Crs Kesling
Crs Kesling
Oleh :
Nurlia Astari
1210312108
Preseptor :
dr. Husna Yetti , PhD
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2016
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Kesehatan masyarakat merupakan masalah kesehatan yang sampai saat ini masih
terjadi di Indonesia. Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu:
lingkungan, perilaku, manusia, dan pelayanan kesehatan. Sampai saat ini diketahui bahwa
permasalahan penyakit terbanyak yang terdapat di Indonesia masih didominasi oleh
penyakit yang erat kaitannya dengan masalah kesehatan lingkungan.
1.4.Batasan Masalah
Makalah ini membahas mengenai program kesehatan lingkungan, pencapaian
program dan permasalahan kesehatan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Ambacang.
1.5.Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk kepada berbagai
literatur, laporan tahunan Puskesmas Ambacang, laporan bulanan Puskesmas Ambacang, dan
diskusi dengan pemegang program kesehatan lingkungan di Puskesmas Ambacang.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Kesehatan menurut WHO adalah keadaan yang meliputi kesehatan fisik, mental, dan
sosial. Sedangkan menurut UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, kesehatan
adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Permasalahan kesehatan disebabkan oleh banyak hal. yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan
medis dan keturunan.
Kesehatan lingkungan sendiri didefinisikan sebagai suatu keseimbangan ekologi yang
harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari
manusia.2,3Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia), kesehatan
lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi
yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas
hidup manusia yang sehat dan bahagia.
A. Menurut WHO :
5
2.3. Syarat - Syarat Fasilitas dalam Kesehatan Lingkungan di Indonesia
1) Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air
yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
2) Pembuangan Kotoran/Tinja
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai
berikut :
a. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi.
b. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air
atau sumur.
c. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan.
d. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain.
e. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang benar-benar
diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin.
f. Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang.
g. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.
3) Kesehatan Pemukiman
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut
(UU No 23/1992):
a. Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu pencahayaan, sirkulasi udara, ruang gerak
yang cukup, dan terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
b. Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu privasi yang cukup, komunikasi yang sehat
antar anggota keluarga dan penghuni rumah.
6
c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah
dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas
vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar
matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping
pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena
keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan,
konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung
membuat penghuninya jatuh tergelincir.
4) Pembuangan Sampah
Teknik pengelolaan sampah yang baik harus memperhatikan faktor-faktor/unsur (UU
No 23/1992):
a. Penimbunan sampah.
b. Penyimpanan sampah.
c. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali.
d. Pengangkutan
e. Pembuangan
7
6) Pencemaran Lingkungan
Masalah out door pollution atau pencemaran udara di luar rumah, berbagai analisis
data menunjukkan bahwa ada kecenderungan peningkatan. Pembakaran hutan untuk dibuat
lahan pertanian atau sekedar diambil kayunya ternyata membawa dampak serius, misalnya
infeksi saluran pernafasan akut, iritasi pada mata, terganggunya jadwal penerbangan, dan
terganggunya ekologi hutan.1
a. Lokasi tempat tinggal yang dianjurkan sebaiknya tidak pada daerah rawan banjir,
bekas pembuangan akhir sampah, bekas pertambangan.
b. Kepadatan hunian
Kebutuhan ruang tidur per orang hendaklah mencapai 8 m2 dan tidak dianjurkan
digunakan lebih dari 2 orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak di bawah
umur 5 tahun
c. Jenis lantai
Jenis lantai yang baik adalah kedap air dan mudah dibersihkan
d. Pencahayaan
8
Pada pencahayaan alamiah, hendaklah memiliki jalan masuk cahaya (sekurang-
kurangnya 15 % hingga 20 % dari luas lantai dalam ruangan rumah).
e. Ventilasi
Ventilasi alamiah hendaknya mencapai 10 % dari luas lantai.
f. Air bersih
Syarat-syarat kualitas air bersih di antaranya adalah sebagai berikut:
Syarat fisik: Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna.
Syarat mikrobiologis: Air harus bebas dari segala bakteri terutama bakteri patogen.
Lakukan pemeriksaan sampel, jika dari 100 cc terdapat kurang dari 4 bakteri E.coli,
maka air memenuhi syarat kesehatan.
g. Kepemilikan jamban/WC, kakus, dan Septic tank
Jarak pembuatan septic tank yaitu jaraknya terhadap sumber air bersih. harus lebih
dari 10 m.
h. Adanya Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL), saluran got, pengelolaan sampah.
9
2.5.Penyakit Berbasis Lingkungan
Penyakit Berbasis Lingkungan adalah suatu kondisi patologis berupa kelainan fungsi
atau morfologi suatu organ tubuh yang disebabkan oleh interaksi manusia dengan segala
sesuatu disekitarnya yang memiliki potensi penyakit.basis lingkungan. Masih tingginya
penyakit berbasis lingkungan antara lain disebabkan oleh faktor lingkungan serta prilaku
hidup bersih dan sehat yang masih rendah. Berdasarkan aspek sanitasi tingginya angka
penyakit berbasis lingkungan banyak disebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan air bersih
masyarakat, pemanfaatan jamban yang masih rendah, tercemarnya tanah air dan udara karena
limbah rumah tangga, limbah industri, limbah pertanian, sarana transport serta lingkungan
fisik yang memungkinkan.2 Beberapa penyakit berbasis lingkungan adalah sebagai berikut:
1. ISPA
2. Diare
3. Penyakit Infeksi Kulit
4. Malaria
5. DBD
6. Cacingan
7. TB Paru
8. Filariasis
9. Keracunan makanan/minuman/pestisida
10. Keluhan akibat lingkungan yang buruk/akibat kerja
10
BAB 3
ANALISA SITUASI
Puskesmas Ambacang Kuranji didirikan pada tanggal 5 Juli 2006. Kepala puskesmas
pertama adalah dr. Dewi Susanti Febri. Saat itu puskesmas hanya memiliki 15 orang staf.
Dokter Dewi Susanti Febri menjabat sebagai kepala puskesmas sampai bulan Maret 2009,
dilanutkan oleh dr. Hj. May Happy sampai tahun 2012. Sejak saat itu sampai sekarang
Kuranji, Kota Padang. Awalnya, pelaksanaan program puskesmas ini masih bekerja sama
dengan Puskesmas Kuranji karena empat kelurahan yang merupakan wilayah kerjanya saat
itu termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Kuranji. Pada tahun 2006, Puskesmas
Ambacang Kuranji telah berdiri sendiri dan melaksanakan program kerjanya secara mandiri
dan berkesinambungan.
Puskesmas Ambacang Kuranji terletak pada 0° 55' 25.15" Lintang Selatan dan +100°
23' 50.14" Lintang Utara dengan luas wilayah kerja Puskesmas Ambacang Kuranji sekitar 12
km2. Wilayah kerja Puskesmas Ambacang terdiri dari empat kelurahan yaitu: Kelurahan
Pasar Ambacang, Kelurahan Anduring, Kelurahan Ampang, dan Kelurahan Lubuk Lintah.
11
Gambar 3.1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kuranji6
Puskesmas Ambacang Kuranji terletak di Jl. Raya By Pass Ds. Pasar Ambacang, Kec.
Kuranji, Kota Padang (±5 km dari pusat kota). Secara geografis, wilayah kerja Puskesmas
Ambacang Kuranji berbatasan dengan kecamatan dan kelurahan yang menjadi tanggung
selama tahun 2015 adalah 49.966 jiwa dengan distribusi kependudukan menurut kelurahan
sebagai berikut:
12
Tabel 3.1 Data Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang
No. Jenis Kelamin
Kelurahan Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 Ps. Ambacang 8.950 8.968 17.918
2 Anduring 7.137 7.151 14.288
3 Lubuk Lintah 5.181 5.191 10.372
4 Ampang 3.690 3.698 7.388
Jumlah 24.958 25.008 49.966
Kepadatan penduduk (jumlah penduduk dibagi luas wilayah dalam kilometer persegi)
di Kecamatan Kuranji sebesar 4.164 penduduk setiap satu kilometer perseginya. Berdasarkan
wilayah dengan kepadatan penduduk sangat padat. Selain itu pertambahan jumlah penduduk
di wilayah kerja Puskesmas Ambacang selama 5 tahun terakhir dari 2010 (43.114 orang)
sampai dengan 2015 adalah sebanyak 6.852 orang. Pertambahan jumlah penduduk yang
penyakit infeksi. Kepadatan penduduk pada masing-masing kelurahan dapat dilihat pada
tabel berikut.
besar dari yang seharusnya. Hal tersebut menyebabkan kurang maksimalnya cakupan
13
3.2. Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Ambacang
Program pokok kesehatan lingkungan yang dilakukan Puskesmas Ambacang antara
lain :
1. Pengawasan Tempat Umum (TTU)
Tempat-tempat umum yang menjadi pengawasan Puskesmas Ambacang berjumlah
117 tempat umum yang terdiri dari: pustu, klinik kesehatan, sekolah, mesjid, mushalla, salon.
Beberapa hal yang menjadi perhatian dalam pengawasan tempat umum ini antara lain:
Penyediaan air bersih
Kebersihan lingkungan
Saluran pembuangan limbah-jamban
Dapur hotel atau rumah sakit
Target untuk pengawasan tempat-tempat umum ini adalah 100% tempat dapat
dikunjungi dengan 1 kunjungan/tahun.
2. Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan dan Minuman (TPM)
Di wilayah kerja Puskesmas Ambacang terdapat 136 tempat pengolahan makanan
yang menjadi pengawasan puskesmas, yang terdiri dari: rumah makan, catering, industri
rumah tangga/pabrik, warung kopi, dan makanan jajanan. Yang menjadi perhatian pada
tempat pengolahan makanan ini hampir sama dengan pada pengawasan tempat-tempat umum
namun yang juga penting adalah kebersihan bahan baku, cara penyimpanan bahan baku dan
makanan jadi, serta cara penyajian makanan tersebut. Target puskesmas untuk program ini
adalah 100% tempat pengolahan makanan dapat dikunjungi setiap tahunnya.
3. Rumah
Puskesmas Ambacang melakukan pengawasan terhadap 3932 rumah sepanjang tahun
2015 Rumah- rumah ini diawasi sesuai dengan indikator kelayakan rumah dan juga sanitasi.
Target puskesmas untuk program ini adalah 100% rumah mendapat kunjungan setiap
tahunnya.
4. Pengawasan Depot Air Minum
Di wilayah kerja Puskesmas Ambacang terdapat sekitar 40 depot air minum yang
menjadi pengawasan puskesmas. Pengawasan dilakukan pada cara pengolahan, kelayakan
mesin hingga kebersihan lingkungan depot serta apakah depot melakukan pemeriksaan
sampel air tiap bulannya atau tidak. Target puskesmas untuk program ini adalah 100% depot
air minum dapat dikunjungi setiap tahunnya.
14
5. Pengawasan Tempat Pengolahan Sampah
Terdapat 2849 pengolahan sampah yang berada dalam wilayah kerja
puskemas.Ambacang. Target puskesmas untuk program ini adalah 100% tempat pengolahan
6. Jamban Sehat
Di wilayah kerja Puskesmas Ambacang terdapat 2822 jamban yang menjadi target
pengawasn. Target puskesmas untuk program ini adalah 100% jamban dapat dikunjungi
setiap tahunnya
7. Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
Sarana pembuangan air limbah yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ambacang
terdapat sebanyak 3065. Target yang harus dicapai puskesmas setiap tahunnya adalah 100%
SPAL dapat dikunjungi.
8. Sarana Air Bersih (SAB)
Terdapat 3347 SAB yang menjadi target pemeriksaan puskesmas Ambacang. Target
setiap tahunnya 100 % SAB dapat diperiksa.
15
Dari data diatas di dapatkan sebagian besar program kerja kesehatan lingkungan belum
mencapai target kecuali depot air minum yang sduah mencapai target 100%
16
2. Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan dan Minuman
Pencapaian puskesmas pada program ini dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini:
Tabel 3.5 Pengawasan TPM berdasarkan jenis usaha di wilayah kerja Puskesmas Ambacang
Januari-September 2016
Jumla Tidak memenuhi
Pemeriksaan Memenuhi syarat
TPM h syarat
TPM Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Rumah makan 26 26 100 26 100 0 0
Catering 1 1 100 1 100 0 0
IRT/ Pabrik 41 41 100 35 85 6 15
Warung kopi 71 71 100 49 69 22 31
Makanan
104 77 74 43 41 10 10
jajanan
Total 243 237 97 154 63 38 16
Berdasarkan data di atas dari 243 TPM sudah 237 TPM (97%) yang diperiksa dan di
antaranya hanya 63 % yang memenuhi syarat. Terdapat 38 TPM yang tidak memenuhi syarat,
yang terdiri dari 15 IRT/pabrik, 31 warung kopi, dan 10 makanan jajanan.
3. Survey Rumah
Pencapaian puskesmas pada program ini dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini:
Tabel 3.6 Survey perumahan di wilayah kerja Puskesmas Ambacang Januari-September 2016
Tidak memenuhi
Jumlah Pemeriksaan Memenuhi syarat
Jenis rumah syarat
Sarana
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Permanen 5716 4118 72 3773 66 345 6
Semi
1005 722 72 646 64 76 8
permanen
Kayu 330 252 76 236 72 16 4
Jumlah 7051 5092 72 4655 66 437 6
Berdasarkan data di atas, dari 5092 rumah yang diperiksa terdapat 437 (6%) rumah di
wilayah kerja Puskesmas Ambacang yang tidak memenuhi syarat untuk dikatakan sehat.
17
4.. Jamban Sehat
Tabel 3.7 Data Penggunaan Jamban di wilayah kerja Puskesmas Ambacang pada Januari-
September 2016
Tidak memenuhi
Jenis Jumlah Pemeriksaan Memenuhi syarat
syarat
jamban Sarana
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Leher angsa
4604 3600 78 3600 78 0 0
dengan ST
Leher angsa
2037 925 45 0 0 872 43
non ST
Bukan leher
758 385 51 0 0 385 51
angsa
Total 7339 4910 67 3600 78 1257 17
Berdasarkan data di atas, terdapat 1257 (17%) jamban di wilayah kerja Puskesmas
Ambacang yang tidak memenuhi syarat untuk dikatakan sehat.
Berdasarkan data di atas, dari 4783 (70%) tempat pengolahan sampah yang diperiksa
dapat disimpulkan bahwa cara pengolahan sampah terbanyak yaitu pembuangan sampah
dengan cara dibakar 2758 (58%) dan 49% pengolahan sampah tersebut tidak memenuhi
syarat.
19
BAB 4
PEMBAHASAN
3. Rumah
Berdasarkan data Puskesmas Ambacang, masih terdapat jamban di wilayah
Puskesmas Ambacang yang tidak memenuhi syarat untuk dikatakan sehat. Permasalahan
yang terjadi adalah masih adanya rumah dengan aliran limbah yang tidak lancar, masih
membakar sampah, dan sumber air bersih yang masih tidak layak serta jamban yang tidak
20
sehat. Dan untuk sumber air bersih , masih ada masyarakat yang masih menggunakan air
sungai untuk kebutuhan sehari-hari. Di seluruh wilayah Puskesmas Ambacang masih
terdapat yang tidak memenuhi syarat lingkungan perumahan yang baik menurut Kepmenkes
No 82 tahun 2008 yaitu jarak sumber air bersih dengan tempat pembuangan yang < dari 10
meter, kondisi ini dapat menyebabkan penyakit berbasis lingkungan seperti terjadinya diare
dan penyakit kulit
5. Permasalahan Sampah
Permasalahan sampah yang terjadi di wilayah Puskesmas Ambacang antara lain
kurangnya disiplin warga dalam membuang sampah dan masih banyak masyarakat yang
membuang sampah sembarangan. Sebagaimana diatur dalam Perda Kota Padang No. 21
tahun 2012 tentang pengelolaan sampah bahwa masyarakat diperbolehkan membuang
sampah hanya mulai pukul 17.00 sampai dengan 05.00 WIB, pada kenyataannya masih
banyak warga masyarakat yang melanggar perda tersebut. Selain itu masih banyak
masyarakat yang membakar sampah sehingga menimbulkan polusi udara dan menimbulkan
gangguan pernafasan. Tidak adanya bak sampah dikarenakan dana pembuatan bak sampah
yang tidak ada di masyarakat dan belum adanya pemerataan pembuatan bak sampah oleh
pemerintah. Sampah yang dibuang sembarangan akan menjadi sumber penyakit berbasis
lingkungan.
22
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Program kesehatan lingkungan yang dilaksanakan di Puskesmas Ambacang antara
lain pengawasan tempat-tempat umum, pengawasan tempat pengolahan makanan,
survey perumahan, pengawasan depot air minum, pengawasan tempat pembuangan
sampah, saluran pembuangan air limbah, sarana air bersih,
2. Rata – rata program kesehatan lingkungan Puskesmas Ambacang masih terdapat
beberapa program yang masih belum mencapai target seperti program pengawasan
tempat-tempat umum, tempat pengolahan makanan, sarana air bersih, saluran
pembuangan air limbah, jamban sehat, rumah, pengolahan sampah.
3. Permasalahan kesehatan lingkungan yang terjadi di wilayah Puskesmas Ambacang
hampir ditemukan pada semua program antara lain: masalah kebersihan lingkungan,
pengelolaan dan kebersihan makanan yang tidak terjaga dengan baik, pengelolaan
limbah, pengawasan depot air minum, dan rumah dan jamban yang tidak sehat.
5.2. Saran
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat melalui penyebaran informasi dan penyuluhan
mengenai kebersihan dan kesehatan lingkungan
2. Mengoptimalkan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dalam menghadapi
permasalahan kesehatan lingkungan agar pemecahan masalah dapat dilakukan secara
menyeluruh.
3. Memperketat peraturan tentang kesehatan lingkungan yang ada agar masyarakat lebih
terdorong untuk menjaga kebersihan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
23
1. Laporan Bulan September 2016 Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Ambacang.
2016
6. Peraturan Daerah Kota Padang No. 21 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah
24