Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN FAKTOR RESIKO DM

DENGAN STATUS DM PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL

Disusun oleh: S1 Keperawatan

Neng Elsa AK.1.15.033

YAYASAN ADHIGUNA KENCANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI KENCANA
BANDUNG
Jl. Soekarno-Hatta No. 754 Telp. (022) 7830768 Cibiru-Bandung
2018
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN FAKTOR RESIKO DM DENGAN STATUS
DM PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI ….

Neng Elsa1 , Siti Jundiah2 , Ade Tika3

STIKes Bhakti Kencana Bandung

Jl. Soekarno – Hatta No. 754 Telp. (022) 7830768 Cibiru-Bandung

Elsasepta0@gmail.com

Abstrak

Latar Belakang : Diabetes melitus (DM) merupakan suatu keadaan dimana adanya gangguan
metabolic pada salah satu organ tubuh yaitu pankreas tidak mampu atau tidak cukup untuk
memproduksi insulin dan atau tidak mampu menggunakan insulin secara efektif. Diabetes mellitus
(DM) menjadi suatu permasalahan yang meluas di abad ini karena prevalensi dan morbiditasnya
yang meningkat. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang DM mengakibatkan masyarakat
terlambat menyadari bahwa telah menderita penyakit DM. Indonesia salah satu negara yang masuk
diposisi tertinggi kejadian diabetes melitus terbanyak di dunia. Indonesia juga merupakan negara
ketiga yang jumlah orang dengan gangguan toleransi glukosa (20-79 tahun) pada tahun 2015 yaitu
sebesar 29 juta jiwa orang (IDF,2015). Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
ada hubungan tingkat pengetahuan faktor risiko DM dengan status DM pada pegawai negeri sipil.
Metode penelitian menggunakan desain cross sectional dengan pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik stratified random sampling. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah ada hubungan tingkat pengetahuan faktor risiko DM dengan status DM pada
pegawai negeri sipil. Metode penelitian menggunakan desain cross sectional dengan pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik stratified random sampling. Pengumpulan data
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data primer dan sekunder. Untuk teknik
pengumpulan data primer dilakukan variable pengetahuan tentang DM yaitu data diperoleh dari
hasil wawancara menggunakan kuesioner dan lembar checklist, serta pemeriksaan kadar glukosa
darah menggunakan alat tes gula darah glukometer pada pegawai negeri sipil. Untuk teknik
pengumpulan data sekunder diperoleh dari data pegawai pada bagian Organisasi Kepegawaian.
Hasil pengukuran tingkat pengetahuan faktor risiko DM yaitu baik sebesar …%, cukup sebesar
…%, dan kurang sebesar …%. Hasil pengukuran status DM yaitu normal sebesar …%, pre-
diabetes sebesar …%, DM sebesar …%, dan DM dengan komplikasi sebesar …%. Hasil uji Mann
Whitney menunjukkan (??) hubungan antara tingkat pengetahuan faktor risiko DM dengan status
DM pada pegawai negeri sipil dengan nilai p = … (….).

Abstract

Background: Diabetes mellitus (DM) is a condition in which there is a metabolic disorder in one
of the organs of the body, namely the pancreas is unable or insufficient to produce insulin and / or
unable to use insulin effectively. Diabetes mellitus (DM) has become a widespread problem in this
century because of its increasing prevalence and morbidity. The lack of public knowledge about
DM resulted in people being too late to realize that they had DM disease. Indonesia is one of the
countries with the highest position in the incidence of diabetes mellitus in the world. Indonesia is
also the third country where the number of people with impaired glucose tolerance (20-79 years)
in 2015 is 29 million people (IDF, 2015). Objective: This study aims to determine whether there
is a relationship between the level of knowledge of risk factors for DM and DM status in civil
servants. The research method used a cross sectional design with sampling in this study using a
stratified random sampling technique. This study aims to determine whether there is a relationship
between the level of knowledge of risk factors for DM and DM status in civil servants. The
research method used a cross sectional design with sampling in this study using a stratified
random sampling technique. Data collection carried out in this study is the collection of primary
and secondary data. For primary data collection techniques, knowledge variables about DM were
carried out, namely data obtained from interviews using questionnaires and checklist sheets, as
well as blood glucose level examination using a glucometer blood sugar test kit on civil servants.
For secondary data collection techniques obtained from employee data in the Personnel
Organization section. The results of the measurement of the level of knowledge of DM risk factors
are good at ...%, enough at ...%, and less by ...%. The results of measurement of DM status are
normal at ...%, pre-diabetes by ...%, DM by ...%, and DM with complications of ...%. The Mann
Whitney test results show (??) the relationship between the level of knowledge of risk factors for
DM and DM status in civil servants with a value of p = ... (...)

Kata kunci : Diabetes Mellitus, Tingkat Pengetahuan, Faktor Risiko DM, Status DM, PNS
PENDAHULUAN terjadi dalam waktu yang cukup panjang dan
dapat terjadi kerusakan yang serius pada
Penyakit degenerative yang sering
beberapa sistem tubuh. (WHO, 2011).
menjadi masalah utama pada kesehatan klinis
Penyebab tingginya jumlah penderita
dan publik di banyak negara di seluruh dunia
diabetes mellitus antara lain disebabkan oleh
saat ini yaitu diabetes melitus atau biasa juga
Kelebihan berat badan, Faktor keturunan
disingkat dengan DM, penyakit ini dapat
perubahan gaya hidup masyarakat yang ridak
menyerang semua lapisan umur serta tidak
sehat, tingkat pengetahuan yang rendah,
membedakan status sosial dari penderita.
kesadaran untuk melakukan deteksi dini
Menurut Lesniowska (2014), diabetes
penyakit diabetes mellitus yang kurang,
mellitus merupakan salah satu penyakit yang
minimnya aktivitas fisik dan pengaturan pola
menjadi penyebab permasalahan yang
makan yang buruk yaitu contohnya makanan
meluas karena prevalensi penyaakit DM
yang terlalu banyak mengandung
setiap tahunnya yang tinggi, morbiditas yang
karbohidrat, protein, lemak, gula, garam, dan
bertambah besar dan pengeluaran biaya yang
sedikit mengandung serat.
cukup besar untuk menangani penyakit
Diabetes Mellitus (DM) merupakan
seperti ini. (Badan Penelitian dan
salah satu penyakit yang selalu menjadi
Pengembangan Kesehatan, 2013).
masalah utama yang menjadi ancaman bagi
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu
status kesehatan masyarakat dan akan
keadaan dimana adanya gangguan metabolic
menjadi permasalahan dalam bidang
pada salah satu organ tubuh yaitu pankreas
ekonomi dinegara berkembang dan negara
tidak mampu atau tidak cukup untuk
maju. Menurut World Health Organization
memproduksi insulin dan atau tidak mampu
(WHO) Pada tahun 2014 telah di pastikan ±
menggunakan insulin secara efektif. Insulin
sebesar 9% kejadian DM pada orang dewasa
adalah salah satu hormone yang berfungsi
telah di pastikan meningkat, sedangkan
untuk menyeimbangkan kadar glukosa darah
menurut International Diabetes Federation
dalam tubuh. Karena adanya gangguan pada
(IDF,2015) prevalensi angka kejadian DM
produksi insulin maka akan terjadi
pada tahun 2014 lalu adalah sebesar 8,3%
peningkatan kadar konsentrasi gula darah
dengan banyaknya pasien 387 juta orang.
atau sering disebut juga dengan
Terdapat 46,3% dari 387 orang tersebut
hiperglikemia. Hiperglikemia merupakan
ternyata ada yang tidak terdiagnosis
efek yang tidak terkontrol dari diabetes,
menderita DM. Prevalensi atau angka diagnosis dokter dan berdasarkan hasil
kejadian DM di seluruh dunia akan terus pemeriksaan gula darah pada penduduk umur
mengalami peningkatan yang signifikan dan ≥ 15 tahun menurut provinsi (2013-2018)
diperkirakan jumlah pasien akan terus menunjukan bahwa pada tahun 2013 angka
bertambah sebanyak 205 juta jiwa pada tahun kejadian DM sebanyak 6,9% dan sekarang
2035 yang akan datang. Menurut survey di pada tahun 2018 prevelenasi penyakit DM
negara-negara khususnya wilayah Asia mengalami peningkatan yang signifikan yaitu
diperkirakan sebanyak 60% dan ini sebanyak 10,9%. Temuan kasus diabetes
merupakan kasus DM terbanyak melitus lebih banyak di daerah perkotaan dari
dibandingkan benua-benua lainnya. pada di desa. Di jawa barat hasil prevelensi
(Hu,2011). penyakit diabetes melitus adalah 2,0%.
Besarnya angka kejadian DM di Indonesia
Berbicara tentang wilayah asia,
tidak terlepas dari faktor-faktor yang
Indonesia salah satu negara yang masuk
mempengaruhinya diantaranya ada factor-
diposisi tertinggi kejadian diabetes melitus
faktor resiko penyebab terjadinya diabetes
terbanyak di dunia. Pada tahun 2015
mellitus.
Indonesia menempati pada posisi ketujuh
dengan jumlah penderita sebanyak 10 juta Tingkat pendidikan dan tingkat
jiwa. Besarnya angka kejadian DM ini pengetahuan merupakan salah satu faktor
diperkirakan akan bertambah pada tahun resiko seseorang terkena penyakit DM karena
2040, yaitu sebanyak 16,2 juta jiwa akan meningkatkan terjadinya perilaku-
penderita, dapat diartikan bahwa akan terjadi perilaku berisiko tersebut pada
peningkatan penderita sebanyak 56,2% dari pekerja.Seseorang dengan pengetahuan yang
tahun 2015 sampai 2040. Indonesia juga kurang dapat menyebabkan seseorang
merupakan negara ketiga yang jumlah orang tersebut tidak terkontrol dalam gaya
dengan gangguan toleransi glukosa (20-79 hidupnya sendiri seperti makan sembarangan
tahun) pada tahun 2015 yaitu sebesar 29 juta disertai jarang berolahraga, yang artinya
jiwa orang (IDF,2015). bahwa tingkat pendidikan yang tinggi dapat
memungkinkan seseorang memiliki
Berdasarkan hasil laporan Riset
pengetahuan yang lebih dan akan lebih
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018,
mudah mencari dan menyerap informasi
prevalensi diabetes mellitus menurut
berkaitan dengan penyakitnya. Tetapi pada
kenyataannya tingkat pendidikan seseorang banyak (Marewa,2013). Contohnya pada
tidak akan mempengaruhi tingkat pekerja atau karyawan kantoran yang
pengetahuan artinya adalah seseorang mayoritas lebih banyak di daerah perkotaan.
dengan tingkat pendidikan yang tinggi belum
Hal ini selaras dengan data penyakit DM
tentu seseorang tersebut memiliki tingkat
yang banyak ditemukan di daerah perkotaan.
pengetahuan yang tinggi juga. Menurut Price
Tingginya jam kerja dan beban kerja pada
dan Wilson (1995)(9), pasien DM relatif
pekerja kantoran memungkinkan pekerja
dapat hidup normal bila mengetahui dengan
yang berpendidikan tinggi ini untuk
baik keadaan dan cara penatalaksanaan
mengalami stress, kurang bergerak, konsumsi
penyakit tersebut. Menurut Green,
diet yang kurang sehat karena pola hidup
pengetahuan merupakan predisposisi
tersebut memiliki risiko yang tinggi terhadap
evaluatif yang banyak menentukan
terjadinya penyakit diabetes. Kurangnya
bagaimana individu bertindak, akan tetapi
pengetahuan tentang faktor risiko diabetes
masih ada faktor pendukung dan pendorong
mellitus juga dapat meningkatkan terjadinya
yang juga mempengaruhi individu untuk
perilaku-perilaku berisiko tersebut pada
bertindak, sehingga pengetahuan dengan
pekerja.
tindakan nyata seringkali berbeda jauh.
Berdasarkan hasil penelitian yang
Berdasarkan data di atas hal yang paling
dilakukan oleh Wizna Choirul Amalia,.
menarik dan mengejutkan adalah penyakit
Ekawati Sutikno,. Reny Nugraheni. 2016
diabetes ini paling banyak dialami oleh
dalam jurnalnya yang berjudul “Hubungan
penduduk yang berpendidikan tinggi. Hasil di
Antara Tingkat Pengetahuan Tentang
atas juga sesuai dengan Riskesdas 2018
Diabetes Mellitus Dan Gaya Hidup Dengan
menyatakan prevalensi DM cenderung lebih
Tipe Diabetes Mellitus Di Puskesmas
banyak pada masyarakat dengan tingkat
Wonodadi Kabupaten Blitar”,. Institut Ilmu
pendidikan yang tinggi. Data tersebut bisa
Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri. Bahwa
tunjukan dengan profesi atau pekerjaan
hasil dari penelitian ini dilakukan untuk
penduduk yang memiliki tingkat pendidikan
mengetahui hubungan antara tingkat
tinggi. Karena faktor pekerjaan tersebut
pengetahuan tentang DM dan gaya hidup
biasanya pekerja yang lebih banyak duduk
terhadap Tipe DM di Puskesmas Wonodadi
dan bekerja disuatu ruangan tidak
Kabupaten Blitar. Dari hasil penelitian
membutuhkan aktivitas fisik yang lebih
didapatkan bahwa pengetahuan responden
tentang DM dalam kategori kurang, gaya TUJUAN PENELITIAN
hidup tidak sehat dan Tipe DM yaitu DM 1. Tujuan Umum
Tipe II. Berdasarkan uji statistik Penelitian ini bertujuan untu
menggunakan uji chi square diketahui bahwa mengetahui hubungan antara tingkat
ada hubungan antara tingkat pengetahuan pendidikan dengan kejadian DM
tentang DM terhadap Tipe DM di Puskesmas pada pegawai negri sipil
Wonodadi kabupaten Blitar dan ada 2. Tujuan Khusus
hubungan antara gaya hidup dengan Tipe DM a. Mendiskripsikan karakteristik
di Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar pengetahuan pegawai negri
Proporsi. sipil
b. Mendiskripsikan kejadian dan
Berdasarkan hasil data dari factor-faktor
faktor-faktor pencetus diabetes
resiko di atas pendidikan yang rendah
mellitus di kalangan pegawai
merupakan salah satu penyebab terjadinya
negri sipil
diabetes mellitus namun hal yang paling
c. Menganalisis hubungan antara
menjadi sorotan adalah pada beberapa
tingkat pendidikan dengan
masyarakat berpindidikan tinggi pun masih
kejadian DM pada pegawai
saja ada yang mengalami penyakit diabetes
negri sipil.
mellitus, maka dari itu peniliti tertarik untuk
mengambil judul peletian “ Hubungan
tingkat pengetahuan tentang factor resiko METODE PENELITIAN
DM dengan status DM pada pegawai negri
Penelitian ini akan dilakukan dengan
sipil”.
cara penelitian kuantitaf dan menggunakan
metode deskriptif kolerasi. Deskriptif
RUMUSAN MASALAH kolerasi merupakan metode yang dilakukan
Berdasarkan penjelasan dari latar untuk meneliti hubungan antara dua variable
belakang diatas maka dapat diambil rumusan pada suatu keadaan atau sekumpulan objek.
masalah sebagi berikut “Adakah hubungan Jenis penelitian yang digunakan pada
antara tingkat pendidikan dengan kejadian penelitian ini yaitu menggunakan desain
DM pada pegawai negri sipil?” cross sectional dengan pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan teknik Faktor Resiko DM Dengan Status DM Pada
stratified random sampling. Pegawai Negeri Sipil, di (nama tempat)….
Dengan jumlah responden sebanyak ( … )
Didalam teknik pengumpulan data
Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan yang
melibatkan pegawai negeri sipil yang sedang
telah direncanakan, dengan hasil sebagai
bekerja di institusi……. dengan status
berikut :
diabetes mellitus. Pengumpulan data yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah Tabel 4.1 Distribusi Responden
pengumpulan data primer dan sekunder. Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Untuk teknik pengumpulan data primer Tingkat Pendidikan Frekuensi %


dilakukan variable pengetahuan tentang DM
S1
yaitu data diperoleh dari hasil wawancara
menggunakan kuesioner dan lembar S2
checklist, serta pemeriksaan kadar glukosa
S3
darah menggunakan alat tes gula darah
glukometer pada pegawai negeri sipil. Untuk Total
teknik pengumpulan data sekunder diperoleh
Tabel 4.1 di atas menunjukkan
dari data pegawai pada bagian Organisasi
karakteristik responden berdasarkan tingkat
Kepegawaian. Dalam penelitian ini
pendidikan. Hasil tersebut akan
instrument pengumpulan data yang
menunjukkan manakah tingkat pendidikan
digunakan yaitu berupa kuesioner dan
yang paling banyak
lembar checklist untuk mendapatkan data
karakteristik sampel dan pengetahuan
responden tentang faktor risiko DM serta
menggunakan alat glucometer untuk
mendapatkan kadar gula darah sewaktu Tingkat Pengetahuan Faktor Risiko DM
responden. Tabel 4.2 Distribusi Responden
Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN

Tingkat Pengetahuan Frekuensi %


Penelitian ini dilakukan untuk
mengethaui hubungan Tingkat Pengetahuan Baik
Cukup Tingkat Pendidikan Total

Kurang Baik Cukup Kurang

Total n % n % n % N %

Tabel 4.2 di atas menunjukkan distribusi S1


responden berdasarkan tingkat pengetahuan
S2
faktor risiko DM.
S3
Tabel 4.3 Distribusi Responden
Berdasarkan Status DM Total

Status DM Frekuensi % Tabel 4.4 di atas menunjukkan distribusi


tingkat pengetahuan faktor risiko DM
Normal
berdasarkan tingkat pendidikan
Presdiabetes
Tabel 4.5 Distribusi Responden
DM Berdasarkan Jenis Ketenagaan dengan
Tingkat Pengetahuan Faktor Risiko DM
DM Komplikasi
pada PNS
Total
Tingkat Pengetahuan
Tabel 4.3 di atas menunjukkan distribusi
Jenis Ketenagaan Total
responden berdasarkan status DM. Hasil
tersebut akan menunjukkan mana status yang
paling tinggi.

Tingkat pendidikan dengan Tingkat Baik Cukup Kurang


Pengetahuan Faktor Risiko DM
n % n % n % N %
Tabel 4.4 Distribusi Responden

Berdasarkan Tingkat Pendidikan dengan -


Tingkat Pengetahuan Faktor Risiko DM -
pada PNS
Total
Tingkat Pengetahuan
Tabel 4.5 di atas menunjukkan distribusi 1. Tingkat pengetahuan faktor risiko DM
status DM berdasarkan jenis ketenagaan pada pegawai negeri sipil … yaitu
responden tingkat pengetahuan baik sebesar …%,
tingkat pengetahuan cukup sebesar …%,
Tabel 4.6 Hubungan Tingkat
dan tingkat pengetahuan kurang sebesar
Pengetahuan Faktor Risiko DM dengan
…%.
Status DM pada PNS Tahun 2018
2. Status DM pada pegawai negeri sipil …..
Status DM yang paling tinggi yaitu status …
Tingkat Pengetahuan Total sebesar …%, status normal sebesar
….%, status menderita DM sebesar
Faktor Risiko DM
….%, dan status DM dengan komplikasi
Normal Prediabetes DM KomplikasiDM sebesar ….%.
3. Hasil penelitian apakah ada hubungan
N % n %` N % n% N %
antara tingkat pengetahuan faktor risiko
- DM dengan status DM pada pegawai
- negeri sipil.? ………..

Total
SARAN
Tabel 4.6 di atas menunjukkan hubungan
tingkat pengetahuan faktor risiko DM dengan 1. Bagi Stikes Bhakti Kencana Bandung
status DM pada pegawai negeri sipil. Hasil Stikes Bhakti Kencana Bandung
analisis pengujian di atas menunjukkan p sebaiknya membuat program
value = …. (…. ) faktor risiko DM dengan penyuluhan atau sosialisasi untuk
status DM pada Pegawai Negeri Sipil yang meningkatkan pengetahuan pegawai
berarti hipotesis awal……………………….. negeri sipil mengenai pentingnya
kesehatan dan mencegah berbagai
KESIMPULAN
macam penyakit sehingga produktifitas
Berdasarkan hasil dan pembahasan kerja pegawai negeri sipil dapat dijaga
penelitian ini, maka dapat disimpulkan dan ditingkatkan.
bahwa: 2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mellitus dan gaya hidup dengan tipe diabetes
agar melakukan pemeriksaan lebih lanjut mellitus di puskesmas wonodadi kabupaten
terhadap kadar glukosa darah puasa serta blitar
melakukan pengembangan variabel Kementerian Kesehatan RI, 2018, Riset
penelitian yang memengaruhi status DM Kesehatan Dasar.
responden. World Health Organitation, 2014
3. Bagi Pelayanan Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan
Pelayanan kesehatan primer dapat Kesehatan, 2013
memberikan upaya pencehagan terhadap Pieter & Lubis, 2010. Pengantar psikologi
penyakit DM berupa upaya promotif, dalam keperawatan. Jakarta: Kencana
preventif dan protektif. Upaya promotif Notoatmodjo, soekidjo. 2010. Metodologi
berupa penyuluhan mengenai perlunya penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
pengaturan gaya hidup sehat sedini Santrock, jhon, 2013. Perke,bangan masa
mungkin agar terhindar dari faktor risiko hidup jilid 2 edisi 13. Jakarta: Erlangga
penyakit diabetes mellitus. Upaya
preventif dengan melakukan kegiatan
jasmani yang dapat menjaga kadar
glukosa darah. Serta upaya protektif
dengan melakukan upaya deteksi dini
agar kelompok yang memiliki risiko
tinggi dapat terjaring.

DAFTAR PUSTAKA
ADA. Diabetes Basics. (Online)
(http://www.diabetes.org/diabetesbasics/,
diakses 25 Oktober 2018).
IDF (International Diabetes Federation). One
adult in ten will have diabetes by 2030. 5th
edition Diabetes Atlas, 2015.
Wizna Choirul Amalia, 2016, hubungan
antara tingkat pengetahuan tentang diabetes

Anda mungkin juga menyukai