Anda di halaman 1dari 5

DEMAM BERDARAH

Apa itu Demam Berdarah (DBD) ?


Demam berdarah atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh
infeksi virus Dengue. Virus ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti dan Aedes albopictus, yang hidup di wilayah tropis dan subtropis. Virus dengue dapat
berkembang menjadi hal yang dapat mengancam jiwa (severe dengue), mengakibatkan nyeri perut
dan muntah, sulit bernapas, dan penurunan trombosit darah yang bisa mengakibatkan pendarahan
internal. Diperkirakan terdapat setidaknya 50 juta kasus demam berdarah di seluruh dunia tiap
tahunnya.
Hingga saat ini belum ada penanganan yang spesifik untuk demam berdarah. Namun, vaksin
demam berdarah telah dikembangkan oleh WHO pada bulan April 2016. Vaksin tersebut
berfungsi untuk mencegah terjadinya fase ke-2 demam berdarah.
Sepanjang 2017, diketahui ada sekitar 59.000 kasus demam berdarah di seluruh Indonesia,
dengan lebih dari 400 kasus di antaranya berakhir dengan kematian. Karena jumlah
penduduknya yang juga banyak, Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, menyumbang kasus
DBD terbanyak untuk tahun 2017, yaitu lebih dari 7000 kasus di masing-masing provinsi.

GEJALA

Demam

Pusing

Nyeri pada bola


mata, sendi, otot
dan ruam

Pembesaran hati

Syok

Trombositopenia
Kebocoran
plasma

Tempat bersarangnya nyamuk Aedes Aegypti:


 Nyamuk bersarang di dalam ruangan, dalam lemari, dan tempat-tempat gelap lainnya. Di luar, mereka tinggal di tempat yang dingin
dan gelap.

 Nyamuk betina bertelur di wadah air yang terdapat di dalam maupun di lingkungan rumah, sekolah, dan area lainnya. Telur akan
berkembang menjadi nyamuk dewasa dalam waktu 10 hari.

Bagaimana virus dengue menyebar ?

Virus dengue disebarkan oleh infeksi gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk tersebut mendapatkan virus dengan
menggiggit orang yang telah terinfeksi. Gejala perdarahan berlangsung setelah terjadi demam selama 3-7 hari.
Demam tinggi berlangsung selama 5-6 hari (39-40 ̊C), lalu demam akan turun pada hari ketiga atau keempat namun
setelah itu akan muncul lagi.

Langkah menghindari gigitan nyamuk Aedes Aegypti:

 Menggunakan baju berlengan panjang dan menutupi tubuh.


 Menggunakan lotion anti nyamuk.
 Menggunakan obat anti nyamuk bakar atau elektrik di dalam ruangan pada siang hari.
 Pakaikan kelambu anti nyamuk pada bayi agar tidak tergigit nyamuk.
 Pastikan tubuh Anda selalu fit, karena jika tubuh kurang fit maka akan lebih cepat terinfeksi gigitan nyamuk.

Fase Demam Berdarah

Ada tiga tahapan yang akan dilalui penderita demam berdarah, yaitu:

1. Fase demam, kehadiran virus dalam aliran darah yang menyebabkan demam tinggi. Tingkat veremia
dan demam biasanya erat mengikuti satu sama lain. Kehadiran virus dengue yang tertinggi ialah tiga
atau empat hari setelah demam pertama muncul.
2. Fase kritis, terdapat berbagai kebocoran plasma secara tiba-tiba ke dalam rongga pleura dan perut.
Pasien menunjukkan tanda-tanda penyempitan intravaskuler, syok, atau pendarahan berat, dan harus
segera di rawat di rumah sakit.
3. Fase penyembuhan, kebocoran plasma berhenti, seiring dengan reabsorpsi plasma dan cairan.
Indikator yang menunjukkan masuknya fase penyembuhan ialah kembalinya nafsu makan, stabilnya
tanda-tanda vital (tekanan nadi melebar, denyut nadi teraba kuat), kadar hematokrit kembali normal,
meningkatnya urin dan pemulihan ruam-ruam dengue (kulit kadang terasa gatal dan berbintik-bintik
merah, dengan pulau-pulau bulat kecil yang tidak mempengaruhi kulit).

Tanda-Tanda Anda Dalam Fase Kritis

Menghilangnya demam menandakan bahwa pasien sedang memasuki fase kritis. Indikator yang
menyatakan pasien telah memasuki fase kritis mencakup perubahan mendadak dari tinggi suhu 38°C ke
suhu normal atau di bawah normal, trombositopenia/penurunan trombosit (≤100.000 sel/mm³) dengan
kenaikan hematokrit (perbandingan sel darah merah dengan volume darah) yang meningkat (kenaikan
≥20% dari garis dasar), hipoalbuminemia (kekurangan albumin/protein) atau hipokolesterolemia
(kolesterol yang melebihi kadar normal), efusi pleura (penumpukan cairan di dada) atau ascites
(penumpukan cairan di perut) dan tanda-tanda syok.

“Be healthy”
“Eat well, live well”
Fase kritis setelah/saat menurunnya demam
dapat ketahui dengan tanda-tanda:

 Nyeri pada perut


 Muntah terus-menerus
 Akumulasi cairan klinis (efusi pleura atau ascites)
 Pendarahan pada membran mukosa
 Lesu dan gelisah
 Pembengkakan hati (±2cm)
 Peningkatan hematokrit bersamaan dengan menurunnya trombosit

Tingkat Keparahan Demam Berdarah:

Setelah mendapatkan hasil tes darah pasien dari laboratorium, dokter selanjutnya akan membagi
tingkat parah penyakit demam berdarah yang diderita, terbagi menjadi beberapa kriteria antara
lain:

1. Stadium Pertama

Terjadi infeksi virus dengan derajat pendarahan yang tampak hanya melalui indikator positif pada
saat uji tourniquet yaitu alat untuk mengerutkan dan menekan guna mengontrol aliran darah.

2. Stadium Lanjutan

Ditandai dengan pendarahan tiba-tiba seperti bintik merah dan mimisan. Selanjutnya bisa memasuki
DBD tingkat ke-2, di mana penderita mengalami syok (menarik diri) yang ditandai dengan kondisi
suhu badan dingin di bagian tangan dan kaki, lalu nadi cepat tapi lemah, kesadaran menurun dengan
tekanan nadi yang masih terukur.

3. Stadium Akut

Dalam istilah kedokteran, ini disebut sebagai DSS (Dengue Shock Syndrome), yang disertai tanda
seperti kesadaran menurun bahkan koma. Selanjutnya ditandai dengan nadi sangat llemah bahkan
nyaris tidak teraba, hingga tekanan nadi tidak bisa diukur.

Sangat dianjurkan untuk melakukan perawatan sedini mungkin sebelum memasuki stadium pertama.
Dengan mengetahui dan melakukan perawatan sejak awal, penyakit DBD ini akan mudah disembuhkan.

Bagaimana cara pencegahannya ?


Untuk mencegah terjangkitnya penyakit demam berdarah, maka perlu
memperhatikan dan melakukan beberapa hal sebagai berikut:

 Budayakan hidup bersih, bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan sekitar


 Menggunakan losion anti nyamuk, dengan kandungan N-diethylmetatoluamide
yang secara umum terbukti efektif, tetapi penggunaan losion tdak dianjurkan
untuk anak di bawah usia 2 tahun
 Pasang kawat anti nyamuk di bagian ventilasi rumah
 Bersihkan tempat bersarang nyamuk, dengan menutup penampungan air yang
berpotensi menjadi sarang jentik nyamuk. Taburkan serbuk abate agar jentik
nyamuk mati
 Membasmi nyamuk dengan Fogging (pengasapan). Sebagai langkah sterilisasi
lingkungan dan menekan populasi nyamuk, maka fogging cukup efektif
menekan jentik nyamuk untuk tumbuh dan berkembang biak.

Di fase awal penyakit DBD ini menyerang, banyak literatur menyebutkan bahwa demam ini memang
bisa sembuh dengan teknik perawatan di rumah. Ini adalah masa ketika masih belum memasuki
tahapan stadium pertama atau berubah dari demam dengue menjadi dengue dan DSS. Di fase awal
atau ringan bisa melakukan perawatan sendiri, seperti: Istirahat yang cukup
 Konsumsi parasetamol dan acetaminophen sesuai dosisnya untuk meredakan demam dan nyeri
 Hindari aktivitas yang berat hingga kondisi benar-benar pulih
 Konsumsi banyak air mineral untuk mencegah dehidrasi, karena suhu tubuh tinggi dan muntah
 Umumnya dokter melarang konsumsi obatan-obatan seperti ibuprofen, naproxen sodium, juga
aspirin karena bisa memicu pendarahan di dalam.

PENATALAKSANAAN
Pengobatan yang dapat diberikan adalah:
1. Pemberian obat penurun panas (dapat diberikan setiap 4 jam)
2. Pemberian cairan, baik melalui mulut (oralit) maupun pembuluh darah (intravena/infus)
3. Pemberian obat anti muntah, bila pasien merasa mual.
PERHATIAN !!!
Penderita harus dirawat bila ditemukan gejala-gejala di bawah ini:

 Takikardi (denyut jantung meningkat)

 Kulit pucat dan dingin

 Denyut nadi melemah

 Perubahan kesadaran, penderita terlihat mengantuk atau tertidur terus-menerus

 Air kemih sangat sedikit

 Peningkatan hematokrit secara tiba-tiba

 Tekanan darah menurun

Jika terdapat tanda-tanda tersebut, berarti penderita mengalami dehidrasi yang signifikan (>10% berat badan
normal), sehingga diperlukan penggantian cairan segera secara intravena. Cairan pengganti yang diberikan dapat
berupa larutan garam fisiologis, ringer laktat atau ringer asetat, plasma, dan plasma substitusi. Pemberian cairan
pengganti harus diawasi selama 24 - 48 jam, dan dihentikan setelah penderita terrehidrasi, biasanya ditandai dengan
jumlah air kemih yang memadai, denyut nadi yang kuat dan perbaikan tekanan darah.

Anda mungkin juga menyukai