Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL CARE

A. KONSEP MEDIS
1. Defenisi
Antenatal Care adalah perawatan yang ditujukan kepada ibu hamil, yang bukan
saja bila ibu sakit dan memerlukan perawatan, tetapi juga pengawasan wanita hamil
agar tidak terjadi kelainan sehingga ibu dan anak sehat (Mochtar, 1998). Pelayanan
antenatal adalah untuk mencegah adanya komplikasi obstretri dan memastikan
bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin (Saifuddin, dkk., 2002)
Pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat preventif
care untuk mencegah masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin agar melalui
persalinan dengan sejat dan aman, diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu sehingga
ibu dalam keadaan status kesehatan oftimal, karena kesehatan ibu berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya ( Departemen Kesehatan, 2007)
Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi,
edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses
kehamilan dan persalianan yang aman dan memuaskan (Handaya, 2008).
Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa
keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap
penyimpangan yang ditemukan.
Antenatal care adalah perawatan selama masa kehamilan sebagai suatu
manajemen kehamilan dimana ibu dan anaknya diharapkan sehat dan baik.

2. Tujuan Pelayanan Antenatal Care


Secara umum antenatal care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat
melalui masa kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik dan selamat serta
menghasilkan bayi yang sehat. Secara rinci tujuan antenatal care adalah:
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu.
c. Mengenali dan mengurangi sedini mungkin adanya penyulit/komplikasi yang
dapat muncul selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.

1
d. Mempersiapkan persalinan cukup builan dan persalinan yang aman dengan
trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan dengan normal dan mempersipkan ibu
agar dapat memberi asi secara eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin agar
tumbuh kembang secara normal
g. Mengurangi angka kematian bayi prematur, kelahirran mati dan kematian
neonatal.

3. Standar Pelayanan Antenatal


Pelayanan antenatal mengacu pada konsep 7T yaitu:
a. Timbang badan dan ukur badan.
Tujuannya adalah untuk mengetahui sesuai tidaknya berat badan ibu.
Pemeriksaan berat badan dilakukan setiap berkunjung ke tempat pelayanan
kesehatan. Selama triwulan I berat badan ibu harus naik 0,5 sampai dengan 0,75
kg setiap bulan, pada triwulan ketiga harus naik 0,25 kg setiap minggunya. Dan
pada trisemester III berat badan ibu harus naik sekitar 0,5 kg setiap minggunya,
atau secara umum berat badan meningkat sekitar 8 kg selama kehamilan.
b. Ukur tekanan darah.
Tujuannya untuk mendeteksi apakah tekanan darah normal atau tidak.
Pemeriksaan ini juga dilakukan pada setiap kunjungan. Tekanan darah yang
tinggi dapat membuat ibu keracunan kehamilan, baik ringan maupun berat
bahkan sampai kejang-kejang. Sementara tekanan darah yang rendah
menyebabkn pusing dan lemah.
c. Skrinin status imunisasi Tetanus Toxoid (TT).
Tujuannya untuk melindungi ibu dan bayi yang dilahirkan nanti dari tenanus
neonatorum. Imunisasi TT diberikan pada kunjungan antenatal I, TT2 deberikan
empat minggu setelah TT1, TT3 diberikan setelah enam bulan TT2, TT4
diberikan 1 Tahun setelah TT3, dan TT5 diberikan setelah setahun TT4
d. Ukur tinggi fundus uteri.
Tujuannya untuk melihat pembesaran rahim, dilakukan dengan cera meraba
perut dari luar, selain itu untuk mengetahui presentasi janin, serta mengetahui
posisi janin dalam rahim. Pada pemeriksaan ini juga dilakukan pngukuran tinggi
puncak rahim untuk kemudian disesuaikan dengan umur kehamilan. Jika

2
diperoleh besarnya rahim tidak sesuai dengan umur kehamilan maka
direncanakan pemeriksaan lanjutan.
e. Pemberian tablet besi (90 Tablet) selama kehamilan.
Pemberian tablet besi diberikan sesuai dengan kebijakan nasional yang berlaku
diseluruh puskesmas di Indonesia. Pemberian satu tablet besi sehari sesegera
mungkin setelah rasa mual hilang pada awal kehamilan
f. Temu wicara/ pemberian komunikasi interpersonal atau konseling.
Untuk menghindari kesalahan penanganan kehamilan, komunikasi dengan
suami dan keluarga diperlukan gunan mempersiapkan rujukan nantinya. Dengan
manajemen rujukan yang benar, cepat, dan tepat maka ibu dan janin akan
memperoleh pelayanan persalinan dan kelahiran yang benar sehingga membantu
menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Program ini lebih diutamakan pada
tempat pelayanan kesehatan terpencil dan jauh dari akses transfortasi yang
memadai
g. Test laboratorium sederhana (Hb,Protein, dan Urine) berdasarkan indikasi
(HbsAg, sifilis, HIV, malaria, tuberkulosis paru (TBC) , PMS).
Wanita yang sedang hamil merupakan kelompok dengan risiko tinggi terhadap
penyakit menular seksual yang dapat menimbulkan kematian pada ibu dan janin
yang dikandungnya.

4. Tanda dan Gejala Kehamilan


a. Tanda presumsi :
1) Subyektif
a) Amenorrhea, dapat disebabkan oleh: gangguan endokrin, abnormalitas
sistem saraf, penyakit infeksi, anemia, obstruksi servikal, atau
ketegangan emosi
b) Kelemahan/dan keletihan, dapat diakibatkan karena anemia atau infeksi.
c) Mual dan muntah (morning sickness) : merupakan respon awal tubuh
terhadap tingginya kadar progesteron, dapat disebabkan karena
gangguan pada saluran cerna atau alergi. Terjadi antara minggu ke-2-6
dan menghilang pada minggu ke-12.
d) Perubahan payudara : terasa penuh dan nyeri, hiperpigmentasi areola
mammae, perubahan nipple, sekresi kolostrum, pelebaran vena.

3
e) Peningkatan sekresi berkemih : kongesti darah pada organ-organ pelvik
meningkatkan sensitivitas jaringan, tekanan karena pembesaran uterus
menstimulasi saraf dan mentrigger keinginan untuk berkemih selama
hamil. Dapat pula disebabkan oleh penyakit infeksi saluran kencing,
trauma dan pertumbuhan tumor vesika urinaria.
f) Perubahan mood: letih, pusing, sakit kepala.
g) Leukorea Quickening
Sensasi adanya gerakan dapat dirasakan pada minggu ke- 22 pada primipara dan
minggu ke-20 pada multipara.
2) Obyektif (probabilitas)
a) Perubahan fisiologi dan anatomi
b) Peningkatan temperatur basal tubuh (basal body temperature)
c) Perubahan kulit: Striae gravidarum dan pigmentasi (kloasma, linea
nigra)
d) Perubahan payudara
e) Pembesaran abdomen
f) Perubahan rahim dan vagina
b. Tanda kemungkinan hamil
Merupakan tanda-tanda yang dapat diobservasi oleh pemeriksa. Bila digabung
dengan tanda dan gejala presumsi, maka tanda kemungkinan memberi dugaan
kuat adanya kehamilan. Tandanya meliputi:
1) Pembesaran rahim
2) Uterin shouffle adalah goyangan, desiran nadi yang terdengar di atas uterus
ibu hamil.
3) Kontraksi Braxton Hicks
4) Ballotement → pantulan yang terjadi ketika bayi pemeriksa mengetuk janin
yang mengapung dalam uterus, menyebabkan janin berenang menjauh dan
kemudian kemudian kembali ke posisinya semula.
5) Hegar sign : melunaknya segmen bawah rahim
6) Goodell sign : melunaknya serviks.
7) Test kehamilan positif.
c. Tanda positif kehamilan (absolut)
1) Terlihat bentuk tubuh janin melalui USG dan rangka janin pada X-Ray
2) Terdengar detak jantung janin

4
3) Teraba bagian-bagian janin
4) Teraba gerakan janin.

5. Perubahan Fisiologi Kehamilan


a. Sistem kerja hormon
1) Sistem endokrin
Kelenjar dari sistem endokrin menghasilkan bahan-bahan kimia yang
mempengaruhi seluruh tubuh. Selama kehamilan, banyak perubahan yang
terjadi pada kelenjar ini.
a) Kelenjar tyroid : Selama masa kehamilan, basal metabolik rate (BMR)
meningkat hampir 20% dan kelenjar tyroid membesar, tetapi jumlah
hormon yang dihasilkan tetap sama. Ukurannya meningkat karena
pertumbuhan sel-sel acinar, dan meningkatnya metabolic rate disebabkan
karena oksigen yang digunakan lebih banyak.
b) Kelenjar paratiroid : Kelenjar paratiroid ukurannya meningkat selama
kehamilan, terutama selama minggu ke-15 sampai ke-30 ketika
kebutuhan kalsium dan vitamin D janin lebih besar. Hormon paratiroid
penting untuk mempertahankan kecukupan kalsium dalam darah, tanpa
hormon tersebut metabolisme tulang dan otot terganggu.
c) Pankreas : Insulin dihasilkan oleh kelompok sel-sel kecil yang disebut
pulau langerhans, yang terjadi di seluruh jaringan pankreas. Selama masa
kehamilan sel-sel ini tumbuh dan menghasilkan lebih banyak insulin
untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat. Walaupun demikian,
karena keterbatasan penyimpanan glikogen, wanita sehat yang hamil
kurang mampu mengatasi jumlah gula yang lebih banyak, sehingga
beberapa dari mereka mengeluarkannya ke dalam urine. Bagi ibu yang
diabetes, kehamilan merupakan hal yang riskan dan membutuhkan
pengawasan medis yang berkelanjutan.
d) Kelenjar pituitari : Lobus anterior dari kelenjar pituitari mengalami
sedikit pembesaran selama kehamilan dan terus menghasilkan semua
hormon tropik, tetapi juga dengan jumlah yang sedikit berbeda. Follicle
stimulating hormone (FSH) ditekan oleh chorionic gonadotropin (hCG)
yang dihasilkan dalam plasenta. Hormon pertumbuhan berkurang dan
hormon melanotropok meningkat, menyebabkan peningkatan pigmentasi

5
puting susu, wajah, dan abdomen. Pembentukan prolaktin meningkat dan
berlanjut setelah persalinan selama menyusui. Sebagaimana bayi telah
matur, pembentukan prolaktin oleh lobus posterior meningkat dan
menyiapkan perannya menstimulasi kontraksi otot uterus dalam proses
persalinan.
e) Kelenjar adrenal : Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama
kehamilan, terutama bagian kortika yang membentuk kortin. Jumlah ion
natrium dan kalium dalam darah diatur oleh kortin. Bagian medula dari
kelenjar adrenal mensekresi epinephrin, hormon yang sangat penting.
Kehamilan tidak mengubah ukuran atau fungsi bagian medula.
2) Hormon-hormon yang signifikan dalam kehamilan:
a) hCG (human chorionic gonadotropin) : dihasilkan oleh sel-sel trofoblast,
puncaknya pada minggu ke-9 – 13, mempertahankan korpus luteum
sampai plasenta mengambil alih
b) hPL (human placental lactogen) : dihasilkan oleh sel-sel synsitio
tropoblas, kerjanya berlawanan dengan insulin, mempunyai pengaruh
peningkatan asam lemak bebas dan menurunkan metabolisme glukosa
c) Estrogen : dihasilkan oleh ovarium dan plasenta, berperan dalam
perkembangan uterus dan mammae, meningkatkan pigmen kulit,
meretensi Na+ dan air, serta menurunkan hidrokloric asam lambung.
d) Progesteron : dihasilkan oleh korpus luteum, plasenta dan ovarium,
berperan dalam mempertahankan kehamilan, memlihara endometrium,
dan merelaksasikan otot-otot uterus, menurunkan tonus dan motilitas
lambung dan saluran cerna, merelaksasikan otot-otot kaki dan pembuluh
darah ekstremitas
e) Relaksin : dihasilkan oleh korpus luteum, plasenta, dan desidua,
berfungsi untuik menurunkan kontraksi uterus, melunakkan serviks, dan
pengubahan kolagen
f) Prostaglandin : substansi lipid yang disimpan dalam desidua selama
hamil dan juga terdapat dalam cairan semen. Berperan kompleks untuk
memulai persalinan.
g) Ovarium dan plasenta : Ovarium merupakan sumber estrogen dan
progesteron pada wanita tidak hamil. Pada saat konsepsi, perubahan
dramatis terjadi. Korpus luteum tempat ovum berasal mulai

6
menghasilkan estrogen dan progesteron. Segera setelah plasenta
terbentuk dengan baik, ia menjadi sumber utama kedua hormon tersebut.
Plasenta juga membentuk steroid dan tiga jenis hormon lainnya: human
chorionic gonadotropin (hCG), human placental lactogen (hPL) juga
disebut chorionic somatomotropin (hCS), dan human chorionic
thyrotropin (hCT).
b. Perubahan berat badan
Kenaikan BB selama trimester rata-rata kenaikan hanya 1–2,5 kg kemudian
meningkat 0,3–0,5 kg perminggu, dibawah rata-rata pada wanita. Peningkatan
berat progresif bertahap pada dua trimester terakhir umumnya merupakan
peningkatan jaringan lemak dan tidak berlemak. Selama trimester kedua,
peningkatan terutama terjadi pada ibu, sedangkan trimester ketiga kebanyakan
merupakan pertumbuhan janin (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2005).
Kenaikan BB selama kehamilan sangat penting, BB yang kurang selama
kehamilan memudahkan resiko lahir kecil untuk masa kehamilan. Tidak adekuat
kenaikan BB selama lebih dari ½ masa kehamilan akan melahirkan bayi preterm.
Resiko ini terjadi jika total kenaikan tidak sesuai dengan yang dianjurkan.
c. Perubahan uterus
Perubahan yang amat jelas pada anatomi maternal adalah pembesaran uterus
untuk menyimpan bayi yang sedang tumbuh. Uterus tumbuh dari kecil, organ
yang hampir padat menjadi berdinding tebal, kantung muskular yang
mengandung janin, plasenta dan sekitar 1000 ml air ketuban. Beratnya
meningkat 20 kali dan kapasitasnya meningkat 500 kali. Peningkatan ukuran ini
disebabkan oleh pertumbuhan serabut-serabut otot dan jaringan yang
berhubungan, termasuk jaringan fibroelastik, darah dan saraf.
Tabel 1. Perbandingan ukuran uterus wanita hamil dan tidak hamil pada minggu
ke- 40
Ukuran Tidak hamil Hamil
Panjang 6,5 cm 32 cm
Lebar 4 cm 24 cm
Kedalaman 2,5 cm 22 cm
Berat 60-70 gram 1100-1200 gram
Volume ≤ 10 ml 5000 ml

(Bobak, 2005).

7
d. Perubahan vagina dan vulva
Sampai minggu kedelapan, meningkatnya vaskularisasi pada vagina
menyebabkan tanda kehamilan yang khas disebut tanda chadwick’s, corak yang
berwarna keunguan yang dapat terlihat oleh pemeriksa.
e. Serviks
Segera setelah periode tidak terjadinya menstruasi pertama serviks menjadi lebih
lunak sebagai akibat meningkatnya suplay darah (tanda Goodell’s). Kanalis
servikalis dipengaruhi oleh mukus yang kental disebut operkulum.
f. Payudara
Salah satu petunjuk pada wanita yang menandakan bahwa ia hamil adalah rasa
kesemutan, nyeri tekan pada payudara, yang secara bertahap mengalami
pembesaran karena peningkatan pertumbuhan jaringan alveolar dan suplay
darah. Puting susu menjadi lebih menonjol dan keras, dan pada awal kehamilan
keluar cairan jernih, (kolostrum). Area berpigmen disekitar puting, areola,
tumbuh lebih gelap, dan kelenjar-kelenjar montgomery menonjol keluar.
g. Sistem perkemihan
Di bawah keadaan yang normal, peningkatan kegiatan penyaringan darah bagi
ibu dan janin yang tumbuh tidak membuat ginjal dan ureter bekerja ekstra.
Keduanya menjadi dilatasi karena peristaltik ureter menurun. Sebagai akibat,
gerakan urine ke kandung kemih lebih lambat. Stasis urine ini meningkatkan
kemungkinan pielonefritis.
h. Sistem pernapasan
Sejalan dengan pertumbuhan janin dan mendorong diafragma ke atas, bentuk
dan ukuran rongga dada, berubah tetapi tidak membuatnya lebih kecil. Kapasitas
paru terhadap udara inspirasi tetap sama seperti sebelum hamil atau mungkin
berubah dengan berarti. Kecepatan pernapasan dan kapasitas vital tidak berubah.
Volume tidal, volume ventilasi permenit, dan ambilan oksigen meningkat.
Karena bentuk dari rongga thoraks berubah dan karena bernapas lebih cepat,
sekitar 60% wanita hamil mengeluh sesak napas.
i. Sistem integumen
1) Pigmentasi: disebabkan oleh hormon pituitari anterior melanotropin yang
meningkat selama kehamilan.

8
2) Fasial melasma : chloasma atau topeng kehamilan adalah bentuk seperti
jerawat, merupakan hiperpigmentasi, berwarna kecoklatan diatas pipi, hidung
dan kening.
3) Linea nigra : merupakan garis pigmentasi yang terentang dari simfisis pubis
sampai ke ujung atas fundus pada garis tengah tubuh.
4) Striae gravidarum tanda regagangan disebabkan kerja adenokortikosteroid
yang terlihat pada abdomen, paha dan payudara.
5) Angioma atau telangiektasis (vascular spiders): ujung arteriola yang
berdenyut dan menonjol berwarna kebiruan dan tidak hilang bila ditekan.
Biasanya ditemukan pada leher, dada, wajah dan lengan.
j. Muskuloskeletal
Selama masa kehamilan wanita membutuhkan kira-kira sepertiga kalsium dan
fosfor. Dengan diet yang seimbang kebutuhan tersebut terpenuhi dengan baik.
Caries gigi tidak disebabkan oleh dekalsifikasi, sejak kalsium gigi telah
terbentuk. Terdapat bukti bahwa saliva yang asam pada saat hamil membantu
aktivitas penghancuran email yang menyebabkan caries.
Di lain pihak, sendi pelvik pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak. Postur
tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karena janin membesar
dalam abdomen. Untuk mengkompensasi penambahan berat ini, bahu lebih
tertari ke belakang dan tulang belakang lebih melengkung, sendi tulang belakang
lebih lentur, dapat menyebabkan nyeri punggung pada beberapa wanita.
k. Sistem kardiovaskuler
1) Hipertropfi kardia atau dilatasi bersifat sekunder dengan meningkatnya
volume darah dan curah jantung.
2) Perubahan auskultasi berhubungan dengan perubahan dalam ukuran dan
posisi jantung. Peningkatan volume darah dan CO juga memberikan
perubahan hasil auskultasi yang umum terjadi pada kehamilan, bunyi
splitting S1 dan S2 lebih jelas terdengar, S3 terdengar setelah usia kehamilan
20 minggu.
3) TD arteri bervariasi sesuai usia, tingkat aktifitas dan adanya masalah
kesehatan. Faktor lain perlu dipertimbangkan; posisi maternal, kecemasan
yang dialami dan ukuran manset.

9
4) Selama trimester II terjadi penurunan pada sistolik dan diastolik sekitar 5-10
mmHg sebagai akibat vasodilatasi perifer karena perubahan hormonal selama
kehamilan.
l. Sistem gastrointestinal
Sistem gastrointestinal terpengaruh dalam beberapa hal karena kehamilan.
Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh,
meningkatkan kolesterol darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot polos.
Sekresi saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak dan asam lambung menurun.
Pembesaran uterus lebih menekan diafragma, lambung, dan intestin.

6. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur dari indung telur, kemudian
terjadi peningkatan hormon estrogen sehingga selaput lendir mulai menebal dan
terjadi proses ovulasi (keluarnya sel telur dari indung telur). Kehamilan terjadi bila
senggama (koitus) dilakukan pada sekitar saat ovulasi (14 hari atau 2 minggu setelah
haid). Apabila tidak terjadi pembuahan, maka sel telur akan berdegenerasi dan sel
telur akan keluar bersama-sama dengan darah haid. Apabila terjadi pembuahan
(bertemunya sel telur dan sel sperma), terjadi penyatuan kedua pronuklei yang
disebut dengan zigot, kemudian akan mengalami pembelahan (mitosis).
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium. Blastula diselubungi oleh suatu simpai, disebut trofoblas, yang
mampu menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga
rahim, jaringan endometrium berada dalam masa sekresi (blastolisis). Kemudian
terbentuk plasenta pada bagian luar, dan membentuk embrio yang kemudian menjadi
janin pada bagian dalam. Pembentukan plasenta menyebabkan peningkatan hormon
estrogen dan progesteron yang dapat menyebabkan banyak perubahan fisik pada ibu
sehingga ibu mengalami ketidaknyamanan dan terjadi perubahan pola seksualitas.
Selain itu, juga mempengaruhi sistem urinarius, sistem pernapasan, sistem
pencernaan dan sistem kardiovaskuler.
Perubahan pada sistem urinarius, terjadi dilatasi, pemanjangan dan penekukan
ureter. Penumpukan urin dalam ureter bagian bawah dan penurunan tonus kandung
kemih menyebabkan pengosongan kandung kemih tidak tuntas dapat menyebabkan
resiko tinggi infeksi traktus urinarius. Semakin bertambahnya usia kehamilan, maka
besar uterus juga dapat menyebabkan penekanan pada traktus urinarius sehingga

10
bladder tidak dapat menampung urine secara maksimal dan frekuensi BAK menjadi
lebih sering.
Pada sistem pernapasan, terjadi pergeseran diafragma karena paru-paru terdesak
oleh pembesaran uterus. Hal ini menyebabkan sesak napas sehingga terjadi
ketidakefektifan pola napas.
Pada sistem pencernaan, terjadi penurunan peristaltik usus dan penekanan uterus
sehingga menyebabkan konstipasi. Selain itu, terjadi perubahan hormon-hormon
dalam tubuh yang menyebabkan mual dan/atau muntah. Keadaan ini dapat
mempengaruhi status nutrisi menjadi berkurang dari kebutuhan tubuh dan beresiko
defisit volume cairan dan elektrolit.
Proses kehamilan juga berpengaruh pada sistem kardiovaskuler yaitu terjadi
hemodilusi yang mengakibatkan penurunan kadar Hemoglobin dalam darah ibu. Ibu
menjadi mudah lelah dan apabila tekanan darah juga ikut menurun, dapat
menyebabkan pingsan (hipotensi ortostatik) sehingga beresiko cidera dan dapat
mengganggu aktivitas.

7. Penatalaksanaan ibu hamil


Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-komponen
sebagai berikut:
a. Informasi yang dapat diberikan
1) Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas normal.
2) Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus lebih dijaga karena
selama kehamilan terjadi peningkatan sekret vagina.
3) Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan tinggi serat.
4) Pemakian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan dokter atau tenaga
medis lainnya.
5) Wanita perokok atau peminum alkohol harus menghentikan kebiasaannya.
Suami perlu diberi pengertian tentang keadaan istrinya yang sedang hamil.
b. Anamnesis
1) Pada wanita dengan haid terlambat dan diduga hamil. Ditanyakan hari
pertama haid terakhir (HPHT). Taksiran partus dapat ditentukan bila HPHT
diketahui dan siklus haidnya teratur + 28 hari dengan menggunakan rumus
Naegele.

11
2) Bila ibu lupa HPHT, tanyakan tentang hal lain seperti gerakan janin. Untuk
primigravida gerakan janin terasa pada kehamilan 18 minggu, sedangkan
multigravida 16 minggu. Nausea biasanya hilang pada kehamilannya 12-14
mingggu.
3) Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya serta berat
bayi yang pernah dilahirkan. Demikian pula riwayat penyakit yang pernah
diderita seperti penyakit jantung, paru, ginjal, diabetes melitus. Selain itu
ditanyakan riwayat menstruasi, kesehatan, keluarga, sosial, obstetri,
kontrasepsi, dan faktor risiko yang mungkin ada pada ibu.
c. Pemeriksaan umum
Pada ibu hamil yang datang pertama kali lakukan penilaian keadaan umum,
status gizi dan tanda vital. Pada mata dinilai ada tidaknya konjungtiva pucat,
sklera ikterik, edema kelopak mata, dan kloasma gravidarum. Periksa gigi untuk
melihat adanya infeksi lokal. Periksa pula jantung, paru, mammae, abdomen,
anggota gerak secara lengkap.
d. Pemeriksaan Obstetri
Terdiri dari pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam. Sebelum pemeriksaan
kosongkan kandung kemih. Kemudian ibu diminta berbaring terlentang dan
pemeriksaan dilakukan di sisi kanan ibu.
e. Pemeriksaan luar
Lihat apakah uterus berkontraksi atau tidak. Bila berkontraksi, harus ditunggu
sampai dinding perut lemas agar dapat diperiksa dengan teliti. Agar tidak terjadi
kontraksi dinding perut akibat perbedaan suhu dengan tangan pemeriksa,
sebelum palpasi kedua tangan pemeriksa digosokkan dahulu.
1) Cara pemeriksaan yang umum digunakan cara Leopold yang dibagi dalam 4
tahap. Pada pemeriksaan Leopold I, II, dan III pemeriksa menghadap ke
arah muka ibu, sedangkan pada Leopold IV ke arah kaki.
a) Pemeriksaan Leopold I untuk menentukan tinggi fundus uteri, sehingga
usia kehamilan dapat diketahui. Selain secara anatomi, tinggi fundus
uteri dapat ditentukan dengan pita pengukur. Bandingkan usia kehamilan
yang didapat dengan hari pertama haid terakhir. Selain itu, tentukan pula
bagian janin pada fundus uteri: Kepala teraba sebagai benda keras dan
bulat, sedangkan bokong lunak dan tidak bulat.

12
b) Dengan pemeriksaan Leopold II ditentukan batas samping uterus dan
posisi punggung pada bayi letak memanjang. Pada letak lintang
ditentukan kepala.
c) Pemeriksaan Leopold III menentukan bagian janin yang berada di
bawah.
d) Leopold IV selain menentukan bagian janin yang berada di bawah, juga
bagian kepala yang telah masuk pintu atas panggul (PAP). Bila kepala
belum masuk PAP teraba balotemen kepala.
2) Dengarkan DJJ pada daerah punggung janin dengan stetoskop monoaural
atau doppler. Dengan stetoskop monoaural BJJ terdengar pada kehamilan
18-20 minggu, sedangkan dengan Doppler terdengar pada kehamilan 12
minggu.
3) Dari pemeriksaan luar diperoleh data berupa usia kehamilan, letak janin,
persentase janin, kondisi janin, serta taksiran berat janin.
4) Taksiran berat janin ditentukan berdasarkan rumus Johnson Toshack.
Perhitungan penting sebagai pertimbangan memutuskan rencana persalinan
pervaginam secara spontan. Rumus tersebut:
Taksiran Berat Janin (TBJ) = (Tinggi fundus uteri (dalam cm) – N) X 155.
N = 13 bila kepala belum melewati PAP
N = 12 bila kepala masih berada di atas spina iskiadika
N = 11 bila kepala masih berada di bawah spina iskiadika.
f. Pemeriksaan dalam
1) Siapkan ibu dalam posisi-litotomi lalu bersihkan daerah vulva dan perineum
dengan larutan antiseptik. Inspeksi vulva dan vagina apakah terdapat luka,
varises, radang, atau tumor. Selanjutnya lakukan pemeriksaan inspekulo.
Lihat ukuran dan warna porsio, dinding, dan sekret vagina. Lakukan
pemeriksaan colok vagina dengan memasukan telunjuk dan jari tengah.
Raba adanya tumor atau pembesaran kelenjar di liang vagina. Periksa
adanya massa di adneksa dan parametrium. Perhatikan letak, bentuk, dan
ukuran uterus serta periksa konsistensi, arah, panjang, porsio, dan
pembukaan servik. Pemeriksaan dalam ini harus dilakukan dengan cara
palpasi bimanual.

13
2) Ukuran uterus wanita yang tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam. Pada
kehamilan 8 minggu sebesar telur bebek, 12 minggu sebesar telur angsa, dan
16 minggu sebesar kepala bayi atau tinju orang dewasa.
g. Pemeriksaan panggul
Lakukan penilaian akomodasi panggul bila usia kehamilan 36 minggu karena
jaringan dalam rongga panggul lebih lunak, sehingga tidak menimbulkan rasa
sakit. Masukkan telunjuk dan jari tengah ke dalam liang vagina. Arahkan ujung
kedua jari ke promontorium, coba untuk merabanya. Bila teraba, tentukan
panjang konjugata diagonalis. Dengan ujung jari menelusuri linea inominata kiri
dan kanan sejauh mungkin, tentukan bagian yang teraba. Raba lengkung sakrum
dan tentukan apakah spina iskiadika kiri dan kanan menonjol ke dalam. Raba
dinding pelvik, apakah luruh atau konvergen ke bawah dan tentukan panjang
distansia interspinarum. Arahkan bagian palmar jari-jari tangan ke dalam
simfisis dan tentukan besar sudut yang dibentuk antara os pubis kiri dan kanan.
h. Pemeriksaan laboratorium
Pada kunjungan pertama diperiksa kadar hemoglobin darah, hematokrit, dan
hitung leukosit. Dari urin diperiksa beta-hCG, protein, dan glukosa.

8. Frekwensi kunjungan
a. Kunjungan I (12-24 minggu) : anamnesis lengkap, pemeriksaan fisik & obstetri,
pemeriksaan laboratorium, antopometri, penilaian resiko kehamilan, KIE
b. Kunjungan II (28-32 minggu) :anamnesis, USG, penilaian resiko kehamilan,
nasehat perawatan payudara dan senam hamil), vaksin TT I
c. Kunjungan III (34 mgg) : anamnesis, pemeriksaan ulang laboratorium, vaksin
TT II
d. Kunjungan IV, V, VII & VIII ( 36-42 mgg) : anamnesis , perawatan payudara
dan persiapan persalinan
9. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
1) Darah (Hb, Golongan darah, Glukosa, VDRL)
2) Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis)
3) Pemeriksaan Swab (Lendir vagina dan servik)

14
b. USG
1) Jenis kelamin
2) Taksiran kelahiran, taksiran berat janin, jumlah cairan amnion

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


1. Pengkajian ANC
a. Anamnesa
1) Anamnesa identitas istri dan suami
2) Anamnesa umum : keluhan kehamilan (mual,muntah, sakit kepala, nyeri ulu
hati), nafsu makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan
3) Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik atau
kehamilan mola sebelumnya
b. Pemeriksaan Fisik Diagnostik
1) Keadaan umum : dengan inspeksi, dapat diperoleh gambaran mengenai
keadaan panggul. Adanya kesempitan atau kelainan panggul, dapat diduga
bila terlihat jalannya ibu tidak normal, misalnya pincang, ibu sangat pendek,
adanya kelainan panggul (kifosis, skoliosis), kelainan belah ketupat dari
michealis (tidak simetris).
2) Tinggi badan : tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko
untuk ibu hamil atau ibu bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm
dimungkinkan sang ibu memiliki panggul sempit.
3) Berat badan : pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5
kg/minggu. Bila dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat badan
selama hamil muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III) masing-masing
bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan, pertambahan berat badan total adalah
9-12 kg. Bila terdapat BB yang berlebihan, perlu dipikirkan adanya risiko
bengkak, kehamilan kembar, hidroamnion, dan anak besar.
4) Lingkar lengan atas (LILA) : LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator
kuat untuk status gizi yang kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak
dengan BBLR.
5) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah : TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan
resiko dalam kehamilan. Penanganan yang kurang tepat, TD sistolik 30

15
mmHg atau lebih, dan/atau diastolik 15 mmHg atau lebih dapat berlanjut
menjadi preeklamsi dan eklamsi.
b) Denyut nadi : Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.
c) Suhu : Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5oC dikatakan demam, hal ini
kemungkinan ada infeksi dalam kehamilan.
d) Pernapasan : Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20
kali/menit. Bila ibu mengalami peningkatan frekuensi napas, ibu akan
mudah lelah atau kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit jantung.
6) Kepala dan Leher
a) Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah
b) Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat, berwarna
kuning/jaundice pada sclera
c) Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi
d) Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran kelenjar
tiroid, pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran vena jugularis
7) Payudara
a) Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal melingkar,
agak simetris, dan dapat dideskripsikan kecil, sedang, dan besar
b) Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
c) Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
d) Retraksi akibat adanya lesi
e) Masa atau pembesaran pembuluh limfe
8) Abdomen
a) Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
b) Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia kehamilan >
12 minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan > 22 minggu
c) Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan
penurunan kepala janin kalau lebih dari 36 minggu
d) Pemeriksaan Leopold :
Leopold I :
- Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil
- Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus
- Konsistensi uterus

16
Leopold II :
- Menentukan batas samping rahim kanan-kiri
- Menentukan letak punggung janin
- Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
Leopold III :
- Menentukan bagian terbawah janin
- Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih goyang
Leopold IV :
- Pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu hamil
- Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh
sudah masuk PAP
9) Tangan dan kaki
a) Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku jari
b) Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises
c) Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan hipo atau
hiper
d) Pemeriksaan panggul
Panggul : genital luar
- Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra, introitus
vagina untuk melihat adanya tukak atau luka, varises, cairan yang ada
(warna, konsistensi, jumlah, bau)
- Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui adanya
pembengkakan masa atau cairan kista
Panggul : menggunakan speculum
- Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah, luka/lesi,
apakah serviks sudah membuka atau belum
- Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya cairan/darah dan
luka
Panggul : pemeriksaan bimanual
- Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui pembukaan
(dilatasi) dan rasa nyeri karena gerakan (nyeri tekan atau nyeri
goyang)

17
- Menggunakan dua tangan, satu tangan di atas abdomen, dua jari di
dalam vagina untuk palpasi uterus. Ukuran, bentuk dan posisi,
mobilitas, rasa nyeri, serta adanya masa.
c. Auskultasi untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ) :
1) Dari Janin :
a) Djj pada bulan ke 4-5
b) Bising tali pusat
c) Gerakan dan tendangan janin
2) Dari ibu :
a) Bising rahim
b) Bising aorta
c) Peristaltik usus
d) Pemeriksaan Dalam
- Vaginal Toucher (VT)
- Rectal Toucher (RT)
Dapat dinilai :
- Pembukaan serviks : berapa cm/ jari
- Bagian anak paling bawah : kepala, bokong serta posisinya
- Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge

2. Diagnosa keperawatan
a. Risti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
perubahan napsu makan, mual dan muntah
b. Risti defisit volume cairan berhubungan dengan perubahan napsu makan, mual
dan muntah
c. Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran diagfragma
sekunder kehamilan
d. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormonal
e. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan perubahan struktur tubuh dan
ketidaknyamanan
f. Risti konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik, penekanan uterus

18
3. Intervensi keperawatan
a. Risti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
perubahan napsu makan, mual dan muntah
Intervensinya :
1) Tentukan asupan nutrisi per 24 jam
2) Kaji tentang pengetahuan kebutuhan diet
3) Berikan informasi tertulis diet prenatal & suplemen
4) Tanyakan keyakinan diet sesuai budaya
5) Timbang BB & kaji BB pregravida
6) Berikan ↑ BB selama TM I yang optimal
7) Tinjau tentang mual & muntah
8) Ukur pembesaran uterus
9) Kolaborasi : program diet ibu hamil
b. Risti defisit volume cairan berhubungan dengan perubahan napsu makan, mual
dan muntah.
Intervensinya :
1) Auskultasi DJJ
2) Tentukan beratnya mual/muntah
3) Tinjau riwayat (gastritis, kolesistiasis)
4) Anjurkan mempertahankan asupan cairan
5) Kaji suhu, turgor kulit, membran mukosa, TD, intake & output, Timbang BB
c. Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran diagfragma
sekunder kehamilan
Intervensinya :
1) Kaji status pernapasan
2) Pantau riwayat medis (alergi, rinitis, asma, TBC)
3) Kaji kadar HB tekankan pentingnya vit.
4) Anjurkan istirahat & latihan berimbang
d. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormonal
Intervensinya :
1) Catat derajat rasa tidak nyaman minor
2) Evaluasi derajat rasa tidak nyaman selama pemeriksaan lanjutan
3) Anjurkan pemakaian korset uterus
4) Tekankan menghindari stimulasi putting

19
5) Kaji adanya haemoroid
6) Intruksikan penggunaan kompres dingin & intake tinggi serat pada haemoroid
7) Kaji tingkat kelelahan dengan aktifitas dalam keluarga
8) Kolaborasi : suplemen kalsium
e. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan perubahan struktur tubuh dan
ketidaknyamanan
Intervensinya :
1) Kaji pola aktivitas seksual pasangan
2) Kaji dampak kehamilan terhadap Seksualitas
3) Anjurkan pilihan posisi koitus selama kehamilan
4) Informasikan tindakan yang dapat Meningkatkan kontraksi (stimulasi puting
susu, orgasme pd wanita, sperma)
f. Risti konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik, penekanan uterus
Intervensinya :
1) Tentukan kebiasaan eliminasi sebelum hamil & perhatikan perubahan selama
hamil
2) Kaji adanya haemoroid
3) Informasikan diet : buah, sayur, serat & intake cairan adekuat
4) Anjurkan latihan ringan

4. Evaluasi
a. Nutrisi terpenuhi secara adekuat
b. Cairan terpenuhi secara adekuat
c. Pola napas efektif
d. Rasa nyaman terpenuhi
e. Seksualitas terpenuhi tanpa mengganggu kehamilan
f. BAB lancar

20
DAFTAR PUSTAKA

Aprianawati dan Sulistyorini. 2003. Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan


Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Kelahiran Anak.
http://skripsistikes.files.wordpress.com/2009/08/56.pdf. Diakses tanggal 14 Agustus
2017.

Bobak. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC: Jakarta.

Doenges. E. Marillin. (2001). Rencana Keperawatan Maternal/bayi. Edisi 2. EGC: Jakarta

Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC: Jakarta.

Manuaba. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta.

Raden. 2010. Proses persalinan. http://radenbeletz.com/proses-kehamilan.html. Diakses


tanggal 14 Agustus 2017.

Salmah at all (2006). Asuhan kebidanan antenatal care. EGC: Jakarta

21

Anda mungkin juga menyukai

  • Konsep Dasar Epidemiologi
    Konsep Dasar Epidemiologi
    Dokumen20 halaman
    Konsep Dasar Epidemiologi
    Arlan Fikriadi
    Belum ada peringkat
  • Basic Life Support
    Basic Life Support
    Dokumen10 halaman
    Basic Life Support
    jurilajjah
    Belum ada peringkat
  • Anatomi Tubuh Manusia Lengkap
    Anatomi Tubuh Manusia Lengkap
    Dokumen9 halaman
    Anatomi Tubuh Manusia Lengkap
    Arlan Fikriadi
    Belum ada peringkat
  • BLS
    BLS
    Dokumen15 halaman
    BLS
    Uki Keyza Keyra
    Belum ada peringkat
  • Konsep Dasar Epidemiologi
    Konsep Dasar Epidemiologi
    Dokumen8 halaman
    Konsep Dasar Epidemiologi
    Arlan Fikriadi
    Belum ada peringkat
  • BLS
    BLS
    Dokumen15 halaman
    BLS
    Uki Keyza Keyra
    Belum ada peringkat
  • LP Intranatal
    LP Intranatal
    Dokumen4 halaman
    LP Intranatal
    Arlan Fikriadi
    Belum ada peringkat
  • LP Pneumonia
    LP Pneumonia
    Dokumen21 halaman
    LP Pneumonia
    Arlan Fikriadi
    Belum ada peringkat
  • LP Typhoid
    LP Typhoid
    Dokumen25 halaman
    LP Typhoid
    Arlan Fikriadi
    Belum ada peringkat
  • LP Postpartum
    LP Postpartum
    Dokumen26 halaman
    LP Postpartum
    Arlan Fikriadi
    Belum ada peringkat
  • LP Pneumonia
    LP Pneumonia
    Dokumen26 halaman
    LP Pneumonia
    Sesy Andytiana Fadhilla
    Belum ada peringkat
  • LP Perilaku Kekerasan
    LP Perilaku Kekerasan
    Dokumen21 halaman
    LP Perilaku Kekerasan
    Rahmat Sudiyanto
    Belum ada peringkat
  • LP Typhoid
    LP Typhoid
    Dokumen15 halaman
    LP Typhoid
    Arlan Fikriadi
    Belum ada peringkat
  • LP Typhoid
    LP Typhoid
    Dokumen15 halaman
    LP Typhoid
    Arlan Fikriadi
    Belum ada peringkat
  • LP LNH
    LP LNH
    Dokumen16 halaman
    LP LNH
    Arlan Fikriadi
    100% (3)
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Arlan Fikriadi
    Belum ada peringkat
  • LP Anc1
    LP Anc1
    Dokumen4 halaman
    LP Anc1
    Arlan Fikriadi
    Belum ada peringkat
  • Makalah Obat Ginjal
    Makalah Obat Ginjal
    Dokumen10 halaman
    Makalah Obat Ginjal
    Arlan Fikriadi
    Belum ada peringkat
  • Makalah Kasus Jiwa
    Makalah Kasus Jiwa
    Dokumen25 halaman
    Makalah Kasus Jiwa
    Arlan Fikriadi
    Belum ada peringkat
  • PROPOSAL Discharge Planing
    PROPOSAL Discharge Planing
    Dokumen13 halaman
    PROPOSAL Discharge Planing
    Arlan Fikriadi
    Belum ada peringkat
  • Proposal Pengeloaan Obat
    Proposal Pengeloaan Obat
    Dokumen8 halaman
    Proposal Pengeloaan Obat
    Arlan Fikriadi
    Belum ada peringkat
  • Proposal Timbang Terima
    Proposal Timbang Terima
    Dokumen22 halaman
    Proposal Timbang Terima
    Arlan Fikriadi
    Belum ada peringkat
  • Rematik
    Rematik
    Dokumen23 halaman
    Rematik
    Arlan Fikriadi
    100% (1)
  • Kerusuhan
    Kerusuhan
    Dokumen10 halaman
    Kerusuhan
    Arlan Fikriadi
    Belum ada peringkat
  • CA Prostat
    CA Prostat
    Dokumen19 halaman
    CA Prostat
    Arlan Fikriadi
    Belum ada peringkat
  • Ca Kandung Kemih 246
    Ca Kandung Kemih 246
    Dokumen35 halaman
    Ca Kandung Kemih 246
    DePh BLuecious
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen6 halaman
    Bab 1
    AzalikaIrsantiPutri
    Belum ada peringkat
  • Trauma
    Trauma
    Dokumen59 halaman
    Trauma
    Arlan Fikriadi
    Belum ada peringkat
  • BAB II Lansia
    BAB II Lansia
    Dokumen25 halaman
    BAB II Lansia
    Arlan Fikriadi
    Belum ada peringkat