Anda di halaman 1dari 6

BAB XII.

MANAJEMEN DANNUTRISI TERNAK PUYUH

Sejarah
Puyuh merupakan jenis burung yang tidak bisanterbang, ukuran tubuh kecil dan
berkaki pendek. Disebut juga gemak (bahasa Jawa) dan quail (bahasa Inggris).
Puyuh merupakan bangsa burung (liar) yang pertama kali diternak di Amerika Serikat
tahun 1870. Puyuh mulai dikenal dan diternakkan di Indonesia tahun 1979.

Usaha Beternak Puyuh


Usaha beternak puyuh tidak memerlukan modal besar karena bisa dipelihara di
pekarangan rumah dan jumlah ransum yang dikonsumsi sedikit. Perputaran modal cepat
karena pada umur 5 minggu sudah mengahsilkan telur. Puyuh lebih tahan terhadap
penyakit. Untuk penelitian genetik bias digunakan puyuh karena jarak antar generasi
pendek.

Jenis
Kelas : Aves (bangsa burung)
Ordo : Galliformes
Sub ordo : Phasianoides
Famili : Phasianidae
Sub Famili : Phasianinae
Genus : Coturnix
Spesies : Coturnix-coturnix japonica

Puyuh yang terkenal :


1. Coturnix-coturnix japonica dari Jepang
2. Bob White dari Amerika

101
Manfaat puyuh
1. Telur dan daging mempunyai nilai gizi dan rasa yang lezat.
Telur puyuh mengandung protein % dan lemak yang rendah % sehingga
masyarakat yang bermasalah dengan cholesterol dapat mengkonsumsi telur
puyuh. Masyarakat Indonesia belum terbiasa mengkonsumsi daging puyuh.
Restoran yang menyediakan menu daging puyuh masih jarang dan hanya
beberapa supermarket menyediakan daging puyuh. Daging puyuh mempunyai
citarasa yang gurih dan lezat .
Tabel 12.1. Komposisi Telur puyuh (per 100 g bagian yang dimakan)
Kandungan zat nutrisi Seluruh telur Albumen Kuning telur
Kadar air, g 73,8 87,3 48,2
Protein, g 13,4 11,2 19,3
Lemak, g 10,8 - 30,0
Karbohidrat, g 1,03 0,68 0,70
Abu,g 1,13 0,80 1,80
Energi, kcal 201

Sumber : Tiwari dan Panda (1978)


2. Bulunya sebagai bahan aneka kerajinan atau perabot rumah tangga lainnya.
Bulu burung puyuh dapat digunakan untuk seni lukis lantaran corak dan warnanya
yang indah umumnya dari jenis Rollulus roulroul, gamles quail dan blue brested
quail. Bulu yang dimanfaatkan berasal dari bagian dada dan punggung karena
ukurannya lebar dan teksturnya halus.
3. Kotorannya sebagai pupuk kandang
Kotoran burung puyuh masih mempunyai kandungan nutrisi yang tinggisehingga
bias dijadikan pupuk kandang yang baik untuk tanaman.

Deskripsi Puyuh Jepang


1. Berat tetas 7-6 g. Puyuh tumbuh cepat selama minggu pertama
2. Berat dewasa puyuh jantan 100-140 g sedangkan puyuh betina 120-160 g.
3. Dewasa kelaminumur 5-6 minggu

102
4. Pertama bertelur 6-7 minggu
5. Puncak produksi 10-12 minggu
6. Kecepatan berproduksi (butir/tahun) 250-350
7. Telur puyuh mengandung 158 Cal energi,74,6 % air, 13,1 % protein, 11,2 %
lemak,1,1 % total abu. Kandungan mineral 0,59 % mg Ca, 220 mg P,3,8 mg Fe.
Kandungan Vitamin 300 IU vitamin A; 0,12 mg vitamin B1;0,85 % mg vitamin
B2 dan ),1 mg nicotinic acid.
8. Telur puyuh mempunyai berbagai macam pola warna dari putih sampai coklat.
9. Ukuran telur (mm x mm) : 25-34 x 20 x 25
10. Rata-rata berat telur 10-11 gram (7-14) yaitu 8 % dari berat badan puyuh,kalau
ayam 3 % dari berat badan. Berat telur meningkat dengan meingkatnya umur
puuh (0,13 g/minggu).
11. Ketebalan kerabang (mm) : 0,17 – 0,20
12. Penetasan telur 17 hari

Puyuh Penggemukkan
1. Berat potong 150-200 gram
2. Periode penggemukkan : 35 (30-45) hari
3. Konversi ransum : 3,3 – 3,6 (pada puyuh umur 35 hari dan ransum mengandung
2900 kkal/kg
4. Mortalitas 10-15 %
5. Berat karkas 66 – 77 %
6. Komposisi tubuh pada umur 5 minggu : 58,6 % air;22,1 % protein; 5,9 % lemak
dan 3,4 % abu.

Kegunaan Puyuh
1. Puyuh dipelihara untuk menghasilkan telur dan daging. Daging puyuh diperoleh
dari puyuh jantan ataupun puyuh afkir.
2. Puyuh juga digunakan untuk penelitian biomedical : Virology, physiology,
atheroscheloris dan cholesterol studies dan genetic.
3. Puyuh juga banyak dipelihara untuk binatang kesayangan.

103
Penentuan Jenis Kelamin Puyuh
Puyuh yang dipelihara untuk produksi telur perlu dilakukan sexing puyuh yang
bertujuan untuk mengetahui jenis kelamin puyuh. Puyuh betina akan dipelihara terus
sedangkan puyuh jantan akan diafkir atau dipelihara untuk produksi daging. Ada
beberapa cara untuk melakukan sexing, yaitu :
1. Memeriksa kloaka
Dilakukan pada puyuh umur 2 minggu atau masa starter.
Kloaka dibuka dan diraba, bila ada benjolan berarti puyuh berjenis kelamin
jantan. Bila tidak ada benjolannya berarti puyuh betina. Benjolan ini bila dipijjit
akan mengeluarkan cairan seperti pasta lewat kloaka. Puyuh betina yang sudah
bertelur mempunyai kloakan horizontal dengan warna kebiruan.
2. Mengamati bulu dada.
Cara ini dilakukan pada masa grower atau umur 3-6 minggu. Bulu dada (dari
pangkal paruh ke bawah) pada puyuh betina berwarna coklat dengan gradasi abu-
abu ke coklatan. Puyuh jantan mempunyai warna bulu dada (dari pangkal paruh)
coklat kemerahan. Semakin ke bawah warnanya semakin muda.
3. Mengamati ukuran dan bobot tubuh
Puyuh betina umumnya mempunyai bobot tubuh 20 % lebih berat dari puyuh
dan lebih besar ketimbang jantan. Puyuh jantan lebih kecil dan ramping.
4. Mendengarkan suara puyuh
Suara kokok puyuh jantan lebih nyaraing dibandingkan puyuh betina. Posisi
puyuh jantan waktu berkokok tegak, leher tertarik tinggi dan paruh terbuka lebar.
Tempo suaranya lebih panjang daripada betina.
Puyuh betina berbunyi lemah, terputus-putus dan waktu berbunyi posisi tubuh
mendatar hanya kepala tertarik keatas. Paruh tidak terbuka lebar.

104
Performan Puyuh Periode Pertumbuhan
Tabel 12.2. Performan Puyuh
Minggu Konsumsi Ransum Pertambahan Konversi ransum
Per minggu Per hari bobot badan
(g / ekor) (g/ ekor) (g/ekor/minggu)
1 28,8 4,1 13,97 2,07
2 58,0 8,3 23,50 2,47
3 82,1 11,7 25,59 3,21
4 97,2 13,9 27,25 3,57
5 101,0 14,4 12,28 2,08
Total 367,1 52,4 102,59
Rata-rata 73,42 10,48 2,68

Performan Puyuh Periode Bertelur (Female Japanese Quail)


1. Karakter Produksi :
Bobot badan pada umur 30, 50, 100, 150 dan 200 hari adalah 87,8; 111,6; 129,5; 136,5
dan 136,9 g. Puyuh berhenti tumbuh setelh umur 150 hari.

2. Sexual maturity
Puyuh mulai bertelur pada 51 dan dari 67 hari produksi meningkat 50 %
Tabel 12.3. Performans Puyuh
Umur puyuh Periode produksi Konsumsi ransum Hen day Production
(g/ekor/hari) (%)
6 1 19,30 13,10
7 2 17,31 69,84
8 3 23,21 80,96
9 4 24,81 81,35
10 5 25,19 82,54
Rata-rata 21,96
Standar 20-22 g/hari (17-30
g/hari)

105
Kebutuhan Zat Nutrisi Puyuh
Tabel 12.4. Kebutuhan Zat Nutrisi Puyuh Menurut Leeson dan Summers
Zat Nutrisi Puyuh
Starter Grower Layer
breeder
Protein (%) 28 18 20
Asam Amino (% dalam ransum)
Arginin 1,7 0,9 0,90
Lisin 1,5 0,84 0,80
Metionin 0,6 0,50 0,53
Metionin + cistin 1,1 0,71 0,81
Triptopan 0,25 0,20 0,22
Histidin 0,55 0,40 0,45
Leucin 1,7 0,82 1,4
Isoleucin 1,1 0,72 1,3
Phenilalanin 1,1 0,71 0,90
Phenilalanin + tirosin 1,7 1,1 1,3
Threonin 1,0 0,70 0,82
Valin 1,1 0,71 1,0
Energi Metabolis (kkal/kg) 2900 2900 2950
Ca (%) 1,3 1,0 3,0
Phosphor tersedia (%) 0,60 0,45 0,40
Na (%) 0,18 0,18 0,18
Sumber : Leeson dan Summers (1997)

106

Anda mungkin juga menyukai