Anda di halaman 1dari 27

Penerapan ASEAN Corporate Governance Scorecard

PT Kimia Farma Tbk.

No Pertanyaan Penilaian Keterangan Bukti Penerapan Keterangan


Ya Tidak
C Peran Stakeholder
C.1 Hak-hak stakeholder yang ditetapkan oleh
hukum atau melalui kesepakatan bersama
yang harus dihormati.
Apakah perusahaan mengungkapkan
kebijakan yang:
C.1.1 Menetapkan keberadaan dan lingkup upaya V jawab terhadap pelanggan, Kimia Hal. 448
perusahaan untuk mengatasi kesehatan dan Farma merealisasikan
keselamatan pelanggan? hal-hal berikut:
1. Pelayanan pelanggan
2. Layanan Pengaduan
3. Survei kepuasan pelanggan
4. Komitmen terhadap mutu
1. Pelayanan Pelanggan
Berdasarkan Undang-undang Nomor
36 tahun 2019
tentang Kesehatan pasal 7, “Setiap
orang berhak
untuk mendapatkan informasi dan
edukasi tentang
kesehatan yang seimbang dan
bertanggung jawab”.
Oleh karena itu, Kimia Farma
menyediakan contact
center yaitu memudahkan akses
pelanggan agar
dapat berkonsultasi mengenai
penggunaan obat
yang baik dan benar langsung dengan
Apoteker,
sehingga keamanan dan keselamatan
pelanggan
dalam menggunakan obat dapat
terjamin. Layanan
konsultasi Apoteker ini juga sebagai
bentuk upaya
pendekatan promotif dan preventif
guna meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
2. Layanan Pengaduan
Dalam rangka menyelesaikan seluruh
keluhan
pelanggan dan memperbaiki kualitas
layanan
maupun mutu produk, Kimia Farma
membuka layanan
pengaduan pelanggan yang dapat
diakses melalui
beberapa saluran antara lain
konsultasi Apoteker ini juga sebagai
bentuk upaya
pendekatan promotif dan preventif
guna meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
2. Layanan Pengaduan
Dalam rangka menyelesaikan seluruh
keluhan
pelanggan dan memperbaiki kualitas
layanan
maupun mutu produk, Kimia Farma
membuka layanan
pengaduan pelanggan yang dapat
diakses melalui
beberapa saluran antara lain:

C.1.2 Menjelaskan praktek pemilihan supplier / V Kimia Farma juga bekerja sama dengan Hal. 171-172
kontraktor? layanan belanja
pesan antar GO-MART, dari PT. Go-
Jek Indonesia. Untuk
layanan GO-MART ini dapat diakses
pelanggan yang
berada di Jabodetabek, Bandung,
Surabaya, Bali, dan
Makassar dengan lebih dari 250 pilihan
lokasi Apotek
Kimia Farma.
Dengan memperhatikan keamanan
penggunaan obat dan
produk kesehatan, maka cakupan
layanan kedua portal
digital tersebut adalah obat dan produk
OTC (Over The
Counter) dan prodak personal and
beauty care.
Sebagai bentuk jaminan Apotek Kimia
Farma atas
penggunaan obat dan produk kesehatan
yang aman dan
berkualitas, dalam pelayanan GO-
MART setiap Apoteker
Kimia Farma akan mengkonfirmasi
terlebih dahulu gejala
ataupun tujuan penggunaan obat atau
produk yang
dipesan oleh pelanggan melalui
telepon, serta memberikan
konsultasi dan edukasi obat apabila
diperlukan.
Dalam setiap transaksi digital tersebut,
konsumen akan
menerima produk pesanannya dalam
kemasan yang
tersegel dan dilengkapi dengan Form
Informasi Obat (FIO)
yang berisi informasi tentang indikasi,
cara dan aturan
pakai, efek samping dan informasi obat
lainnya yang ditulis
langsung oleh apoteker. Kemasan dan
segel tersebut
didesain khusus untuk menjamin
kualitas obat dan produk
kesehatan hingga diterima oleh
pengguna.
C.1.3 Menguraikan upaya perusahaan untuk V pelayanan yang maksimal kepada Hal.216
berinteraksi dengan masyarakat di mana pelanggan. Oleh karena
mereka beroperasi? itu pengembangan sumber daya
manusia (SDM) dianggap
penting dan menjadi prioritas utama
yang dilakukan Kimia
Farma.
Salah satu layanan lain yang diberikan
Kimia Farma untuk
mendekatkan diri kepada masyarakat
adalah dengan
menyelenggarakan pengobatan gratis.
C.1.4 Menjelaskan bagaimana hak-hak kreditur V Hal. 404
yang dijaga? Kebijakan tentang pemenuhan hak-hak
kreditur digunakan sebagai pedoman
dalam melakukan pinjaman kepada
kreditur. Tujuan dari kebijakan
dimaksud adalah untuk menjaga
terpenuhinya hak-hak dan menjaga
kepercayaan kreditur terhadap
Perusahaan Terbuka. Dalam kebijakan
tersebut mencakup pertimbangan dalam
melakukan perjanjian, serta tindak
lanjut dalam pemenuhan kewajiban
Perusahaan Terbuka kepada kreditur.

Apakah perusahaan mengungkapkan kegiatan V TIDAK ADA INFORMASI


yang telah dilakukan untuk menerapkan
kebijakan yang disebutkan di atas?
C.1.5 Apakah perusahaan memiliki tanggung jawab V TIDAK ADA INFORMASI
perusahaan yang terpisah (CR) Laporan /
bagian atau laporan keberlanjutan / bagian?
C.2 Di mana kepentingan stakeholder dilindungi
oleh hukum, pemangku kepentingan harus
memiliki kesempatan untuk memperoleh
ganti rugi yang efektif untuk pelanggaran hak
mereka.
C.2.1 Apakah perusahaan memberikan rincian V Website / Website : Hal. 371
kontak melalui website perusahaan atau www.kimiafarma.co.id
Laporan Tahunan dimana para pemangku
kepentingan (misalnya pelanggan, pemasok,
umum publik dll) yang dapat digunakan untuk
menyuarakan keprihatinan dan / atau keluhan
mereka untuk kemungkinan pelanggaran hak-
hak mereka?
C.3 Mekanisme meningkatkan kinerja untuk
partisipasi karyawan harus diijinkan untuk
berkembang.
C.3.1 Apakah perusahaan secara eksplisit V KARYAWAN Hal. 138
mengungkapkan kebijakan kesehatan, Keberhasilan dan kemajuan Kimia
keselamatan, dan kesejahteraan bagi Farma merupakan hasil
karyawannya? kerja sama antara Pemegang Saham,
Dewan Komisaris,
pengelola perusahaan yang diwakili
oleh manajemen,
serta dukungan utama oleh insan Kimia
Farma.
Oleh karena itu Kimia Farma
senantiasa meningkatkan
upaya kesejahteraan karyawan seiring
berkembangnya
perusahaan. Remunerasi merupakan
bagian penting
yang tak terpisahkan untuk
meningkatkan profit yang
gemilang dari tahun ke tahun.
Remunerasi kepada Insan
Kimia Farma terdiri dari gaji pokok,
berbagai macam
bentuk tunjangan: prestasi, jabatan,
perumahan dan cuti,
penyediaan makanan, lembur, PPh 21
pegawai, pakaian
dinas, tunjangan terkait dengan Social
Security. Penetapan
remunerasi merujuk pada penilaian
kinerja individu yang
dibebankan pada setiap insan kimia
farma serta terbebas
dari unsur diskriminasi.
C.3.2 Apakah perusahaan memiliki program V Pengembangan Kompetensi Karyawan Hal. 430
pelatihan dan pengembangan untuk para Kimia Farma merealisasikan program
karyawannya? pengembangan
kompetensi dengan kesempatan yang
terbuka
bagi seluruh karyawan yang dikelola
melalui Unit
Pendidikan dan Pelatihan..
C.4 Stakeholder termasuk karyawan individu dan
perwakilan mereka tubuh, harus dapat bebas
berkomunikasi kekhawatiran mereka tentang
praktik ilegal atau tidak etis untuk papan dan
hak-hak mereka tidak boleh dikompromikan
untuk melakukan hal ini.
C.4.1 Apakah perusahaan memiliki prosedur untuk V Penyampaian Laporan Pelanggaran Hal 381
keluhan karyawan tentang praktik ilegal Pengaduan pelanggaran dapat
(termasuk korupsi) dan perilaku yang tidak dilakukan pelapor kepada
etis? Unit Kepatuhan dan Manajemen Risiko
yang selanjutnya
diteruskan ke Komite Etik.
Pelanggaran yang dapat dilaporkan
melalui WBS ini
antara lain : Benturan Kepentingan,
Korupsi, Kecurangan,
Penggelapan, Gratifikasi, Suap
Pelanggaran dalam
Proses Pengadaan Barang dan Jasa;
Keluhan Pegawai
tentang Kebijakan dan peraturan
perusahaan; Keluhan
Masyarakat tentang pengeiolaan
perusahaan (service,
limbah, produk atau yang
bersinggungan langsung dengan
Perseroan). “kimiafarmacare”).

No Pertanyaan Penilaian Keterangan Bukti Penerapan Keterangan


Ya Tidak
E Tanggung Jawab Dewan
E.1 Tanggung jawab dewan direksi dan tata
kelola perusahaan yang jelas
E.1.1 Apakah peran dan tanggung jawab direksi / V Kehadiran seluruh anggota Direksi dan Hal 387
komisaris jelas dinyatakan? anggota Dewan Komisaris Perusahaan
Terbuka bertujuan agar setiap anggota
Direksi dan anggota Dewan Komisaris
dapat
memperhatikan, menjelaskan dan
menjawab
secara langsung permasalahan yang
terjadi atau pertanyaan yang diajukan
oleh
pemegang saham terkait mata acara
dalam
RUPS.
E.1.2 Apakah perusahaan mengungkapkan V TIDAK ADA INFORMASI
kebijakan tata kelola perusahaan / alas
piagam?
E.2 Kode etik atau perilaku
E.2.1 Apakah perusahaan memiliki kode etik atau V Memuat uraian antara lain: Hal 596, 383
perilaku? Pokok-pokok kode etik;
Pengungkapan bahwa kode etik
berlaku bagi seluruh level organisasi;
Penyebarluasan kode etik;
Sanksi untuk masing-masing jenis
pelanggaran yang diatur dalam kode
etik (normatif); dan
Jumlah pelanggaran kode etik beserta
sanksi yang diberikan pada tahun buku
terakhir.
E.2.2 Apakah rincian kode etik atau perilaku V TIDAK ADA INFORMASI
diungkapkan?
E.3 Struktur Dewan & Komposisi
E.3.1 Apakah dewan direksi / komisaris terdiri dari V anggota Direksi paling banyak pada 1 Hal.291
sekurang-kurangnya lima anggota dan tidak (satu) Emiten
lebih dari 12 anggota? atau Perusahaan Publik lain;
(Yaitu, antara 5 - 12 anggota) • anggota Dewan Komisaris paling
banyak pada 3 (tiga)
Emiten atau Perusahaan Publik lain;
dan/atau
• anggota komite paling banyak pada 5
(lima) komite
di Emiten atau Perusahaan Publik
dimana yang
bersangkutan juga menjabat seba
E.4 Keterampilan dan Kompetensi
E.4.1 Apakah setidaknya satu direktur non- V TIDAK ADA INFORMASI
eksekutif / komisaris sebelumnya memiliki
pengalaman kerja di industri utama
perusahaan yang sedang beroperasi?
E.4.2 Apakah perusahaan mengungkapkan macam V Dewan Komisaris dan Direksi Hal. 354
– macam kebijakan dewan direksi / mempunyai peran aktif
komisaris? dalam pengawasan penerapan
manajemen risiko di
Perseroan. Dewan Komisaris
bertanggung jawab untuk
mengevaluasi kebijakan Manajemen
Risiko di Perseroan
dan pertanggungjawaban Direksi atas
pelaksanaan
kebijakan Manajemen Risiko di
Perseroan Sedangkan
Direksi bertanggung jawab untuk
memaksimalkan fungsi
dari manajemen risiko serta secara
teratur melakukan
pemantauan dan pengendalian atas
setiap jenis risiko
E.5 Ketua Dewan
E.5.1 Apakah orang yang berbeda mengasumsikan V TIDAK ADA INFORMASI
peran ketua dan CEO?
E.5.2 Apakah ketua adalah seorang direktur non- V TIDAK ADA INFORMASI
eksekutif/komisaris?
E.6 rapat dewan dan kehadiran
E.6.1 Adalah direksi / komisaris pertemuan V Rapat Dewan Komisaris Hal. 270
dijadwalkan sebelum atau pada awal tahun? Sesuai Anggaran Dasar Perseroan,
Dewan Komisaris
mengadakan rapat paling sedikit 1
(satu) kali dalam 2 (dua)
bulan, yang dapat dilangsungkan jika
dihadiri mayoritas
dari seluruh anggota Dewan Komisaris.
Adapun dalam
Board Manual diatur rapat bulanan
Dewan Komisaris
setidaknya 4 kali rapat tanpa kehadiran
pihak lain untuk
membahas rencana kerja Dewan
Komisaris dan evaluasi
terhadap kinerja Direksi dan Dewan
Komisaris.
E.6.2 Apakah direksi / komisaris memenuhi V Selama tahun 2017 Dewan Komisaris Hal. 271
setidaknya enam kali per tahun? telah mengadakan
rapat sebanyak 16 (enam belas) kali.
E.6.3 Apakah non-eksekutif direktur / komisaris V TIDAK ADA INFORMASI
perusahaan melakukan pertemuan secara
terpisah setidaknya sekali selama setahun
tanpa kehadiran eksekutif?
E.7 Program orientasi untuk Direksi Baru
E.7.1 Apakah perusahaan memiliki program V Program Orientasi Dewan Komisaris Hal. 268
orientasi bagi yang baru direksi / komisaris? Program pengenalan kepada pejabat
baru dimaksudkan
untuk memberikan pemahaman
terhadap kondisi-kondisi
yang ada dalam Perseroan sehingga
pejabat tersebut
mendapatkan pemahaman yang
komprehensif atas kondisi
Perseroan baik secara organisasi
maupun operasional
sebagaimana diatur dalam Board
Manual.diatur dalam Board Manual.
E.8 Pelatihan Direktur
E.8.1 Apakah perusahaan memiliki kebijakan yang V Program Peningkatan Kapabilitas Hal. 297
mendorong direksi / komisaris untuk Direksi
menghadiri secara terus menerus program Program pelatihan yang diikuti oleh
pendidikan professional? anggota Direksi tahun
2017 adalah sebagai berikut:
E.9 Akses ke informasi
E.9.1 Apakah agenda rapat untuk direksi / V Panggilan rapat dilakukan melalui Hal. 293-294
komisaris dalam pertemuan diberikan kepada sarana apapun oleh
dewan setidaknya lima hari kerja sebelum anggota Direksi yang berhak mewakili
dewan pertemuan? perseroan dan disampaikan dalam jangka
waktu paling lambat 3 harikalender sebelum
rapat diadakan atau dalam waktu yang
lebih singkat jika dalam keadaan
mendesak.
Rapat Direksi dianggap sah apabila
diadakan di tempat
kedudukan Perseroan atau di tempat
kegiatan usahanya
yang utama di Indonesia.
E.9.2 Adalah sekretaris perusahaan terlatih dalam V Kualifikasi Hal. 339
hukum, akuntansi atau praktek Pejabat yang diangkat sebagai
kesekretariatan perusahaan? Sekretaris Perusahaan
harus memiliki kualifikasi pendidikan
akademis yang
memadai sesuai ketentuan Perusahaan,
termasuk
pelatihan di bidang Sekretaris,
memiliki pengetahuan
tentang aktivitas Perseroan secara
menyeluruh,
kemampuan untuk berkomunikasi,
kemampuan dan
pengalaman manajerial, akhlak dan
moral yang baik, serta
harus memiliki integritas dan dedikasi
tinggi.
E.10 Komite Nominasi
E.10.1 Apakah perusahaan memiliki Komite V Komite Nominasi dan Remunerasi Hal. 337
Nominasi (NC)?
Perseroan tidak memiliki Komite
Nominasi dan
Remunerasi karena secara struktur,
tugas, tanggung
jawab dan pelaksanaan yang terkait
fungsi Nominasi dan
Remunerasi sesuai peraturan
perundang-undangan yang
berlaku, termasuk namun tidak terbatas
pada Peraturan
OJK No. 34/POJK.04/2014 tentang
Komite Nominasi
dan Remunerasi Emiten atau
Perusahaan Publik, sudah
ada pada dan dilaksanakan oleh
Komite GCG. Informasi
mengenai pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab fungsi
nominasi dan remunerasi dimaksud
pada tahun 2017
sudah diungkapkan pada uraian
mengenai Komite GCG
tersebut di atas.
E.10.2 Apakah Komite Nominasi terdiri dari V TIDAK ADA INFORMASI
mayoritas independen direksi / komisaris?
E.10.3 Apakah perusahaan mengungkapkan V TIDAK ADA INFORMASI
kerangka acuan / pemerintahan Struktur /
charter Komite Nominasi?
E.10.4 Apakah Laporan Tahunan mengungkapkan V TIDAK ADA INFORMASI
jumlah pertemuan Komite Nominasi yang
diadakan?
E.10.5 Apakah kehadiran anggota pada pertemuan V TIDAK ADA INFORMASI
Komite Nominasi diungkapkan?
E.11 Perjanjian dan pemilihan ulang
E.11.1 Apakah perusahaan mengungkapkan kriteria V Pemegang Saham Seri A mempunyai Hal. 280
yang digunakan dalam pemilihan direksi / kewenangan
komisaris baru? penuh untuk melakukan assessment
melalui fit &
proper test kepada calon-calon Direksi
Perseroan, yang
bersumber dari usulan Dewan
Komisaris ataupun dari
sumber lain yang dianggap memenuhi
persyaratan
sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri BUMN
nomor PER- 03/MBU/02/2015 tentang
Persyaratan, Tata
Cara Pengangkatan dan Pemberhentian
Anggota Direksi
BUMN.
E.11.2 Apakah perusahaan mengungkapkan proses V Para anggota Direksi diangkat oleh Hal. 279
dalam menunjuk direksi / komisaris baru? RUPS dari calon yang
diusulkan oleh Pemegang Saham Seri
A Dwiwarna setelah
melalui proses pencalonan sesuai
dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan
pencalonan
tersebut mengikat bagi RUPS..
E.11.3 Apakah semua direksi / komisaris V TIDAK ADA INFORMASI
melaksanakan pemilihan ulang setidaknya
sekali setiap tiga tahun?
E.12 CEO / Eksekutif Manajemen Perjanjian
dan Kinerja
E.12.1 Apakah perusahaan mengungkapkan V TIDAK ADA INFORMASI
bagaimana direksi / komisaris
merencanakan pada kesuksesan CEO /
Managing Director / Presiden dan
manajemen kunci?
E.12.2 Apakah direksi / komisaris melakukan V TIDAK ADA INFORMASI
penilaian tahunan kinerja CEO /
Managing Director / Presiden?
E13 Komite Remunerasi / Komite Kompensasi
E.13.1 Apakah perusahaan memiliki Komite V Membentuk komite audit, komite Hal. 264
Remunerasi? remunerasi dan
nominasi, komite pemantau resiko dan
komite-komite
lain selain Komite Audit, jika dianggap
perlu dengan
memperhatikan kemampuan Perseroan.
E.14 Apakah perusahaan mengungkapkan V yang didasarkan atas pencapaian Hal. 405
remunerasi (biaya, tunjangan, manfaat dalam kinerja
bentuk dan honorarium lainnya) kebijakan jangka panjang. Rencana insentif
(yaitu penggunaan jangka pendek dan insentif jangka
jangka panjang dan ukuran kinerja) untuk panjang mempunyai dasar pemikiran
eksekutif direksi dan CEO? bahwa kinerja jangka panjang
perusahaan
tercermin oleh pertumbuhan nilai dari
saham atau target-target jangka
panjang
perusahaan lainnya. Insentif jangka
panjang
bermanfaat dalam rangka menjaga
loyalitas
dan memberikan motivasi kepada
Direksi
dan karyawan untuk menigkatkan
kinerja
atau produktivitasnya yang akan
berdampak
pada peningkatan kinerja perusahaan
dalam
jangka panjang.
• Adanya suatu kebijakan insentif
jangka
panjang merupakan komitmen nyata
Perusahaan Terbuka untuk mendorong
pelaksanaan pemberian insentif jangka
panjang kepada Direksi dan Karyawan
dengan syarat, prosedur dan bentuk
yang
disesuaikan dengan tujuan jangka
panjang
Perusahaan Terbuka. Kebijakan
dimaksud
dapat mencakup, antara lain: maksud
dan
tujuan pemberian insentif jangka
panjang,
syarat dan prosedur dalam pemberian
insentif, serta kondisi dan risiko yang
harus
diperhatikan oleh Perusahaan Terbuka
dalam
pemberian insentif. Kebijakan tersebut
juga
dapat tercakup dalam kebijakan
remunerasi
Perusahaan Terbuka yang ada
E.15 Apakah perusahaan memiliki Komite Audit? V Dalam rangka mendukung efektivitas Hal. 38
pelaksanaan tugas
dan tanggung jawabnya, Sesuai Board
Manual, Dewan
Komisaris telah membentuk Komite
Audit dan Komite
Kebijakan Corporate Governance
untuk membantu
Dewan Komisaris melaksanakan tugas
pengawasan dan
pemberian nasihat di Perseroan. Dewan
Komisaris menilai
kedua Komite telah melaksanakan
tugas dan tanggung
jawabnya secara maksimal. Setiap
rekomendasi komitekomite
ini telah ditilik, dipelajari, dan
didiskusikan dalam
rapat Dewan Komisaris, serta dibahas
bersama Direksi
dalam rapat gabungan, untuk dilakukan
tindak lanjut.
E.16 Apakah perusahaan memiliki Audit internal? V mengkaji kecukupan Piagam Audit Hal. 317, 343
Internal
Unit Audit Internal (SPI)
Sesuai Peraturan Menteri Negara
BUMN No. PER-01/
MBU/2011 tentang Penerapan Tata
Kelola Perusahaan
Yang Baik (Good Corprorate
Governance) pada
Badan Usaha Milik Negara, Direksi
Kimia Farma wajib
menyelenggarakan pengawasan intern
yang dilakukan
dengan membentuk Satuan
Pengawasan Intern
dan membuat Piagam Pengawasan
Intern. Satuan
Pengawasan Intern (“SPI”) merupakan
Organ Pendukung
di bawah Direktur Utama yang
melakukan kegiatan
audit internal, yaitu pemberian
keyakinan dan konsultasi
yang bersifat independen dan objektif,
dengan tujuan
untuk meningkatkan nilai dan
memperbaiki operasional
perusahaan, melalui pendekatan yang
sistematis,
dengan cara mengevaluasi dan
meningkatkan efektivitas
manajemen risiko, pengendalian, dan
proses tata kelola
perusahaan.
E.17 Apakah perusahaan memiliki Pemantauan V Kebijakan ini bertujuan memberikan Hal. 356
Risiko? petunjuk kepada manajemen dan
karyawan Perseroan
dalam menetapkan dan mengelola
risiko – risiko yang
dihadapi serta mengurangi atau
meminimalkan dampak
yang ditimbulkannya, membangun
kemampuan Satuan
Kerja Manajemen Risiko dalam
mensosialisasikan dan
menginternalisasikan pemahaman
mengenai risiko dan
arti pentingnya pengelolaan risiko,
membantu Manajemen
dalam membentuk proses pengelolaan
risiko mulai dari
penetapan konteks sampai dengan
komunikasi dan
konsultasi risiko serta memastikan
bahwa telah ditetapkan
strategi untuk mengurangi atau
mengendalikan risiko
semaksimal mungkin, menyediakan
alat bantu untuk
mengidentifikasi, menganalisis,
mengevaluasi dan
melakukan pemantauan risiko yang
timbul di masingmasing
fungsi perusahaan dan memberikan
alat bantu
untuk menyusun dan menyediakan
informasi yang tepat
bagi manajemen untuk mengambil
keputusan yang
berkaitan dengan risiko yang optimal.

6 Meningkatkan Kualitas Pelaksanaan


Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
6.1 Direksi mempunyai kebijakan penilaian V Kebijakan penilaian sendiri (Self Hal. 390
sendiri (self-assessment) untuk menilai Assessment)
kinerja Direksi. Dewan Komisaris merupakan suatu
pedoman yang digunakan sebagai
bentuk
akuntabilitas atas penilaian kinerja
Dewan
Komisaris secara kolegial. Self
Assessment
atau penilaian sendiri dimaksud
dilakukan
oleh masing-masing anggota untuk
menilai
pelaksanaan kinerja Dewan Komisaris
secara kolegial, dan bukan menilai
kinerja
individual masing-masing anggota
Dewan
Komisaris. Dengan adanya Self
Assessment
ini diharapkan masing-masing anggota
Dewan Komisaris dapat berkontribusi
untuk
memperbaiki kinerja Dewan Komisaris
secara
berkesinambungan.
• Dalam kebijakan tesebut dapat
mencakup
kegiatan penilaian yang dilakukan
beserta maksud dan tujuannya, waktu
pelaksanaannya secara berkala, dan tolak
ukur atau kriteria penilaian yang
digunakan
sesuai dengan dengan rekomendasi yang
diberikan oleh fungsi Remunerasi dan
Nominasi Perusahaan Terbuka, dimana
adanya fungsi tersebut telah diwajibkan
dalam
Peraturan OJK tentang Komite
Remunerasi
dan Nominasi Emiten atau Perusahaan
Publik.
6.2 Kebijakan penilaian sendiri (self-assessment) V Membuat Laporan Tahunan sebagai Hal. 285
untuk menilai kinerja Direksi di ungkapkan wujud
melalui Laporan Tahunan Perusahaan pertanggung-jawaban pengurusan
Terbuka. Perseroan,
serta dokumen keuangan perseroan
sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang tentang
Dokume
Perusahaan.
6.3 Direksi mempunyai kebijakan terkait V Komisaris yang terlibat dalam kejahatan Hal. 391
pengunduran diri anggota Direksi apabila keuangan merupakan kebijakan yang
terlibat dalam kejahatan keuangan. dapat meningkatkan kepercayaan para
pemangku kepentingan terhadap
Perusahaan
Terbuka, sehingga integritas perusahaan
akan tetap terjaga. Kebijakan ini
diperlukan
untuk membantu kelancaran proses
hukum
dan agar proses hukum tersebut tidak
mengganggu jalannya kegiatan usaha.
Selain itu, dari sisi moralitas, kebijakan
ini
membangun budaya beretika di
lingkungan
Perusahaan Terbuka. Kebijakan tersebut
dapat tercakup dalam Pedoman ataupun
Kode Etik yang berlaku bagi Dewan
Komisaris.
• Selanjutnya, yang dimaksud dengan
terlibat
dalam kejahatan keuangan merupakan
adanya status terpidana terhadap anggota
Dewan Komisaris dari pihak yang
berwenang.
Kejahatan keuangan dimaksud seperti
manipulasi dan berbagai bentuk
penggelapan
dalam kegiatan jasa keuangan serta
Tindakan
Pidana Pencucian Uang sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang
Nomor
8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian
Uang.
7 Partisipasi Pemangku Kepentingan
Meningkatkan Aspek Tata Kelola Perusahaan
melalui Partisipasi Pemangku Kepentingan
7.1 Perusahaan terbuka memiliki kebijakan untuk V Seseorang yang mempunyai informasi Hal. 403
mencegah terjadinya insider trading orang dalam dilarang melakukan suatu
transaksi
Efek dengan menggunakan informasi
orang dalam sebagaimana dimaksud
dalam
Undang-Undang mengenai Pasar Modal.
Perusahaan Terbuka dapat
meminimalisir
terjadinya insider trading tersebut
melalui
kebijakan pencegahan, misalnya dengan
memisahkan secara tegas data dan/atau
informasi yang bersifat rahasia dengan
yang
bersifat publik, serta membagi tugas dan
tanggung jawab atas pengelolaan
informasi
dimaksud secara proporsional dan
efisien.
7.2 Perusahaan terbuka memiliki kebijakan anti V Penyampaian Laporan Pelanggaran Hal. 381
korupsi dan anti fraud Pengaduan pelanggaran dapat dilakukan
pelapor kepada
Unit Kepatuhan dan Manajemen Risiko
yang selanjutnya
diteruskan ke Komite Etik.
Pelanggaran yang dapat dilaporkan
melalui WBS ini
antara lain : Benturan Kepentingan,
Korupsi, Kecurangan,
Penggelapan, Gratifikasi, Suap
Pelanggaran dalam
Proses Pengadaan Barang dan Jasa;
Keluhan Pegawai
tentang Kebijakan dan peraturan
perusahaan; Keluhan
Masyarakat tentang pengeiolaan
perusahaan (service,
limbah, produk atau yang bersinggungan
langsung dengan
Perseroan).
untuk memastikan agar kegiatan usaha
Perusahaan Terbuka dilakukan secara
legal,
prudent, dan sesuai dengan prinsip-
prinsip
tata kelola yang baik. Kebijakan tersebut
dapat merupakan bagian dalam kode
etik,
ataupun dalam bentuk tersendiri. Dalam
kebijakan tersebut dapat meliputi antara
lain mengenai program dan prosedur
yang
dilakukan dalam mengatasi praktik
korupsi,
balas jasa (kickbacks), fraud, suap dan/
atau gratifikasi dalam Perusahaan
Terbuka.
Lingkup dari kebijakan tersebut harus
menggambarkan pencegahan Perusahaan
Terbuka terhadap segala praktik korupsi
baik
memberi atau menerima dari pihak lain.
7.3 Perusahaan terbuka memiliki kebijakan V Pelaksanaan kebijakan-kebijakan
tentang seleksi dan peningkatan kemampuan tersebut Hal. 404
pemasok atau vendor dapat menjamin kontinuitas pasokan,
baik
dari segi kuantitas maupun kualitas yang
dibutuhkan Perusahaan Terbuka.
Adapun
cakupan kebijakan ini meliputi kriteria
dalam pemilihan pemasok atau vendor,
mekanisme pengadaan yang transparan,
upaya peningkatan kemampuan pemasok
atau vendor, dan pemenuhan hak-hak
yang
berkaitan dengan pemasok atau vendor..
7.4 Perusahaan terbuka memiliki kebijakan untuk V Pelaksanaan kebijakan-kebijakan Hal. 404
pemenuhan hak-hak vendor tersebut
dapat menjamin kontinuitas pasokan,
baik
dari segi kuantitas maupun kualitas yang
dibutuhkan Perusahaan Terbuka.
Adapun
cakupan kebijakan ini meliputi kriteria
dalam pemilihan pemasok atau vendor,
mekanisme pengadaan yang transparan,
upaya peningkatan kemampuan pemasok
atau vendor, dan pemenuhan hak-hak
yang
berkaitan dengan pemasok atau vendor.
7.5 Perusahaan terbuka memiliki kebijakan V Whistleblowing System Hal. 39
system whistleblowing Penerapan
Perseroan telah memiliki Pedoman
Sistem Pelaporan
Pelanggaran (“Whistleblowing System”
atau “WBS”)
sebagaimana ditetapkan dalam Surat
Keputusan Direksi
No. KEP.48/DIR/XII/2013 tanggal 5
Desember 2013
tentang Sistem Pelaporan Pelanggaran
(Whistleblowing
System). WBS menyediakan cara
penyampaian informasi
penting dan kritis bagi Perusahaan
kepada pihak yang
harus segera menanganinya secara aman
dan merupakan
mekanisme deteksi dini (Early Warning
System) atas
kemungkinan terjadinya masalah akibat
suatu pelanggaran
serta memberikan kesempatan kepada
Perseroan untuk
menangani masalah pelanggaran secara
internal terlebih
dahulu, sebelum meluas menjadi
masalah pelanggaran
yang bersifat publik. Disamping itu,
WBS dapat mendorong
timbulnya keengganan untuk melakukan
pelanggaran
dan peningkatan reputasi Perseroan di
mata pemangku
kepentingan, regulator, dan masyarakat
umum.
7.6 Perusahaan terbuka memiliki kebijakan V dapat diberikan tambahan berupa Hal. 305
pemberian insentif jangka panjang direksi dan Penghargaan
karyawan Jangka Panjang (Long Term Incentive /
LTI)
• Tantiem, yaitu Penghasilan yang
merupakan
penghargaan yang diberikan kepada
anggota
Direksi BUMN apabila memperoleh
laba dan tidak
mengalami akumulasi kerugian;
• Insentif Kinerja, yaitu Penghasilan
yang
merupakan penghargaan yang diberikan
kepada
anggota Direksi apabila terjadi
peningkatan
kinerja walaupun masih mengalami
kerugian atau
akumulasi kerugian.

Anda mungkin juga menyukai