Anda di halaman 1dari 24

Case Report Session

PENGELOLAAN KESEHATAN LINGKUNGAN


DI PUSKESMAS AMBACANG KURANJI

Oleh :
Nurlia Astari
1210312108

Preseptor :
dr. Husna Yetti , PhD

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2016

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan masyarakat merupakan masalah kesehatan yang sampai saat ini masih
terjadi di Indonesia. Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu:
lingkungan, perilaku, manusia, dan pelayanan kesehatan. Sampai saat ini diketahui bahwa
permasalahan penyakit terbanyak yang terdapat di Indonesia masih didominasi oleh
penyakit yang erat kaitannya dengan masalah kesehatan lingkungan.

Penyakit berbasis lingkungan adalah penyakit yang penyebabnya berhubungan


dengan lingkungan. Jumlah kasus penyakit berbasis lingkungan masih cukup tinggi
walaupun berbagai usaha telah dilakukan. Berbagai penyakit timbul di masyarakat,
seperti diare, ISPA, TB Paru, tetanus, malaria, dan DBD. Masalah kesehatan berbasis
lingkungan ini disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak memadai, baik kualitas
maupun kuantitasnya serta perilaku hidup sehat masyarakat yang masih rendah,
mengakibatkan penyakit-penyakit seperti diare, ISPA, dan lain-lain. Tingginya kejadian
penyakit berbasis lingkungan menggambarkan belum optimalnya upaya kesehatan
lingkungan.

Puskesmas adalah unit pelayanan kesehatan yang merupakan pusat pengembangan


kesehatan masyarakat dalam hal membina peran serta masyarakat di bidang kesehatan
dan memberikan pelayanan kesehatan menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat
melalui program dan kegiatannya. Salah satu program wajib puskesmas adalah program
kesehatan lingkungan yang diharapkan akan membantu mengurangi angka kejadian
penyakit berbasis lingkungan. Di Puskesmas Ambacang, salah satu penyakit yang erat
hubungannya dengan kesehatan lingkungan yaitu ISPA yang menempati urutan tertinggi
dalam 10 penyakit berbasis lingkungan pada tahun 2015 sebanyak 234 kasus. Hal ini
tentu perlu menjadi perhatian mengingat masalah kesehatan lingkungan sangat
berdampak pada berbagai penyakit lainnya.

Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis merasa perlu untuk membahas


pengelolaan kesehatan lingkungan di Puskesmas Ambacang.
2
1.2.Rumusan Masalah

Bagaimana pengelolaan kesehatan lingkungan dan pencapaiannya di wilayah kerja


Puskesmas Ambacang ?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Tujuan Umum
Mengetahui pengelolaan kesehatan lingkungan dan pencapaiannyadi wilayah kerja
Puskesmas Ambacang.
2. Tujuan Khusus
 Mengetahui program kesehatan lingkungan di Puskesmas Ambacang.
 Mengetahui pencapaian program kesehatan lingkungan di Puskesmas Ambacang.
 Menganalisa permasalahan kesehatan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas
Ambacang.

1.4.Batasan Masalah
Makalah ini membahas mengenai program kesehatan lingkungan, pencapaian
program dan permasalahan kesehatan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Ambacang.

1.5.Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk kepada berbagai
literatur, laporan tahunan Puskesmas Ambacang, laporan bulanan Puskesmas Ambacang, dan
diskusi dengan pemegang program kesehatan lingkungan di Puskesmas Ambacang.

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kesehatan Lingkungan

Kesehatan menurut WHO adalah keadaan yang meliputi kesehatan fisik, mental, dan
sosial. Sedangkan menurut UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, kesehatan
adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Permasalahan kesehatan disebabkan oleh banyak hal. yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan
medis dan keturunan.
Kesehatan lingkungan sendiri didefinisikan sebagai suatu keseimbangan ekologi yang
harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari
manusia.2,3Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia), kesehatan
lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi
yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas
hidup manusia yang sehat dan bahagia.

2.2. Ruang Lingkup dan Sasaran Kesehatan Lingkungan

Ruang lingkup Kesehatan Lingkungan antara lain :

A. Menurut WHO :

1. Penyediaan air minum


2. Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran
3. Pembuangan sampah padat
4. Pengendalian vektor
5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6. Higiene makanan, termasuk higiene susu
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
4
10. Pengendalian kebisingan
11. Perumahan dan pemukiman
12. Aspek kesling dan transportasi udara
13. Perencanaan daerah dan perkotaan
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah,
bencana alam dan perpindahan penduduk.
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

B. Menurut UU No 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan:

1. Penyehatan air dan udara


2. Pengamanan limbah padat/sampah
3. Pengamanan limbah cair
4. Pengamanan radiasi
5. Pengamanan kebisingan
6. Pengamanan vektor penyakit

Yang menjadi sasaran Kesehatan Lingkungan adalah sebagai berikut :

1. Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang


sejenis
2. Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis
3. Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis.
4. Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum.
5. Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang berada
dalam keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar-besaran,
reaktor/tempat yang bersifat khusus.

5
2.3. Syarat - Syarat Fasilitas dalam Kesehatan Lingkungan di Indonesia

1) Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air
yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

Syarat-syarat kualitas air bersih diantaranya adalah sebagai berikut:4


a. Syarat fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna.
b. Syarat kimia : Kadar besi, maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l,
kesadahan (maksimal 500 mg/l).
c. Syarat mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air).

2) Pembuangan Kotoran/Tinja
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai
berikut :
a. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi.
b. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air
atau sumur.
c. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan.
d. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain.
e. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang benar-benar
diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin.
f. Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang.
g. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.

3) Kesehatan Pemukiman
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut
(UU No 23/1992):
a. Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu pencahayaan, sirkulasi udara, ruang gerak
yang cukup, dan terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
b. Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu privasi yang cukup, komunikasi yang sehat
antar anggota keluarga dan penghuni rumah.

6
c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah
dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas
vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar
matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping
pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena
keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan,
konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung
membuat penghuninya jatuh tergelincir.

4) Pembuangan Sampah
Teknik pengelolaan sampah yang baik harus memperhatikan faktor-faktor/unsur (UU
No 23/1992):
a. Penimbunan sampah.
b. Penyimpanan sampah.
c. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali.
d. Pengangkutan
e. Pembuangan

5) Makanan dan Minuman


Sasaran hygiene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa
boga dan makanan jajanan
Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan
meliputi (Kemenkes RI, 2004) :
a. Persyaratan lokasi dan bangunan;
b. Persyaratan fasilitas sanitasi;
c. Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan;
d. Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi;
e. Persyaratan pengolahan makanan;
f. Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi;
g. Persyaratan peralatan yang digunakan.

7
6) Pencemaran Lingkungan

Pencemaran lingkungan di antaranya pencemaran air, pencemaran tanah, dan


pencemaran udara. Pencemaran udara dapat dibagi lagi menjadi indoor air pollution dan out
door air pollution. Indoor air pollution merupakan problem perumahan/pemukiman serta
gedung umum, bis kereta api, dan lain-lain. Masalah ini lebih berpotensi menjadi masalah
kesehatan yang sesungguhnya, mengingat manusia cenderung berada di dalam ruangan
daripada berada di jalanan. Diduga akibat pembakaran kayu bakar, bahan bakar rumah tangga
lainnya merupakan salah satu faktor resiko timbulnya infeksi saluran pernafasan bagi anak
balita.

Masalah out door pollution atau pencemaran udara di luar rumah, berbagai analisis
data menunjukkan bahwa ada kecenderungan peningkatan. Pembakaran hutan untuk dibuat
lahan pertanian atau sekedar diambil kayunya ternyata membawa dampak serius, misalnya
infeksi saluran pernafasan akut, iritasi pada mata, terganggunya jadwal penerbangan, dan
terganggunya ekologi hutan.1

2.4. Upaya Kesehatan Lingkungan di Indonesia


Upaya dasar kesehatan lingkungan yang sering dan penting dilakukan di puskesmas di
Indonesia antara lain sebagai berikut (Kepmenkes No 852/2008):
1. Penyehatan Lingkungan Pemukiman
Menurut Survey sosial dan ekonomi nasional (Susenas), rumah sehat dinilai dari
beberapa parameter, di antaranya yaitu:5

a. Lokasi tempat tinggal yang dianjurkan sebaiknya tidak pada daerah rawan banjir,
bekas pembuangan akhir sampah, bekas pertambangan.
b. Kepadatan hunian
Kebutuhan ruang tidur per orang hendaklah mencapai 8 m2 dan tidak dianjurkan
digunakan lebih dari 2 orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak di bawah
umur 5 tahun
c. Jenis lantai
Jenis lantai yang baik adalah kedap air dan mudah dibersihkan
d. Pencahayaan

8
Pada pencahayaan alamiah, hendaklah memiliki jalan masuk cahaya (sekurang-
kurangnya 15 % hingga 20 % dari luas lantai dalam ruangan rumah).
e. Ventilasi
Ventilasi alamiah hendaknya mencapai 10 % dari luas lantai.
f. Air bersih
Syarat-syarat kualitas air bersih di antaranya adalah sebagai berikut:
 Syarat fisik: Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna.
 Syarat mikrobiologis: Air harus bebas dari segala bakteri terutama bakteri patogen.
Lakukan pemeriksaan sampel, jika dari 100 cc terdapat kurang dari 4 bakteri E.coli,
maka air memenuhi syarat kesehatan.
g. Kepemilikan jamban/WC, kakus, dan Septic tank
Jarak pembuatan septic tank yaitu jaraknya terhadap sumber air bersih. harus lebih
dari 10 m.
h. Adanya Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL), saluran got, pengelolaan sampah.

2. Penyehatan Sumber Air Bersih (SAB)


Meliputi surveilans kualitas air dan inspeksi sanitasi sarana air bersih

3. Penyehatan Tempat-Tempat Umum (TTU)


Penyehatan tempat-tempat umum meliputi hotel dan tempat penginapan lain, pasar,
kolam renang dan pemandian umum lain, sarana ibadah, sarana angkutan umum, salon
kecantikan, dan tempat hiburan lainnya.

4. Penyehatan Tempat Pengelola Makanan (TPM)


Penyehatan higiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan
meliputi kesehatan dan kebersihan makanan serta kesehatan tenaga kerja.

5. Pemeriksaan Jentik Nyamuk


Bersama kader juru pengamatan jentik (jumantik), petugas sanitasi puskesmas,
melakukan pemeriksaan terhadap tempat-tempat yang mungkin menjadi perindukan nyamuk
dan tumbuhnya jentik. Kemudian dihitung berapa rumah penduduk yang mengalami bebas
jentik.

9
2.5.Penyakit Berbasis Lingkungan
Penyakit Berbasis Lingkungan adalah suatu kondisi patologis berupa kelainan fungsi
atau morfologi suatu organ tubuh yang disebabkan oleh interaksi manusia dengan segala
sesuatu disekitarnya yang memiliki potensi penyakit.basis lingkungan. Masih tingginya
penyakit berbasis lingkungan antara lain disebabkan oleh faktor lingkungan serta prilaku
hidup bersih dan sehat yang masih rendah. Berdasarkan aspek sanitasi tingginya angka
penyakit berbasis lingkungan banyak disebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan air bersih
masyarakat, pemanfaatan jamban yang masih rendah, tercemarnya tanah air dan udara karena
limbah rumah tangga, limbah industri, limbah pertanian, sarana transport serta lingkungan
fisik yang memungkinkan.2 Beberapa penyakit berbasis lingkungan adalah sebagai berikut:
1. ISPA
2. Diare
3. Penyakit Infeksi Kulit
4. Malaria
5. DBD
6. Cacingan
7. TB Paru
8. Filariasis
9. Keracunan makanan/minuman/pestisida
10. Keluhan akibat lingkungan yang buruk/akibat kerja

10
BAB 3

ANALISA SITUASI

3.1. Gambaran Umum Puskesmas Ambacang Kuranji

Puskesmas Ambacang Kuranji didirikan pada tanggal 5 Juli 2006. Kepala puskesmas

pertama adalah dr. Dewi Susanti Febri. Saat itu puskesmas hanya memiliki 15 orang staf.

Dokter Dewi Susanti Febri menjabat sebagai kepala puskesmas sampai bulan Maret 2009,

dilanutkan oleh dr. Hj. May Happy sampai tahun 2012. Sejak saat itu sampai sekarang

Puskesmas Ambacang Kuranji dipimpin oleh Trice Erwiza, S.KM, M.MKes.

Puskesmas Ambacang Kuranji terletak di Kelurahan Pasar Ambacang, Kecamatan

Kuranji, Kota Padang. Awalnya, pelaksanaan program puskesmas ini masih bekerja sama

dengan Puskesmas Kuranji karena empat kelurahan yang merupakan wilayah kerjanya saat

itu termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Kuranji. Pada tahun 2006, Puskesmas

Ambacang Kuranji telah berdiri sendiri dan melaksanakan program kerjanya secara mandiri

dan berkesinambungan.

3.1.1. Kondisi Geografis Puskesmas Ambacang Kuranji

Puskesmas Ambacang Kuranji terletak pada 0° 55' 25.15" Lintang Selatan dan +100°

23' 50.14" Lintang Utara dengan luas wilayah kerja Puskesmas Ambacang Kuranji sekitar 12

km2. Wilayah kerja Puskesmas Ambacang terdiri dari empat kelurahan yaitu: Kelurahan

Pasar Ambacang, Kelurahan Anduring, Kelurahan Ampang, dan Kelurahan Lubuk Lintah.

11
Gambar 3.1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kuranji6

Puskesmas Ambacang Kuranji terletak di Jl. Raya By Pass Ds. Pasar Ambacang, Kec.

Kuranji, Kota Padang (±5 km dari pusat kota). Secara geografis, wilayah kerja Puskesmas

Ambacang Kuranji berbatasan dengan kecamatan dan kelurahan yang menjadi tanggung

jawab selain Puskesmas Ambacang, antara lain:

Utara : Wilayah kerja Puskesmas Kuranji

Timur : Wilayah kerja Puskesmas Pauh

Selatan : Wilayah kerja Puskesmas Andalas

Barat : Wilayah kerja Puskesmas Nanggalo

3.1.2. Kondisi Demografis Puskesmas Ambacang Kuranji6

Jumlah penduduk yang menjadi tanggung jawab wilayah Puskesmas Ambacang

selama tahun 2015 adalah 49.966 jiwa dengan distribusi kependudukan menurut kelurahan

sebagai berikut:

12
Tabel 3.1 Data Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang
No. Jenis Kelamin
Kelurahan Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 Ps. Ambacang 8.950 8.968 17.918
2 Anduring 7.137 7.151 14.288
3 Lubuk Lintah 5.181 5.191 10.372
4 Ampang 3.690 3.698 7.388
Jumlah 24.958 25.008 49.966

Kepadatan penduduk (jumlah penduduk dibagi luas wilayah dalam kilometer persegi)

di Kecamatan Kuranji sebesar 4.164 penduduk setiap satu kilometer perseginya. Berdasarkan

UU No.50/PRP/1960, angka ini menunjukkan bahwa Kecamatan Kuranji tergolong dalam

wilayah dengan kepadatan penduduk sangat padat. Selain itu pertambahan jumlah penduduk

di wilayah kerja Puskesmas Ambacang selama 5 tahun terakhir dari 2010 (43.114 orang)

sampai dengan 2015 adalah sebanyak 6.852 orang. Pertambahan jumlah penduduk yang

cukup pesat menyebabkan munculnya berbagai masalah kesehatan terutama penularan

penyakit infeksi. Kepadatan penduduk pada masing-masing kelurahan dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 3.2 Distribusi Jumlah Penduduk Perluas Wilayah


No. Kelurahan Luas Wilayah Jumlah Penduduk Kepadatan
1 Pasar Ambacang 5,03 km2 17.918 3562,22
2 Anduring 4,04 km2 14.288 3536,63
3 Lubuk Lintah 4,03 km2 10.372 2573,69
4 Ampang 4,03 km2 7.388 1833,25

Setiap puskesmas idealnya menangani maksimal 30.000 penduduk di wilayah

kerjanya, sedangkan di wilayah kerja Puskesmas Ambacang Kuranji terdapat 49.966

penduduk. Kapasitas rasio puskesmas terhadap penduduk di Puskesmas Ambacang lebih

besar dari yang seharusnya. Hal tersebut menyebabkan kurang maksimalnya cakupan

pelayanan tenaga kesehatan.

13
3.2. Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Ambacang
Program pokok kesehatan lingkungan yang dilakukan Puskesmas Ambacang antara
lain :
1. Pengawasan Tempat Umum (TTU)
Tempat-tempat umum yang menjadi pengawasan Puskesmas Ambacang berjumlah
117 tempat umum yang terdiri dari: pustu, klinik kesehatan, sekolah, mesjid, mushalla, salon.
Beberapa hal yang menjadi perhatian dalam pengawasan tempat umum ini antara lain:
 Penyediaan air bersih
 Kebersihan lingkungan
 Saluran pembuangan limbah-jamban
 Dapur hotel atau rumah sakit
Target untuk pengawasan tempat-tempat umum ini adalah 100% tempat dapat
dikunjungi dengan 1 kunjungan/tahun.
2. Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan dan Minuman (TPM)
Di wilayah kerja Puskesmas Ambacang terdapat 136 tempat pengolahan makanan
yang menjadi pengawasan puskesmas, yang terdiri dari: rumah makan, catering, industri
rumah tangga/pabrik, warung kopi, dan makanan jajanan. Yang menjadi perhatian pada
tempat pengolahan makanan ini hampir sama dengan pada pengawasan tempat-tempat umum
namun yang juga penting adalah kebersihan bahan baku, cara penyimpanan bahan baku dan
makanan jadi, serta cara penyajian makanan tersebut. Target puskesmas untuk program ini
adalah 100% tempat pengolahan makanan dapat dikunjungi setiap tahunnya.
3. Rumah
Puskesmas Ambacang melakukan pengawasan terhadap 3932 rumah sepanjang tahun
2015 Rumah- rumah ini diawasi sesuai dengan indikator kelayakan rumah dan juga sanitasi.
Target puskesmas untuk program ini adalah 100% rumah mendapat kunjungan setiap
tahunnya.
4. Pengawasan Depot Air Minum
Di wilayah kerja Puskesmas Ambacang terdapat sekitar 40 depot air minum yang
menjadi pengawasan puskesmas. Pengawasan dilakukan pada cara pengolahan, kelayakan
mesin hingga kebersihan lingkungan depot serta apakah depot melakukan pemeriksaan
sampel air tiap bulannya atau tidak. Target puskesmas untuk program ini adalah 100% depot
air minum dapat dikunjungi setiap tahunnya.

14
5. Pengawasan Tempat Pengolahan Sampah
Terdapat 2849 pengolahan sampah yang berada dalam wilayah kerja
puskemas.Ambacang. Target puskesmas untuk program ini adalah 100% tempat pengolahan
6. Jamban Sehat
Di wilayah kerja Puskesmas Ambacang terdapat 2822 jamban yang menjadi target
pengawasn. Target puskesmas untuk program ini adalah 100% jamban dapat dikunjungi
setiap tahunnya
7. Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
Sarana pembuangan air limbah yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ambacang
terdapat sebanyak 3065. Target yang harus dicapai puskesmas setiap tahunnya adalah 100%
SPAL dapat dikunjungi.
8. Sarana Air Bersih (SAB)
Terdapat 3347 SAB yang menjadi target pemeriksaan puskesmas Ambacang. Target
setiap tahunnya 100 % SAB dapat diperiksa.

3.3. Pencapaian Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Ambacang


Pencapaian program kesehatan lingkungan di Puskesmas Ambacang tahun 2015 dalah
sebagai berikut :
Tabel 3.3 Data pencapaian program kesehatan lingkungan di Puskesmas Ambacang tahun
2015
No Program Sasaran Target Yang MMS TMS Analisi
(%) diperiksa Program
1 TPM 136 100 97 (71%) 66 (68%) 31(32%) Tidak
tercapai
2 TTU 117 100 109 (93%) 84 (77%) 25(23%) Tidak
tercapai
3 SAB 3347 100 2879 2278 601(21%) Tidak
(86%) (79%) tercapai
4 Rumah 3932 100 2868 2715 151 (5%) Tidak
(73%) (95%) tercapai
5 Jamban Sehat 2822 100 2684 1790 894 (33%) Tidak
(95%) (67%) tercapai
6 SPAL 3065 100 2874 2549 325 (11%) Tidak
(94%) (89%) tercapai
7 Sampah 2849 100 2563 2290 206 (8%) Tidak
(90%) (89%) tercapai
8 Depot Air 40 100 40 (100%) 35 (87%) 5 (13%) Tercapai
MMS = Memenuhi syara, TMS = Tidak memenuhi syarat

15
Dari data diatas di dapatkan sebagian besar program kerja kesehatan lingkungan belum
mencapai target kecuali depot air minum yang sduah mencapai target 100%

Pencapaian program kesehatan lingkungan oleh Puskesmas Ambacang pada masing-masing


program periode Januari – September 2016 adalah sebagai berikut:
1. Pengawasan Tempat Umum
Pencapaian Puskesmas Ambacang untuk program ini dapat dilihat dari tabel-tabel
berikut ini:
Tabel 3.4 Pengawasan tempat umum berdasarkan tempat di wilayah kerja Puskesmas
Ambacang Januari-September 2016
Memenuhi Tidak memenuhi
Tempat Jumlah Pemeriksaan
syarat syarat
umum sarana
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Puskesmas 1 0 0
Klinik 4 4 100 4 100 0 0
Pustu 1 1 100 1 100 0 0
Mesjid 26 26 100 24 92 2 8
Mushalla 39 39 100 34 87 5 13
Pangkas
11 10 91 10 91 0 0
Rambut
Salon 18 18 100 17 94 0 0
PAUD 8 8 100 4 50 4 50
TK 8 8 100 4 50 4 50
SD 23 23 100 19 83 4 17
SLTP 5 5 100 4 80 1 20
SLTA 3 3 100 2 67 1 33
Perguruan
1 0 0
Tinggi
Total 148 145 98 123 85 21 14
Berdasarkan data di atas terdapat 21 (14%) tempat umum yang tidak memenuhi syarat
untuk dikatakan lingkungan tempat umum tersebut sehat, yaitu 5 mushalla, 14 sekolah, dan 2
mesjid. Dari 148 tempat umum didapatkan 145 (98%) tempat umum yang diperiksa.

16
2. Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan dan Minuman
Pencapaian puskesmas pada program ini dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini:
Tabel 3.5 Pengawasan TPM berdasarkan jenis usaha di wilayah kerja Puskesmas Ambacang
Januari-September 2016
Jumla Tidak memenuhi
Pemeriksaan Memenuhi syarat
TPM h syarat
TPM Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Rumah makan 26 26 100 26 100 0 0
Catering 1 1 100 1 100 0 0
IRT/ Pabrik 41 41 100 35 85 6 15
Warung kopi 71 71 100 49 69 22 31
Makanan
104 77 74 43 41 10 10
jajanan
Total 243 237 97 154 63 38 16

Berdasarkan data di atas dari 243 TPM sudah 237 TPM (97%) yang diperiksa dan di
antaranya hanya 63 % yang memenuhi syarat. Terdapat 38 TPM yang tidak memenuhi syarat,
yang terdiri dari 15 IRT/pabrik, 31 warung kopi, dan 10 makanan jajanan.

3. Survey Rumah

Pencapaian puskesmas pada program ini dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini:
Tabel 3.6 Survey perumahan di wilayah kerja Puskesmas Ambacang Januari-September 2016
Tidak memenuhi
Jumlah Pemeriksaan Memenuhi syarat
Jenis rumah syarat
Sarana
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Permanen 5716 4118 72 3773 66 345 6
Semi
1005 722 72 646 64 76 8
permanen
Kayu 330 252 76 236 72 16 4
Jumlah 7051 5092 72 4655 66 437 6
Berdasarkan data di atas, dari 5092 rumah yang diperiksa terdapat 437 (6%) rumah di
wilayah kerja Puskesmas Ambacang yang tidak memenuhi syarat untuk dikatakan sehat.

17
4.. Jamban Sehat
Tabel 3.7 Data Penggunaan Jamban di wilayah kerja Puskesmas Ambacang pada Januari-
September 2016
Tidak memenuhi
Jenis Jumlah Pemeriksaan Memenuhi syarat
syarat
jamban Sarana
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Leher angsa
4604 3600 78 3600 78 0 0
dengan ST
Leher angsa
2037 925 45 0 0 872 43
non ST
Bukan leher
758 385 51 0 0 385 51
angsa
Total 7339 4910 67 3600 78 1257 17
Berdasarkan data di atas, terdapat 1257 (17%) jamban di wilayah kerja Puskesmas
Ambacang yang tidak memenuhi syarat untuk dikatakan sehat.

5.Sarana Pembuangan Air Limbah


Tabel 3.8 Data SPAL di wilayah kerja Puskesmas Ambacang pada Januari-September 2016
Tidak memenuhi
Jumlah Pemeriksaan Memenuhi syarat
Jenis SPAL syarat
Sarana
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Terbuka 4283 2313 54 1704 40 561 13
Tertutup 2785 2785 100 2361 85 208 7
Jumlah 7068 5098 72 4065 80 769 20
Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan, terdapat 769(20%) SPAL di wilayah kerja
Puskesmas Ambacang yang tidak memenuhi syarat untuk dikatakan sehat.

6.Sarana Air Bersih


Tabel 3.9 Data Sarana Air Bersih di wilayah kerja Puskesmas Ambacang pada Januari-
September 2016
Tidak memenuhi
Jenis sarana Jumlah Pemeriksaan Memenuhi syarat
syarat
air bersih Sarana
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
SGL 4141 4141 100 4127 99 14 1
Sumur bor 2005 162 8 162 8 0 0
PDAM 846 539 64 539 64 0 0
Sungai /
127 0 0
danau
Berdasarkan data di atas, terdapat 14 sarana air bersih di wilayah kerja Puskesmas
Ambacang yang tidak memenuhi syarat untuk dikatakan sehat yaitu 14 sumur gali.
18
7.Pengawasan Depot Air Minum
Tabel 3.10.Data Depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kerja Puskesmas Ambacang periode
Januari-September 2016
Tidak memenuhi
Jumlah Pemeriksaan Memenuhi syarat
Jenis sarana syarat
Sarana
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Depot air
40 40 100 38 95 2 5
minum
Dari 40 depot air minum yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ambacang telah
diperiksa 40 depot (100%) dari bulan Januari sampai September 2016, terdapat 38 depot
memenuhi syarat dan 2 depot tidak memenuhi syarat.

8.Pengawasan Pengolahan Sampah


Pengolahan sampah di wilayah kerja Puskesmas Ambacang dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 3.10 Data pengolahan sampah di wilayah kerja Puskesmas Ambacang pada Januari-
September 2016
Tidak memenuhi
Pengolahan Jumlah Pemeriksaan Memenuhi syarat
syarat
Sampah Sarana
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Dibuatkan
504 255 51 249 49 5 2
lubang
Dibakar 4580 2758 60 2030 44 630 14
Dibuang ke
1770 1770 100 1614 91 154 9
TPS/TPA
Total 6854 4783 70 2093 31 789 39

Berdasarkan data di atas, dari 4783 (70%) tempat pengolahan sampah yang diperiksa
dapat disimpulkan bahwa cara pengolahan sampah terbanyak yaitu pembuangan sampah
dengan cara dibakar 2758 (58%) dan 49% pengolahan sampah tersebut tidak memenuhi
syarat.

19
BAB 4
PEMBAHASAN

4.1. Permasalahan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Ambacang

Berdasarkan laporan masing-masing program kesehatan lingkungan yang


dilaksanakan oleh Puskesmas Ambacang, dapat disimpulkan bahwa masih terdapat banyak
permasalahan kesehatan lingkungan, di antaranya:
1. Tempat umum
Di wilayah Puskesmas Ambacang masih ditemukan tempat umum dengan kesehatan
lingkungan yang buruk. Pada bulan Januari sampai September 2016, terdapat sebanyak 21
tempat umum yang tidak memenuhi syarat untuk dikatakan sehat dan yang terbanyak itu
adalah sekolah. Dikatakan tidak memenuhi syarat karena buruknya kebersihan lingkungan,
dan sarana pembuangan limbah. Ini menunjukkan bahwa masih kurangnya kesadaran
masyarakat dalam menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat.

2. Pengolahan makanan dan minuman


Di wilayah Puskesmas Ambacang masih ditemukan tempat pengolahan makanan
yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Pengolahan makanan pada kebanyakan TPM tidak
menggunakan prinsip hygiene dan sanitasi dalam pengolahan, pewadahan, dan penyajian
makanan. Kebanyakan penjual makanan memiliki pengetahuan dan kepedulian yang rendah
mengenai kebersihan dan keamanan makanan dari bahan – bahan makanan yang berbahaya
untuk kesehatan. Selain itu kendala lain untuk pengawasan ini adalah para pedagang yang
berpindah-pindah tempat sehingga sulit bagi petugas melakukan pengawasan dan pendataan
dan tidak semua tempat dapat diperiksa. Tempat pengolahan makanan yang tidak baik akan
menjadi sumber penyakit berbasis lingkungan seperti diare. Tanggapan dari penjual makanan
seperti di rumah makan yang kurang peduli juga menjadi kendala dalam pemeriksaan.

3. Rumah
Berdasarkan data Puskesmas Ambacang, masih terdapat jamban di wilayah
Puskesmas Ambacang yang tidak memenuhi syarat untuk dikatakan sehat. Permasalahan
yang terjadi adalah masih adanya rumah dengan aliran limbah yang tidak lancar, masih
membakar sampah, dan sumber air bersih yang masih tidak layak serta jamban yang tidak
20
sehat. Dan untuk sumber air bersih , masih ada masyarakat yang masih menggunakan air
sungai untuk kebutuhan sehari-hari. Di seluruh wilayah Puskesmas Ambacang masih
terdapat yang tidak memenuhi syarat lingkungan perumahan yang baik menurut Kepmenkes
No 82 tahun 2008 yaitu jarak sumber air bersih dengan tempat pembuangan yang < dari 10
meter, kondisi ini dapat menyebabkan penyakit berbasis lingkungan seperti terjadinya diare
dan penyakit kulit

4. Adanya Depot yang tidak Sehat


Pemeriksaan Depot air minum yang dilakukan oleh puskesmas Ambacang
menunjukkan masih adanya depot air minum isi ulang yang tidak memenuhi standar.
Kesadaran pengusaha depot air minum untuk memeriksakan air sekali dalam 3 bulan ke
labratorium masih kurang. Selain itu tidak adanya sanksi membuat pengusaha depot air
minum semakin malas untuk memeriksakan air ke laboratorium.

5. Permasalahan Sampah
Permasalahan sampah yang terjadi di wilayah Puskesmas Ambacang antara lain
kurangnya disiplin warga dalam membuang sampah dan masih banyak masyarakat yang
membuang sampah sembarangan. Sebagaimana diatur dalam Perda Kota Padang No. 21
tahun 2012 tentang pengelolaan sampah bahwa masyarakat diperbolehkan membuang
sampah hanya mulai pukul 17.00 sampai dengan 05.00 WIB, pada kenyataannya masih
banyak warga masyarakat yang melanggar perda tersebut. Selain itu masih banyak
masyarakat yang membakar sampah sehingga menimbulkan polusi udara dan menimbulkan
gangguan pernafasan. Tidak adanya bak sampah dikarenakan dana pembuatan bak sampah
yang tidak ada di masyarakat dan belum adanya pemerataan pembuatan bak sampah oleh
pemerintah. Sampah yang dibuang sembarangan akan menjadi sumber penyakit berbasis
lingkungan.

4.2. Pemecahan Masalah Kesehatan Lingkungan Puskesmas Ambacang


Berbagai upaya pemecahan masalah kesehatan lingkungan perlu dilakukan dalam
menyikapi berbagai masalah kesehatan lingkungan yang terjadi di wilayah Puskesmas
Ambacang. Beberapa upaya yang telah dan dapat dilakukan di antaranya:
1. Memberikan penyuluhan pada pengelola tempat-tempat umum, tempat
pengolahan makanan dan minuman, depot air minum, serta masyarakat tentang
21
pentingnya kesehatan lingkungan demi mencegah terjadinya berbagai penyakit
dan apa saja yang perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan lingkungan sekitar
mereka.
2. Mendata setiap tempat pengolahan makanan dan memberikan sertifikat terdaftar
sebagai TPM sehat yang dikelola oleh petugas kesehatan lingkungan.
3. Melakukan penyuluhan kepada pengelola TPM tentang cara pengolahan makanan
yang baik.
4. Mewajibkan setiap depot air minum untuk melakukan pemeriksaan sampel air dan
hasil pemeriksaan tersebut ditinjau berkaitan dengan izin kelayakan air untuk
dikonsumsi masyarakat.
5. Memperketat peraturan pengelolaan sampah dan pemberian sanksi pada
masyarakat yang membuang sampah sembarangan

22
BAB 5
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
1. Program kesehatan lingkungan yang dilaksanakan di Puskesmas Ambacang antara
lain pengawasan tempat-tempat umum, pengawasan tempat pengolahan makanan,
survey perumahan, pengawasan depot air minum, pengawasan tempat pembuangan
sampah, saluran pembuangan air limbah, sarana air bersih,
2. Rata – rata program kesehatan lingkungan Puskesmas Ambacang masih terdapat
beberapa program yang masih belum mencapai target seperti program pengawasan
tempat-tempat umum, tempat pengolahan makanan, sarana air bersih, saluran
pembuangan air limbah, jamban sehat, rumah, pengolahan sampah.
3. Permasalahan kesehatan lingkungan yang terjadi di wilayah Puskesmas Ambacang
hampir ditemukan pada semua program antara lain: masalah kebersihan lingkungan,
pengelolaan dan kebersihan makanan yang tidak terjaga dengan baik, pengelolaan
limbah, pengawasan depot air minum, dan rumah dan jamban yang tidak sehat.

5.2. Saran
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat melalui penyebaran informasi dan penyuluhan
mengenai kebersihan dan kesehatan lingkungan
2. Mengoptimalkan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dalam menghadapi
permasalahan kesehatan lingkungan agar pemecahan masalah dapat dilakukan secara
menyeluruh.
3. Memperketat peraturan tentang kesehatan lingkungan yang ada agar masyarakat lebih
terdorong untuk menjaga kebersihan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

23
1. Laporan Bulan September 2016 Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Ambacang.

2016

2. WHO. Public Health and Environment Global Strategy. Tersedia: www.who.int/phe/en.


Diunduh pada 4 Maret 2015. 2011.
3. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat, Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008.
4. Laporan Tahunan Puskesmas Ambacang. 2015

5. Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan

6. Peraturan Daerah Kota Padang No. 21 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah

24

Anda mungkin juga menyukai