Anda di halaman 1dari 2

BUKU DAN ERA GLOBALISASI

Asal usul
Buku ada sekitar tahun 2400-an SM di Mesir yang berbentuk kumpulan kertas papirus.
Sumber lain mengatakan buku ada sejak zaman Sang Buddha di Negara Kamboja. Pada saat
itu Sang Buddha menuliskan wahyunya di atas daun. Sedangkan buku yang terbuat dari
kertas ditemukan oleh Tsai Lun di Tiongkok sekitar tahun 200-an SM yang terbuat dari
bambu. Kemudian teknologi penciptaan kertas dibawa dari Tiongkok ke Eropa pada awal
abad ke-11 oleh para pedagang muslim. Seiring berkembangnya IPTEK, kini sudah ada e-
book atau buku elektronik yang lebih praktis untuk dibawa kemana-mana.
Dunia pendidikan
Buku digunakan dalam semua aspek kehidupan termasuk pendidikan. Buku digunakan oleh
pendidik/guru sebagai pedoman dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan buku digunakan
siswa sebagai salah satu sumber belajar mereka. Kini pemerintah menyelenggarakan program
BSE (buku sekolah elektronik) yang diberikan kepada sekolah secara gratis serta dapat
diunduh (download) secara bebas.
Budaya membaca
Budaya membaca di Indonesia masih sangat rendah. Hasil survei yang dilakukan oleh
perguruan tinggi di Amerika Serikat menempatkan Indonesia di urutan ke-60 dari 61 negara
yang disurvei, setingkat lebih baik dari Negara Botswana. Sedangkan hasil sensus dari Badan
Pusat Statistik (BPS) tahun 2006 menunjukkan sebesar 85,9% masyarakat Indonesia memilih
menonton TV, mendengarkan radio (40,3%) dan membaca Koran (23,4%). Hal itu
menunjukkan masyarakat Indonesia lebih suka menonton atau mendengar dari pada
membaca. Data statistik lain dari UNESCO yang dikeluarkan pada tahun 2012 menunjukkan
indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001. Itu berarti dari 1000 penduduk
Indonesia hanya satu orang yang memiliki minat untuk membaca.
Hari Buku Nasional
Kapan hari buku nasional diperingati? Banyak orang yang tidak tahu jawaban dari pertanyaan
itu. Di Indonesia, hari buku nasional diperingati setiap tanggal 17 Mei. Pencanangan tanggal
tersebut didasari pada momentum peresmian Perpustakaan Nasional pada tahun 1980 oleh
Menteri Pendidikan Nasional, Abdul Malik Fajar. Hari buku nasional merupakan ide dari
para pecinta buku. Ide ini bertujuan agar minat baca di seluruh lapisan masyarakat bisa
terpacu. Seperti yang kita ketahui, minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah.
Hari buku nasional diharapkan dapat meningkatkan dan melestarikan budaya membaca.
Tantangan
Tantangan sekarang sudah semakin besar, terutama dengan datangnya era globalisasi yang
serba cangggih dan berteknologi. Semua lapisan masyarakat sudah disibukkan dengan
bermain gadget. Anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu mereka untuk hanya sekedar
update status di BBM, facebook, twitter, dan bahkan menyempatkan untuk berfoto dan di
post di Instagram atau path. Sedikit sekali anak-anak yang mau menghabiskan waktu hanya
untuk sekedar membaca lembaran-lembaran tulisan yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Tapi para pecinta buku tidak patah semangat. Mereka bekerja sama dengan yang empunya
teknologi untuk berinisiatif membuat buku elektronik (e-book) ataupun koran elektronik (e-
newspaper). Semua orang bisa lebih praktis untuk membaca ilmu pengetahuan di gadget
mereka. Mereka tidak perlu membawa lembaran-lembaran kertas lagi, cukup dengan
membawa sekeping gadget di tangan, mereka sudah bisa memperoleh banyak informasi dan
ilmu pengetahuan. Semua orang tinggal membuka aplikasi buku elektronik ataupun bisa
membuka web dari surat kabar-surat kabar yang ada di Indonesia.
Peran NGO’s
Non government organizations (NGO’s) memiliki kontribusi yang besar untuk pembangunan
Indonesia. Banyak program yang inovatif muncul dari para NGO’s dan langsung bersentuhan
langsung dengan masyarakat. Banyak NGO’s yang mendampingi masyarakat dalam
meningkatkan budaya literasi, baik menulis maupun membaca. Pemerintah harus mampu
bersinergi dengan para NGO’s untuk mensukseskan program-program pemerintah agar
pembangunan manusia di negara ini bisa berhasil sesuai yang diharapkan.

RIWAYAT PENULIS

A.Budiyanto, S.Pd
Lulus dari PGSD Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2015. Penulis berasal dari
sebuah kabupaten kecil di Jawa Tengah, Kabupaten Wonosobo. Selama kuliah dan sampai
sekarang aktif menjadi relawan di Komunitas Wonosobo Mengajar. Selepas lulus tahun 2015
penulis juga aktif menjadi relawan di Komunitas Guru Belajar Yogyakarta dan aktif mengajar
di SDIT Salsabila Al Muthi’in, Banguntapan Bantul. Penulis sekarang berdomisili di
Demangan GK.I No. 200 RT 05 RW 02, Yogyakarta, DIY, 55221.
Untuk CP penulis : +6285747929976
Email: a.budiyanto92@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai