Anda di halaman 1dari 82

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru sebagai tenaga pendidik, maka tugas dan kewajiban guru tidak

hanya sekedar untuk mentransfer ilmunya kepada peserta didiknya. Tetapi

lebih dari itu, tugas guru selebihnya guru pendidikan agama Islam, yaitu

untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.Dimana dijelaskan dalam pasal

Bab II pasal 3 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Allah swt.

Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga

Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.1

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan diatas, seorang pendidik harus

memiliki keahlian dalam bidang yang diajarkan, memiliki rasa tanggung

jawab tinggi terhadap profesi yang dijalankannya, dan guru harus memiliki

kemampuan dalam segala hal mengenai pendidikan terutama pendidikan

formal.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa seorang pendidik tidak

hanya dituntut untuk mentransfer ilmunya kepada peserta didiknya tapi lebih

dari itu bagaimana seorang guru terutama guru pendidikan agama Islam

selebihnya mata pelajaran akidah akhlak dituntut untuk membimbing dan

1
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2015), hlm. 153.
2

membiasakan peserta didiknya agar menjadi pribadi yang berakhlak mulia

sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Dalam pembelajaran, guru dituntut menguasai multimetode

pembelajaran, dengan menguasai multimetode atau banyak metode dalam

pembelajaran, maka guru akan lebih mudah menyampaikan materi pelajaran

atau topik bahasan yang akan diajarkan, dan siswa akan senang mengikuti

proses pembelajaran yang berlangsung.

Tidak hanya multimetode yang dikuasai seorang guru dalam

pembelajaran, tapi juga seorang guru harus tahu betul apa kebutuhan dan

permasalahan yang di hadapi siswanya.

MTs Nurul Islam Sekarbela merupakan tempat pendidikan yang

bercorak Islam.Selain mata pelajaran umum juga diajarkan mata pelajaran

pendidikan agama Islam diantaranya yaitu mata pelajaran akidah akhlak yang

bertujuan membentuk siswa yang berakhlak mulia dan bertakwa kepada Allah

swt. Akan tetapi metode pembelajaran PAI yaitu pada mata pelajaran akidah

akhlak di MTs Nurul Islam Sekarbela yang diterapkan di dalam kelas belum

efektif sehingga pada saat proses pembelajaran banyak siswa yang kurang

memperhatikan, bermain, berbicara dengan teman, hal ini dikarenakan guru

akidah akhlak hanya terfokus pada siswa yang duduk dibangku yang paling

depan dan ketika menjelaskan guru akidah akhlak hanya duduk ditempat.
3

Berdasarkan hasil penelitian awal yang dilakukan di sekolah MTs

Nurul Islam Sekarbela, pada tanggal 6 Maret 2018 penyampaian materi

pelajaran Akidah Akhlak dilakukan dengan berbagai metode. multi metode ini

sudah dilakukan di sekolah dalam proses pembelajaran oleh guru begitupun

dalam menyampaikan materi pembelajaran, guru sudah menggunakan multi

metode, metode yang sering digunakan diantaranya metode ceramah, latihan

dan metode tanya jawab. Dari sejumlah metode di atas dalam penelitian

menekankan pada metode ceramah, metode demonstrasi, dan metode tanya

jawab. yang berdasarkan observasi awal ketika guru menerapkan ketiga jenis

metode di atas belum diterapkan secara sempurna yang didominasi oleh

metode ceramah sementara metode demonstrasi dan metode tanya jawab

belum diterapkan padahal banyak siswanya yang mengajukan pertanyaan..2

Sedangkan wawancara yang peneliti lakukan dengan beberapa para

siswa mengemukakan bahwa metode yang sering digunakan pak Syaefuddin

metode ceramah, cerita/kisah dantanya jawab. Akan tetapi metode tanya

jawab tidak diterapkan dalam peroses pembelajaran padahal siswa banyak

mengajukan pertanyaan yang membutuhkan jawaban dari guru akan tetapi

guru tidak merespon bahkan mengabaikan pertanyaan siswanya.karena inilah

siswa tidak konsentari dalam menerima pelajaran bahkan banyak yang

2
Syaefuddin, Guru Aqidah Akhlak kelas VIIC MTs Nurul Islam, Wawancara, Sekarbela, 6
Maret 2018.
4

bermain, berbicara dengan teman sebangku dan ini juga yang membuat siswa

kurang termotivasi.3

Berdasarkan hasil penelitian awal yang peneliti lakukan, maka

diperoleh penjelasan bahwa siswa kelas VII khususnya kelas VIIC di MTs

Nurul Islam Sekarbela dalam pembelajaran Akidah Akhlah masih rendah,

dilihat dari siswi yang keluar masuk kelas, berbicara dengan teman ketika

guru menjelaskan, tidur dan siswi sibuk dengan kegiatan lain.

Dengan adanya deskripsi tersebut, maka peneliti sangat tertarik untuk

meneliti tentang ‘’Penerapan Multi MetodeDalam Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Dalam Dembelajaran Akidah Akhlak Siswa kelas VIIC di

MTs Nurul Islam Sekarbela Tahun Pelajaran 2017/2018’’.Penelitian ini

memang sangat perlu dilakukan guna untuk meningkatkan motivasi belajar

siswa pada mata pelajaran akidah akhlak dan juga para guru khususnya guru

akidah akhlak lebih kreatif dan tahu kebutuhan siswanya demi meningkatkan

motivasi belajar siswa dengan penerapan multimetode.

B. Sasaran Tindakan

1. Yang menjadi sasaran tindakan adalah siswa kelas VIIC di MTs Nurul

Islam Sekarbela yang berjumlah 31 siswa terdiri dari perempuan semua.

2. Objek penelitian berupa Multimetode Dalam Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Akidah Akhlak.

3
Sonia siswa kelas VII C,Wawancara, Sekarbela, 6 Maret 2018.
5

3. Lokasi penelitian bertempat di MTs Nurul Islam Sekarbela Kecamatan

Sekarbela, kota Mataram.

C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:Apakah

PenerapanMultimetode dapat Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada

Pembelajaran Akidah Akhlak Siswa Kelas VIIC Di MTs Nurul Islam

Sekarbela Tahun Pelajaran 2017/2018.?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa menggunakan multi

metode pada pembelajaran Akidah Akhlak siswa kelas VIIC MTs Nurul Islam

Sekarbela Tahun Pelajaran 2017/2018.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh pada penelitian ini adalah lebih bersifat

praktis. Karena itu terkait dengan manfaat untuk:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini akan mengkaji penerapan multimetodeyang

sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran

Akidah Akhlak.

2. Manfaat Praktis
6

a. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa kelas VIIC, khususnya peserta didik di MTs

Nurul Islam Sekarbela.

b. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat:

1) Memberikan dorongan untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan

dengan melaksanakan pembelajaran yang aktif.

2) Memberikan pengalaman berupa mengatasi permasalahan

pembelajaran melalui pelaksanaaan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK).

c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi

yang berharga untuk kepala madrasah guna mengambil suatu

kebijakan yang tepat dalam kaitannya dengan upaya menyajikan

metode pembelajaran yang efektif dan efesien.


7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Multi metode Pembelajaran

1. Pengertian Multi metode Pembelajaran

Mahfud Shalahuddin dkk dalam mhedi (2010: 2) menyatakan arti

dari multi metode adalah banyak metode. Berarti dalam hal ini multy

methode dalam pengajaran adalah metode yang lebih dari satu atau banyak

macamnya yang digunakan pendidik dalam proses pembelajaran, agar

materi pelajaran dapat dipahami oleh siswa dengan baik, sehingga tujuan

pembelajaran yang disajikan dapat dicapai. Metode dalam bahasa Arab,

dikenal dengan istilah thariqah yang berarti langkah-langkah strategis

dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan dengan

pendidikan, maka setrategi tersebut haruslah diwujudkan dalam proses

pendidikan, dalam rangka pengembangan sikap dan kepribadian agar

peserta didik menerima materi ajar dengan mudah, efektif dan dapat

dicerna dengan baik.4

Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah berpendapat bahwa

dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan

menggunakan satu metode. Tetapi guru sebaiknya menggunakan lebih

dari satu metode agar jalannya pengajaran tidak membosankan tetapi

menarik perhatian anak didik. Tetapi penggunaan multi metode juga tidak

4
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam…, hlm. 2-3
8

akan menguntungkan kegiatan belajar mengajar bila penggunaannya tidak

tepat dan sesuai dengan situasi yang mendukung dan kondisi psikologis

anak didik.5

Tidak ada satu pendekatan pengajaran yang dapat digunakan

secara efektif pada semua situasi pembelajaran. dalam mengajar yang

efektif memerlukan strategi yang berbeda untuk mencapai tujuan khusus

dan situasi khusus. Pemilihan metode harus disesuaikan dengan jenis,

multi kondisi peserta didik, sarana dan prasarana, situasi dan kondisi

lingkungan, materi pembelajaran yang dapat digunakan secara optimal,

dengan memperhatikan itu semua maka guru mampu memilih salah satu

dari berbagai macam metode sehingga tujuan pembelajaran yang

diharapkan dapat tercapai.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran guru perlu melakukan

penghampiran terhadap bentuk kegiatan interaksi, yaitu 1) menyampaikan

informasi, 2) penciptaan dialog, 3) bertaya jawab, 4) berdiskusi, dan

sebagainya.

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penggunaan

metode mengajar. Prinsip tersebut menurut Udin S Winataputra berkaitan

dengan faktor perkembangan kemampuan siswa, yaitu: prinsif dan fungsi

5
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 1996), hlm. 53.
9

metode mengajar dalam pembelajaran dari segi perkembangan

kemampuan siswa adalah:

a. Dapat membangkitkan rasa ingin tahu (curiosity).


b. Dapat memberikan peluang untuk berekspresi yang kreatif.
c. Harus memungkinkan belajar melalui pemecahan masalah.
d. Memungkinkan siswa untuk melalukan penemuan (berinquiri).
e. Memungkinkan belajar secara mandiri (independent study).
f. Memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dalam belajarnya.6

Senada dengan hal itu Menurut Syaiful B. Djamarah

dkk.metode memiliki kedudukan antara lain:

a. Sebagai alat motivasi eksterinsik dalam Kegiatan Belajar


Mengajar(KBM)
b. Menyiasati perbedaan individual anak didik
c. Untuk mencapai tujuan pembelajaran7

Merujuk hal di atas jelaslah bahwa metode mengajar sangat

menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran, karena

banyaknya metode dalam pengajaran maka guru dalam melaksanakan

pembelajaran harus menganalisis dan fleksibel dalam menentukan metode

yang akan digunakan dan metode yang digunakan sesuai dengan tujuan

yang hendak dicapai peserta didik.

Dalam penelitian ini difokuskan pada penggunaan multi metode

mengajar yang terdiri dari metode ceramah, metode demonstrasi, dan

metode tanya jawab.

6
Udin S Winataputra, dkk, Materi Dan Pembelajaran PKN SD, (Jakarta: universitas terbuka,
2005), hlm. 4
7
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman
Konsep Umum Dan Konsep Islami, (Bandung: PT Refika Aditama, 2014), hlm. 55.
10

1) Metode Ceramah

a) Pengertian metode ceramah

Metode ceramah adalah suatu cara penyajian atau

penyampaian suatu materi pelajaran melalui penerangan

danpenuturan secara lisan oleh guru terhadap siswanya. Menurut

Zuhairini dan dkk dalam Ramayulis mendefinisikan bahwa metode

ceramah adalah ‘’suatu metode di dalam pendidikan dimana cara

penyampaian materi-materi pelajaran kepada anak didik, dilakukan

dengan cara penerangan dan penuturan secara lisan.’’8

Metode ceramah adalah metode yang dapat digunakan


dalam proses pembelajaran dengan tekhnik guru
menjelaskan secara lisan dan peserta didik sebagai
pendengar penjelasan tersebut, jika peserta didik mengikuti
pembelajaran ini maka peserta didik memiliki kemampuan
sebagai pendengar yang baik.9
Maka dalam metode ceramah ini adalah pada bidangstudi

agama, metodeeramah masih tepat untuk di gunakan, maka

hendaklah seorang pendidik harus menjelaskan secara detail dan

terperinci materi yang disampaikan agar peserta didik

mendengarkan dan memahami dengan baik terhadap materi yang

disampaikan oleh pendidik, dan hendaklah guru menyuguhkan

8
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam…, hlm. 445
9
Sidik Abdullah, Turdjai, Dan Herawati, ‘’Perbedaan Pengaruh Metode Sosiodrama Dan
Multimedia Intraktif Dengan Metode Ceramah Disertai Drill Terhadap Hasil Belajar Pkn di SD
Negeri Cogreg 02 Kecamatan Parung Kabupaten Bogor’’, Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol 3.Nomor
1, Januari 2014, Hlm. 43.
11

suatu dalil atau sesuatu yang mutlak siswa terima. peranan guru

lebih dominan, sehingga siswa lebih banyak pasif.

b) Kelebihan Metode Ceramah

Kelebihan dalam menggunakan metode ceramah adalah

sebagai berikut:

1) Suasana kelas berjalan dengan tenang.


2) Tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang
lama.
3) Pelajaran bisa dilaksanakan dengan cepat.
4) Fleksibel dalam penggunaan waktu dan bahan.
5) Melatih para siswa dalam menggunakan pendengaran
dengan baik.10

Metode ceramah memiliki beberapa kelebihan yang

bisa dilihat di atas dan apabila penggunaannya dilakukan

dengan tepat, maka metode ceramah efektif digunakan dalam

proses belajar mengajar.

c) Kelemahan Metode Ceramah

Adapun kelemahan dalam menggunakan metode ceramah

sebagai berikut:

1) Interaksi cenderung berpusat pada guru.


2) Pendidik kurang dapat mengetahui sejauh mana peserta
didik telah menguasai bahan ajar.
3) Tidak memberikan keempatan kepada siswa untuk dapat
memecahkan masalah.
4) Kurang memberikan kesepatan kepada siswa untuk
mengeluarkan pendapat sendiri.
5) Cenderung membosankan dan perhatian peserta didik
berkurang.11

10
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam…, hlm. 301
12

Disamping kelebihan metode ceramah juga memiliki

kelemahan yang bisa dilihat di atas yang harus dihindari

seorang guru, agar proses belajar mengajar berjalan efektif dan

menyenangkan.

d) Cara Mengatasi Kelemahan Dalam Penerapan Metode

Ceramah

Adapun cara untuk mengatasi kelemahan atau kekurangan

dalam metode ceramah sebagai berikut:

1) Untuk menghilangkan kesalahpahaman bagi peserta didik


terhadap materi yang diberikan. seharusnya guru memberi
penjelasan dengan memberikan keterangan-keterangan,
dengan gerak-gerik, dengan memberikan contoh atau
menggunakan alat peraga dan lainnya.
2) Selingilah metode ceramah dengan metode yang lain untuk
menghilangkan kebosanan peserta didik.
3) Susunlah ceramah itu secara sistematis.
4) Dalam menerangkan pelajaran hendaknya menggunakan
kata-kata yang sederhana, jelas dan mudah dipahami oleh
para peserta didik.
5) Gunakan alat visualisasi, seperti penggunaan papan tulis
atau media lainnya.
6) Adakan rekapitulasi dan ulang kembali rumusan-rumusan
yang dianggap penting. Rekapitulasi disini adalah
mengingat kembali dengan contoh-contoh, keterangan-
keterangan, fakta-fakta dan sebagainya.12
Untuk mengatasi kelemahan metode ceramah, maka

seorang pendidik harus memperhatikan beberapa cara untuk

mengatasi kelemahan tersebut yang bisa dilihat di atas, agar

11
Ibid.,hlm. 302
12
Ibid., hlm. 302
13

materi yang disampaikan bisa dipahami oleh yang

mendengarkan.

e) Langkah-Langkah Pelaksanaan Metode Ceramah

Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan metode ceramah

sebagai berikut.

1) Persiapan, tujuan persiapan ini adalah menjelaskan kepada


peserta didik tentang tujuan pembelajaran, kemudian
membangkitkan bahan appresepsi pada peserta didik untuk
membantu peserta didik memahami pelajaran yang akan
diajarkan.
2) Penyajian, pada tahap ini disajikan bahan yang berkaitan
pokok-pokok masalah. Adapun dalam perbandingan
abstraksi, pada tahap ini bahan yang disampaikan atau
disajikan melalui analisis dan dibanding-bandingkan untuk
melihat interelasi dan menemukan akibat-akibatnya.
3) Generalisasi adalah pada unsur yang sama dan berlainan
dihimpun untuk mendapatkan kesimpulan-kesimpulan
mengenai pokok-pokok masalah ceramah.
4) Aplikasi penggunaan, pada tahap ini, dimana kesimpulan
atau konklusi yang diperoleh digunakan dalam berbagai
situasi sehingga nyata makna kesimpulan tersebut.13
Agar penggunaan metode ceramah berjalan dengan

efektif dan menyenangkan, maka seorang pendidik harus

memperhatikan beberapa langkah pelaksanaan metode ceramah

tersebut yang terdapat di atas.

13
Ibid.,hlm. 303
14

2) Metode Demonstrasi

a) Pengertian Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah‘’cara penyampaian materi yang

disertakan dengan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian

atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada

peserta didik, dalam prakteknya dapat dilakukan oleh guru itu

sendiri atau langsung oleh anak didik.14

Menurut binti Maunah mengemukakan bahwa dengan metode

demonstrasi akan membuat siswa menjadi terkesan karena bisa

mendapatkan informasi secara mendalam, baik dari pengertian,

pemahaman yang baik dan siswa juga dapat mengamati dan

memperhatikan guru ketika diperlihatkan secara langsung apa yang

akan didemonstrasikan.15

Sebelummelakukandemonstrasi, sebaiknya guru atau peserta

didik menyediakan segala peralatan yang dibutuhkan sehingga

pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

b) Kelebihan Metode Demonstrasi

Kelebihan dalam menggunakan metode demonstrasi adalah

sebagai berikut:

1) Keaktifan peserta didik akan bertambah.

14
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2014), hlm. 296.
15
Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2012), hlm. 83.
15

2) Pengalaman peserta didik bertambah karena peserta


didikturut membantu pelaksanaan suatu demonstrasi.
3) Pengertian peserta didik lebih cepat tercapai.
4) Mengurangi kesalahan-kesalahan.
5) Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan dalam
diri peserta didik dapat terjawab pada waktu proses
demonstrasi.16
Jadi, untuk pemilihan metode pembelajaran hendaklah

guru memperhatikan kelebihan dan kelemahan suatu

metode.Sehingga metode yang digunakan guru sesuai dengan

materi yang diajarkan. Dan akan lebih efektif dengan melihat

kelebihan metode demonstrasi.

c) Kelemahan Metode Demonstrasi

Adapun kelemahan dalam menggunakan metode ceramah

sebagai berikut:

1) Metode ini membutuhkan kemampuan yang optimal dari


pendidik untuk itu perlu persiapan yang matang.
2) Sulit dilaksanakan kalau tidak ditunjang oleh tempat, waktu
dan peralatan yang cukup.17
Disamping memiliki kelebihan metode demonstrasi

juga memiliki kelemahan yang harus dipenuhi ketika

menggunakan metode demonstrasi.

16
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam...,hlm. 314
17
Ibid, hlm. 314
16

d) Cara Mengatasi Kelemahan dalam Penerapan Metode

Demonstrasi

Adapun cara untuk mengatasi kelemahan atau kekurangan

dalam metode demonstrasi sebagai berikut:

1) Ketika awal pembelajaran, berilah pengertian dengan jelas


dan landasan teori yang akan didemonstrasikan.
2) Hendaknya pendemonstrasikan di arahkan agar murid-
murid dapat memperoleh pengertian yang lebih jelas,
pembentukan sikap dan kecakapan yang praktis.
3) Usahan semua anak mengikuti demonstrasi.18

Untuk mengatasi kelemahan metode demonstrasi, maka

guru hendaklah memperhatikan cara mengatasi kelemahan

metode demonstrasi di atas.

3) Metode Tanya Jawab

a) Pengertian Metode Tanya Jawab

Metode Tanya jawab ialah suatu cara mengajar dimana seorang

pendidik mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta didik

tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau bacaan yang

telah mereka baca.19

Metode tanya jawab adalah salah satu teknik mengajar yang

dapat membantu kekurangan-kekurangan yang terdapat pada

metode ceramah, karena guru dapat memperoleh gambaran

18
Zuhairini, Abdul Qadir, dan Slamet As. Yusuf, Metodik Khusus Pendidikan Agama,
(Malang: Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, 1983), hlm. 96.
19
Moch. Agus Krisno Budiyanto, Sintaks 45 Metode Pembelajaran Daam Student Centered
Learning (SCL), (Malang: UMM PRESS, 2016), hlm. 305.
17

sejauhmana murid dapat mengert dan memahami materi yang

disampaikan guru melalui metode ceramah.20

Metode tanya jawab ini sudah dikenal dalam pendidikan dunia

Islam, dimana ketika itu terjadi dialog atau tanya jawab antara

malaikat jibril dengan Nabi Muhammad saw.

- Jibril bertanya: ya Muhammad, beritahukan kepadaku

tentang Islam!

- Nabi menjawab: Islam adalah engkau bersaksi bahwa

sesungguhnya tidak ada illah (tuhan yang disembah) selain

Allah, dan sesungguhnya Nabi Muhammad adalah utusan

Allah, engkau mendirikan shalat, engkau menunaikan zakat,

engkau berpuasa dibulan ramadhan dan berhaji ke baitullah

jika engkau mampu.

- Jibril: engkau benar, beritahukan kepadaku tentang iman!

- Nabi menjawab: engkau beriman kepada Allah, malaikat

malaikanya, kitab-kitabnya, rasul-rasulnya, dan hari akhir

dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang

buruk.

- Jibril: engkau benar, beritahukan kepadaku tentang ihsan!

20
Zakiah Daradjat, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2014), hlm. 307
18

- Nabi menjawab: ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah

seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak

melihatnya maka sesungguhnya dia melihatmu.

- jibril: beritahukan kepadaku tentang hari kiamat (kapan

kejadiannya)!

- Nabi menjawab: yang ditanya tidak lebih tahu dari yang

bertanya.

- Jibril: beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya!

- Nabi menjawab: jika seorang budak melahirkan tuannya dan

jika engkau melihat orang berbaju compang-camping,

miskin dan Penggembala kambing berlomba-lomba

mendirikan bangunan yang megah.

- Nabi bertanya: wahai Umar, tahukah engkau siapa yang

bertanya tadi?

- Umar menjawab: Allah dan Rasulnya lebih mengetahui.

- Nabi menjawab: Dia adalah malaikat Jibril yang datang

untuk mengajarkan kepadamu tentang agamamu.21

Dari dialog diatas, dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran melalui tanya jawab atau dialog antara Jibril

dengan nabi dan antara nabi dengan sesama sahabat atau antara

21
Imam An-Nawawi, Terjemah Hadis Arbain An-Nawawi, (Semarang: Pustaka Nun, 2015),
hlm. 9.
19

guru dengan murid, murid dengan guru dan antara murid

dengan sesama murid, sehingga terjadi interaksi antar beberapa

arah.

b) Kelebihan Metode Tanya Jawab

Adapun kelebihan metode Tanya jawab sebagai berikut:

1) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk dapat


menerima penjelasan lebih lanjut.
2) Pendidik dapat mengetahui pemahaman peserta didiknya
dari bahan yang telah diberikan.
3) Pertanyaan-pertanyaan yang sulit dari peserta didik dapat
mendorong pendidik untuk memahami lebih mendalam dan
mencari sumber-sumber lebih lanjut.22

Untuk menjadikan proses tanya jawab berjalan dengan

baik, maka guru harus memiliki keterampilan dan pengetahuan

yang mendalam mengenai materi yang diajarkannya.

c) Kelemahan Metode Tanya jawab

Adapun kelemahan metode tanya jawab sebagai berikut:

1) Pemakaian waktu lebih banyak jika dibandingkan dengan


metode ceramah.
2) Sering terjadi penyelewengan dari masalah pokok.
3) Apabila peserta didik banyak, tidak cukup waktu memberi
giliran kepada setiap peserta didik.23

Disamping memiliki kelebihan, metode tanya jawab

juga memiliki kelemahan yang harus dihindari. Untuk itu guru

harus pandai-pandai dalam mengatur waktu pembelajaran.

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam…, hlm. 311-312


22
23
Ibid., hlm. 312
20

d) Langkah-Langkah Dalam Pelaksanaan Metode Tanya Jawab

Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan metode tanya

jawab sebagai berikut:

1) Tujuan pelajaran harus dirumuskan terlebih dahulu dengan


sejelas-jelasnya.
2) Pendidik harus meneliti untuk apa metode ini dipakai,
apakah:
a) Dipakai untuk menghubungkan pelajaran lama dengan
pelajaran baru.
b) Untuk mendorong peserta didik supaya
mempergunakan pengetahuan untuk pemecahan suatu
masalah.
c) Untuk menyimpulkan suatu uraian.
d) Untuk mengingat kembali terhadap apa yang di
hafalkan peserta didik.
e) Untuk menuntun pemikirannya.
f) Untuk memusatkan perhatiannya.
3) Pendidik harus mengajarkan cara-cara pembuktian
jawaban, dengan:
a) Mengmukakan suatu fakta yang dikutif dari buku,
majalah dan lain sebagainya.
b) Membandingkan dengan apa yang pernah dilihat
peserta didik.
c) Menjelaskan dengan berbagai argumentasi.24
Agar proses tanya jawab berjalan dengan baik dan

efektif, maka guru harus memperhatikan beberapa langkah

dalam pelaksanaan metode tanya jawab yang harus

dilakukan.

24
Ibid.,hlm. 310-311.
21

B. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Kata motivasi belajar terdiri dari dua kata yaitu kata motivasi dan

beajar. Terlebih dahulu kita akan mendefinisikan kata motivasi. Kata

motivasi berasal dari kata ‘’motif’’ diartikan sebagai daya upaya untuk

mendorong seseorang melakukan sesuatu.Motif dapat dikatakan sebagai

daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melaksanakan

aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.25

Menurut Mc Donal (1959) motivasion is an energy change within

the person characterized by affective arousal and anticipatory goal

reaction’’, yang artinya, motivasi adalah perubahan energy dalam diri

seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan ditanggapi dengan

tanggapan terhadap adanya tujuan.26

Adapun definisi dari belajar adalah suatu aktivitas yang sadar akan

tujuan terjadinya suatu perubahan dalam diri individu. Dalam arti menuju

keperkembangan pribadi seutuhnya.,27

Hadikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal

pada siswa-siswi yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan

tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang
25
Sardiman, Intraksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo, 2007), hlm.
73-74.
26
Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2011), hlm.
106.
27
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1994), hlm. 21.
22

mendukung.Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan

seseorang dalam belajar.

Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

motivasi belajar adalah segala daya upaya untuk melakukan suatu kegiatan

untuk memperoleh suatu perubahan tingkahlaku.

2. Macam-Macam Motivasi Belajar

Menurut Muhammad Fathurrahman dalam bukunya ‘’Belajar dan

Pembelajaran’’,Motivasi belajar dapat dibedakan menjadi dua macam

yaitu:

a. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari
dalam diri siswa itu sendiri yang dapat mendorongnya melakukan
tindakan belajar. Motivasi ini lebih menekankan pada faktor dari
dalam diri sendiri, motif-motif menjadi aktif atau berfungsinya tidak
perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu.
b. Mativasi eksterinsik
Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman A.M adalah ‘’motif-motif
yang aktif dan berfungsi karena ada perangsang dari luar’’. Dalam
belajar tidak hanya memperhatikan kondisi internal siswa, akan tetapi
juga memperhatikan berbagai aspek lainnya seperti, aspek sosial yang
meliputi lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan teman.28

28
Muhammad Fathurrahman dan Sulistyorini, Belajar Dan Pembelajaran, (Yogyakarta:
Teras, 2012), hlm. 149
23

3.Bentuk-Bentuk Motivasi Belajar

Di dalam kegiatan belajar mengajar, peranan motivasi baik intrinsik maupun

ekstrinsik sangat diperlukan untuk menumbuh kembangkan motivasi

belajar siswa.

Adapun bentuk-bentuk motivasi dalam kegiatan belajar sebagai

berikut:

a. Memberi angka
Angka yang dimaksud adalah sebagai symbol atau nilai dari
hasil aktivitas belajar siswa.Angka merupakan alat motivasi
yang cukup memberikan rangsangan kepada siswa.
b. Hadiah
Dalam dunia pendidikan, hadiah bisa dijadikan alat motivasi
untuk meningkatkan minat belajar.
c. Kompetisi
Kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk
mendorong anak didik agar mereka bergairah dalam belajar.
d. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga
bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah
sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.

e. Memberi ulangan
Ulangan bisa dijadikan sebagai alat motivasi.Siswa biasanya
mempersiapkan diri dengan belajar untuk menghadapi
ulangan.Oleh karena itu, ulangan merupakan strategi yang
cukup baik untuk memotivasi siswa agar lebih giat belajar.
f. Mengetahui hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan alat motivasi bagi
siswa.Dengan mengetahui hasil, siswa terdorong untuk belajar
lebih giat.
g. Pujian
Pujian bisa dijadikan sebagai alat motivasi.Pujian adalah
bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan
motivasi yang baik. Guru bisa memanfaatkan pujian untuk
24

memuji keberhasilan siswa dalam mengerjakan suatu pekerjaan


di sekolah.
h. Hukuman
Meski hukuman sebagai reinforcement yang negative, tetapi
bila dilakukan dengan tepat dan bijak akan menjadi alat
motivasi yang baik. Hukuman akan menjadi alat motivasi bila
dilakukan dengan pendekatan edukatif, bukan serampangan.
Oleh karena itu, hukuman hanya diberikan guru dalam konteks
mendidik.
i. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesenjangan, ada
maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik bila
dibandingkan dengan segala kegiatan tanpa maksud. Hasrat
untuk belajar pada diri siswa itu memang ada motivasi untuk
belajar sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.
j. Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa,
merupakan alat motivasi yang penting. Sebab dalam
memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasakan sangat
berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk
belajar.
k. Minat
Minat adalah kecenderungan untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat
terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu
secara konsisten dengan rasa senang.29
l. Menerapkan metode yang bervariasi
Variasi dalam proses pembelajaran merupakan
keanekaragamamn dalam penyajian kegiatan pembelajaran.
Guru yang mampu menghadirkan proses pembelajaran yang
bervariasi kemungkinan besar kejenuhan tidak akan terjadi.
Variasi yang biasa dilakukan oleh guru dalam proses
pembelajaran antara lain metode. Guru sebaiknya tidak hanya
menggunakan satu metode, akan tetapi gunakanlah lebih dari
satu metode.
m. Memvariasikan gaya dalam pembelajaran.
Guru sebaiknya melakukan variasi gaya dalam membelajarkan.
Jika variasi gaya guru dalam membelajarkan dilakukan dengan
baik, akan sangat berguna dalam usaha menarik dan
mempertahankan minat sarta semangat siswa dalam belajar.

29
Sardiman, Intraksi Dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: raja grafindo, 2007), hlm. 92-95
25

Termasuk variasi gaya guru dalam membelajarkan, di


antaranya adalah:
1) Variasi suara (termasuk pengubahan nada suara
yang keras menjadi lemah, dari tinggi menjadi
rendah, dari cepat berubah menjadi lambat, dari
suara gembira menjadi sedih, atau apda saat
memberikan tekanan pada kata-kata tertentu)
2) Variasi gerakan angngota badan dan mimic ( seperti
variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala
dan badan)
3) Pindah posisi (berarti guru tidak berada dalam satu
posisi saja, melainkan ia berpindah-pindah.
Perpindahan posisi guru hendaklah karena maksud-
maksud tertentu dan dilakukan secara wajar dan
tidak berlebihan.30

Daribeberapabentuk-

bentukmotivasidiatasyangdapatdigunakanolehgurudalammeningkatkangai

rahbelajarsiswaselamaprosesbelajar rmengajarberlangsung. Jikabentuk-

bentuk itu digunakan dengan baik, maka akan tampak hasil yang baik

pula, dan manfaatnya bisa dirasakan oleh peserta didik maupun pendidik.

4.Upaya Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar

Upaya dalam meningkatkan motivasi belajar adalah sebagai berikut:

1) Upaya Menggerakkan Motivasi

Guru sering berhadapan dengan dua jenis situasi kelas yang

berbeda, yakni kelas yang berada dalam keadaan waspada dan

penuh perhatian dan siap melakukan tindakan, dan situasi dimana

sebagian siswa tidak berada dalam kondisi yang diharapkan.

Mereka seolah-olah sedang mengantuk dan perhatiannya tidak

30
Sobry sutikno, Belajar dan Pembelajaran, (Lombok: Holistica, 2013), h. 73-74
26

tertuju pada pelajaran.Dalam kondisi ini guru perlu menggerakkan

atau menggugah perhatian dan minat mereka. Upaya penggerakkan

dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya sebagai berikut:

a) Metode observasi dan prinsip kebebasan

b) Metode discovery, yakni belajar melalui autonomy of self

reward. Siswa memberi stimulasi terhadap dirinya sendiri,

sehingga dia sendiri yang melakukan fungsi penggerakan

tersebut.

c) prosedur brainstorming (Torrance). Prosedur ini dimaksudkan

agar siswa mampu memproduksi sebanyak mungkin prakarsa

(gagasan) yang berbobot melalui diskusi dan kritik.

Berdasarkan hasil penelitian ternyata: a) latihan-latihan khusus

dalam brainstorming menghasilkan lebih banyak gagasan

dibandingkan dengan pemberian hadiah atau janji, b)

pengarahan yang dimaksudkan untuk menghasilkan gagasan

yang baik dan berbobot ternyata lebih banyak menghasilkan

gagasan dibandingkan dengan ‘’tanpa pengarahan’’.

2) Upaya Pemberian Harapan

Para siswa memiliki harapan-harapan tertentu setelah

menyelesaikan pelajaran atau tugas.Untuk itu guru perlu

memberikan harapan-harapan tertentu untuk menggugah motivasi

belajar siswa. Cara-cara yang dapat dilaksanakan, adalah:


27

a) Rumusan tujuan-tujuan pembelajaran sekhusus mungkin,

operasional dan dapat diamati, karena akan mendorong siswa

untuk mencapainya. Tujuan-tujuan tersebut mengandung

harapan-harapan bagi siswa.

b) tingkat aspirasi. Pengaruh dari harapan-harapan siswa terhadap

tingkah lakunya dapat diamati pada berbagai tingkat aspirasi

(level of expectancy). Berdasarkan penelitian, keberhasilan pada

masa lampau mengkondisi siswa untuk meningkatkan harapan-

harapan mereka, sedangkan kegagalan masa lampau

mengkondisi siswa untuk memperendah harapan-harapannya

untuk mencegah jangan tarulang kembali kegagalan yang sama.

3) Upaya Pemberian Insentif

Insentif adalah objek tujuan atau simbol-simbol yang

digunakan oleh guru untuk meningkatkan kekuatan/kegiatan siswa.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan, adalah:

a) Umpan balik hasil tes belajar. Tiap siswa ingin mengetahui hasil

yang dicapainya dalam proses pembelajaran dan hasil tes

memberikan informasi tentang kemajuan belajar siswa.

Informasi tersebut menjadi umpan balik yang bermakna bagi

motivasi belajar.

b) Pemberian hadiah dan dorongan secara lisan atau tertulis.

Pemberian hadiah ada pengaruhnya terhadap motivasi belajar


28

siswa. Hadiah itu dapat berupa barang, dan dorongan secara

lisan, misalnya pujian.

c) Pemberian komentar terhadap hasil pekerjaan siswa. Pemberian

komentar oleh guru terhadap pekerjaan atau makalah yang

dibuat oleh siswa dapat mendorong siswa untuk belajar lebih

giat. Itu sebabnya, guru perlu memberikan komentar, misalnya:

baik, teruskan pekerjaan anda, atau baik sekali, pertahankan

untuk seterusnya.

4) Upaya Pengaturan Tingkah Laku Siswa

Guru perlu mengatur tingkah laku siswa dengan cararestitusi

dan ripple effect.

a) Restitusi, menuntut agar siswa melakukan respons yang

sebenarnya sebagai pengganti tindakan yang tadinya tidak

benar, respons pengganti itu harus diberikan berupa ganjaran

supaya respons yang benar menang bersaing dengan respons

yang tidak benar. Yang dimaksud respon yang benar adalah

respons atau tindakan yang bermakna dan diterima oleh orang

lain.

b) The ripple effect, ada pengaruh secara bergelombang dari

suasanakelas yang berdisiplin terhadap siswa lain yang sedang

mendengarkan, melihat atau mengamatinya. Pengaruh ini

bersumber dari teknik yang sedang dilaksanakan. Kalau kelas


29

itu berada dalam suasana disiplin, maka siswa akan berbuat

disiplin pula, seperti yang diamatinya dalam kelas. Dalam

keadaan ini terjadi proses motivasi berdisiplin.31

Dari beberapa upaya-upaya untuk meningkatkan motivasi belajar

siswa di atas, dan masih banyak lagi upaya untuk meningkatkan motivasi

siswa yang bisa di manfaatkan guru untuk meningkatkan gairah belajar

siswa, akan tetapi yang terpenting diketahui oleh guru adalah adanya

motivasi itu dapat dikembangkan dan diarahkan agar dapat melahirkan

hasil belajar yang bermakna.

5. Indikator Motivasi Belajar

Seperti yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya, bahwa motivasi

belajar siswa dapat berubah kapan saja. Oleh karena itu, ada beberapa

indikator yang harus diperhatikan untuk dapat mendukung timbulnya

motivasi belajar dalam diri siswa. Indikator motivasi belajar dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil.


b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan.
d. Adanya penghargaan dalam belajar.
e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan
siswa dapat belajar dengan baik.32

31
Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran…, hlm. 114-121.
32
Hamzah B Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), Hlm.
23
30

Sedangkan menurut Riduwan, motivasi merupakan suatu daya atau

kekuatan yang timbul dari dalam diri siswa untuk memberikan kesiapan

agar tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Sedangkan belajar merupakan

suatu proses yang dilakukan siswa untuk memperoleh perubahan tingkah

laku yang lebih baik dari sebelumnya sebagai hasil pengamatan siswa

dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Sedangkan indikator motivasi

belajar siswa dalam proses belajar mengajar antara lain:33

a. Ketekunan dalam belajar.

b. Ulet dalam menghadapi kesulitan.

c. Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar.

d. Berprestasi dalam belajar.

e. Mandiri dalam belajar.

C. Pembelajaran Akidah Akhlak

1. Pengertian Pembelajaran Akidah Akhlak

Akidah berasal dari kata ‘aqd yang berarti pengikatan.Akidah

merupakan perbuatan hati, yaitu kepercayaan hati dan pembenarannya

kepada sesuatu.Sedangkan menurut syara, akidah yaitu iman kepada

Allah, para Malaikatnya, Kitab-kitabnya, para Rasulnya, dan kepada hari

33
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti Pemula, (Bandung:
Alfabeta, 2010), hlm. 210.
31

akhir serta kepada qadar yang baik maupun yang buruk.Hal ini disebut

juga sebagai rukun iman.34

Sementara kata ‘’akhlak’’ berasal dari bahasa arab, yaitu (khuluk)

jamaknya (akhlaq) yang artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku,

tabiat, moral atau etika.35Jadi, akhlak merupakan sikap yang telah melekat

pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku

atau perbuatan.Jika tindakan spontan itu baik menurut pandangan agama

dan akal, maka disebut akhlak yang baik atau akhlaqul karimah atau

akhlak mahmudah.Akan tetapi, apabila tindakan spontan itu berupa

perbuatan-perbuatan tidak baik, maka disebut akhlak tercela atau akhlak

madzmumah.

2. Dasar Akidah Akhlak

Dasar akidah akhlak adalah ajaran Islam itu sendiri yang bersumber

dari Al-Qur’an dan Al-Hadist.Al-qur’an dan al-hadis merupakan pedoman

hidup manusia yang menjelaskan tentang kriteria baik atau buruknya suatu

perbuatan.Dasar akidah akhlak yang pertama dan utama adalah Al-Qur’an.

Ketika ditanya tentang akhlak Rasulullah saw., Aisyah menjawab,’’akhlaq

Rasulullah adalah Al-Qur’an’’.36

َ‫َكانَ ُخلُقُهُ اْلقُ ْراَن‬

34
Shalih Bin Fauzan Bin Abdullah Al Fauzan, Kitab Tauh id, (Jakarta: Akafa Press, 1998),
hlm. 3
35
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf. (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hlm. 11
36
Ibid.,hlm. 20
32

Artinya: ‘’Akhlak Rasulullah adalah Al-Qur’an’'.

Islam mengajarkan umatnya agar senantiasa melakukan

perbuatan baik dan menjauhi perbuatan buruk.Ukuran baik dan buruk

sudah ada dalam kitabullah yaitu Al-Qur’an.Karena Al-Qur’an

merupakan pedoman hidup manusia.

Allah swt., berfirman dalam QS. Al-Maidah (5) : 15-16 yang


berbunyi:













Artinya:

15. wahai ahli kitab! Sungguh, rasul kami telah dating


kepadamu, menjelaskan kepadamu banyak hal dari (isi) kitab
yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula) yang
dibiarkannya. Sungguh, telah dating kepadamu cahaya dari
allah, dan kitab yang menjelaskan.16. dengan kitab itulah
allah memberi petunjuk kepada orang yang mengikuti
keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu
pula) allah mengeluarkan orang itu dari gelap gulita kepada
33

cahaya dengan izin-Nya, dan menunjukkan ke jalan yang


lurus.37

Dasar akidah akhlak yang kedua adalah al-hadist atau sunnah yang

merupakan penjelas al-qur’an agar manusia mudah mengamalkan syariat

Islam, maka umat Islam diperintahkan untuk mengikuti sunnah Rasulullah

saw., karena segala perilaku, tindakan Rasulullah saw., baik yang zahir

maupun yang batin senantiasa mengikuti petunjuk dari Al-Qur’an.38

Pembelajaran akidah akhlak adalah upaya sadar dan terencana

dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati

dan mengimani Allah swt., dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak

mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan pengajaran,

bimbingan, latihan, penggunaan pengalaman, keteladanan dan

pembiasaan.

3. Ruang Lingkup Pembelajaran Akidah Akhlak

Pembelajaran akidah akhlak di Madrasah Tsanawiyah berisi bahan

pelajaran yang dapat mengarahkan pada pencapaian kemampuan dasar

siswa untuk dapat memahami rukun iman dan pembiasaan dalam

berakhlak islami untuk dapat dijadikan landasan perilaku dalam kehidupan

sehari-hari serta sebagai bekal untuk jenjang pendidikan berikutnya.

37
QS. Al-Ma’idah (5): 15-16. Departemen Agama RI. Al-Qur’an Dan Terjemah Special For
Woman, (Bandung: PT Sygma Examedia Arkanleema), hlm. 110.
38
Mustofa Hasan, Ilmu Hadis, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm. 24.
34

Ruang lingkup mata pelajaran akidah akhlak di Madrasah tsanawiyah

meliputi:

g. Aspek Akidah

Dalam pembelajaran atau pendidikan akidah maka perlu

memperhatikan aspek-aspek akidah, yakni:

1) Kalimat thayyibah

2) Al asma’ al husna

3) Iman kepada allah

4) Menyakini rukun iman

h. Aspek Akhlak

1) Pembiasaan akhlak karimah (mahmudah)

2) Menghindari akhlak tercela (madzmumah)

i. Aspek Adab Islami

1) Adab terhadap Allah

2) Adab terhadap diri sendiri

3) Adab terhadap sesama

4) Adab terhadap lingkungan

j. Aspek Kisah Teladan39

4. Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak

Tujuan pembelajaran akidah akhlak adalah untuk membentuk peserta

didik yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt., serta memiliki

39
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, Persada), hlm. 23-24.
35

akhlak mulia. Tujuan ini merupakan misi utama di utusnya Rasulullah

saw. untukmenyempurnakanperangai (budi pekerti) yangmulia.40sejalan

dengan tujuan itu maka seorang guru selebihnya guru PAI memiliki tugas

yang besar yaitu untuk mewujudkan tujuan pembelajaran akidah akhlak,

juga mewujudkan tujuan nasional pendidikan.

5. Materi pokok pembelajaran akidah akhlak

Adapun materi pokok akidah akhlak di Madrasah Tsanawiyah kelas

VII semester I dan II,yaitu:41

Tabel 2.1
Materi pokok pembelajaran akidah akhlak

Materi Pokok Sub Pokok Bahasan


BAB 1 Akidah Islam A. Pengertian Akidah
B. Dasar Akidah Islam
C. Tujuan Akidah Islam
BAB 2 Sifat-Sifat Allah Swt A. Sifat Nafsiyah
B. Sifat Salbiyah
C. Sifat Ma’ani
D. Sifat Maknawiyah
E. Ciri-Ciri Orang Yang Beriman
Kepada Sifat-Sifat Allah
F. Hikmah Menyakini Sifat-Sifat
Allah
G.Fenomena-Fenomena
Kehidupan Yang Muncul
Sebagai Bukti Dari Sifat-Sifat
Allah
BAB 3 Berperilaku Terpuji A. Nafsu Manusia
B. Perilaku Ikhlas
C. Perilaku Taat
D. Perilaku Khauf
E. Perilaku Tobat

40
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf.,,,hlm. 12.
41
Fakhri Nurul Fajri, Akidah Akhlak Untuk MTs Dan Yang Sederajat Kelas VII.
36

BAB 4 Adab Sholat Dan Zikir A. Shalat


B. Zikir
BAB 5 Nabi Sulaiman as. A. Silsilah Nabi Sulaiman As.
B. Nabi Sulaiman As. Mewarisi
Kerajaannabi Daud As.
C. Kekuasaan Nabi Sulaiman As.
Atas Jin Dan Makhluk Lain
D. Nabi Sulaiman As. Dan Ratu
Balqis
E. Wafatnya Nabi Sulaiman As.
Semester I
BAB 6 Mengenal Allah Dengan A. Pengertian Asmaul Husna
Asmaul Husna B. Memahami Sembilan
Asmaul Husna
C. Hikmah Mengimani
Asmaul Husna
BAB 7 Meyakini Adanya Makhluk A. Malaikat
Gaib
B. Jin, Iblis, Dan Setan

BAB 8 Bahaya Perilaku Riya’ Dan A. Riya’


Nifak
B. Nifak

BAB 9 Adab Membaca Al-Qur’an A. Al-Qur’an


Dan Berdoa
B. Berdoa

BAB Kisah Ashabul Kahfi A. Kisah Ashabul Kahfi


10 B. Meneladani Kisah
Ashabul Kahfi
Semester II

Tabel 2.1 memberikan informasi mengenai materi pokok

pembelajaran akidah akhlak kelas VII C di MTs Nurul Islam Sekarbela

Tahun Pembelajaran 2017/2018.


37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas atau PTK adalah salah satu cara yang strategis

bagi guru untuk memperbaiki layanan kependidikan yang harus

diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan

kualitas program secara keseluruhan. Adapun tujuan PTK adalah untuk

memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik pembelajaran di kelas secara

berkesinambungan.42

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MTs Nurul Islam

Sekarbela untuk mata pelajaran akidah akhlak kelas VIIC, penelitian ini akan

dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2017/2018, penentuan waktu

penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena jenis penelitian

ini adalah penelitian tindakan kelas yang dikembangkan dalam 2 siklus.

untuk melihat peningkatan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran

akidah akhlak dengan menggunakan multimetode dalam pembelajaran.

B. Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas VIIC MTs Nurul Islam

Sekarbela tahun pelajaraan 2017/2018 yang berjumlah 31 orang terdiri dari

perempuan semua. Adapun target yang ingin dicapai dalam penelitian ini

42
Sri Banun Muslim, Supervise Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru,
(Mataram: ALFABETA, 2009), hlm. 55.
38

adalah peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak

dengan menerapkan multimetodediharapkan dapat meningkatkan dan

mengembangkan potensi siswa serta merangsang siswa untuk mengaktifkan

dan menggerakkan siswa secara sadar untuk terlibat secara aktif dalam

proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

C. Rencana Tindakan
Perencanaan tindakan merupakan tindakan mempersiapkan semua

instrument, sarana, dan semua yang diperlukan dalam penelitian tindakan.43

Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang

bersifat kolaboratif dan partisipatif, maksudnya disini adalah peneliti akan

melakukan penelitian dengan ikut berpartisipasi dengan guru dari awal

hingga akhir di dalam kelas. Oleh karena itu, prosedur penelitian ini melalui

2 (dua) siklus.Apabila siklus I tidak tuntas, maka dilanjutkan dengan siklus

II. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan kegiatan: 1. Perencanaan

(planning), 2. Pelaksanaan (acting), 3.Pengamatan (observation), 4.Refleksi

(reflection).

Berikut ini adalah skema bagan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

menurut Kemmis dan Mc Taggart.44

43
Ameliasari T.Kesuma, Menyusun PTK Itu Gampang (Jakarta: Esensi Erlangga Group, 2013),
hlm. 33.
44
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), hlm. 137.
39

SIKLUS PENELITIAN TINDAKAN

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar 1. Skema PTK menurut Kemmis dan Mc.Taggart

Secara lebih rinci prosedur penelitian tiap siklus dapat dijabarkan

sebagai berikut:

Siklus I

1. Perencanaan (planning)

Tahap perencanaan merupakan tahap awal yang harus

dilakukan oleh peneliti. Adapaun kegiatanyang dilakukanoleh guru

bersama peneliti pada tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut:

a. Menetapkan alokasi waktu.

b. Peneliti mensosialisasikan pembelajaran dengan penerapam

multimetode kepada guru mata pelajaran akidah akhlak.


40

c. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dan skenario

pembelajaran.

d. Menyiapkan lembar observasikegiatan guru.

e. Menyiapkan lembar observasi motivasi belajar siswa .

2. Pelaksanaan (acting)

Tahap pelaksanaan tindakan adalah implementasi atau penerapan isi

rancangan didalam arena penelitian.Dalam tahap pelaksanaan ini

kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah melaksanakan

skenario pembelajaran dengan multimetode pembelajaran yang telah

disusun oleh peneliti (observer).

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, dilakukan secara

bertahap, mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, sampai dengan

kegiatan menutup.

3. Pengamatan (observation)

Pada tahap ini, peneliti sebagai observer akan mengamati

proses pembelajaran yang sedang berlangsung dengan menggunakan

lembar observasi untuk melihat tingkat motivasi belajar siswa dalam

proses pembelajaran. Dan kegiatan guru juga akan diobservasi

langsung oleh peneliti. Kegiatan observasi dilakukan secara kontinu

setiap kali pembelajaran berlangsung dalam pelaksanaan tindakan

.dengan mengamati kegiatan guru dan siswa dengan menggunakan

lembar observasi.
41

4. Refleksi (reflecting)

Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali

apa yang sudah dilakukan. Refleksi dilakukan berdasarkan hasil

observasi terhadap prilaku siswa. Adanya kekurangan-kekurangan atau

hambatan-hambatan selama proses pembelajaran, selanjutnya

dilakukan langkah-langkah perbaikan untuk melaksanakan proses

pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Apabila pada siklus ke I

belum berhasil maka akan dilanjutkan ke siklus II.

Pada dasarnya pelaksanaan siklus I, dan II adalah sama.

Perbedaannya, pada siklus II merupakan perbaikan atau

penyempurnaan pada siklus sebelumnya yang berdasarkan hasil

refleksi dan siklus selanjutnya dilaksanakan setelah selesai siklus

sebelumnya.

D. Jenis Instrumen Dan Cara Penggunaannya


Instrumen penelitian merupakan alat yang dapat digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian. Alat atau instrumen ini mencerminkan juga

cara pelaksanaannya, maka sering juga disebut dengan teknik penelitian.45Jadi

instrumen adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk

mempermudah mengumpulkan data.

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai


berikut:

45
Wina Sanjaya,Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), hlm. 84.
42

1. Observasi

Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua


ilmu pengetahuan. Para ilmuan akan dapat bekerja berdasarkan
data , yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh
melalui observasi.46
Observasi dalam kamus besar bahasa indonesia berarti pengamatan

atau peninjauan secara cermat.47Observasi merupakan teknik

mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang

berlangsung, mengenai hal-hal yang akan diamati atau diteliti.48

Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran langsung tentang

proses pembelajaran akidah akhlak dengan penerapan multimetode dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIIC pada mata pelajaran

akidah akhlak di MTs Nurul Islam Sekarbela tahun pelajaran 2017/2018

dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat oleh peneliti.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan cacatan suatu peristiwa yang sudah

berlalu.Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang.49

Dalam hal ini peneliti gunakan untuk mengumpulkan data yang

diambil dari sekolah tempet lokasi penelitian, meliputi data guru, data

46
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R dan D, (Bandung:
Alfabeta 2017), hlm. 310.
47
Djam’ah Satori dan Aan Komariah, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta 2014),
hlm. 104.
48
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 86.
49
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B,
(Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 329.
43

siswa, data pegawai, model persiapan guru dalam mengajar, RPP, struktur

organisasi sekolah MTs Nurul Islam Sekarbela, serta data-data lain yang

dibutuhkan.

E. Pelaksanaan Tindakan
Penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan dalam bentuk siklus,

setiap siklus memiliki 4 (empat) tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap

tindakan, tahap observasi dan tahap refleksi.Pada tahap inilah hal yang harus

dilakukan peneliti adalah mengamati setiap proses belajar mengajar

berlangsungdi dalam kelas VIIC MTs Nurul Islam Sekarbela pada materi

pelajaran akidah akhlak yang sesuai dengan rencana pembelajaran yang

dibuat.

F. Cara Pengamatan (Monitoring)


Pada tahap ini, cara pengamatan yang dilakukan peneliti adalah

melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi

selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan

dengan menggunakan pedoman observasi yang telah disusun, termasuk juga

pengamatan secara langsung. Pelaksanaan skenario pembelajaran dengan

penerapan multimetodeyang dampaknya terhadap proses dan motivasi belajar

siswa. Data yang dikumpulkan berupa data kualitatif yang menggambarkan

aktivitas guru dan siswa.


44

G. Analisis Data Dan Refleksi


1. Analisis data
Analisis data dalam penelitian ini merupakan bagian penting dalam

proses penelitian karena dengan analisis inilah, data yang ada akan tampak

manfaatnya, terutama dalam memecahkan suatu masalah penelitian dan

mencapai tujuan akhir penelitian. Bagi peneliti, analisis data merupakan

kegiatan yang cukup berat guna menjawab suatu permasalahan.50

Adapuna analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dan

deskriptif kualitatif, terutama terhadap analisis aktivitas guru dan tingkat

motivasi belajar siswa.

a. Analisis Observasi Aktivitas Guru

1) Keterlaksanaan RPP

Data hasil observasi tentang keterlaksanaan Rencana

Perangkat Pembelajaran (RPP), dalam penelitian ini dianalisis

menggunakan rumus persentase berikut:

Motivasi Siswa = XX100 %


Y
Keterangan:

X : jumlah langkah yang diperoleh

Y : total langkah pembelajaran yang harus dilaksanakan51

50
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm. 189.
51
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), hlm. 102.
45

Analisis pengamatan (observasi) aktivitas guru dilakukan

dengan melihat pada keterlaksanaan RPP yang telah dibuat. Untuk

mengetahui hasil dari keterlaksanaan RPP tersebut, peneliti perlu

mengetahui jumlah langkah pembelajaran yang terlaksana kemudian

dikali seratus dan dibagi jumlah total langkah pembelajaran yang

harus dilaksanakan. Jadi, dari langkah-langkah tersebut akan terlihat

hasil yang diperoleh guru dalam keterlaksanaan RPP yang telah

dibuat.

Intensitas persentase keterlaksanaan pembelajaran dicocokkan

dengan kriteria yang terlihat pada tabel berikut:52

Tabel 3.1
Kriteria Interpretasi Skor Aktivitas Guru

No Tingkat keberhasilan Predikat keberhasilan


1 86%-100% Terlaksana sangat baik
2 76%-85% Terlaksana baik
3 60%-75% Terlaksana cukup baik
4 55%-59% Terlaksana kurang baik
5 ≤ 54% Terlaksana sangat kurang
baik
Tabel 3.1 memberikan informasi bahwa ada lima kriteria

skor aktivitas guru yang digunakan, yaitu terlaksana sangat baik,

terlaksana baik, terlaksana cukup baik, terlaksana kurang baik dan

terlaksan sangat kurang baik.

52
Nasution, Neohi Dan Adi Suriyanto, Evaluasi Pengajaran, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2007), hlm. 427.
46

b. Analisis Observasi Tingkat Motivasi Siswa

Pengamatan tingkat motivasi siswa diamati oleh peneliti

dengan menggunakan format aktivitas siswa.Adapun indikator

pedoman observasi motivasi belajar siswa sebagai berikut.

Tabel 3.2
Kisi-Kisi Pedoman Observasi Motivasi Belajar Siswa

NO INDIKATOR

1 Tekun mengerjakan tuges


2 Ulet dalam menghadapi kesulitan
3 Menunjukkan minat dan ketajaman perhatian
4 Berprestasi dalam belajar
5 Mandiri dalam belajar
Datahasilpengamatantingkatmotivasibelajarsiswadianalisisseca

raklasikal, danuntukmengetahuirata-

ratamotivasibelajarsiswadihitungdenganmenjumlahkansetiapsekor

yangdiperolehsiswa, kemudianhasilnyadihitingdenganmenggunakan

rumus:

Motivasi Siswa = XX100 %


Y
Keterangan:

X : jumlah langkah yang diperoleh

Y : total langkah yang harus dilaksanakan53

53
Ibid., hlm. 427
47

Untuk melihat tingkat keberhasilan motivasi belajar siswa

dalam peroses pembelajaran dengan menggunakan multimetode

digunakan lima kategori yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.3
Kriteria Tingkat Motivasi Belajar Siswa

No Tingkat motivasi Kategori


1 80%-100% Sangat termotivasi
2 60%-79% Termotivasi
3 40%-59% Cukup termotivasi
4 20%-39% Kurang termotivasi
5 0%-19% Tidak termotivasi
(Sumber: Arikunto, 2010)

Adapun lima keriteria yang digunakan, yaitu sangat

termotivasi, termotivasi, cukup termotivasi, kurang termotivasi dan

tidak termotivasi

2.Refleksi

Pada tahap ini dilakukan setiap akhir siklus. Tahap refleksi ini peneliti

mengkaji kekurangan dan hambatan yang muncul pada saat

berlangsungnya proses belajar mengajar. Sehingga diperoleh alternatif

pemecahan masalah yang muncul pada setiap proses belajar mengajar dan

dapat melaksanakan perbaikan untuk pelaksanaan siklus selanjutnya.


48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Setting Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Sekarbela

Dewasa ini generasi muda Islam sudah mulai terlena dalam buaian

materi, terseret iming-iming skularisasi dimana minat belajar agama Islam

mulai berkurang.Sekolah-sekolah yang menjanjikan pekerjaan dengan gaji

besar jadi rebutan, status sosial masyarakat seolah-olah ditentukan oleh

dimana orang tua menyekolahkan putra putrinya.Dalam kondisi seperti

ini, pendidikan agama dan akhlak merupakan sebuah keniscayaan untuk

membentengi para remaja dan generasi muda Islam.Berangkat dari

permasalahan tersebut Yayasan Nurul Islam menawarkan jenjang

pendidikan madrasah tsanawiyah dengan mengasramakan santri

santriwatinya.Madrasah Tanawiyah Nurul Islam Sekarbela merupakan

bagian dari Yayasan Nurul Islam Sekarbela yang dikelola secara khusus

untuk mengemban amanah sebagai wadah pendidikan yang bertujuan

untuk mencetak generasi dan lulusan yang mampu membaca dan paham

dalam kajian kitab kuning dan memiliki kemampuan agama (tafaqquh

fiddin) sehingga siap berkompetisi diberbagai disiplin ilmu.Madrasah


49

Tsanawiyah adalah wadah pendidikan yang memadukan antara sistem

pendidikan pesantren salaf dan sistem pendidikan modern.54

Sistem pendidikan salaf tampak dalam pengajaran sehari-hari

dalam bentuk halaqoh dalam proses pengajaran kitab kuning. Sedangkan

sistem pendidikan modern tercermin dalam sistem klasikal dengan

memadukan beberapa mata pelajaran yang menunjang kapasitas dan

kapabilitas keilmuan santri/santriwati.Mereka diharapkan mampu

berkompetisi dalam percaturan dunia yang semakin mengglobal dan

penuh persaingan.55

Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam dibentuk pada tanggal 15 April

2015. Hal mendasar yang melatarbelakangi berdirinya Madrasah ini

adalah karena kebutuhan masyarakat Sekarbela akan pendidikan tingkat

menengah pertama yang menjadikan Islam sebagai pondasi utama dalam

setiap agenda pembelajarannya. Selain itu, dengan semakin meningkatnya

jumlah anak putus sekolah karena kekurangan biaya pendidikan menjadi

faktor utama berdirinya madrasah ini.Dewasa ini, pendidikan berbasiskan

agama Islam menjadi kebutuhan urgen.Sebab, maraknya aksi-aksi

kekerasan yang dilakukan oleh remaja, bahaya pergaulan bebas, dan

bebasnya penyebaran narkotika sudah berada pada stadium yang

membahayakan.Sebagai lembaga yang berlandaskan Islam, Yayasan

54
Dokumentasi Profil MTs Nurul Islam Sekarbela, Dikutip: Kamis 25 Oktober 2018.
55
Dokumentasi Profil MTs Nurul Islam Sekarbela, Dikutip: Kamis 25 Oktober 2018.
50

Nurul Islam berusaha membentengi anak-anak remaja Sekarbela pada

khususnya, dan anak-anak remaja Nusa Tenggara Barat pada

umumnya.Menanggapi tujuan tersebut, sejumlah pemuda sekarbela yang

terdiri dari Dra. Hj. Wartiah, M.Pd, Hj. Husnul Jannah, SP.,M.Si, Zulkifli,

S.Pd.I.,M.H.I, Fathoni, M.Pd, Ilham, S.Pd, Rohani Sayuti, S.Pd,

Syara’iyah, SH, dan Zamroni, S.Pd, berusaha mewujudkan tujuan mulia

itu dengan membentuk panitia pembentukan MTs Nurul Islam

Sekarbela.56

Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Sekarbela merupakan

madrasah yang memadukan konsep pendidikan modern dengan sistem

pesantren klasik.Artinya, santri/santriwati tidak hanya menggali ilmu di

bangku madrasah, tetapi juga di pondok pesantren Nurul Islam

Sekarbela.Pada bangku madrasah, santri/santriwati diberikan bekal

pelajaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah.Sementara itu, pada

pondok pesantren diberikan bekal pelajaran agama Islam melalui kegiatan

diniyyah.57

Melalui visi menjadikan santri/santriwati yang qur’ani, berprestasi,

dan mandiri, madrasah ini akan menjadi madrasah yang mampu mencetak

generasi yang memegang teguh nilai – nilai Islam, membentengi diri dari

serangan hedonisme dengan kemampuan bersikap mandiri. Dengan

56
Dokumentasi Profil MTs Nurul Islam Sekarbela, Dikutip: Kamis 25 Oktober 2018.
57
Dokumentasi Profil MTs Nurul Islam Sekarbela, Dikutip: Kamis 25 Oktober 2018.
51

mengharap ridho Allah SWT, MTs Nurul Islam Sekarbela memiliki

keyakinan teguh untuk mencapai cita-cita mulia ini.58

Dari sejarah berdirinya MTs Nurul Islam Sekarbela di atas,

semoga sekolah tersebut menjadi sekolah yang mencetak generasi-

generasi yang memegang teguh nilai-nilai Islam.

2. Keadaan Geografis Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Sekarbela

Secara geografis MTs Nurul Islam Sekarbela dapat diuraikan

seperti di bawah ini, MTs Nurul Islam Sekarbela dibangun di atas tanah

seluas 8951 m2 yang berlokasi di lingkungan Kekalik, Kelurahan Karang

Pule, Kecamatan Sekarbela, kota Mataram.59

Sesuai dengan rancangan awal, penelitian ini dilaksanakan di MTs

Nurul Islam Sekarbela yang berada di jln.Swasembada no. 118 Kekalik

Kel. Karang Pule Kec. Sekarbela, kota Mataram khususnya pada siswa

kelas VIIC Tahun Pelajaran 2017/2018.

3. Keadaan Siswa

Peserta didik memiliki peranan penting dalam proses belajar

mengajar, bila peserta didik tidak ada maka proses belajar mengajar tidak

akan terjadi, karena peserta didik merupakan komponen pendidikan yang

menjadi tolak ukur bermutu tidaknya sebuah pendidikan. Sehubungan

dengan jumlah peserta didik yang menjadi perhatian dan dasar

58
Dokumentasi Profil MTs Nurul Islam Sekarbela, Dikutip: Kamis 25 Oktober 2018.
59
Dokumentasi Profil MTs Nurul Islam Sekarbela, Dikutip: Kamis 25 Oktober 2018.
52

pelaksanaan pendidikan, hendaknya dikelola dengan baik guna dapat

dibentuk sesuai arah dan tujuan pelaksanaan pendidikan.

Tabel 4,1
Jumlah siswa MTs Nuurul Islam Sekarbela60

Jumlah Siswa
No Kelas
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 VII 36 60 96
2 VIII 34 39 73
3 IX 26 24 50
Total 96 123 219
Jumlah peserta didik di MTs Nurul Islam Sekarbela, yaitu 219

orang.Dari 96 laki-laki dan 123 perempuan.

4. Keadaan Guru dan Karyawan

Guru merupakan orang yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan

proses belajar mengajar, guru berkewajiban menyajikan dan menjelaskan

materi pelajaran, membimbing dan mengarahkan siswa ke arah

pencapaian tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.

Dalam hal ini, dibutuhkan kemampuan dan profesionalisme guru

dalam menjalankan tugasnya.Oleh karena itu, kapasitas dan kualitas guru

merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan.Pada Tahun 2017/2018

jumlah tenaga pengajar yang tercatat di MTs Nurul Islam Sekarbela

adalah sebanyak 27 orang.Adapun nama-nama guru MTs Nurul Islam

Sekarbela dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

60
Dokumentasi Profil MTs Nurul Islam Sekarbela, Dikutip: Kamis 25 Oktober 2018.
53

Tabel 4.2
Daftar nama guru dan karyawan MTs Nurul Islam Sekarbela
Tahun ajaran 2017/201861
Mata Pelajaran
No Nama Pend. Terakhir Jabatan Yang
Diajarkan
1 Zulkifli, S.Pd.I.,M.H.I S2 Hukum Islam Kepala Madrasah Bahasa Arab
2 Syara’iyah, S.H S1 Hukum Waka Kurikulum PKn
3 Harmaen, M.Pd.I S2PAI Waka Kesiswaan Fiqih
4 Hamdan Wafian, S.Pd S1 Pend. Biologi Kepala Tata usaha
5 Neniatul Jannah, S.Pd S1 Pend. Biologi Bendahara IPA
6 Rohani Sayuti, S.Pd S1 Sertifikasi IPA Guru Mapel
Baiq Desi Susmalani,
7 S1 PAI Wali Kelas VII B Qur’an Hadits
S.Pd.I
8 Saefudin, S.Pd.I S1 PAI Guru Mapel Aqidah Akhlak
Munawar Khalid,
9 S1 PAI Wali Kelas VIII B
S.Pd.I SKI
10 Suriati Nur, S.Pd.I S1 PAI Wali Kelas VII A
S1 Pend. Bahasa
11 Mutmainnah, S.Pd Guru Mapel
Inggris
Wukufiatul Arafah, S1 Pend. Bahasa
12 Guru Mapel Bahasa Inggris
S.Pd Inggris
S1 Pend.
13 Supiani, S.Pd Guru Mapel
BahasaInggris
14 Hendra Purnomo, S.Pd S1 Pend.Matematika Wali Kelas VIII A
15 H. Suaidi, S.Si S1 Matematika Guru Mapel
Matematika
16 M. Zaenuddin, S.Pd S1 Pend.Matematika Guru Mapel
17 Eni Zulpiani, S.Pd S1 Pend.Matematika Guru Mapel
S1 Bahasa Indonesia
18 Haerul Falah, S.Pd Wali Kelas IX B
dan Sastra
S1 Bahasa Indonesia Bahasa
19 Ratna Juita, S.Pd Guru Mapel
dan Sastra Indonesia
Baiq Dwi Laksmi K., S1 Bahasa Indonesia
20 Guru Mapel
S.Pd dan Sastra
21 Hurin Ain, S.Pd S1 Pend. IPS Wali Kelas VII C
IPS
22 Rusman Ariandi, S.Pd S1 Pend. IPS Wali Kelas IX A
23 Khairul Ilmi, S.Pd S1 Penjaskes Guru Mapel
PENJASORKES
24 M. Sahdan, S.Pd S1 Penjaskes Guru Mapel
25 Khaerunniswah, S.Pd S1 PAI Guru Mapel Seni Budaya

61
Dokumentasi Profil MTs Nurul Islam Sekarbela, Dikutip: Kamis 25 Oktober 2018.
54

Bq. Zidni Ilman Syah,


26 S1 Pend. IPS Guru Mapel
S.Pd PRAKARYA
27 Ahmad Syatibi S1 PAI Guru Mapel

Berdasarkan tabel keadaan guru diatas, dapat diketahui bahwa jumlah

guru MTs Nurul Islam Sekarbela Tahun 2017/2018 sebanyak 27

orang.Sebagian besar guru di MTs Nurul Islam Sekarbela adalah Sarjana

Pendidikan.

5. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana juga memiliki peranan yang sangat penting

dalam melaksanakan proses belajar mengajar, sebab sarana merupakan

tempat berlangsungnya proses belajar mengajar, dan alat pembelajaran

merupakan faktor penunjang untuk memperjelas pemahaman siswa

terhadap suatu mata pelajaran.

Di bawah ini diuraikan tentang keadaan sarana dan prasarana yang

terdapat di MTs Nurul Islam Sekarbela.

Tabel 4.3
Keadaan sarana dan prasarana MTs Nurul Islam Sekarbela Mataram
Tahun Pelajaran 2017/201862
No Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan
1 2 3 4
1 Ruang Belajar 9 Baik
2 Ruang Guru/Ruang Kepala 1 Baik
3 Perpustakaan 1 Baik
4 Mushalla 1 Baik

62
Dokumentasi Profil MTs Nurul Islam Sekarbela, Dikutip: Kamis 25 Oktober 2018.
55

5 Meja guru 9 Baik


6 Kursi guru 9 Baik
7 Kursi tamu 3 Baik
8 Kelas 9 Baik
9 Papan tulis 9 Baik
10 Mesin tik 1 Baik

Sarana dan prasarana yang ada di MTs Nurul Islam Sekarbela

masih terdapat sarana yang kurang memadai, diantaranya adalah tidak

adanya meja atau kursi yang digunakan siswa belajar di dalam kelas.

6. Visi, Misi Dan Tujuan MTs Nurul Islam Sekarbela

Dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan MTs Nurul Islam sekarbela

memiliki Visi, Misi dan Tujuan sebagai berikut.63

a. Visi

“Terbentuknya santri/santriwati yang berakhlak mulia, berprestasi, dan

beramal shalih”.

b. Misi

1) Membina akhlaqul karimah melalui kegiatan imtaq, diniyah dan

pengajian umum.

2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).

63
Dokumentasi Profil MTs Nurul Islam Sekarbela, Dikutip: Kamis 25 Oktober 2018.
56

3) Mengembangkan kompetensi akademik dan non akademik melalui

kegiatan pengayaan, ekstrakulikuler, pramuka, pembinaan bahasa

arab dan bahasa inggris.

4) Membiasakan amal shalih dalam kegiatan-kegiatan keasramaan

dan kehidupan sehari-hari.

c. Tujuan

1) Mencetak generasi yang berakhlakul karimah melalui kegiatan

imtaq, diniyah dan pengajian umum.

2) Mencetak generasi yang aktif, inovatif, kreatif, efektif,

berkompeten pada bidang – bidang tertentu, dan berprestasi.

3) Mencetak generasi yang berkompetensi akademik dan non

akademik melalui kegiatan pengayaan, ekstrakurikuler, pembinaan

bahasa arab dan bahasa inggris.

4) Mencetak generasi yang beramal shalih dalam kegiatan-kegiatan

keasramaan dan kehidupan sehari-hari.

7. Budaya dan Tata Tertib Ustadz/Ustadzah MTs Nurul Islam Sekarbela

a. Budaya

1) Hormat pada aturan madrasah.

2) Memiliki loyalitas (kesetiaan) dan dedikasi (pengabdian) yang

tinggi terhadap pekerjaan.

3) Memiliki profesional yang tinggi.


57

4) Memupuk kekompakkan dan kerja sama dalam menyelesaikan

setiap permasalahan.

5) Membiasakan mengucapkan salam setiap bertemu.

6) Membudayakan sikap bermaaf-maafan antar sesama warga

madrasah.

7) Membiasakan mengucapkan terima kasih.

8) Mengutamakan sikap tolong menolong dalam kebaikan.

9) Menghindari ucapan kotor, mengumpat, saling menggunjing,

dan menjaga sikap terhadap orang lain.

10) Bersikap ramah dan santun terhadap siapa saja.

11) Menggemarkan membaca dan menghafal al-qur’an.

12) Membiasakan sholat sunnah Dhuha.

13) Membiasakan puasa senin kamis.

14) Disiplin waktu dan pekerjaan.

15) Membiasakan bersikap jujur dan amanah.

16) Membiasakan hidup bersih dan membuang sampah pada

tempatnya.

17) Menghiasi diri dengan pakaian yang rapi, tidak ketat, tidak

memakai celana jeans, islami, dan menutup aurat.64

Ada beberapa budaya MTs Nurul Islam Sekarbela (dapat

dilihat di atas) yang harus dibiasakan dalam diri individu peserta

64
Dokumentasi Profil MTs Nurul Islam Sekarbela, Dikutip: Kamis 25 Oktober 2018.
58

didik,ustadz/ustadzahnya agar menjadi masyarakat yang

berakhlakul karimah.

b. Tata Tertib Ustadz/Ustadzah

1) Ustadz / ustadzah sudah berada di madrasah paling lambat 15

menit sebelum pelajaran dimulai.

2) Membimbing santri/santriwati dalam berdoa ketika hendak

belajar.

3) Meminta ijin kepada kepala madrasah bilamana tidak bisa

masuk karena sakit, atau karena ada keperluan

mendesak/penting baik melalui surat atau pesan singkat.

4) Mendahulukan kepentingan madrasah daripada kepentingan

pribadi.

5) Disiplin jam masuk, istirahat, dan jam pulang.

6) Memakai seragam sekolah/dinas pada hari-hari yang telah

ditentukan.

7) Tidak dibenarkan meninggalkan ruang kelas sebelum jam

pelajaran selesai.65

Tata tertib di atas yang harus diperhatikan oleh seorang

pendidik atau guru, karena seorang pendidik contoh bagi peserta

didiknya.

65
Dokumentasi Profil MTs Nurul Islam Sekarbela, Dikutip: Kamis 25 Oktober 2018.
59

c. Tata Tertib Santri/Santriwati MTs Nurul Islam Sekarbela

1) Jam Masuk Sekolah

a) Santri/santriwati paling lambat 07.30 sudah tiba disekolah.

b) Santri/santriwati melaksanakan tugas piket kebersihan.

c) Santri/santriwati berdoa sebelum memulai belajar.

d) Pukul 08.00 Wita pembelajaran sudah mulai dilaksanakan.

e) Pukul 14.00 Wita pembelajaran sudah berakhir.

2) Kegiatan Belajar

Santri/santriwati wajib mengikuti pelajaran sesuai dengan jadwal

yang telah ditentukan oleh madrasah.Seperti yang terlampir di

jadwal.

3) Absensi

Santri/santriwati yang tidak masuk sekolah karena sakit

atau izin diharuskan untuk memberitahukan sekolah dengan buku

pengubung atau surat melalui wali kelas masing – masing.

4) Perijinan

Jika santri/santriwati akan meninggalkan madrasah lebih

awal, maka wali murid harus memberitahukan secara lisan atau

tertulis sekurang – kurangnya satu hari sebelumnya kepada wali

kelas atau pihak madrasah. Tanpa didampingi wali murid,

santri/santriwati tidak akan mendapatkan izin meninggalkan

lingkungan sekolah pada jam belajar.


60

5) Seragam

Santri/santriwati diharuskan menggunakan seragam madrasah

sesuai dengan ketentuan sebagai berikut.

Tabel 4.4
tata tertib memakai sragam sekolah sesuai aturan66

No Hari Kelas Pakaian/Seragam


Senin – Putih Biru
1 VII VIII IX
Selasa
Rabu –
2 VII VIII IX Putih Putih
Kamis
Jumat-
3 VII VIII IX Pramuka
Sabtu
Ket : Baju Olahraga dipakai pada saat pelajaran penjaskes

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa santri/santriwati

harus menggunakan seragam sekolah sesuai yang telah

dijadwalkan.

6) Penampilan

a) Seluruh santri/santriwati tidak dibenarkan berkuku panjang.

b) Santri tidak diperbolehkan berambut panjang melewati

telinga.

c) Santriwati tidak dibenarkan menggunakan perhiasan emas

yang berlebihan.

d) Santriwati tidak dibenarkan berhias secara berlebihan.

66
Dokumentasi Profil MTs Nurul Islam Sekarbela, Dikutip: Kamis 25 Oktober 2018.
61

7) Kebersihan

a) Santri/santriwati wajib menjaga kebersihan diri.

b) Santri/santriwati wajib menjaga kebersihan kelas dan

lingkungan madrasah.

8) Kewajiban Setiap Hari Yang Harus di Bawa

a) Santri/santriwati membawa perlengkapan alat tulis dan buku

lengkap sesuai dengan jadwal pelajaran pada hari itu.

b) Santriwati diwajibkan membawa alat sholat (mukena, sajadah,

dan sandal).

c) Santri/santriwati diwajibkan membawa buku catatan, buku

latihan, dan buku PR sesuai dengan mata pelajaran pada

jadwal pelajaran hari itu.

B. Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan tujuan

untukmengetahui bagaimana penerapan multimetode dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa pada pembelajaran Akidah Akhlak siswa kelas VII C

MTs Nurul Islam Sekarbela Tahun Pelajaran 2017/2018.

Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, yaitu dalam 2

siklus.Mulai dari tanggal 24 Oktober- 8 November 2018.Siklus I dilaksanakan

pada tanggal 31 Oktober 2018 dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 7

November2018.Penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif.Data hasil


62

observasi dimasukkan ke dalam data kuantitatif dan dideskripsikan ke dalam

data kualitatif

Adapun rincian pelaksanaan dan hasil penelitian yang diperoleh dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Beberapa hal yang harus dipersiapkan pada tahap ini antara

lain sebagai berikut:

1) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

2) Menyiapkan buku paket akidah akhlak kelas VII sebagai panduan.

3) Menyiapkanlembarobservasiguru

yangmemuatrangkaiankegiatanyangterjadiselamakegiatanpembela

jaranberlangsung.

4) Membuatlembarobservasi motivasibelajar

siswasetelahdiberikannyatindakan.

b. Tindakan

Sesuai dengan rencana yang telah dibuat, maka guru melaksanakan

tindakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah

disusun.Peneliti melakukan pengamatan mengenai penerapan

multimetode pembelajaran dan mengetahui motivasi belajar siswa

dengan menggunakan lembar observasi motivasi belajar siswa.


63

Deskripsi pelaksanaan pembelajaran akidah akhlak dengan

menggunakan multimetode pembelajaran dikelas VII C MTs Nurul

Islam Sekarbela adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan Awal

Fase 1 :Menyajikan Rencana dan Tujuan Pembelajaran dan

Memotivasi Siswa (15 Menit)

(a) Mengucap salam dan berdoa untuk memulai pelajaran.

(b) Mengisi absensi dan menanyakan kabar.

(c) Memotivasi siswa agar bersungguh-sungguh dalam belajar

terutama belajar akidah akhlah.

(d) Apersepsi (memberikan stimulus kepada siswa, tentang materi

yang telah dipelajari atau materi yang akan diajarkan guru).

(e) Menyampaikan tujuan mempelajari materi yang akan

dipelajari.

2) Kegiatan Inti

Fase 2 :Menyampaikan Informasi (15 Menit)

(a) guru Menjelaskan pengertian nafsu manusia.

(b) guru mengidentifikasi macam-macam nafsu manusia.

(c) guru mengidentifikasi dalil atau hadis tentang nafsu amarah,

lawwamahdan mutmainnah.

(d) guru menjelaskan dampak positif dan negatif dari nafsu


64

amarah, lawwamah dan mutmainnahdalam kehidupan sehari-

hari.

(e) guru Menjelaskan pengertian ikhlas dan taat.

(f) guru Mengidentifikasi dalil atau hadis tentang ikhlas dan taat.

(g) guru mengidentifikasi perbuatan yang dapat merusak

keikhlasan.

(h) guru mendemonstrasikan perilaku ikhlas dan taat, dalam

kehidupan sehari-hari kepada siswa.

(i) guru Mendeskripsikan dampak positif dari perilaku ikhlas dan

taatkepada siswa.

(j) siswa mendemonstrasikan dalil atau hadis yang berkaitan

tentangperilaku ikhlas dan taat.

(k) siswa membiasakan perilaku ikhlas, dan taat dalam kehidupan

sehari-hari sebagai bentuk pemahaman tentangikhlas dan taat.

Tanya jawab tentang perilaku nafsu manusia,ikhlas dan taat,

yang telah dipelajari, baik antara guru-siswa, siswa-guru, siswa-

siswa sangat memotivasi siswa dilihat dari banyaknya siswa

bertanya.

3) Kegiatan Akhir
Fase 5 : Evaluasi (10 Menit)
(a) Guru atau siswa menyimpulkan kembali materi yang telah
dipelajari
65

(b) Guru mengingatkan kepada siswa materi yang akan dipelajari


minggu depan
(c) Guru menutup kegiatan pembelajaran.
c. Observasi

1) Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Observasi Motivasi

Belajar Siswa

Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti sebagai

(observer) dengan mengisi lembar observasi yang telah

direncanakan, yang bertujuan untuk melihat jalannya proses

belajar mengajar di dalam kelas. Secara garis besar, hal-hal yang

diamati dalam kegiatan observasi ini antara lain meliputi aktivitas

guru dan siswadengan mengamati perilaku guru dan siswa pada

saat proses belajar mengajar berlangsung. Segala aktivitas guru

dan siswa yang Nampak diberi tanda (v) pada lembar observasi

aktivitas guru dan lembar observasi motivasi belajar siswa sesuai

dengan indikator yang tersedia. Adapun hasil observasi yang

diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut:


66

Tabel 4.5
Hasil observasi aktivitas guru siklus I67
No Indikator Skor
1 Perencanaan dan persiapan mengajar 20
2 Pemberian appersepsi dan motivasi 14
kepada siswa
3 Aktivitas guru dalam pembelajaran 18
dengan menggunakan multi metode
4 Menutup pelajaran 19
JumlahSkor Keseluruhan 71
ProsentaseSkor Rata-Rata Aktivitas Guru 71%
(%)
Kategori Terlaksana cukup
baik
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa prosentase aktivitas

guru adalah 71% dan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dalam

analisis data maka aktivitas guru pada siklus I tergolong cukup baik.

Adapun tingkat motivasi belajar siswa kelas VII C MTs Nurul

Islam Sekarbela sebagai berikut:

Tabel 4.6
Hasil observasi motivasi belajar siswa siklus I68
No Indikator Skor
1 Ketekunan dalam belajar 16
2 Ulet dalam menghadapi kesulitan 18

3 Menunjukkan minat 17

4 Berprestasi dalam belajar 17


Jumlah 68
Prosentase skor rata-rata motivasi belajar siswa (%) 68%

67
MTs Nurul Islam Sekarbela, Observasi, Sekarbela, 31 Oktober 2018.
68
MTs Nurul Islam Sekarbela, Observasi, Sekarbela, 31 Oktober 2018.
67

Kategori Termotivasi
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa prosentase tingkat

motivasi belajar siswa yaitu 68%, berdasarkan kriteria tingkat motivasi

belajar siswa yang telah ditentukan sebelumnya, maka tingkat

motivasi belajar siswa berkategori termotivasi.Hal ini menunjukkan

bahwa tingkat motivasi siswasudah termotivasi.maka, harus selalu

ditingkatkan dan pada siklus ke II diharapkan motivasi belajar siswa

berkategori sangat termotivasi.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi guru dan observasi motivasi

belajar siswa, diperoleh bahwa indikator observasi guru belum tercapai

dengan maksimal, sedangkan indikator motivasi belajar siswa sudah

mencapai termotivasi, maka dari itu kekurangan yang terdapat pada

siklus I akan diperbaiki pada siklus ke II.

Adapun kekurangan-kekurangan yang muncul pada siklus ke I

apabila dilihat dari hasil observasi aktivitas guru adalah sebagai

berikut.

1) Guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

didapat siswa dari materi yang akan dibahas.

2) Gurukurangmemotivasisiswaagarsungguh-sungguhdalambelajar.

3) Guru kurang melakukan tanya jawab mengenai materi yang

sudah dijelaskan.
68

4) Guru kurang menanyakan kesulitan yang ditemui siswa selama

pembelajaran.

5) Guru kurang mengawasi pelaksanaan pembelajaran yang sedang

berlangsung.

Begitu juga dengan kekurangan-kekurangan yang muncul pada

hasil observasi tingkat motivasi belajar siswa diantaranya adalah:

1) Suasana kelas tidak terkontrol, seperti ada beberapa siswa yang

keluar masuk kelas, bermain dan berbicara dengan teman

sebangku.

2) Siswa sibuk mengerjakan pekerjaan lain ketika guru

menjelaskan.

3) Siswa belum berani untuk menyimpulkan materi pelajaran yang

sudah dipelajari.

Pada dasarnya, pembelajaran pada siklus I dapat dikatakan

terlaksana cukup baik, ini dilihat dari data aktivitas guru dalam kriteria

cukup baik.

Dari beberapa kekurangan yang ada pada siklus I yang

dianalisis dari proses plaksanaan pembelajaran dan diskusi langsung

dengan guru akidah akhlak setelah proses pembelajaran selesai, dari

diskusi yang dilakukan ada beberapa yang harus diperbaiki dari

kekurangan pada siklus I, yang akan diperbaiki pada siklus ke II

adalah sebagai berikut:


69

1) Mengingatkan kepada siswa agar tidak bermain, berbicara dengan

teman sebangku dan keluar masuk kelas tanpa ada kepentingan.

2) Memberikan motivasi kepada siswa agar bersungguh-sungguh

dalam belajar.

3) Guru harus menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

didapat siswa dari materi yang akan dibahas.

4) Guru harus melakukan tanya jawab mengenai materi yang sudah

dibahas, dan guru harus merespon pertanyaan siswanya agar lebih

termotivasi dalam belajar khususnya belajar akidah akhlak.

5) Memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan

dalam belajar.

2. Siklus ke II

Pembelajaran pada siklus ke II ini hampir sama dengan

pembelajaran siklus I,

namunpadasikluskeIIinidilakukanperbaikanterhadapkekurangan-

kekuranganyangterdapatpadasikluske I. Pembelajaran pada siklus ke II

ini dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. Adapun kegiatan pada

siklus ke II ini terdiri dari 4 tahapan, yaitu:

a. Tahap perencanaan

1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).


70

2) Menyiapkan buku paket akidah akhlak kelas VII sebagai

panduan.

3) Menyiapkan lembar observasi guru yang memuat rangkaian

kegiatan yang terjadi selama kegiatan pembelajaran

berlangsung.

4) Menyiapkan lembar observasi motivasi belajar siswa setelah

diberikannya tindakan.

b. Tahap tindakan

Proses pembelajaran pada siklus ke II dilaksanakanpadatanggal

7November 2018,

adapunkegiatanyangdilakukanadalahmenjelaskanmateritentang

‘’akhlakterpujidengansubpokokmaterikhaufdantaubat’’.

Danpadapertemuaninijugadilakukanpengamatan (observation)

terhadapkegiatangurudanpengamatan (observation)

terhadaptingkatmotivasibelajarsiswa.

Deskripsi pelaksanaan pembelajaran akidah akhlak dengan

menggunakan multimetode pembelajaran dikelas VII C MTs Nurul

Islam Sekarbela adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan Awal
71

Fase 1 :Menyajikan Rencana dan Tujuan Pembelajaran

dan Memotivasi Siswa (15 Menit)

(a) Mengucap salam dan berdoa untuk memulai pelajaran.

(b) Mengisi absensi dan menanyakan kabar.

(c) Memotivasi siswa agar bersungguh-sungguh dalam belajar

terutama belajar akidah akhlah.

(d) Apersepsi (memberikan stimulus kepada siswa, tentang

materi yang telah dipelajari atau materi yang akan

diajarkan guru).

(e) Menyampaikan tujuan mempelajari materi yang akan

dipelajari.

2) Kegiatan Inti

Fase 2 :Menyampaikan Informasi (15 Menit)

(a) guru menjelaskan pengertian khauf dan tobat.

(b) guru mengidentifikasi dalil atau hadis tentang khauf dan

Tobat.

(c) Siswa mengidentifikasi perbuatan yang mend orong

seseorang berperilaku khauf dan Tobat.

(d) Gurumemberikan contoh terkait dengan perilaku khauf

dan tobat dalam kehidupan sehari-hari kepada siswa.

(e) guru Mendeskripsikan dampak positif dari perilaku khauf

dan tobat kepada siswa.


72

(f) siswa mendemonstrasikan dalil yang berkaitan tentang

perilaku khauf.

(g) siswamenyebut contoh-contoh berperilaku khauf dan tobat

dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk

pemahamannya tentang akhlak terpuji dengan sub pokok

‘’khauf dan tobat’’.

Tanya jawab tentang perilaku khauf dan tobat yang

telah dipelajari, baik antara guru-siswa, siswa-guru, siswa-

siswa sangat memotivasi siswa dilihat dari banyaknya siswa

bertanya.

3) Kegiatan Akhir

Fase 5 : Evaluasi (10 Menit)

(a) Guru atau siswa menyimpulkan kembali materi yang telah

dipelajari.

(b) Guru mengingatkan kepada siswa materi yang akan

dipelajari minggu depan.

(c) Guru menutup kegiatan pembelajaran.


73

c. Observasi

1) Hasil Observasi Aktivitas Guru Dan Observasi Motivasi

Belajar Siswa

pada siklus ke II ini, pelaksanaan aktivitas guru

termasuk dalam kriteria sangat baik dan begitu juga dengan

observasi tingkat motivasi belajar siswa termasuk dalam

kriteria sangat termotivasi. Adapun hasil analisis tentang

observasi aktivitas guru dan observasi tingkat motivasi belajar

siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.7
Hasil observasi aktivitas guru siklus II69

No Indikator Skor
1 Perencanaan dan persiapan mengajar 24
2 Pemberian appersepsi dan motivasi 22
kepada siswa
3 Aktivitas guru dalam pembelajaran 24
dengan menggunakan multimetode
4 Menutup pelajaran 23
Jumlah Skor Keseluruhan 93
Prosentase Skor Rata-Rata Aktivitas Guru 93%
(%)
Kategori Terlaksana
sangat baik
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa prosentase rata-rata

aktivitas guru yaitu 93%.Hal ini berarti pelaksanaan tindakan guru di

dalam kelas termasuk dalam kriteria sangat baik.

69
MTs Nurul Islam Sekarbela, Observasi, Sekarbela, 7 November 2018.
74

sedangkan tingkat motivasi belajar siswa kelas VII C MTs

Nurul Islam Sekarbela semakin meningkat, dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 4.8
Hasil observasi motivasi belajar siswa siklus II70
No Indikator Skor
1 Ketekunan dalam belajar 24
2 Ulet dalam menghadapi kesulitan 23

3 Menunjukkan minat 25

4 Berprestasi dalam belajar 24


Jumlah 96
Prosentase skor rata-rata motivasi belajar 96%
siswa (%)
Kategori Sangat
Termotivasi
Berdasarkan hasil rata-rata observasi tingkat motivasi belajar

siswa pada siklus ke II mengalami peningkatan dengan jumlah

prosentase sekor rata-rata 96% dengan kriteria sangat termotivasi.

d. Refleksi

Dari hasil observasi aktivitas guru dan hasil observasi tingkat

motivasi belajar siswa mengalami peningkatan.Dengan demikian

indikator motivasi belajar siswa yang telah ditetapkan sudah terlaksana

dengan sangat baik, sehingga pemberian tindakan dihentikan sampai

siklus ke II.

70
MTs Nurul Islam Sekarbela, Observasi, Sekarbela, 7 November 2018.
75

C. Pembahasan

Penelitian tindakan kelas (PTK) telah dilaksanakan untuk mengetahui

tingkat motivasi belajar siswa pada bidang studi Akidah Akhlak melalui

penerapan multimetode dikelas VII C di MTs Nurul Islam Sekarbela tahun

pelajaran 2017/2018.Dengan tahapan-tahapan yang terdapat pada penelitian

tindakan kelas (PTK) yang sudah ditetapkan, yang diawali dengan membuat

perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observation) dan

refleksi (reflekting).Tahapan tersebut sudah dipaparkan pada hasil penelitian.

Berdasarkanhasilobservasiaktivitasgurudanobservasitingkatmotivasibe

lajarsiswa melalui penerapan multimetode pembelajaran

yangdiperolehdarisiklusIdansikluskeII mengalamipeningkatan,

halinidapatdilihat dari data hasil observasi keseluruhan padatabeldi bawah

ini:

Tabel 4.9
Hasil Analisis Data Observasi Siklus I Dan Siklus II Dikelas VII C di
MTs Nurul Islam Sekarbela Tahun Pelajaran 2017/2018.

Aktivitas Guru Tingkat Motivasi Belajar Siswa


76

Siklus

Rata-Rata Skor Kriteria Rata-Rata Skor Kriteria

I 71 Terlaksana cukup baik 68 termotivasi

II 93 Terlaksana sangat baik 96 Sangat termotivasi

Berdasarkantabeldiatas, dapatdilihatbahwahasilobservasi

padasiklusImenunjukkan skorrata-rata aktivitas guru adalah 71% dengan kriteria

terlaksana cukup baik dan mengalami peningkatan pada siklus ke II dengan skor rata-

rata 93% dengan kriteria terlaksana sangat baik. Sedangkan hasil observasi tingkat

motivasi belajar siswa pada siklus I memperoleh skor rata-rata yaitu 68% dengan

kriteria termotivasi dan mengalami peningkatan pada siklus ke II dengan skor rata-

rata yaitu 96% dengan kriteria sangat termotivasi.

Secara umum proses pembelajaran akidah akhlah siswa kelas VII C di MTs

Nurus Islam Sekarbela Tahun Pelajaran 2017/2018 sudah berjalan dengan baik.

Hanya saja dilakukan penyempurnaan indikator-indikator pembelajaran yang belum

maksimal seperti siswa kurang memperhatikan penjelasan guru dengan baik, masih

mengerjakan kegiatan lain ketika guru menjelaskan, masih keluar masuk kelas,

berbicara dengan teman sebangku ketika guru menjelaskan.

Untuk motivasi belajar siswa, dari siklus I ke siklus II mengalami

peningkatan, yaitu dari rata-rata 68% menjadi 93%, dengan kriteria termotivasi

menjadi sangat termotivasi. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa dengan


77

penerapan multi metode pada bidang studi Akidah Akhlak dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa kelas VII C di MTs Nurul Islam Sekarbela.

Hal yang diharapkan ketika proses pembelajaran berlangsung adalah keaktifan

siswa dan motivasi belajar siswa itu sendiri. Karena keaktifan dan motivasi siswa

dalam proses pembelajaran akan menimbulkan interaksi antara guru kesiswa, siswa

keguru maupun siswa dengan siswa itu sendiri mengenai materi yang dipelajari,

sehingga suasana di dalam kelas menjadi tenang dan kondusif.

Meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menerapkan multi metode akan

menghasilkan pembelajaran yang bermakna. Dengan demikian, maka penerapan

multi metode pada bidang studi Akidah Akhlak dapat meningkatkan motivasi belajar

siswa kelas VII C di MTs Nurul Islam Sekarbela Tahun Pelajaran 2017/2018.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hal yang diharapkan ketika proses pembelajaran berlangsung adalah keaktifan

siswa dan motivasi belajar siswa itu sendiri. Karena keaktifan dan motivasi
78

siswa baik motivasi intrinsik maupun ekstrinsik yang ada dalam diri siswa

mampu mendorong semangatnya dalam menerima pelajaran, sehingga

suasana di dalam kelas menjadi tenang dan kondusif.

B. Saran
79

DAFTAR PUSTAKA

Ameliasari T. Kesuma, Menyusun PTK Itu Gampang. Jakarta: Esensi Erlangga


Group, 2013

Djam’ah Satori danAan Komariah,Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:


80

Alfabeta, 2014

Fakhri Nurul Fajri, Akidah Akhlak Untuk MTs Dan Yang Sederajat Kelas VII

https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/17426/anis rosyiatul husna, ‘’Pengaruh-


penggunaan-multimetode-dan-minat-belajar-terhadap-prestasi-belajar-materi-
pemenuhan-kebutuhan-nutrisi’’.

Imam An-Nawawi, Terjemah Hadis Arbain An-Nawawi. Semarang: Pustaka


Nun, 2015

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan


Profesi Guru.Jakarta: PT Rajawali Pers, 2011

Moch AgusKrisno Budiyanto, Sintaks. 45 Metode Pembelajaran DanStudent


Centered Learning (SCL). Malang: UMM Press, 2016

Muhammad Fathurrahman dan Sulistyorini, Belajar Dan Pembelajaran.Yogyakarta:


Teras, 2012

Mustofa Hasan, Ilmu Hadis. Bandung: Pustaka Setia, 2012

Mahmud,Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2011

Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT


Remaja Rosdakarya, 2013

Nasution, Neohi Dan Adi Suriyanto, Evaluasi Pengajaran, Jakarta: Universitas


Terbuka, 2007

Pupuh Fathurrohman danSobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui


Penanaman Konsep Umum Dan Konsep Islami, Bandung: PT Refika Aditama,
2014

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2015

Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia, 2010

Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT
Rineka Cipta, 1996

Sri Banun Muslim, Supervise Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme


Guru, Mataram: ALFABETA, 2009
81

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2007

Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta,2010

Syaiful Bahri Djamarah,Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru. Surabaya:


Usaha Nasional, 1994

Sardiman,Intraksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo, 2007.

Shalih Bin Fauzan Bin Abdullah Al Fauzan, Kitab Tauhid. Jakarta: Akafa.Press,
1998

Sugiyono,Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&B. Bandung: Alfabeta,2010

Sugiyono,Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R dan D.


Bandung: Alfabeta, 2017

Udin S Winataputra, dkk, Materi Dan Pembelajaran PKN SD, Jakarta: Universitas
Terbuka, 2005

Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prenada Media Group, 2015

Zakiah Daradjat, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2014

RENCANA JADWAL PENELITIAN

PENERAPAN MULTIMETODE DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI


BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK
82

SISWA KELAS VII C DI MTS NURUL ISLAM SEKARBELA TAHUN


PELAJARAN 2017/2018
Bulan

No. Jadwal Januari Februari Maret April Mei Juni

Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penyusunan

Proposal

2 Konsultasi

Pembimbing

3 Ujian

Proposal

4 Pelaksanaan

Penelitian

5 Konsultasi

Pembimbing

6 Ujian Skripsi

Anda mungkin juga menyukai