Anda di halaman 1dari 2

Pengaruh Pembelajaran Teaching Factory terhadap Minat Berwirausaha Peserta Didik

Prodi Teknik Kendaraan Ringan

“Danang Bayu Setiawan, Wahyu Prasetiyo Utomo, Angga Tribuana, Nanang Sopyan Riyadi”
Pendidikan Teknik Otomotif S1
Universitas Negari Semarang

Pendahuluan
Latar Belakang Roadmap pengembangan SMK
2010-2014 (direktorat PSMK: 2009),
Sekarang negara Indonesia adalah
teaching factory digunakan sebagai salah
negara yang masih berkembang
satu model untuk memberdayakan SMK
dikarenakan masih minimnya masyarakat
dalam menciptakan lulusan yang berjiwa
yang belum dapat bekerja secara mandiri
wirausaha dan memiliki kompetensi
dibuktikan dengan data menurut Menteri
keahlian melalui pengembangan kerjasama
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
dengan industri. Menurut Ibnu Siswanto
(UKM) Anak Agung Gede Ngurah
(2015), teaching factory bertujuan untuk
Puspayoga (Tempo.co, 8 Maret 2016)
meningkatkan kualitas pembelajaran
mengatakan, minat wirausaha di indonesia
melalui wahana belajar sambil berbuat
masih rendah. Dari 250 juta penduduk
(learning by doing). Dengan pendekatan
indonesia, hanya 1,56 persen yang
model seperti ini, akan menumbuhkan jiwa
berwirausaha. Angka tersebut sengat kecil
wirausaha bagi peserta didik.
dibandingkan dengan singapura yang
mencapai 7 persen serta cina dan jepang Motivasi sangatlah dibutuhkan
yang sudah diatas 10 persen. Dari data untuk melakukan loncatan awal
tersebut dapat dibuktikan bahwa pada berwirausaha karena menjadi seorang
dasarnya masyarakat Indonesia masih wirausaha harus dari dirinya sendiri, yang
lebih suka menjadi pegawai atau dapat juga dinyatakan oleh Pater Drucker (1993)
disebut sebagai buruh terhadap orang lain, bahwa seluruh proses perubahan ekonomi
yang juga diteliti oleh Rahayu (2013: 5) pada akhirnya tergantung oleh orang yang
yang menyatakan bahwa sebagian besar menyebabkan timbulnya perubahan
lulusan khususnya SMK dan perguruan tersebut yakni sang “entrepreneur”.dan
tinggi lebih sebagai pencari kerja (job motivasi saja bukanlah cukup untuk
seeker) daripada pencipta la-pangan menjadi wirausahawan tetapi juga harus
pekerjaan (job creator). Hal tersebut juga dengan dibekali oleh ilmu/pengetahuan
dikarenakan oleh beberapa faktor yang dimiliki sehingga ketika mau
diantaranya tentang lemahnya motivasi membuat suatu usaha tidak merasa
atau pola pikir siswa terhadap kekreatifan canggung lagi. Seperti yang dinyatakan
dalam berkerja sesuai pemikiran pemikiran oleh Aditya Dion Mahesa & Edy Rahardja
siswa yang dimilikinya. Dari hal tersebut (2012) Hal ini bertujuan agar saat mereka
dapat menyebabkan lemahnya keinginan lulus dan terjun langsung kemasyarakat,
dan kemauan untuk berwirausaha. mereka memiliki cukup ilmu dan mental
untuk menjadi seorang entrepreneur.
Menumbuhkan motivasi dalam kasus dengan sebab akibat. Penelitian
berwirausaha dalam diri seseorang tidaklah bersifat induktif, yaitu mencari dan
mudah jadi perlu adanya langkah atau mengumpulkan data dari lapangan untuk
teknik yang sesuai, seperti cara yang telah diolah dengan mencari tujuan untuk
dijelaskan oleh (Purnama, 2009) “untuk mengetahui faktor,dan sifat dari fenomena
menumbuhkan minat berwirausaha dalam yang ada di masyarakat ( Nazir, 1998).
diri seseorang maka orang tersebut harus Analisis data menggunakan inferensial
menerima semua proses yang terjadi dalam yaitu data sampel dari populasi yang
Wirausaha.”. Hal tersebut dapat didapat diteliti, penganalisisan data menggunakan
melaui model pembelajaran Teaching parametrik dengan alat uji hipotesis regresi
Factory , Karena dalam Teaching Factory linieritas.
mengintegrasikan proses pembelajaran Analisis regresi linier adalah hubungan
untuk menghasilkan produk maupun jasa segaris antara variabel bebas (X) dengan
yang layak jual untuk menghasilkan nilai variabel terikat (Y),
tambah untuk sekolah ( Direktorat
Pembinaan SMK, 2008 ). Artinya dengan Variabel Variabel
kompetensi yang diperoleh sesuai dengan Bebas (X) Terikat (Y)
Pembelajaran Minat
proses sebenarnya dalam industri dapat Teaching Wirausaha
menghasilkan jiwa kewirausahaan bagi diri Factory Peserta Didik
siswa, karena telah mememiliki
kompetensi yang lebih mumpuni. dengan Guna mengetahui arah hubungan antar
itu menurut Suherman (2015) mengatakan variabel menghasilkan nilai positif atau
bahwa sekolah harus memberi bekal negatif untuk memprediksi nilai variabel
kompetensi pembelajaran kewirausahaan terikat jika nilai variabel bebas mengalami
pada siswanya karena untuk membentuk kenaikan atau penurunan.
manusia sebagai insan yang memiliki
Pengujian hipotesis regresi linieritas
karakter, pemahaman da keterampilan
adalah perbandingan antara hasil dari
sebagai wirausaha sehingga dapat
perhitungan regresi linier denganhasil
ditumbuhkan budaya penciptaan peluang
perhitungan probabilitas yang
dan pemanfaatan situasi yang ada secara
menghasilkan Hipotesis Nol (H0) atau
kreatif agar dapat bekerja secara mandiri.
Hipotesis Alternatif (HA) yang diterima.
Metode Penelitian
Pengumpulan data menggunakan cara
Metode penelitian menggunakan inferensial dengan random sampling dari 3
pendekatan kuantitatif kausal yaitu studi kelas teknik kendaraan ringan.

Anda mungkin juga menyukai