Anda di halaman 1dari 21

PAPER

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : Ummi Zahra Simbolon


FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN NIM : 130100030

BAB 1

Latar Belakang

Nistagmus didefinisikan sebagai osilasi ritmik tak disengaja dari mata, dan
dapat dipastikan dengan cara yang relatif mudah yaitu melalui pengamatan langsung
mata dan / atau gerakan mata rekaman. Nistagmus biasanya dijumpai dalam klinis
berlatih dan mengarah pada ketajaman visual yang berkurang karena gerak gambar
yang berlebihan pada retina, dan juga pergerakan gambar menjauh dari fovea.2
Prevalensi nistagmus pada populasi umum diperkirakan 24 per 10.000
penduduk dengan sedikit kecenderungan ke arah Nenek moyang Eropa. Prevalensi
nistagmus infantil adalah 14 per 10.000.2
Nistagmus dapat dikelompokkan menjadi infantil nistagmus (IN) yang
biasanya muncul di 3-6 bulan pertama kehidupan, dan akuisisi nistagmus (AN) yang
muncul kemudian. Untuk mereka yang memiliki nistagmus infantil (IN) ini bisa
idiopatik atau terkait dengan penyakit mata lain, seperti penyakit retina, albinisme,
low vision, atau perampasan visual di awal kehidupan ( misalnya untuk katarak
kongenital atau hipoplasia saraf optik).3
Penilaian seorang anak dengan nistagmus melibatkan dan memastikan
bahwa gangguan gerakan mata yang diamati adalah nistagmus asli yaitu dengan
merangsang gangguan, terutama opsoclonus. Irama dan osilasi fro seperti yang
terlihat pada nistagmus, anak-anak dengan opsoclonus menunjukkan semburan
gerakan mata cepat (saccadic) yang bersifat multiarah (horizontal, oblique, dan
vertikal) dan sering menyusahkan anak. Sementara itu gangguan gerakan mata
mungkin sepenuhnya normal di dua hingga tiga bulan pertama kehidupan dan harus
menetap secara spontan, ketekunan atau penampilannya pada anak yang lebih tua
mungkin menunjukkan adanya neuroblastoma yang tersembunyi dan membutuhkan
penyelidikan yang tepat.4
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : Ummi Zahra Simbolon
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN NIM : 130100030

BAB 2
Tinjauan Pustaka

2.1. Anatomi Mata

Mata adalah suatu struktur sferis berisi cairan yang dibungkus oleh tiga
lapisan. Dari luar ke dalam, lapisan–lapisan tersebut adalah lapisan pertama sclera,
kornea; lapisan kedua: koroid, badan siliaris, iris, dan lapisan ketiga yaitu retina dan
jaringan saraf. Sebagian besar mata dilapisi oleh jaringan ikat yang protektif dan kuat
di sebelah luar, sklera, yang membentuk bagian putih mata.5

Gambar 1. Struktur dari mata.1

Struktur mata manusia berfungsi utama untuk memfokuskan cahaya ke retina.


Semua komponen–komponen yang dilewati cahaya sebelum sampai ke retina
mayoritas berwarna gelap untuk meminimalisir pembentukan bayangan gelap dari
cahaya. Kornea dan lensa berguna untuk mengumpulkan cahaya yang akan
difokuskan ke retina, cahaya ini akan menyebabkan perubahan kimiawi pada sel
fotosensitif di retina. Hal ini akan merangsang impuls–impuls syaraf ini dan
menjalarkannya ke otak.6
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : Ummi Zahra Simbolon
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN NIM : 130100030

1. Uvea

Uvea terdiri dari iris, korpus siliare, dan khoroid. Bagian ini adalah lapisan
vaskular tengah mata dan dilindungi oleh kornea dan sklera. Bagian ini ikut
memasok darah ke retina.
a. Iris adalah perpanjangan korpus siliare ke anterior. Iris berupa suatu
permukaan pipih dengan apertura bulat yang terletak di tengah, pupil. Iris terletak
bersambungan dengan permukaan anterior lensa, yang memisahkan kamera
anterior dari kamera posterior, yang masing-masing berisi humor aqueus. Iris
mengendalikan banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata. Ukuran pupil pada
prinsipnya ditentukan oleh keseimbangan antara konstriksi akibat aktivitas
parasimpatis yang dihantarkan melalui nervus kranialis III dan dilatasi yang
ditimbulkan oleh aktivitas simpatis. Dilatasi pupil biasanya diikuti dengan
paralisis otot akomodasi, yang dapat menetap bila kerusakannya cukup hebat.
Penderita umumnya mengeluh kesulitan melihat dekat dan harus dibantu dengan
kacamata. Perdarahan pada jaringan iris dapat pula terjadi dan dapat dilihat
melalui depositdeposit pigmen hemosiderin.6
b. Korpus siliaris, yang secara kasar berbentuk segitiga pada potongan melintang,
membentang ke depan dari ujung anterioir khoroid ke pangkal iris (sekitar 6 mm).
Korpus siliaris terdiri dari suatu zona anterior yang berombakombak, pars plikata
dan zona posterior yang datar, pars plana. Processus siliaris berasal dari pars
plikata. Processus siliaris dan epitel siliaris pembungkusnya berfungsi sebagai
pembentuk humor aquaeus.6
c. Khoroid adalah segmen posterior uvea, diantara retina dan sklera. Khoroid
tersusun dari tiga lapisan pembuluh darah khoroid; besar, sedang, dan kecil.
Semakin dalam pembuluh terletak di dalam khoroid, semakin lebar lumennya.6

2. Lensa

Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tak berwarna dan


hampir transparan sempurna. Tebalnya sekitar 4 mm dan diameternya 9 mm.
Dibelakang iris, lensa digantung oleh zonula, yang menghubungkan dengan
korpus siliare. Disebelah anterior terdapat humor aquaeus, dan disebelah
posteriornya terdapat viterus. Kapsul lensa adalah suatu membran
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : Ummi Zahra Simbolon
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN NIM : 130100030

semipermiabel yang akan memperbolehkan air dan elektrolit masuk. Lensa


ditahan ditempatnya oleh ligamentum yang dikenal dengan zonula (zonula
zinnii), yang tersusun dari banyak fibril dari permukaan korpus siliare dan
menyisip ke dalam ekuator lensa. Lensa mata menerima cahaya dari pupil dan
meneruskannya pada retina. Fungsi lensa mata adalah mengatur fokus cahaya,
sehingga cahaya jatuh tepat pada bintik kuning retina.6
3. Retina
Retina adalah selembar tipis jaringan saraf yang semitransparan, dan
multilapis yang melapisi bagian dalam dua per tiga posterior dinding bola mata.
Lapisan-lapisan retina, mulai dari sisi dalamnya, adalah sebagai berikut:
• Membrana limitans interna
• Lapisan serat saraf, yang mengandung akson-akson sel ganglion yang berjalan
menuju ke nervus optikus
• Lapisan sel ganglion
• Lapisan pleksiformis dalam, yang mengandung sambungan-sambungan sel ganglion
dengan sel amakrin dan sel bipolar
• Lapisan inti dalam badan sel bipolar, amakrin dan sel horizontal
• Sel pleksiformis luar, yang mengandung sambungan-sambungan sel bipolar dan sel
horizontal dengan fotoreseptor
• Lapisan inti luar sel fotoreseptor
• Membrana limitans eksterna
• Lapisan fotoreseptor segmen dalam dan luar batang dan kerucut
• Epitelium pigmen retina.7

Gambar 2. Lapisan retina.7


PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : Ummi Zahra Simbolon
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN NIM : 130100030

Enam otot mata ektraokuler yang mengontrol pergerakan mata. Rektus


medialis dan lateralis mengerakan mata pada arah horizontal sehingga masing masing
menghasilkan aduksi dan abduksi. Otot oblikus superior menyebabkan depresi dalam
posisi aduksi dan oblikus inferior menyebabkan elevasi dalam posisi aduksi. Semua
otot vertikalis memiliki aksi sekunder tambahan (intorsi dan ekstorsi, pergerakan
sirkulermata).8
Tiga saraf kranialis yang mempersarafi semua otot ini (okulomotorius,
troklearis dan abdusen) yang nukleusnya berada pada batang otak, bersama dengan
jaras yang menghubungkan mereka dengan nucleus- nucleus lain (missal vestibularis)
dan dengan pusat melihat (melihat horizontal di pons dan melihat vertical di otak
tengah). Semuanya mengkoordinasi pergerakan bola mata.
Pusat kortikal luhur mengontrol kecepatan mata mengikuti target yang bergerak
(mengejar), dan pergerakan cepat yang dibutuhkan untuk melihat ke posisi
lain(sakadik). Pusat pusat ini juga mempengaruhi nucleus-nukleus di batang otak.
Hubungan antar kedua nucleus memastikan gerakan kedua mata terkoordinasi.
Secara klinis, kelainan pergerakan mata dikelompokan dalam 4 subbagian (yang tidak
benar-benar terpisah):

1. Pada Strabismus non paralitik


2. Pada Strabismus paralitik
3. Pada palsi gerak bola mata
4. Pada kelainan-kelainan nucleus-nukleus batang otak atau input vestibular juga dapat
mengakibatkan suatu bentuk pergerakan mata alternating balik yang disebut
nistagmus.8
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : Ummi Zahra Simbolon
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN NIM : 130100030

2.2. Nistagmus

2.2.1. Definisi

Nistagmus didefinisikan sebagai osilasi periodik okulasi berulang, tidak


disengaja, ke-dan-dari mata. Ini dapat berarti fisiologis atau patologis dan bisa jadi
bawaan atau diperoleh. Nistagmus merupakan sebuah gejala, bukan diagnosis dan
biasanya terjadi secara tidak sadar.9
 Nistagmus fisiologis terjadi selama rotasi tubuh dalam ruang
(vestibular nistagmus) atau selama mata bergerak adegan dan bertindak
untuk mempertahankan visi yang jelas (optokinetik nystagmus,
masing-masing).
 Nistagmus patologis menyebabkan mata menjauh dari target visual,
sehingga merendahkan penglihatan.9

Nistagmus dapat terjadi unilateral atau bilateral. Tetapi, ketika nistagmus


muncul sepihak maka akan lebih sering asimetris. Nistagmus konjugasi atau
disconjugate (dipisahkan) ini bisa horizontal, vertikal, torsional (rotary), atau
kombinasi dari gerakan-gerakan ini ditumpangkan pada satu sama lain.
Pada nistagmus bawaan atau diperoleh, ketika diakuisisi paling sering disebabkan oleh
kelainan input vestibular. Bentuk kongenital berhubungan dengan kelainan jalur
aferen visual (nistagmus sensorik). Untuk memahami mekanisme yang nistagmus,
penting untuk membahas sistem saraf dalam mempertahankan posisi mata. Centration
foveal dari suatu obyek dari hal ini diperlukan untuk mendapatkan tingkat tertinggi
ketajaman visual.10

Tiga mekanisme yang terlibat dalam menjaga centration foveal dari objek:
fiksasi, refleks vestibulo-okular, dan integrator saraf. Fiksasi di posisi utama meliputi
kemampuan sistem visual untuk mendeteksi penyimpangan dari gambar foveating dan
sinyal gerakan mata yang sesuai korektif untuk refoveate citra hal. Sistem vestibular
erat dan secara kompleks yang terlibat dengan sistem oculomotor. Refleks vestibulo-
okular adalah sistem yang kompleks dari interkoneksi saraf yang mempertahankan
foveation obyek selama perubahan posisi kepala. Para proprioceptors dari sistem
vestibular adalah kanal berbentuk setengah lingkaran dari telinga bagian dalam. Tiga
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : Ummi Zahra Simbolon
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN NIM : 130100030

semicircular canals yang hadir di setiap sisi, anterior, posterior, dan horisontal.
Semicircular canals merespon perubahan dalam percepatan sudut karena rotasi
kepala.10

Mekanisme ketiga adalah integrator saraf. Ketika mata dihidupkan dalam


posisi ekstrim dalam orbit, fasia dan ligamen yang menangguhkan mata mengerahkan
kekuatan elastis untuk kembali ke posisi utama. Untuk mengatasi gaya ini, kontraksi
tonik dari otot-otot luar mata diperlukan. Sebuah jaringan tatapan-memegang disebut
integrator saraf menghasilkan sinyal. Otak kecil, jalur vestibular naik, dan inti
oculomotor merupakan komponen penting dari integrator saraf.10

2.2.2. Epidemiologi
Kejadian yang tepat dan prevalensi nistagmus tidak diketahui tetapi
diperkirakan terjadi pada sekitar 1 dari 1.000 orang.9
2.2.3. Patofisiologi

 Nistagmus Kongenital
Beberapa pasien tercatat memiliki onset nistagmus sejak saat lahir. Para
infantil mungkin lebih akurat dibanding nistagmus bawaan karena termasuk
nistagmus yang hadir dalam 6 bulan pertama kehidupan. Gangguan ini klasik
dan dibagi menjadi aferen nistagmus (defisit sensorik) yang disebabkan
gangguan penglihatan, dan eferen (idiopatik infantil) yang disebabkan karena
kelainan okulomotor. Hal ini diyakini bahwa nistagmus mencerminkan suatu
kegagalan integrasi sensori motor awal. Data dari rekaman gerakan mata
menunjukkan bahwa bentuk gelombang saja tidak dapat diandalkan untuk
membedakan antara 2 entitas. Oleh karena itu, penting bahwa semua bayi
dengan nistagmus dievaluasi secara menyeluruh untuk tujuan sensorik primer.
Selain itu, baru-baru ini telah mengemukakan bahwa 3 berikut subtipe
tambahan nistagmus infantil ada:
(1) Nistagmus berhubungan dengan albinisme,
(2) Nistagmus laten dan nyata laten, dan
(3) Spasmus nutans.11
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : Ummi Zahra Simbolon
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN NIM : 130100030

 Nistagmus yang didapat


Sebuah gangguan yang mempengaruhi salah satu dari 3 mekanisme yang
mengontrol gerakan mata dapat menyebabkan nystagmus. Kedua gangguan
fokal dan difus dapat menyebabkan nistagmus. Karakteristik nistagmus, juga
sebagai tanda-tanda dan gejala terkait membantu melokalisasi lesi.
a. Nistagmus vestibular
Nistagmus vestibular bisa merupakan pusat atau perifer. Yang membedakan
antara nistagmus pusat dan perifer meliputi: nistagmus perifer adalah searah
dengan fase cepat lesi sebaliknya; nistagmus sentral mungkin searah atau dua
arah; nistagmus vertikal murni atau puntir menunjukkan lokasi pusat;
nistagmus vestibular sentral tidak dibasahi atau menghambat dengan fiksasi
visual, tinnitus atau tuli sering hadir dalam nistagmus vestibular perifer, tetapi
biasanya tidak ada dalam nistagmus vestibular sentral. Menurut hukum
Alexander, para nistagmus berhubungan dengan lesi perifer menjadi lebih jelas
dengan tatapan ke sisi komponen cepat pemukulan, dengan nistagmus pusat,
arah komponen cepat diarahkan ke sisi pandangan (misalnya, kiri-pemukulan
di tatapan kiri, kanan mengalahkan dalam pandangan kanan, atas-pemukulan
diupgaze).
b. Nistagmus Downbeat
Nistagmus Downbeat didefinisikan sebagai nistagmus dengan pemukulan fase
cepat dalam arah ke bawah. Nistagmus biasanya adalah intensitas maksimal
saat mata yang melenceng dan sedikit inferior temporal. Mata dalam posisi ini,
nistagmus diarahkan miring ke bawah. Pada kebanyakan pasien, pembuangan
fiksasi (misalnya, dengan Frenzel kacamata) tidak mempengaruhi kecepatan
fase lambat hingga batas tertentu;. Namun, frekuensi saccades dapat
mengurangi. Kehadiran nistagmus Downbeat sangat sugestif dari gangguan
persimpangan craniocervical (misalnya malformasi Arnold-Chiari). Kondisi
ini bisa juga terjadi pada lesi bilateral dari flocculus cerebellar dan lesi bilateral
dari fasciculus membujur medial, yang membawa masukan optokinetic dari
kanalis semisirkularis posterior ke inti saraf ketiga. Hal ini juga dapat terjadi
bila nada dalam jalur dari semicircular canals anterior relatif lebih tinggi dari
nada dalam kanalis semisirkularis posterior. Dalam keadaan seperti itu,
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : Ummi Zahra Simbolon
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN NIM : 130100030

aktivitas saraf relatif terlindung dari semicircular canals anterior menyebabkan


gerakan lambat mengejar ke atas mata dengan saccade, cepat ke bawah
korektif.
c. Up beat nistagmus
Nistagmus Upbeat didefinisikan sebagai nistagmus dengan fase cepat
mengalahkan dalam arah ke atas. Daroff dan Troost dijelaskan 2 jenis yang
berbeda. Tipe pertama terdiri dari nistagmus amplitudo besar yang
meningkatkan intensitas dengan tatapan ke atas. Tipe ini dapat menandakan
lesi dari vermis anterior otak kecil. Tipe kedua terdiri dari nistagmus amplitudo
kecil yang menurun intensitasnya dengan tatapan ke atas dan peningkatan
intensitas dengan tatapan ke bawah. Tipe ini dapat menandakan lesi medula .
Kondisi ini dapat terjadi ketika nada dalam jalur dari kanalis semisirkularis
posterior relatif lebih tinggi dari nada dalam semicircular canals anterior, dan
dapat terjadi dari lesi pada saluran tegmental ventral atau conjunctivum
brachium, yang membawa masukan optokinetic dari anterior berbentuk
setengah lingkaran kanal ke inti saraf ketiga.
d.Torsional (rotary) nistagmus
Torsional (rotary) nistagmus mengacu pada gerakan putar dari dunia sekitar
sumbu anteroposterior nya. Nistagmus torsional dititikberatkan pada
pandangan lateral. Nistagmus Sebagian akibat disfungsi dari sistem vestibular
memiliki komponen torsi yang ditumpangkan ke nistagmus horisontal atau
vertikal. Kondisi ini terjadi dengan lesi dari kanalis semisirkularis anterior dan
posterior pada sisi yang sama (misalnya, sindrom meduler lateral). Lesi
medula lateral yang dapat menghasilkan torsi nistagmus dengan fase cepat
diarahkan jauh dari sisi lesi. Jenis nistagmus dapat ditekankan oleh stimulasi
otolithic dengan menempatkan pasien di pihak mereka dengan sisi utuh ke
bawah (misalnya, jika lesi di sebelah kiri, nystagmus ini ditekankan ketika
pasien ditempatkan di sisi kanan).
e. Pendular nistagmus
Nistagmus Pendular adalah nistagmus multivectorial (yaitu, horisontal,
vertikal, lingkaran, elips) dengan kecepatan yang sama dalam setiap arah yang
mungkin mencerminkan batang otak atau disfungsi cerebellar. Seringkali, ada
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : Ummi Zahra Simbolon
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN NIM : 130100030

bervariasi dalam posisi yang berbeda dari pandangan.


f.Horizontal nistagmus
Nistagmus horisontal adalah baik diakui menemukan pada pasien dengan
penyakit sepihak belahan otak, terutama dengan besar, lesi posterior. Ini sering
adalah amplitudo rendah. Pasien tersebut menunjukkan penyimpangan
kecepatan konstan dari mata menuju belahan bumi utuh dengan saccade cepat
diarahkan ke sisi lesi.
g.Seesaw nistagmus
Nistagmus Seesaw adalah osilasi pendular yang terdiri dari elevasi dan
intorsion dari satu mata dan depresi dan extorsion mata sesama yang
bergantian setiap setengah siklus. Bentuk mencolok dan tidak biasa nystagmus
dapat dilihat pada pasien dengan lesi chiasmal, menunjukkan hilangnya
masukan visual yang silang dari serat decussating dari saraf optik di tingkat
kiasme sebagai penyebab atau lesi di otak tengah rostral. Jenis nistagmus tidak
dipengaruhi oleh stimulasi otolithic.
h.Gaze-evoked nistagmus
Nistagmus Gaze-evoked dihasilkan oleh pemeliharaan percobaan posisi mata
ekstrim. Ini adalah bentuk paling umum dari nistagmus. Gaze-evoked
nistagmus adalah karena sinyal posisi mata kekurangan jaringan integrator
saraf. Dengan demikian, mata tidak dapat dipertahankan pada posisi orbit
eksentrik dan ditarik kembali ke posisi utama oleh pasukan elastis pada fascia
orbital. Kemudian, perbaikan saccade bergerak mata kembali ke posisi
eksentrik di orbit. Pandangan-evoked nistagmus dapat disebabkan oleh lesi
struktural yang melibatkan jaringan integrator saraf, yang tersebar antara
vestibulocerebellum itu, medula (wilayah inti prepositus hypoglossi dan inti
vestibular berdekatan medial [NPH / MVN]), dan inti interstitial Cajal (INC).
Pasien sembuh dari kelumpuhan pandangan melewati masa di mana mereka
dapat memandang ke arah dari cerebral sebelumnya, tetapi mereka tidak dapat
mempertahankan pandangannya ke arah itu, karena itu, mata melayang
perlahan-lahan kembali ke posisi utama diikuti dengan perbaikan saccade .
Ketika hal ini berulang-ulang, tatapan-tatapan-membangkitkan atau paretic
hasil nistagmus. Nistagmus Gaze-membangkitkan sering ditemui pada pasien
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : Ummi Zahra Simbolon
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN NIM : 130100030

sehat; dalam hal ini, hal itu disebut titik akhir nistagmus. Akhir-point
nistagmus biasanya dapat dibedakan dari pandangan-evoked nistagmus
disebabkan oleh penyakit, dalam bahwa yang pertama memiliki intensitas
yang lebih rendah dan lebih penting lagi, tidak terkait dengan kelainan okular
bermotor lainnya.
i.Spasmus nutans
Spasmus nutans adalah suatu kondisi yang jarang terjadi dengan triad klinis
nystagmus, kepala mengangguk-angguk, dan tortikolis. Onset adalah dari usia
3-15 bulan dengan hilangnya oleh 3 atau 4 tahun. Jarang, mungkin hadir untuk
usia 5-6 tahun. Nistagmus ini biasanya terdiri dari amplitudo kecil, osilasi
frekuensi tinggi dan biasanya bilateral, tetapi bisa bermata, asimetris, dan
variabel dalam posisi yang berbeda dari pandangan.
j.Periodik alternating nistagmus
Nistagmus alternating periodik adalah, konjugasi brengsek nistagmus
horisontal dengan fase cepat mengalahkan satu arah untuk jangka waktu
sekitar 1-2 menit. Nistagmus ini memiliki fase netral intervensi berlangsung
10-20 detik, nistagmus mulai mengalahkan dalam arah yang berlawanan
selama 1-2 menit, kemudian, proses berulang. Mekanisme yang diduga adalah
gangguan dari vestibulo-okular saluran di persimpangan pontomedullary .
k. Abducting nystagmus of internuclear ophthalmoplegia
Abducting nystagmus of internuclear ophthalmoplegia (INO) adalah, seperti
namanya, nystagmus di mata menculik kontralateral ke fasciculus membujur
medial (MLF) lesi.11

2.2.4. Klasifikasi
Ada lebih dari 40 jenis nistagmus tetapi biasanya hanya digolongkan ke dalam
dua kategori dasar:
a. Nistagmus hadir sejak awal dalam kehidupan, dikenal sebagai nistagmus
onset awal, atau kongenital nistagmus, sering disertai kehilangan penglihatan
yang diperoleh pada atau segera setelah lahir dan mungkin salah satu tanda
pertama bahwa seorang anak memiliki kehilangan penglihatan. Antara lain:
• Nistagmus congenital sesorik. Disini pergerakan memiliki kecepatan yang
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : Ummi Zahra Simbolon
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN NIM : 130100030

sama pada kedua arah (nistagmus pendular) atau merupakan jerk nistagmus.
Nistagmus ini berhubungan dengan penglihatan buruk (misal katarak
congenital, albinisme).
• Nistagmus congenital motorik merupakan jerk nistagmus yang timbul saat
lahir pada anak tanpa defek visual.12
b. Nistagmus yang berkembang di kemudian hari disebut Acquired
nystagmus.
Secara patologis,
• Jerk nistagmus terdapat pada:
Pada penyakit serebelar, dimana nistagmus memburuk jika di arahkan ke sisi
lesi. Pergerakan cepat mengarah ke sisi lesi
Pada pengunaan beberapa obat (barbiturate)
Pada kerusakan labirin dan hubungan pusatnya di mana terjadi jerk Istagmus
halus. Fase cepat dari pergerakan menjauhi lesi dan biasanya hanya ada pada
tahap akut.
• Upbeat nistagmus (fase cepat ke atas) umumnya dihubungkan dengan
penyakit batang otak. Bisa juga di dapat pada keracunan, misal pada konsumsi
alkohol berlebih.
• Downbeat nistagmus didapatkan pada pasien dengan lesi fosa posterior di
dekat sambungan servikomedular(missal malformasi chiari di mana jaringan
serebral melewati foramen magnum). Juga bisa didapatkan pada pasien
dieliminisasi dan keadaan kearacunan.
• Nistagmus terbangkitkan oleh pandangan/gaze-evoked nystagmus terdapat
pada pasien dengan palsi saraf atau kelemahan otot ekstraokular pada saat
melihat kea rah otot yang terkena. Fase cepat dari pergerakan berada dalam
lapangan kerja otot yang lemah. Pasien dengan nistagmus di dapat
mengeluhkan bahwa lingkungan visual terus menerus bergerak(osilopsia).12

2.2.5. PEMERIKSAAN NISTAGMUS


Pemeriksaan nistagmus dilakukan waktu memeriksa gerakan bola mata.
Waktu memeriksa bola mata , harus diperhatikan apakah ada nistagmus. Nistagmus
adalah gerakan alternating-balik bola mata yang involunter dan ritmik. Untuk
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : Ummi Zahra Simbolon
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN NIM : 130100030

maksud ini maka penderita disuruh melirik terus ke satu arah(misalnya ke kanan,
ke kiri, ke atas, bawah) selama jangkawaktu 5 atau 6 detik. Jika ada nistagmus hal
ini akan terlihat dalam jangka waktu tersebut. Akan tetapi, mata jangan terlalu jauh
dilirikan, sebab hal demikian dapat menimbulkan nistagmus pada orang yang
normal (end position nystagmus, nistagmus posisi ujung)
Bila dijumpai ada nistagmus harus diperiksa:13
1. Jenis gerakanya : penduler(gerakan alternating balik yang sama cepatnya), ada
komponen cepat dan lambat,’jerk nystagmus”. “Jerk nystagmus” ini dapat
horizontal atau vertical atau rotatoar(gerak putar alternating balik)
Nistagmus penduler (komponen gerak sama cepatnya) dapat dijumpai pada
penderita dengan visus yang buruk sejak dari bayi, kelainan di macula, koriotenitis,
kekeruhan media mata, albinisme, atau merupakan kelainan herediter (dengan visus
yang baik)
2. Bidang gerakanya: horizontal, vertical, rotatoar atau campuran
3. Frekuensinya: cepat atau lambat
4. Amplitudonya: besar atau kecil, kasar atau halus
5. Arah gerakanya yaitu arah dari komponen cepatnya. Bila dikatakan nistagmus
horizontal kanan, ini berarti komponen cepatnya ialah ke horizontal kanan.
Sebetulnya lesi berada di sebelah komponen lambatnya,. Karena komponen lambat
inilah yang esensial pada nistagmus. Timbulnya nistagmus ialah karena lemahnya
mata untuk mengadakan deviation conjugee yang volunteer.
6. Derajatnya :
Derajat 1 : nistagmus muncul bila melirik kea rah komponen cepat;
Derajat II: juga ada jika melihat ke depan;
Derajat III: juga ada bila melirik kea rah komponen lambat.
7. Lamanya : apakah menetap (permanen), atau berlalu(menghilang setelah
beberapa waktu, hari atau, minggu).
Di samping itu perlu pula diselidiki hal berikut:14
1. Apakah nistagmusnya fisiologis atau patologis, end position nistagmus dapat
fisiologis
2. Apakah congenital atau didapat
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : Ummi Zahra Simbolon
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN NIM : 130100030

3. Apakah vestibuler (perifer, yaitu kelainannya pada = labirin, nervus VIII) atau
sentral
4. Apakah ada nistagmus sikap (nistagmus posisional, “positional nystagmus”)
ialah nistagmus yang terjadi atau bertambah hebat pada posisi tertentu dari kepala.
Nistagmus vestibular adalah nistagmus yang disertai rasa puyeng
(vertigo). Pada kerusakan di labirin terjadi nistagmus dengan komponen cepat ke
arah kontralateral dari lesi, sedang arah dari salah satu-tunjuk (past pointing) dan
jatuh ke sisi lesi. Nistagmus vestibuler biasanya tidak menetap, menghilang setelah
beberapa waktu, nistagmus sentral dapat menetap dan berlalu (menghilang setelah
beberapa waktu).
Nistagmus vestibular dapat bersifat horizontal dan horizontal rotatoar.
Nistagmus horizontal dapat bersifat vertical atau rotatoar. Nistagmus
vertical menunjukan adanya lesi di batang otak, yaitu di daerah mesensefalon atau
medulla oblongata. Nistagmus horizontal dapat terlihat pada lesi di tegmentum
pons dan mesensefalon. Nistagmus horizontal-rotatoar atau rotatoar dapat dijunpai
pada lesi di medulla oblongata(siringobulbi, sindrom wellenberg).
Nistagmus sikap (positional nystagmus) ialah nistgmus yang terjadi atau
bertambah hebat pada posisi tertentu dari kepala.14

2.2.6. ETIOLOGI DAN KLINIS


Etiologi
1. Awal onset nistagmus:
Pediatric nystagmus mungkin disebabkan oleh masalah dengan mata atau jalur
visual terkemuka dari otak ke mata. Jenis nystagmus biasanya pertama yang
diamati antara 6 minggu dan 8 minggu umur dan dapat dikaitkan dengan
albinisme, saraf optik masalah atau masalah retina katarak kecil, coloboma.
Ada kemungkinan menjadi faktor genetik dan dalam kenyataannya dokter
baru-baru ini mengumumkan sebuah terobosan dalam penemuan gen yang
terkait dengan nystagmus yang memegang janji besar untuk perawatan masa
depan. Banyak pasien tidak memiliki mata apapun, otak atau masalah
kesehatan lainnya dan dalam kasus-kasus kondisi ini dikenal sebagai
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : Ummi Zahra Simbolon
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN NIM : 130100030

nistagmus idiopatik bawaan (yang berarti bahwa nystagmus dimulai awal dan
penyebabnya tidak diketahui).
Nistagmus yang terkait dengan albinisme memiliki karakteristik yang mirip
dengan nistagmus idiopatik tetapi biasanya tidak hadir sampai setelah usia 2
bulan. Nistagmus juga dapat ditemukan pada anak-anak dengan sindrom
Downs.15
2. Acquired nystagmus: Nistagmus dapat diperoleh di kemudian hari karena
disfungsi saraf seperti cedera kepala, multiple sclerosis atau tumor otak.
Nistagmus juga bisa disebabkan oleh lesi di otak kecil, daerah batang otak
tempat saraf kranial vestibular timbul atau lebih di sepanjang jalur vestibular
Nistagmus bisa warisan ataupun akibat dari masalah sensorik atau neurologis.
Nistagmus sering terjadi dengan kondisi mata seperti katarak kecil, albinisme,
atrofi saraf optik, coloboma, dll. Dalam beberapa kasus nistagmus terjadi
untuk alasan yang tak dikenal (idiopatik). Hal ini juga dapat berkembang di
kemudian hari kadang-kadang sebagai akibat dari kecelakaan atau penyakit
(misalnya multiple sclerosis atau stroke), terutama yang mempengaruhi sistem
motor, ketika itu dikenal sebagai nistagmus acquired. Gerakan mata yang
abnormal menunjukkan adanya kelainan fungsi di telinga bagian dalam atau
saraf yang menghubungkannya dengan otak.15

Klinis
Karakteristik gerakan mata yang cepat dan memiringkan kepala dapat diamati.
Penurunan ketajaman visual dan bidang visual berkurang. Individu dapat melihat
gambar ganda (diplopia), atau memiliki gangguan pendengaran dikaitkan dengan
gangguan keseimbangan dan orientasi (sistem vestibular).
Nystagmus dikaitkan dengan visus kurang, konstan gerakan mata yang semakin
memburuk dengan lelah atau stres, fluktuasi visus, kadang-kadang dengan
mengangguk kepala dan sering kepala diarahkan pada suatu sudut dan mata
dimenuju ke satu sisi (ini memperlambat gerakan, menyediakan titik nol dan
memungkinkan untuk penglihatan yang lebih baik).
Pasien dengan nystagmus sering memiliki masalah visus lain seperti Silindris yang
memerlukan resep kacamata dan strabismus. Penurunan untuk visus berkenaan dgn
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : Ummi Zahra Simbolon
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN NIM : 130100030

penggunaan teropong adalah umum dengan nystagmus onset dini dan gangguan
persepsi kedalaman secara tidak langsung pada banyak pasien.
Kehadiran disk optik pucat, atau riwayat kehilangan penglihatan yang progresif,
harus menunjukkan bahwa nystagmus tersebut diperoleh dan mungkin karena
neoplasma melibatkan sistem visual.15

2.2.7. Manajemen
Tidak ada obat untuk nistagmus itu sendiri, tetapi pengobatan dapat
diarahkan pada penyebab yang mendasarinya. Misalnya, tumor batang otak
mungkin membutuhkan pembedahan. Nistagmus disebabkan oleh toksisitas obat
dapat mengatasi ketika dosis obat dikurangi atau obat dihentikan. Perawatan
termasuk lensa korektif, prisma atau operasi dapat membantu meningkatkan
ketajaman visual, meningkatkan penampilan individu, dan / atau mengurangi
nistagmus. Karena lensa kontak bergerak dengan mata, mereka memungkinkan
mata untuk fokus melalui pusat optik lensa setiap saat dan karena itu lebih efektif
daripada kacamata untuk mengoreksi penglihatan jika titik nol ada. Sensasi yang
menyertai gerakan kecil dari lensa kontak pada mata telah ditunjukkan dalam
beberapa studi untuk membantu mengurangi nistagmus.16
Prisma dapat digunakan ketika seseorang memiliki masalah dengan
pekerjaan atau mengemudi. Dalam kasus ini, prisma menghilangkan AHP dan
meningkatkan ketajaman visual. Para prisma umumnya ditempatkan dengan puncak
menuju titik nol dari setiap mata, sehingga mata bergerak ke posisi primer.
Penggunaan prisma terbatas pada individu dengan visi yang efektif di kedua mata
Kekurangan prisma termasuk berat badan meningkat kacamata prisma dan
penampilan canggung.16
Pembedahan dapat memperbaiki AHP dengan mengarahkan mata ke arah
pergeseran kepala. Ini menggeser titik nol ke posisi lurus ke depan. Operasi
melibatkan memanjang dan melemahkan empat otot horisontal sekitar mata.
Prosedur pembedahan lain memperpendek otot horisontal luar (recti lateral) mata
dalam rangka mendorong konvergensi, yang menghambat nistagmus tersebut.
Prosedur ini hanya dapat dilakukan pada individu dengan visi berkenaan dgn
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : Ummi Zahra Simbolon
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN NIM : 130100030

teropong. Komplikasi dari operasi termasuk over AHP, visi ganda, dan kesulitan
menggerakkan mata ke arah tertentu.16
Sebuah terapi baru melibatkan suntikan zat beracun (toksin botulinum) ke
dalam otot-otot tertentu yang bertanggung jawab untuk memutar mata untuk
meminimalkan gerakan abnormal terkait dengan nystagmus. Hasil jangka pendek,
dan komplikasi yang terkait dengan perawatan ini termasuk efek buruk pada gerakan
mata lain dan kemungkinan perkembangan penglihatan ganda (diplopia) atau
kelopak mata terkulai (ptosis).16

2.2.7. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Beberapa tes digunakan untuk mendiagnosa atau mengesampingkan
berbagai jenis nistagmus. Seorang individu mungkin diminta untuk melihat ke
berbagai arah pada perintah (perintah gerakan) untuk menguji gerakan mata dan
fiksasi. Individu mungkin akan diminta untuk menahan kepala masih sewaktu
menggunakan mata untuk mengikuti sasaran yang bergerak (mengejar tes sistem).
Dalam tes nistagmus atau OKN optokinetic, individu memegang kepala masih
sementara target menonton bergerak secara bersamaan dalam arah yang berbeda.
OKN pengujian membantu mendiagnosa nistagmus kongenital dan dapat
menunjukkan apakah gerakan okular biasa masih utuh.13
Tes gerakan lain mata (electronystagmography atau ENG) diarahkan
untuk menemukan keseimbangan mungkin dan orientasi (sistem vestibular) kelainan
atau disfungsi saraf. Manuver "kepala uji Doll" atau oculocephalic sebagian
melibatkan memiliki pasien menggerakkan kepala dalam satu arah sementara mata
memutar dalam arah yang berlawanan. Tes ini menilai apakah bagian dari batang
otak yang terlibat dalam transmisi gerakan mata masih berfungsi. Pengujian kalori
yang digunakan pada sistem vestibular dan mengevaluasi bagaimana mata bereaksi
ketika air hangat atau air es dituangkan ke satu telinga sekaligus. Neuroimaging
pengujian dilakukan (MRI atau CT) untuk menentukan apakah nistagmus yang
diperoleh mungkin melibatkan saraf utama (saraf kranial kedelapan) atau batang otak
yang mempengaruhi jalur keseimbangan. Jika keracunan obat diduga, tingkat darah
obat dan pengujian untuk penggunaan narkoba ilegal dapat diindikasikan.13
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : Ummi Zahra Simbolon
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN NIM : 130100030

2.2.8. PROGNOSA
Nistagmus kongenital biasanya merupakan keadaan yang ringan . Hal ini
tidak dapat disembuhkan, tetapi gejalanya dapat dikurangi dengan kacamata atau
lensa kontak. Visus koreksi terbaik bagi sebagian besar individu dengan niistagmus
kongenital adalah antara 20/40 dan 20/70, tapi koreksi 20/20 adalah mungkin bagi
beberapa orang. Nystagmus berhubungan dengan spasmus nutans menyelesaikan
secara spontan sebelum anak mencapai usia sekolah. Prognosis untuk nystagmus
acquired tergantung pada penyebabnya. Jika kondisi ini disebabkan efek samping
dari obat, dengan cara mengurangi atau mengganti obat yang digunakan selama
sakit sehingga akhirnya nistagmus tersebut dapat hilang.17
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : Ummi Zahra Simbolon
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN NIM : 130100030

BAB 3

Kesimpulan
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : Ummi Zahra Simbolon
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN NIM : 130100030

DAFTAR PUSTAKA

1. Stahl JS, Plant GT, Leigh RJ. Medical treatment of nystagmus and its visual
consequences. J R Soc Med 2002;95:235e7.
2. Sarvananthan N, Surendran M, Roberts EO, Jain S, Thomas S,Shah N, et al.
The prevalence of nystagmus: the Leicestershire nystagmus survey. Invest
Ophthalmol Vis Sci 2009;50:5201-6.
3. Gottlob I. Nystagmus. Curr Opin Ophthalmol 2001;12:378e83.
4. Hoyt CS, Mousel DK, Weber AA. Transient supranuclear disturbances of gaze
in healthy neonates. AmJ Ophthalmol 1980; 89: 708-13.
5. Derrickson bryan, tortora Gerard.2011.Principles of Anatomy and Physiology.
13th edition.
6. Anatomy and Physiologi of the eye. Shea, Caroline. 2012. Anatomy and
physiologi of eye ball
7. Atlas histologi difiore. Edisi 11.Eroschenko, Victor. p:515.
8. James, bruce.dkk.2006. lecture notes oftalmologi edisi kesembilan.Jakarta:
Erlangga
9. Straube, A., Bronstein, A. and Straumann, D. (2012); Nystagmus and
oscillopsia. European Journal of Neurology, 19: 6–14. doi:10.1111/j.1468-
1331.2011.03503.x
10. http://emedicine.medscape.com/article/1199177-overview
11. http://www.mdguidelines.com
12. James, bruce.dkk.2006. lecture notes oftalmologi edisi kesembilan.Jakarta:
Erlangga
13. Strupp M, Kremmyda O, Adamczyk C, et al; Central ocular motor disorders,
including gaze palsy and nystagmus. J Neurol. 2014 Sep;261 Suppl 2:S542-58.
doi: 10.1007/s00415-014-7385-9.
14. Nystagmus; Royal National Institute of Blind People (RNIB)
15. https://www.researchgate.net/publication/299392502
16. Thurtell MJ, Leigh RJ; Treatment of nystagmus. Curr Treat Options Neurol.
2012 Feb;14(1):60-72. doi: 10.1007/s11940-011-0154-5.
17. http://www.healthofchildren.com/N-O/Nystagmus.html
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : Ummi Zahra Simbolon
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN NIM : 130100030

Anda mungkin juga menyukai