"Riset tersebut sudah diaplikasikan di beberapa lokasi di DIY dan memberikan hasil
yang signifikan. Oleh karena itu akan diupayakan agar program ini juga diterapkan di
daerah lain di luar DIY," kata Nasir, Selasa 26 April 2016.
Nasir mengaku sudah meninjau langsung laboratorium pengembangbiakan nyamuk
yang mengandung bakteri wolbachia di kampus UGM. Penelitian yang sudah
dilaksanakan dalam beberapa tahun terakhir ini, menurut dia, sudah mendapatkan hasil
yang cukup memuaskan dalam upaya pemberantasan DBD.
“Riset ini sudah berjalan lama dan menuai hasilnya. Hasilnya bermanfaat bagi
masyarakat. Nanti saya minta UGM memproduksi nyamuk yang bermanfaat untuk
pembasmian demam berdarah,” ujarnya.
Kepada warga Kronggahan, Nasir menyampaikan apresiasi karena selama ini sudah
bersedia membantu program pelepasan nyamuk yang mengandung
bakteri wolbachia yang disebar di setiap rumah.
“Saya sangat berterima kasih, masyarakat di sini sudah menerima teknologi baru cara
membasmi nyamuk penyebab demam berdarah,” ujarnya.
Seperti diketahui, bakteri wolbachia dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti menyebabkan
virus Dengue tidak dapat berkembang dalam tubuh nyamuk. Dengan demikian, nyamuk
tidak dapat menularkan penyakit DBD.
Namun, apabila nyamuk Aedes aegypti dengan wolbachia kawin dengan nyamuk jantan
lain non-wolbachia, maka akan menghasilkan keturunan nyamuk
dengan wolbachia.Sebaliknya, apabila nyamuk Aedes aegypti jantan
dengan wolbachia kawin dengan nyamuk betina non-wolbachia, maka telurnya tidak
akan bisa menetas.
“Sempat muncul pro dan kontra, karena pemahaman setiap orang berbeda. Orang
memberantas DBD kok melepas nyamuk. Kami lakukan sosialisasi berkali-kali. Ada
yang menerima dan ada yang tidak, hingga sekarang pro dan kontra sudah tidak ada
lagi,” ungkapnya.
http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/765621-nyamuk-aedes-aegypti-berbakteri-bisa-tekan-
demam-berdarah