Mapri Def Vit A
Mapri Def Vit A
Oleh :
Preseptor:
2016
i
BAB I
PENDAHULUAN
anak kecil, diantara mereka yang mengalami defisiensi dapat mengalami xerophthalmia
dan dapat berakhir menjadi kebutaan, pertumbuhan yang terbatas, pertahanan tubuh yang
lemah, eksaserbasi infeksi serta meningkatkan resiko kematian. Selain itu, defisiensi
bahwa defisiensi vitamin A dapat terus berlangsung mulai usia sekolah dan remaja
Setelah malnutrisi protein dan energi serta anemia karena defisiensi zat besi,
defisiensi vitamin A merupakan persoalan gizi yang paling serius dan paling sering
ditemukan diantara anak-anak kecil di awal tahun 1990-an. World Health Organization
(WHO) memperkirakan bahwa secara global terdapat hampir 14 juta anak yang setiap
tahunnya terkena xeroftalmia dan 190 juta anak yang mendapat resiko mengalami
pada anak-anak. Lebih kurang 150 juta anak lainnya menghadapi resiko yang meningkat
2
untuk meninggal dalam usia anak-anak karena penyakit infeksi yang disebabkan oleh
defisiensi vitamin A.
Di negara industri lebih dua per tiga asupan vitamin A di dapat dari sumber makanan
Vitamin A adalah nutrisi esensial yang diperlukan untuk memelihara fungsi imun,
berperan penting dalam pengaturan imunitas yang cell-mediated dan dalam respon
antibodi humoral. Defisiensi vitamin A adalah masalah kesehatan umum yang luas. Anak
usia prasekolah dan wanita di usia reproduktif merupakan dua kelompok populasi yang
campak, diare, dan kematian, serta meningkatkan beberapa aspek kesehatan mata.2
dilaksanakan secara intensif sejak tahun 1970-an, melalui distribusi kapsul vitamin A
setiap 6 bulan, dan peningkatan promosi konsumsi makanan sumber vitamin A. Dua
survei terakhir tahun 2007 dan 2011 menunjukkan, secara nasional proporsi anak dengan
serum retinol kurang dari 20 ug sudah di bawah batas masalah kesehatan masyarakat,
artinya masalah kurang vitamin A secara nasional tidak menjadi masalah kesehatan
masyarakat.3
3
1.3 Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk dari
berbagai literatur dan laporan tahunan Puskesmas Ambacang, analisis, dan diskusi
Padang.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
suatu kondisi dimana simpanan Vitamin A dalam tubuh berkurang. Keadaan ini
ditunjukan dengan kadar serum retinol dalam darah kurang dari 20μg/dl. Masih dalam
buku tersebut terdapat Xeroptalmia merupakan istilah yang menerangkan gangguan pada
mata akibat kekurangan vitamin A, termasuk terjadinya kelainan anatomi bola mata dan
penyimpanan (hati) dan melemahnya kemampuan adaptasi terhadap gelap dan sangat
Peranan nyata vitamin A adalah pada fungsi penglihatan mata, yaitu ketika
jaringan retinol kehilangan vitamin A, fungsi sel rod (batang) dan sel cone (kerucut) pada
adaptasi gelap mata. VitaminA juga berperan dalam pertumbuhan, reproduksi, sintesa
jenis kelamin dan kondisi tertentu. AngkaKecukupan Gizi yang dianjurkan adalah seperti
5
Gambar 1 : Angka kecukupan gizi Vitamin A
Pada anak-anak, kekurangan vitamin A berakibat lebih parah dibandingkan dewasa. Pertumbuhan
badan terganggu dan kekebalan terhadap penyakit infeksi berkurang. Sering ditemukan hubungan
peningkatan defisiensi vitamin A terjadi seiring peningkatan angka kesakitan khususnya pada penyakit
infeksi. Konsumsi vitamin A dan provitamin A yang rendah (di bawah kecukupan konsumsi vitamin A
yang dianjurkan), berlangsung dalam waktu lama, akan mengakibatkan suatu keadaan yang dikenal
2.2 Epidemiologi
Estimasi yang dibuat oleh WHO adalah lebih dari 250 juta anak mengalami
anak pra sekolah, ibu hamil dan menyusui. Namun tingkat defisiensi vitamin A subklinik
juga terlihat banyak pada anak sekolah dan dewasa di beberapa lokasi. Data yang selalu
tersedia di setiap negara hanyalah prevalensi dari anak prasekolah yang berarti prevalensi pada
6
Kekurangan vitamin A dalam makanan sehari-hari menyebabkan setiap tahunnya sekitar
1 juta anak balita di seluruh dunia menderita penyakit mata tingkat berat (xeropthalmia)
¼ diantaranya menjadi buta dan 60 % dari yang buta ini akan meninggal dalam beberapa bulan.
Kekurangan vitamin A menyebabkan anak berada dalam resiko besar mengalami kesakitan, tumbuh
kembang yang buruk dan kematian dini. Terdapat perbedaan angka kematian sebesar 30 % antara anak-
anak yang mengalami kekurangan vitamin A dengan rekan-rekannya yang tidak kekurangan vitamin A.
Angka kebutaan di Indonesia tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Berdasarkan survai kesehatan
indera penglihatan dan pendengaran tahun 1993-1996 menunjukkan angka kebutaan di Indonesia 1,5 %
dari jumlah penduduk atau setara dengan 3 juta orang. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibanding
Bangladesh (1%), India (0,7 %), dan Thailand (0,3 %). Kekurangan vitamin A (defisiensi
vitamin A) yang mengakibatkan kebutaan pada anak-anak telah dinyatakan sebagai salah satu masalah
gizi utama di Indonesia. Kebutaan karena kekurangan vitamin A terutama dikalangan anak pra sekolah
masih banyak terdapat didaerah-daerah. Berdasarkan riset kesehatan dasar tahun 2010 pada
pasca persalinan, atau masa nifas, ibu yang mendapat kapsul vitamin A hanya 52,2 persen (rentang:
33,2% di Sumatera Utara dan 65,8% di Jawa Tengah). Berdasarkan tingkat pendidikan, cakupan Ibu
nifas yang tidak sekolah mendapat kapsul vitamin A hanya 31 persen dibanding yang tamat PT (62,5%).
Demikian pula kesenjangan yang cukup lebar antara ibu nifas di perkotaan dan pedesaan, serta menurut
tingkat pengeluaran. Persentase distribusi kapsul vitamin A untuk anak umur 6-59 bulan sebesar 69,8%.
Persentase tersebut bervariasi antar provinsi dengan persentase terendah di Papua Barat (49,3%) dan
7
2.3 Metabolisme Vitamin A
lambung. Retinil ester akan di hidrolase menjadi retinol di usus halus, karena bentuk ini
Kira-kira 50-90 % retinol yang telah dicerna akan diserap melalui usus halus dan
diangkut, bersama dengan kilomikron, ke hati, tempat retinol mulai disimpan sebagai
retinil palmitat. Ketika diperlukan retinol akan dilepaskan ke dalam darah sebagai retinol
dalam gabungan dengan retinol binding protein (RBP), suatu protein pengangkut spesifik
yang diurai oleh hati. Dalam serum, kompleks RBP- retinol bergabung dengan transiterin,
suatu protein besar yang juga disintesis di hati. Retinol kemudian dipindahkan dari serum
dan digunakan oleh sel sasaran, seperti fotoreseptor retina dan sel epitel. 12
Di dalam jaringan, retinol diikat oleh protein -protein sel pengikat retinoid, yaitu
(CRBPII). Pada kompleks ini, retinol bisa saja diesterifikasi atau dioksidasi lebih lanjut
dengan retinol menjadi asam retinoik. dimana akhirnya terikat pada satu set faktor
berkombinasi dengan protein plasma pengikat retinol di dalam jaringan atau tergabung
menjadi ester retinyl di lipoprotein. Siklus antara organ penyimpanan utama seperti
hepar dan jaringan epitel yang membutuhkan vitamin A untuk diferensiasi seluler
Vitamin A yang tidak diabsorpsi di saluran cerna, diekskresikan di feses, dan derivat
8
efisiensi absorpsi tetap tinggi, pemecahan karotenoid dipertinggi, plasma transport tetap
ada di level normal, mekanisme penggunaan dan recycling menjadi lebih efisien, dan
ekskresi menurun dengan nyata. Ketika asupan vitamin A tinggi, efisiensi absorpsi
dikurangi, transportasi vitamin A dalam plasma tetap sama, recycling menjadi kurang
efisien, oksidasi vitamin A meningkat, ekskresi bilier meningkat dengan jelas, ekskresi
Seorang anak dengan gizi dan asupan vitamin A yang minimal mempunyai
simpanan vitamin A yang sangat terbatas. Penurunan yang tiba-tiba baik yang disebabkan
akibat perubahan pola makan atau gangguan absorbsi (seperti pada gastroenteritis), atau
9
lonjakan pertumbuhan) akan menyebabkan penurunan yang cepat dari cadaangan yang
terbatas itu. Jika simpanan retinol hati sangat tingg, manusia dapat bertahan selama
berbulan- bulan tanpa vitamin A dan tidak menderita penyakit yang serius.12
Adanya vitamin A yang tersimpan tergantung juga pada status gizi anak secara
umum. Anak dengan defisiensi protein dan malnutrisi berat mengikat protein pengikat
retinol dengan kecepatan yang sangat rendah. Oleh karena itu kadar retinol serum dapat
subnormal, walaupun simpanan di hati tinggi. Selain itu, bila hati dalam keadaan sakit,
tidak dapat menyimpan retinol, atau membuat protein pengikat retinol sebanyak hati
normal.12
2.4 Etiologi
paling penting dari defisiensi vitamin A pada anak adalah rendahnya asupan makanan
yang mengandung vitamin A (termasuk pemberian ASI yang tidak memadai) dan infeksi
10
2.5 Faktor Resiko
Semua orang yang memiliki akses terbatas terhadap makanan kaya vitamin A,
berisiko untuk menderita defisiensi vitamin A. Beberapa kelompok lebih rentan untuk
menderita defisiensi vitamin A dibanding yang lainnya. Kelompok ini terdiri dari;13
A. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan bayi prematur
Bayi BBLR adalah bayi dengan berat badan ketika lahir kurang dari 2500 gram.
Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 38 minggu. Karena bayi ini
lahir sebelum waktunya, berat badannya ketika lahir seringkali sangat rendah. Bayi-bayi
ini lahir dengan cadangan vitamin A tubuh yang rendah sehingga berisiko untuk
Bayi dan anak dengan infeksi berisiko untuk menderita defisiensi vitamin A
karena banyak infeksi, khususnya campak dan diare meningkatkan kebutuhan tubuh
terhadap vitamin A. Tetapi, anak yang sakit sering menolak untuk makan, sehingga
asupan vitamin A anak cenderung lebih rendah dari yang dibutuhkan. Oleh karena itulah
umumnya anak yang sakit cenderung menderita defisiensi vitamin A, khusunya jika
Sebagian besar anak yang malnutrisi berisiko dalam menderita defisiensi vitamin
A oleh karena diet makanan yang jelek, dimana asupan energi , protein, dan berbagai zat
11
2.6 Diagnosis
dikonfirmasi dengan pemeriksaan kadar vitamin A serum yang kurang dari 200ug/L dan
karotennoid kurang dari 500ug/L. Dark adaptation test dapat berguna dalam diagnosis.
apusan mata direkomendasikan untuk diagnostik. Vitamin A dan serum retinol diperiksa
2.7 Pencegahan
Asupan makanan yang inadekuat terhadap vitamin A dapat dimulai dengan cepatnya
penghentian pemberian ASI, kemudian disusul dengan kurangnya asupan makanan yang
kaya karoten atau Vitamin A. Dengan pemberian ASI kemudian setelah usia 6 bulan anak
diberi makanan kaya provitamin A seperti buah mangga, pepaya, sayuran berdaun hijau
gelap, dan dari sumber hewani seperti kuning telur, ayam dan hati akan secara signifikan
Sayuran hijau merupakan sumber yang tidak mahal dan yang paling banyak
mengandung vitamin A. Sebagai acuan, orang tua harus mengetahui bahwa segenggam
sayur bayam segar( 68 gram) memiliki kandungan vitamin A setara dengan seporsi kecil
hati sapi ( 63 gr), dan setara dengan 4 medium size telur ayam ( 227 gram).12
12
b. Suplementasi Vitamin A
Hasil Studi Masalah Gizi Mikro di 10 propinsi yang dilakukan Puslitbang Gizi
dan Makanan Departemen Kesehatan RI pada Tahun 2006 memperlihatkan balita dengan
Serum Retinol kurang dari 20μg/dl adalah sebesar 14,6%. Hasil studi tersebut
Tahun 1992 yang menunjukkan 50% balita mempunyai serum retinol kurang dari 20
μg/dl. Oleh karena itu, masalah kurang Vitamin A (KVA) sudah tidak menjadi masalah
kesehatan masyarakat lagi karena berada di bawah 15% (batasan IVACG). Hal tersebut
suplementasi Vitamin A yang dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus (Bulan
13
BAB 3
ANALISIS SITUASI
Ambacang kecamatan Kuranji, kota Padang (±5 km dari pusat kota). Wilayah kerja
Puskesmas Ambacang Kuranji (luas 12 km2) meliputi empat kelurahan, yaitu: Kelurahan
14
Jumlah penduduk yang menjadi tanggung jawab Puskesmas Ambacang selama
sasaran kegiatan Puskesmas selama tahun 2016 adalah sebanyak 49.966 jiwa dengan luas
wilayah kerja sekitar 12 km2. Distribusi kependudukan menurut kelurahan adalah sebagai
berikut:
Jml ibu
No Kelurahan Bayi (0-11) bln Balita (1-59) th
penduduk nifas
Ps. 17.918 202 1291 333
1 Ambacang
14.288 160 1033 266
2 Anduring
10.327 117 747 193
3 Lubuk Lintah
7.388 84 531 137
4 Ampang
49.966 563 3602 929
Total
(Sumber : Data Sasaran Program Kesehatan Puskesmas Ambacang Tahun 2016)16
Berdasarkan data tersebut dapat kita lihat bahwa kepadatan penduduk di wilayah
UU No.56 tahun 1960, angka ini menunjukkan bahwa wilayah kerja Puskesmas
Penduduk non muslim di wilayah ini merupakan kaum pendatang dari luar provinsi.
Walaupun terdapat perbedaan suku, agama dan budaya, aktivitas sosial serta peribadatan
15
penduduk berjalan dengan baik. Suku terbesar yang terdapat di Kecamatan Kuranji
a. Tani : 50%
c. Buruh : 6%
d. Swasta : 2%
e. Lain-lain : 20%
16
Kondisi ekonomi masyarakat tentunya akan berpengaruh terhadap pelaksanaan
dengan meningkatnya pendapatan, baik pada pria maupun wanita. Oleh sebab itu, kondisi
pemerintahan Kota Padang, semua pasien baik anggota BPJS maupun yang non-anggota
BPJS, sudah dapat berobat gratis di Puskesmas Ambacang. Dengan demikian diharapkan
masyarakat seluruhnya tidak perlu takut pergi berobat ke dokter sehingga taraf kesehatan
masyarakat akan meningkat. Akan tetapi masih banyak hambatan-hambatan yang ditemui
di lapangan, salah satunya akibat budaya dan paradigma yang salah di masyarakat.
Ambacang
wilayah dikarenakan sulit nya untuk menentukan seseorang itu mendeita defisiensi
vitamin A atau tidak ditambah dengan kekurangan sarana dan prasarana dari puskesmas
2015 – 2016 tidak ditemukan nya kasus defisiensi vitamin A di Puskesmas Ambacang
17
3.4.1 Progam Suplementasi Vitamin A pada Bayi dan Balita
dalam setahun yaitu pada bulan februari dan agustus. Target pemberian Vitamin
Dari tabel diatas terlihat presentase pemberian suplementasi vitamin A pada bulan
februari untuk bayi dan balita telah mencapai target yang telah ditetapkan yaitu 92,43 %
Dari data tabel diatas terlihat bahwa pemberian suplementasi vitamin A pada
agustus 2016 juga telah mencapai target, begitu juga untuk tahun 2015 telah mencapai
18
3.4.2 Progam Suplementasi Vitamin A dan Tablet Fe pada Ibu Nifas
Fe 3 97,07 % 63,96 % 95 %
Dari tabel diatas terlihat bahwa pemberian suplementasi vitamin A pada tahun
2015 sudah mencapai target yaitu sebesar 100,97 %, sedangkan pada tahun 2016
pemberian vitamin A pada bufas memang rendah dari target yang diinginkan, hal ini
terjadi karna target yang tertulis di tabel adalah untuk satu tahun sedangkan data yang
tertulis adalah periode januari-mei 2016 dengan target sementaranya adalah untuk Fe 1 :
sampai saat ini masih belum mendapatkan laporan mengenai kejadian defisiensi vitamin
19
BAB 4
PEMBAHASAN
Vitamin A merupakan salah satu zat gizi penting yang berperan dalam fungsi
fisiologis tubuh seperti fungsi penglihatan, diferensiasi sel, imunitas tubuh, pertumbuhan
dan perkembangan, dan reproduksi. Defisiensi vitamin A terjadi apabila vitamin A dalam
tubuh berkurang. Keadaan ini ditunjukkan dengan kadar serum retinol dalam darah
kurang dari 20μg/dl. Defisiensi vitamin A adalah masalah kesehatan umum yang luas.
Anak usia prasekolah dan wanita di usia reproduktif merupakan dua kelompok populasi
tahun 2015 hingga 2016 tidak ditemukan kasus defisiensi vitamin A baik yang langsung
dicanangkan oleh pemerintah untuk mengentas defisiensi vitamin A pada bayi usia 0-11
bulan, balita 12-59 bulan serta ibu dalam masa nifas. Kegiatan ini dilakukan setiap tahun
pada bulan februari dan agustus. Dari data yang didapatkan dari puskesmas ditemukan
bayi dan balita adalah 85 % dan untuk ibu nifas adalah 100%. pada tahun 2016
dilihat dari pencapaian untuk bayi dan balita pada bulan februari adalah 92,43 % dan
95,40 %. Sedangkan pada bulan agustus pencapaian target cukup meningkat yaitu untuk
20
bayi adalah 99,64 % dan balita adalah 99,92 %. Kemudian untuk angka pencapaian pada
ibu nifas juga sudah cukup baik pada 2015 sebesar 100,97 % dan 2016 sebesar 67,89 %.
A adalah kurang terdata nya bayi atau balita yang berobat ke praktek dokter spesialis
anak dan beberapa dokter umum yang tidak bekerjasama dengan puskesmas dalam
pendataan suplementasi vitamin A. Meskipun sudah mencapai target namun ada sebagian
memberikan anaknya suplementasi vitamin A, hal ini dikarenakan sebagian kecil ibu
tidak menganggap pemberian suplementasi vitamin A itu penting, dan juga kurangnya
21
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Puskesmas Ambacang sampai saat ini tidak menemukan laporan atau kejadian
puskesmas Ambacang sudah baik dengan presentase >90 % untuk bayi dan balita
terdata nya bayi atau balita yang berobat ke praktik dokter spesialis anak
pelaporan ke puskesmas.
5.2 Saran
3. Memotivasi ibu supaya mau membawa bayi atau balitanya ke sarana kesehatan
22
DAFTAR PUSTAKA
23
12. Annstas, George. Vitamin A Deficiency. 2012. Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/126004-overview
13. Nutrition Information Centre University of Stellenbosch. Vitamin A. Diunduh dari
http://www.sun.ac.za/nicus
14. Elzouki, Abdelaziz Y, et al. Textbook Of Clinical Pediatrics Second Edition.
London: Springer. 2012
15. Panduan manajemen suplementasi vitamin A.Direktorat Bina Gizi Masyarakat.
Departemen Kesehatan 2009.
16. Puskesmas Ambacang, Laporan Tahunan 2016 Puskesmas Ambacang. Padang:
Puskesmas Ambacang. 2016
24