes known factors about a design such as material properties per body, contact
behavior between bodies (in an assembly), and types and magnitudes of loading conditions. The
results of a simulation provide insight into how the bodies may perform and how the design might
be improved. Multiple scenarios allow comparison of results given different loading conditions,
materials or geometric configurations.

Convergence and alert criteria may be defined for any of the results and can serve as guides for
evaluating the quality of calculated results and the acceptability of values in the context of known
design requirements.

 Solution history provides a means of assessing the quality of results by examining


how values change during successive iterations of solution refinement.Convergence
criteria sets a specific limit on the allowable change in a result between iterations. A
result meeting this criteria is said to be "converged".
 Alert criteria define "allowable" ranges for result values. Alert ranges typically
represent known aspects of the design specification.

All values are presented in the "Metric (mm, kg, N, °C, s, mV, mA)" unit system.

Notice

Do not accept or reject a design based solely on the data presented in this report. Evaluate
designs by considering this information in conjunction with experimental test data and the
practical experience of design engineers and analysts. A quality approach to engineering design
usually mandates physical testing as the final means of validating structural integrity to a
measured precision.

aminulyah_ya@yahoo.com
Mechanical Engineering
University Of Bengkulu
===ganbatte==

3. Scenario 1

3.1. "Model"
"Model" obtains geometry from the DesignModeler part "F:\PINDAHAN My DOC 151209\ansys
poros\POROS TA AMINUL.agdb".

 The bounding box for the model measures 1,020.0 by 3,727.88 by 1,020.0 mm along
the global x, y and z axes, respectively.
 The model has a total mass of 8,508.41 kg.
 The model has a total volume of 1.08×109 mm³.

Table 3.1.1. Bodies

Nonlinear
Bounding Mass Volume
Name Material Material Nodes Elements
Box(mm) (kg) (mm³)
Effects

"Alloy 1,020.0,
"Poros
Steel Yes 3,727.88, 8,508.41 1.08×109 7997 4347
vertikal"
ASTM A" 1,020.0

3.1.1. Mesh

 "Mesh", associated with "Model" has a curvature/proximity value of -100.


 "Mesh", has an element size of 2,000.0 mm.
 "Mesh" uses standard shape checking.
 "Mesh" uses a program controlled method for selecting high or low order elements for
solids.
 "Mesh" uses active assembly for initial size seed.
 "Mesh" contains 7997 nodes and 4347 elements.

Table 3.1.1.1. Method Controls

Name Shape Associated Bodies

"Method" All Tetraedrons "Poros vertikal"

3.2. "Environment"
Simulation Type is set to Static

Analysis Type is set to Free Vibration With Pre-Stress

"Environment" contains all loading conditions defined for "Model" in this scenario.

aminulyah_ya@yahoo.com
Mechanical Engineering
University Of Bengkulu
===ganbatte==

3.2.1. Structural Loading


Table 3.2.1.1. Structural Loads

Reactio
Reactio Reactio
Magnitud Reactio n
Name Type Vector n Force n
e n Force Moment
Vector Moment
Vector

Surfac [824.0 N x,
"Fx" 824.0 N N/A N/A N/A N/A
e Force 0.0 N y,0.0 N z]

[0.0 N x,
Surfac
"Fy" 856.0 N 856.0 N y,0.0 N z N/A N/A N/A N/A
e Force
]

"Inersia Surfac [-6,252.4 N x,


6,252.4 N N/A N/A N/A N/A
" e Force 0.0 N y,0.0 N z]

3.2.2. Structural Supports


Table 3.2.2.1. Structural Supports

Reaction Reaction Force Reaction Reaction Moment


Name Type
Force Vector Moment Vector

[1,762.46 N x, - [7,364.95 N—mm x,


"Tumpuan Fixed
1,799.57 N 363.56 N y, - 1.9×106 N—mm 34,285.12 N—mm y,
Jepit 1" Surface
0.11 N z] 1.9×106 N—mm z]

[3,665.91 N x, - [-7,826.86 N—mm x, -


"Tumpuan Fixed
3,698.84 N 492.44 N y, 3.01×106 N—mm 59,137.62 N—mm y, -
Jepit 2" Surface
0.11 N z] 3.01×106 N—mm z]

NOTE: If a body contains two or more supports that share an edge or vertex, use caution in
evaluating the listed reaction forces at those supports. Calculation of reaction forces includes the
forces acting along bounding edges and vertices. When supports share edges or vertices the
global summation of forces may not appear to balance.

3.3. "Solution"
Solver Type is set to Program Controlled

Weak Springs is set to Program Controlled

Large Deflection is set to Off

"Solution" contains the calculated response for "Model" given loading conditions defined in
"Environment".

aminulyah_ya@yahoo.com
Mechanical Engineering
University Of Bengkulu
===ganbatte==

 Thermal expansion calculations use a constant reference temperature of 22.0 °C for


"Poros vertikal". Theoretically, at a uniform temperature of 22.0 °C no strain results
from thermal expansion or contraction.

3.3.1. Structural Results


Table 3.3.1.1. Values

Minimum Maximum
Alert
Name Scope Orientation Minimum Maximum Occurs Occurs
Criteria
On On

"Maximum
7.27×10- Poros Poros
Shear "Model" Global 6 0.11 MPa None
MPa vertikal vertikal
Stress"

"Normal Poros Poros


"Model" X Axis -0.14 MPa 0.11 MPa None
Stress" vertikal vertikal

"Shear -4.64×10- Poros Poros


"Model" XY Plane 2 0.07 MPa None
Stress" MPa vertikal vertikal

"Maximum
9.38×10- 1.42×10- Poros Poros
Shear Elastic "Model" Global 11 None
mm/mm 6 mm/mm vertikal vertikal
Strain"

"Normal
-6.36×10- 5.25×10- Poros Poros
Elastic "Model" X Axis 7 7 None
mm/mm mm/mm vertikal vertikal
Strain"

"Shear
-5.99×10- 9.36×10- Poros Poros
Elastic "Model" XY Plane 7 7 None
mm/mm mm/mm vertikal vertikal
Strain"

"Structural 5.11×10- Poros Poros


"Model" Global 12 1.13×10-2 None
Error" vertikal vertikal

"Total 1.76×10- Poros Poros


"Model" Global 0.0 mm 3 None
Deformation" mm vertikal vertikal

"Directional -1.76×10- 2.27×10- Poros Poros


"Model" X Axis 3 6 None
Deformation" mm mm vertikal vertikal

"Directional
-2.62×10- 2.87×10- Poros Poros
Deformation "Model" Y Axis 4 4 None
mm mm vertikal vertikal
2"

"Directional
-9.69×10- 1.02×10- Poros Poros
Deformation "Model" Z Axis 5 4 None
mm mm vertikal vertikal
3"

aminulyah_ya@yahoo.com
Mechanical Engineering
University Of Bengkulu
===ganbatte==

"Equivalent 1.26×10- Poros Poros


"Model" Global 5 0.19 MPa None
Stress" MPa vertikal vertikal

"Maximum
-2.99×10- Poros Poros
Principal "Model" Global 2 0.16 MPa None
MPa vertikal vertikal
Stress"

"Minimum
3.1×10- Poros Poros
Principal "Model" Global -0.16 MPa 2 None
MPa vertikal vertikal
Stress"

"Maximum
Principal -3.61×10- 7.07×10- Poros Poros
"Model" Global 9 7 None
Elastic mm/mm mm/mm vertikal vertikal
Strain"

"Minimum
Principal -8.02×10- 3.04×10- Poros Poros
"Model" Global 7 9 None
Elastic mm/mm mm/mm vertikal vertikal
Strain"

"Equivalent
6.3×10- 9.59×10- Poros Poros
Elastic "Model" Global 11 None
mm/mm 7 mm/mm vertikal vertikal
Strain"

"Normal Poros Poros


"Model" Y Axis -0.14 MPa 0.15 MPa None
Stress 2" vertikal vertikal

"Normal -9.41×10- Poros Poros


"Model" Z Axis 2 0.1 MPa None
Stress 3" MPa vertikal vertikal

 Convergence tracking not enabled.

3.3.2. Fatigue Results


Table 3.3.2.1. Definition

Fatigue Mean
Scale Analysis Stress Input
Name Strength Type Stress
Factor Type Component Type
Factor Theory

Local -
"Fatigue Fully Equivalent
0.2 1.5 Stress None Elastic
Tool" Reversed (Von-Mises)
Linear

Table 3.3.2.2. Fatigue Tool

aminulyah_ya@yahoo.com
Mechanical Engineering
University Of Bengkulu
===ganbatte==

Table 3.3.2.3. Fatigue Tool

Table 3.3.2.4. Results

aminulyah_ya@yahoo.com
Mechanical Engineering
University Of Bengkulu
===ganbatte==

Design Alert
Name Scope Type Minimum Maximum
Life Criteria

"Life" "Model" Life 1,000,000.0 N/A None

"Damage" "Model" Damage 20.0 N/A 2.0×10-5 None

"Safety Safety
"Model" 20.0 15.0 N/A None
Factor" Factor

 Convergence tracking not enabled.

3.3.3. Frequency Results

Frequency results apply to all active bodies in "Model".

Table 3.3.3.1. First 10 Natural Frequencies

Name Mode Frequency Alert Criteria

"1st Frequency Mode In Range" 1 181.3 Hz none

"2nd Frequency Mode In Range" 2 181.34 Hz none

"3rd Frequency Mode In Range" 3 392.63 Hz none

"4th Frequency Mode In Range" 4 446.44 Hz none

"5th Frequency Mode In Range" 5 446.82 Hz none

"6th Frequency Mode In Range" 6 672.26 Hz none

"7th Frequency Mode In Range" 7 788.12 Hz none

"8th Frequency Mode In Range" 8 788.65 Hz none

"9th Frequency Mode In Range" 9 873.19 Hz none

"10th Frequency Mode In Range" 10 883.74 Hz none

3.3.4. Parameter Manager

No parameters defined.

aminulyah_ya@yahoo.com
Mechanical Engineering
University Of Bengkulu
===ganbatte==

Appendices

A1. Scenario 1 Figures

A2. Definition of "Alloy Steel ASTM A"


Table A2.1. "Alloy Steel ASTM A" Constant Properties

Name Value

Compressive Ultimate Strength 0.0 MPa

Compressive Yield Strength 304.0 MPa

Density 7.85×10-6 kg/mm³

Poisson's Ratio 0.29

Tensile Yield Strength 304.0 MPa

Tensile Ultimate Strength 510.0 MPa

Young's Modulus 200,000.0 MPa

Thermal Expansion 1.2×10-5 1/°C

Table A2.2. Alternating Stress

aminulyah_ya@yahoo.com
Mechanical Engineering
University Of Bengkulu
===ganbatte==

Mean Value 0.0

Table A2.3. "Alternating Stress"

Cycles Alternating Stress

10.0 3,999.0 MPa

20.0 2,827.0 MPa

50.0 1,896.0 MPa

100.0 1,413.0 MPa

200.0 1,069.0 MPa

2,000.0 441.0 MPa

10,000.0 262.0 MPa

20,000.0 214.0 MPa

100,000.0 138.0 MPa

aminulyah_ya@yahoo.com
Mechanical Engineering
University Of Bengkulu
===ganbatte==

200,000.0 114.0 MPa

1,000,000.0 86.2 MPa

Table A2.4. Strain-Life Parameters

Table A2.5. "Strain-Life Parameters"

Strength Coefficient 920.0 MPa

Strength Exponent -0.11

Ductility Coefficient 0.21

Ductility Exponent -0.47

Cyclic Strength Coefficient 1,000.0 MPa

Cyclic Strain Hardening Exponent 0.2

aminulyah_ya@yahoo.com
Mechanical Engineering
University Of Bengkulu
===ganbatte==

A3. Distributing This Report


The following table lists the files that you need to include for posting this report to an Internet or
Intranet web server or for moving this report to a different location. Store all files in the same
folder as the HTML page.

This report was originally generated in the folder "C:\Documents and Settings\Aminul Yahya
Siregar\Application Data\Ansys\v100\".

Table A3.1. Files Included In This Report

File Name Description

"DSReport.htm" This HTML page.

"StyleSheet.css" The Cascading Style Sheet used to format the HTML page.

"AnsCompanyLogo.gif" The ANSYS image displayed at the top of the title page.

"Table0001.png" Table 3.3.2.2. "Solution" Fatigue Tool

"Table0002.png" Table 3.3.2.3. "Solution" Fatigue Tool

"Table0003.png" Table A2.2. "Alternating Stress" Alternating Stress

"Table0004.png" Table A2.4. "Strain-Life Parameters" Strain-Life Parameters

====================SELAMAT MENCOBA====================
_Ganbatte_

aminulyah_ya@yahoo.com
Mechanical Engineering
University Of Bengkulu

Anda mungkin juga menyukai