NYERI
Nyeri adalah suatu gejala dalam merasakan subyek dan pengalaman emosional
mengantarkan ataupun reaksi-reaksi yang ditimbulkan oleh stimulus dalam suatu kasus
nyeri.2,10
Biasanya dirasakan hanya dalam bentuk suatu sensasi, dengan gambaran yang
dapat dibandingkan dengan sensasi lain (seperti sentuhan atau penglihatan) yang
mengikuti untuk membedakan kualitas, lokasi, durasi dan intensitas dari suatu stimulus.2
Nyeri sangat penting sebagai mekanisme proteksi tubuh yang timbul bilamana
faktor non fisik, bukan hanya merupakan gangguan fisik tetapi merupakan kombinasi dari
Jenis nyeri dapat dinyatakan dalam beberapa hal, seperti: berdasarkan mekanisme
1. Nyeri fisiologis, terjadinya nyeri oleh karena stimulasi singkat yang tidak
merusak jaringan, misalnya pukulan ringan akan menimbulkan nyeri yang ringan. Ciri
khas nyeri sederhana adalah terdapatnya korelasi positif antara kuatnya stimuli dan
persepsi nyeri, seperti semakin kuat stimuli maka semakin berat nyeri yang dialami.14
2. Nyeri inflamasi, terjadinya nyeri oleh karena stimuli yang sangat kuat sehingga
merusak jaringan. Jaringan yang dirusak mengalami inflamasi dan menyebabkan fungsi
purin dan sitokin yang dapat mengaktivasi atau mensensitisasi nosiseptor secara langsung
utama dari proses inflamasi, tetapi sebagian besar pasien tidak mengeluhkan nyeri terus
menerus. Kebanyakan pasien mengeluhkan nyeri bila jaringan atau organ yang berlesi
3. Nyeri neuropatik adalah nyeri yang didahului dan disebabkan adanya disfungsi
primer ataupun lesi pada sistem saraf yang diakibatkan: trauma, kompresi, keracunan
toksin atau gangguan metabolik. Akibat lesi, maka terjadi perubahan khususnya pada
Serabut Saraf Aferen (SSA) atau fungsi neuron sensorik yang dalam keadaan normal
Menurut The International Association for the Study of Pain (IASP), nyeri dapat
1. Nyeri akut, nyeri yang biasanya berhubungan dengan kejadian atau kondisi
yang dapat dideteksi dengan mudah. Nyeri akut merupakan suatu gejala biologis yang
merespon stimuli nosiseptor (reseptor rasa nyeri) karena terjadinya kerusakan jaringan
tubuh akibat penyakit atau trauma.13,14 Nyeri ini biasanya berlangsung sementara,
kemudian akan mereda bila terjadi penurunan intensitas stimulus pada nosiseptor dalam
beberapa hari sampai beberapa minggu.1,13,14 Contoh nyeri akut ialah nyeri akibat
patofisiologik yang dapat diidentifikasi dengan mudah, berlangsung dalam periode yang
lama dan merupakan proses dari suatu penyakit. Nyeri kronik berhubungan dengan
kelainan patologis yang telah berlangsung terus menerus atau menetap setelah terjadi
Nyeri pada wajah ataupun rongga mulut dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori
yaitu
neural ataupun saraf-saraf periferal. Jika stimulasi bermula dari bagian superfisial tubuh,
karakteristik klinisnya, seperti: nyeri dengan kualitas menstimulasi, lokalisasi nyeri yang
tepat, adanya hubungan yang akurat antara tempat lesi dan sumber nyeri serta cara
menghilangkan nyeri yang temporer dengan aplikasi anestesi topikal. Jika stimulasi
bermula dari bagian dalam tubuh, karakteristik klinisnya, seperti: nyeri dengan kualitas
mendepresikan, lokalisasi beragam dari nyeri yang menyebar, lokasi dari nyeri bisa
ataupun tidak berhubungan dengan tempat lesi, sering menunjukkan efek-efek sekunder
reseptor saraf ataupun stimulasi serabut yang tidak diperlukan. Karakteristik klinis dari
dari nyeri dan lesi, pengantaran nyeri mungkin dengan gejala-gejala sensorik, motorik
dan autonomik.10
atau neurogenik dan juga merupakan suatu manifestasi psikoneurotik. Karakteristik dari
nyeri psikogenik, seperti: lokasi nyeri selalu tidak mempunyai hubungan dengan suatu
penyebab yang mungkin, tindakan klinis dan respon pada pengobatan mungkin non
fisiologis, tidak diharapkan dan tidak biasa.10 Nyeri wajah Atipikal adalah salah satu
nyeri psikogenik.3-9
Tidak hanya satu stimulus yang menghasilkan suatu yang spesifik dari nyeri,
tetapi nyeri memiliki suatu etiologi multimodal. Nyeri biasanya dihubungkan dengan
Nyeri dapat juga timbul karena distorsi mekanis ujung-ujung saraf misalnya
Banyak faktor yang mempengaruhi nyeri (gambar 1), antara lain: lingkungan,
disertai kerusakan jaringan. Hal ini mengakibatkan terlepasnya zat kimia tertentu yang
berlebihan, misalnya: kebisingan, cahaya yang sangat terang dan kesendirian. Kelelahan
juga meningkatkan nyeri sehingga banyak orang merasa lebih nyaman setelah tidur.
Riwayat nyeri sebelumnya dan mekanisme pemecahan masalah pribadi berpengaruh pula
terhadap seseorang dalam mengatasi nyeri, misalnya: ada beberapa kalangan yang
dukungan sangat berguna bagi seseorang dalam menghadapi nyeri, misalnya: anak-anak
akan merasa lebih nyaman bila dekat dengan orang tua.1 Faktor kognitif (seperti:
pemahaman tentang nyeri yang dimiliki individu merupakan penyebab yang mungkin
atau implikasinya.7
toleransi terhadap nyeri meningkat sesuai dengan pertambahan umur, misalnya semakin
bertambah usia seseorang maka semakin bertambah pula pemahaman terhadap nyeri dan
usaha mengatasinya.1,16 Toleransi terhadap nyeri lebih besar pada pria daripada wanita
dan pada orang kulit putih lebih dapat mentoleransinya dibanding pada orang kulit hitam
Depresi dihubungkan dengan nyeri kronik dan merupakan konsekuensi dari nyeri
NYERI
Penyakit Lingkungan
-Sejarah -Sosialisasi -Gaya Hidup
-Penyakit yang ada -Trauma -Budaya
Karena banyaknya aspek yang membingungkan dari nyeri dan faktor-faktor yang
suatu pandangan yang tidak umum dari mekanisme otak yang menopang persepsi nyeri.
Pertama kali harus dipertimbangkan teori yang telah membuat perhatian yang lebih pada
nyeri dan mendukung serta mencatat titik kekuatan dan kelemahan teori tersebut sebelum
melewati suatu pertimbangan dari aspek aferen primer (tabel 1) dan saraf pusat nyeri.2
Thermoreseptor
Nosiseptor
Thermoreseptor
Nosiseptor
keterlibatannya dengan nyeri, tetapi ada teori yang dapat dijelaskan. Teori Gate Control
yang dikemukakan Melzack dan Wall merupakan teori yang komprehensif dalam
menjelaskan transmisi dan persepsi nyeri.1 Dalam teori ini dijelaskan bahwa Substansia
Gelatinosa (SG), yaitu suatu area dari sel-sel khusus pada bagian ujung dorsal serabut
saraf sumsum tulang belakang (spinal cord) yang berperan sebagai mekanisme pintu
gerbang (gating mechanism). Mekanisme pintu gerbang ini dapat memodifikasi dan
merubah sensasi nyeri yang datang sebelum sampai di korteks serebri dan menimbulkan
persepsi nyeri.1,10
penutupan gerbang (gating mechanism) di dalam tanduk dorsal korda spinalis dan batang
otak. Gerbang ini merupakan inhibitor atau fasilitator bagi aktivitas sel Transmisi (T)
2. Gerbang dipengaruhi oleh derajat relatif dari aktivitas serabut beta A dengan
diameter besar, serabut delta A diameter kecil serta serabut C. Serabut beta A diameter
besar diaktifkan oleh stimuli tidak berbahaya dan pada aktifitas serabut aferen besar
3. Mekanisme kontrol serabut saraf desendens dari tingkatan yang lebih tinggi di
susunan saraf pusat dipengaruhi oleh proses kognitif, motivasional dan afektif.
serabut aferen besar tidak hanya cenderung menutup gerbang secara langsung tetapi juga
4. Saat gerbang terbuka dan aktivitas di dalam aferen yang baru masuk cukup
untuk mengaktifkan sistem transmisi, dua jalur asendens utama diaktifkan. Yang pertama
nyeri. Kedua, jalur asendens yang melibatkan informasi retikuler melalui sistem thalamus
dan limbus medial. Jalur ini berurusan dengan rasa tidak enak, penolakan (aversif) dan
aspek emosional dari nyeri. Jalur desendens, selain berpengaruh pada gerbang tanduk
Didapat banyak asosiasi antara rasa nyeri dan depresi. Penderita depresi sering
mengeluh adanya rasa nyeri dan sebagian besar penderita nyeri kronik menjadi depresif.
nyeri atau masalah depresinya) dan dalam menentukan faktor psikologis yang
mengeksaserbasi rasa nyeri. Hal ini mempunyai implikasi terapeutik dan memberi dasar
Sering hal ini sama efektifnya dengan analgetik dalam menanggulangi rasa nyeri.15