Anda di halaman 1dari 14

Konjungtivitis et causa bakteri (nyeri)

1. Permasalahan: mata kiri nyeri disertai keluar cairan sejak dua hari, mata sgt nyeri dan tdk
mau disentuh, belum memberikan pengobatan, Px fisik: mata bengkak, penuh discharge
purulen, garis-garis kemerahan di konjungtiva bulbi di perifer.
2. Diagnosis: Konjungtivitis et causa bakteri
3. Tujuan terapi
a. Mengatasi keluhan nyeri
b. Mengeradikasi kuman penyebab
4. Gol. obat
a. Analgetik
Paraaminofenol
NSAID:
- Derivat asam salisilat
- Derivat asam asetat
- Derifat asam fenamat
- Derivat asam proprionat
- Derivat asam enolat
- COX-2 selektif inhibitor
Analgesik Opioid
b. Antibiotik
Beta Lakatam: Penisilin, Sefalosporin, Karbapenem, Monobaktam
Polipeptida: Vankomisin, Basitrasin
Aminoglikosida
Makrolida
Tetrasiklin
Kloramfenikol
Sulfonamid & Trimetoprin
Quinolon & Fluroquinolon
Klindamisin
5. Pemilihan gol. obat
a. Analgetik
NSAID derivat asam fenamat: Efikasi punya efek analgesik sehingga dapat mengatasi
nyeri, aman diberikan dan tidak punya efek samping gangguan penglihatan, banyak
tersedia dan ada di puskesmas, terjangkau.
Gol lain tidak dipilih karena terdapat golongan yang efek analgesik tidak lebih baik dari
gol terpilih, efek sampin gol obat lain lebih besar dari gol obat terpilih dan terdapat
golongan dgn efek samping dapat menyebabkan gangguan penglihatan (asam
propionat) shg kurang aman diberikan dan
b. Antibiotik
Kloramfenikol -> Efikasi : spektrum luas dan digunakan untuk pengobatan infeksi pada
bagian luar bola mata dan adneksanya. Safety : aman diberikan pada pasien di skenario
(tidak ada kontraindikasi), toksisitas korneal lebih rendah dari gentamisin (alternatif
kloramfenikol untuk konjungtivitis). Suitability : terdapat sediaan topikal, yaitu salep

1
mata dan tetes mata sehingga cocok untuk pasien di skenario, terdapat di Puskesmas.
Cost : Ada sediaan generik sehingga harga terjangkau.
Alasan menolak golongan lain: Tidak terdapat sediaan yang cocok untuk pasien dalam
skenario di puskesmas, terdapat sediaan yang cocok dari golongan Aminoglikosida
(gentamisin) namun toksisitas pada korneal realif tinggi
- Golongan beta laktam : Sediaan topikalnya tidak digunakan untuk infeksi pada bagian
luar bola mata dan adneksanya.
- Aminoglikosida : Salah satu obat dari golongan ini (gentamisin) dapat diberikan pada
kongjungtivitis bakterial sebagai alternatif selain kloramfenikol.
- Tetrasiklin : antibiotik spektrum luas, misalnya Mycoplasma, Clamidia, Malaria, H.
pylori, Acne, Riketsia, efektivitas meningkat pada bakteri Gram negatif, sediaan topikal
untuk akne.
- Kuinolon dan fluorokuinolon : antibiotik spektrum luas untuk Gram negatif dan Gram
positif, khusus pada mata digunakan untuk mengobati ulkus pada mata, praoperasi
intraokular, keratitis, operasi katarak, dan infeksi berat. Sediaan topikal tidak ada di
Puskesmas.
6. Pemilihan obat
a. Analgetik: asam mefenamat karena merupakan satu-satu sediaan obat dari gol terpilih
yang tersedia di puskesmas
b. Antibiotik: Kloramfenikol Efikasi : antibiotik spektrum luas yang bersifat bakteriostatik
yang aktif terhadap bakteri Gram negatif dan positif (aerob dan anaerob). Golongan
obat ini digunakan untuk pengobatan infeksi pada bagian luar bola mata dan
adneksanya. Safety : aman diberikan pada pasien di skenario (tidak ada kontraindikasi).
Adanya sediaan topikal menimbulkan efek samping lokal untuk infeksi supefisial,
sehingga efek sistemik dari pemberian antibiotik dapat dihindari. Suitability : Khusus
sediaan topikal untuk mata terdapat sediaan tetes mata 0,5%, tetes mata 1%, dan salep
mata 1%, yang tersedia di Puskesmas. Cost : Ada sediaan generik sehingga harga murah.
7. BSO, dosis, jumlah, cara, lama, dll
a. Asam Mefenamat BSO: kaps 250 mg dan 500 mg, susp 50 mg/5 ml @60 ml, Dosis:
dewasa 500 mg 3 x 1, lama pemberian maks 7 hari,
b. Kloramfenikol BSO : kaps 250 mg, susp 125 mg/5ml 60 ml, serbuk inj. 1000 mg/ml vial
sediaan topikal untuk mata -> Tts mata 0,5%, Tts mata 1%, Salep mata 1%. Konsentrasi
yang dipilih 1% karena konsentrasi yang lebih tinggi dapat mengeradikasi bakteri lebih
efektif. Dosis dan frekuensi : Kloramfenikol tetes  1 tetes 6 kali sehari, Waktu
pemberian : 3 hari
Atau
BSO : caps 250, 500 mg, susp 125mg/5ml, serb inj 1000 mg, salep 2%, tetes mata 0.5%
dan 1%, salep mata 1%.
BSO yang terpilih adalah oral karena pasien mengeluhkan matanya sangat nyeri dan
tidak bisa disentuh sehingga tidak dapat diberikan sediaan topikal tetes mata
Dosis dan frekuensi : 50 mg/kg bb/hari dibagi dalam 4 dosis. (anggapan berat 50 kg =
250 mg) = 250/4 = 62.5 mg
Waktu pemberian10 hari

8. Resep
R/ Asam Mefenamat kaps 500 mg No. X
S prn tdd kaps I p.c

2
R/ Kloramfenikol eyedrops 1% 5 ml fl. No. IV
S 6dd gtt I opth. sin.
Atau
R/ klormafenikol susp 125 mg/ 5ml fl. 60 ml No II
S qdd ½ Cth pc
9. Edukasi
Cuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan obat
Jaga kebersihan diri, rumah, dan lingkungan
Membersihkan kotoran mata dengan teratur dan hati-hati
Obat tts mata tdk blh digunakan oleh anggota keluarga yang lain

3
Konjungtivitis et causa bakteri (nyeri hamil)
1. Permasalahan: Hamil 12 minggu (trimester I), nyeri mata kanan sejak dua hari disertai
discharge purulen, sangat kesakitan saat mata disentuh, status lokalis: mata bengkak, dan
penuh discharge mukopurulen.
2. Diagnosis : Konjungtivitis et causa bakteri
3. Tujuan terapi
a. Mengatasi keluhan nyeri
b. Mengeradikasi bakteri penyebab
4. Gol. obat
a. Analgetik
Paraaminofenol
NSAID:
- Derivat asam salisilat
- Derivat asam asetat
- Derifat asam fenamat
- Derivat asam proprionat
- Derivat asam enolat
- COX-2 selektif inhibitor
Analgesik Opioid
b. Antibiotik
Beta Lakatam: Penisilin, Sefalosporin, Karbapenem, Monobaktam
Polipeptida: Vankomisin, Basitrasin
Aminoglikosida
Makrolida
Tetrasiklin
Kloramfenikol
Sulfonamid & Trimetoprin
Quinolon & Fluroquinolon
Klindamisin
5. Pemilihan gol. obat
a. Analgetik: Paraaminofenol Karena efektif mengurangi nyeri untuk keluhan pasien, aman
untuk ibu hamil (kategori B), tersedia luas dan termasuk obat bpjs (harga murah). Obat
golongan lain ditolak karena tidak seaman paraamninofenol dan harganya relatif lebih
mahal.
b. Antibiotik : Kloramfenikol -> Efikasi : spektrum luas dan digunakan untuk pengobatan
infeksi pada bagian luar bola mata dan adneksanya. Safety : sediaan topikal aman
diberikan pada ibu hamil, toksisitas korneal lebih rendah dari gentamisin (alternatif
kloramfenikol untuk konjungtivitis). Suitability : terdapat sediaan topikal, yaitu salep
mata dan tetes mata sehingga cocok untuk pasien di skenario, terdapat di Puskesmas.
Cost : Ada sediaan generik sehingga harga terjangkau.
Gol. lain tdk dipilih karena (lihat 3A).
6. Pemilihan obat
a. Parasetamol karena mrpkn satu-satunya sediaan obat dari gol obat terpilih yg tersedia di
Indonesia.

4
b. Kloramfenikol
Efikasi : antibiotik spektrum luas yang bersifat bakteriostatik yang aktif terhadap bakteri
Gram negatif dan positif (aerob dan anaerob). Golongan obat ini digunakan untuk
pengobatan infeksi pada bagian luar bola mata dan adneksanya. Safety : sediaan topikal
aman diberikan pada ibu hamil. Adanya sediaan topikal menimbulkan efek samping lokal
untuk infeksi supefisial, sehingga efek sistemik dari pemberian antibiotik dapat dihindari.
Suitability : Khusus sediaan topikal untuk mata terdapat sediaan tetes mata 0,5%, tetes
mata 1%, dan salep mata 1%, yang tersedia di Puskesmas. Cost : Ada sediaan generik
sehingga harga murah
7. BSO, dosis, jumlah, cara, lama
a. Parasetamol BSO : tab/kap 500 mg, sir 120 mg/5ml 60 ml, drops 100 mg/ml 15 ml, inf 10
mg/ml. Dosis : berdasarkan BB 10-15 mg/kgBB, 325-1000 mg per 4-6 jam (maks 4000 mg
per hari), diberikan 10 tab.
c. Kloramfenikol BSO : kaps 250 mg, susp 125 mg/5ml 60 ml, serbuk inj. 1000 mg/ml vial
sediaan topikal untuk mata -> Tts mata 0,5%, Tts mata 1%, Salep mata 1%. Konsentrasi
yang dipilih 1% karena konsentrasi yang lebih tinggi dapat mengeradikasi bakteri lebih
efektif. Dosis dan frekuensi : Kloramfenikol tetes  1 tetes 6 kali sehari, Waktu
pemberian : 3 hari
Atau Kloramfenikol
BSO : caps 250, 500 mg, susp 125mg/5ml, serb inj 1000 mg, salep 2%, tetes mata 0.5%
dan 1%, salep mata 1%.
BSO yang terpilih adalah oral karena pasien mengeluhkan matanya sangat nyeri dan
tidak bisa disentuh sehingga tidak dapat diberikan sediaan topikal tetes mata
Dosis dan frekuensi : 50 mg/kg bb/hari dibagi dalam 4 dosis. (anggapan berat 50 kg =
250 mg) = 250/4 = 62.5 mg
Waktu pemberian 10 hari

8. Resep
R/ parasetamol tab 500 mg No. X
S prn qdd tab I p.c
R/ Kloramfenikol eyedrops 1% 5 ml fl. No. IV
S 6dd gtt I opth. dex.
Atau
R/ klormafenikol susp 125 mg/ 5ml fl. 60 ml No II
S qdd ½ Cth pc

9. Edukasi
Cuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan obat
Jaga kebersihan diri, rumah, dan lingkungan
Membersihkan kotoran mata dengan teratur dan hati-hati
Obat tts mata tdk blh digunakan oleh anggota keluarga yang lain

5
Kasus konjungtivitis pada anak
 Amoksisilin
 golongan beta laktam subgol penisilin (oral)
o Karena berspektrum luas, aman untuk ibu hamil (kategori B), tersedia luas (
ada di puskesmas), dan termasuk obat BPJS
o Obat gol lain spektrum lebih smpit dan ketersediaan tidak seluas penisilin
dan terdapat golongan yang kurang-tidak aman untuk ibu hamil dan harga
relatif lebih malah

Tablet atau kapsul 250 mg, 500mg, sirup kering 125mg/5 ml, dan sirup forte 250 mg/5ml

Dosis : untuk dewasa 250mg-500mg tiap 8 jam (3x sehari) dewasa dan anak >= 20 kg,
dibawah 20 kg -40 mg/kgbb/hari 3x sehari

Setelah makan, diberi selama 5 hari

R/ Amoksisilin tab 500mg No. XV


S t.d.d I tab p.c

Otitis Media Akut stadium perforasi et causa Bakteri


(Anak)
1. Permasalahan:
 Usia 6 tahun
 BB 30 kg
 Nyeri telinga kanan sejak 2 hari
 Keluar cairan kekuningan dari telinga kanan
 Alergi Ampisilin dan paracetamol
 T: 39,1
 Membran timpani lubang kecil, terlihat sedikit sisa cairan kuning dan serumen
yang berwarna kekunngan di liang telinga kanan
2. Diagnosis: Otitis Media Akut stadium perforasi et causa Bakteri
3. Tujuan terapi:
 Eradikasi kuman penyebab

6
 Mengurangi nyeri dan demam
4. Golongan Obat
 Antibiotik

- Beta laktam: Penicilin, Sefalosporin, Karbapenem, Monobaktam


- Poliketida: Makrolida, Tetrasiklin, Ketolida
- Glikopeptida
- Aminoglikosida
- Kinolon dan fluorokiuinolon
- Oksazilidinon
- Sulfonamid & Trimetoprim
- Polimiksin
- Kloramfenikol
- Linkosamid
- Golongan lain: Klindamisin, Metronidazol, Kolistin

 Analgetik-antipiretik
- Derivat Paraaminofenol
- NSAID: derivat asam salisilat, asam asetat, asam proprionat, asam enolat,
fenamat, inhibitor selektif COX-2
- Kortikosteroid
- Opioid
5. Golongan obat terpilih
 Makrolida
Dipilih golongan ini karena memiliki riwayat alergi ampisilin, sehingga golongan
beta laktam tidak pilih karena kemungkinan pasien alergi terhadap golongan ini,
sedangkan golongan Kuinolon tidak dipilih karena KI pada anak dibawah 18
tahun. Tidak ada efek samping yang dapat memperburuk keadaan pasien. Mudah
didapat di fasilitas pelayanan kesehatan. Harga terjangkau.
 NSAID sub golongan asam proprionat
Golongan propionat digunakan sebagai alternatif dari derivat paraaminofenol
karena pasien memiliki riwayat alergi paracetamol.
6. Obat terpillih
 Eritromisin

7
Merupakan terapi yang digunakan pada otitis media. Alternatif pengobatan otitis
media jika ampisilin tidak dapat digunakan. Penggunaan lebih sering, tetapi
dipilih karena drug of choice untuk pengobatan otitis media (Amoxicillin) diduga
alergi, sedangkan obat pilihan untuk otitis media lain KI untuk anak <18 tahun.
Tidak ada efek samping yang dapat memperburuk keadaan pasien. Mudah
didapat di fasilitas pelayanan kesehatan. Harga terjangkau
 Ibuprofen
Efektif menurunkan demam dan menghilangkan nyeri ringan sampai sedang.
Tidak ada kontraindikasi relatif dan mutlak pada pasien man diberikan. Tersedia
di semua faskes dan ditanggung BPJS. Harga terjangkau. Dibandingkan dengan
ketoprofen digunakan untuk nyeri pada pasien yang tidak dapat menggunakan
analgetik secara oral.
7. BSO, Dosis, Jumlah, dan Cara pemberian

 Eritromisin
- BSO: kaps 250 mg, tab 500 mg, sir kering 200 mg/5 mL @60 ml
- Dosis: 25-50 mg/kgBB/ hari, dibagi 4 dosis/hari
25 x 30 = 750, dibagi 4 dosis = 187,5 (dibulatkan 200, masih dalam
rentang dosis)
- Jumlah: diberikan 4 botol untuk terapi selama 10 hari
- Cara pemberian: peroral, setelah makan
 Ibuprofen
- BSO: tab 200 mg, tab 400 mg, susp 100 mg/5 mL, susp 200 mg/5 mL (@50
mL)
- Dosis: Anak 20-30 mg/kgBB/hari dalam 3-4 dosis terbagi
20x30 = 600 mg dibagi dalam 3 dosis = 200 mg
- Jumlah: diberikan 1 botol
- Cara pemberian: peroral, setelah makan, diminum hanya jika ada keluhan
8. Resep
R/ Eritromisin dry syr 200 mg/5 ml 60 ml lag. II
Adde aqua cocta ad cc 60
S q.d.d I c.th p.c
R/ Ibuprofen susp 200 mg/5 mL 50 mL No. I
S p.r.n t.d.d I c.th p.c

8
9. Edukasi
- Antibiotik harus diminum sampai habis
- Ibuprofen dikonsumsi hanya bila ada keluhan dan dapat dihentikan apabila
demam sudah menurun dan nyeri berkurang
- Hindari dulu kegiatan yang menyebabkan air mudah masuk ke dalam telinga
- Jika sakit/keluhan tidak membaik, kontrol kembali

9
Otitis Media Akut et causa Bakteri

1. Permasalahan:
 Nyeri telinga kanan sejak malam dan hilang pagi hari
 Keluar cairan berwarna kuning dan berbau pada kedua telinga
 Sudah minum paracetamol 2x namun tidak membaik
 T: 38,5
 Px otoscope ditemukan gendang membran timfani intak tampak lubang kecil dan
di liang telinga terlihat cairan kuning yang masih mengalir
2. Diagnosis: Otitis Media Akut stadium Perforasi et causa Bakteri
3. Tujuan terapi:
 Eradikasi kuman penyebab
 Mengurangi nyeri dan demam
4. Golongan Obat
 Antibiotik

- Beta laktam: Penicilin, Sefalosporin, Karbapenem, Monobaktam


- Poliketida: Makrolida, Tetrasiklin, Ketolida
- Glikopeptida
- Aminoglikosida
- Kinolon dan fluorokiuinolon
- Oksazilidinon
- Sulfonamid & Trimetoprim
- Polimiksin
- Kloramfenikol
- Linkosamid
- Golongan lain: Klindamisin, Metronidazol, Kolistin

 Analgetik-antipiretik
- Derivat Paraaminofenol
- NSAID: derivat asam salisilat, asam asetat, asam proprionat, asam enolat,
fenamat, inhibitor selektif COX-2
- Kortikosteroid
- Opioid
5. Golongan obat terpilih

10
- Penicilin
Spektrum antibakteri luas. Salah satu obat dalam golongan ini merupakan drug of
choice untuk otitis media.
- NSAID sub golongan asam propionat
Golongan propionat digunakan sebagai alternatif dari derivat paraaminofenol
karena pasien sudah minum paracetamol 2x tapi tidak memiliki efek.
6. Obat terpilih
- Amoxicillin
Drug of choice pada kasus otitis media. Diabsorpsi lebih baik daripada ampisilin
dalam sediaan oral. Tidak seperti ampisilin, absorpsinya tidak terganggu dengan
adanya makanan dalam lambung. Tersedia di semua faskes dan ditanggung BPJS.
Harga terjangkau.
- Ibuprofen
Efektif menurunkan demam dan menghilangkan nyeri ringan sampai sedang.
Tidak ada kontraindikasi relatif dan mutlak pada pasien man diberikan. Tersedia
di semua faskes dan ditanggung BPJS. Harga terjangkau. Dibandingkan dengan
ketoprofen digunakan untuk nyeri pada pasien yang tidak dapat menggunakan
analgetik secara oral.
7. BSO, Dosis, Jumlah, dan Cara pemberian
 Amoxicillin
- BSO: tablet (250 mg, 500 mg), drops 100 mg/ml, sirup kering (125 mg/5ml,
250 mg/5ml) @60 ml
- Dosis: 3 x 500 mg per hari selama 10-14 hari
- Jumlah: diberikan 30 tablet untuk 10 hari terapi
- Cara pemberian: peroral, setelah makan
 Ibuprofen
- BSO: tab 200 mg, tab 400 mg, susp 100 mg/5 mL, susp 200 mg/5 mL
- Dosis: Dewasa: 3-4 x 200 – 400 mg/hari
- Jumlah: diberikan 10 tablet
- Cara pemberian: peroral, setelah makan, diminum hanya jika ada keluhan
 Atau: Parasetamol
BSO: sirup 60 ml (120 mg/5ml), tablet 500 mg, guttae oris 15 ml (100mg/ml)
Dosis: 10-15mg/kgBB, 3-4 kali sehari
Jumlah pemberian: 10 tablet

11
8. Resep
R/ Amoxicillin tab 500 mg No. XXX
S t.d.d I tab p.c
R/ Ibuprofen tab 400 mg No. X
S p.r.n t.d.d I tab p.c
Atau

R/ Parasetamol tab 500 mg No. X


Sprn tdd tab I pc

9. Edukasi
- Antibiotik harus diminum sampai habis
- Ibuprofen dikonsumsi hanya bila ada keluhan dan dapat dihentikan apabila
demam sudah menurun dan nyeri berkurang
- Menginformasikan efek samping dari Amoksisilin, seperti reaksi alergi
(kemerahan pada kulit, gatal), masalah pernapasan, diare, nyeri kepala, nyeri perut
dsb
- Menginformasikan bahwa lama terapi 7 hari

12
Konjungtivitis et causa bakteri (Demam Nyeri)
1. Permasalahan: demam dan kedua mata terasa nyeri sejak 2 hari, keluhan sgt ganggu dan
mata tdk mau disentuh, sudah diobati dgn salep mata tp tidak membaik, Px Fisik: T 37.4 dan
status lokalis mata: kedua mata bengkak dan banyak discharge purulen.
2. Diagnosis : Konjungtivitis et causa bakteri
3. Tujuan terapi
a. Mengatasi keluhan demam dan nyeri
b. Mengeradikasi bakteri penyebab
4. Gol. obat
a. Analgetik-antipiretik
Paraaminofenol
NSAID:
- Derivat asam salisilat
- Derivat asam asetat
- Derifat asam fenamat
- Derivat asam proprionat
- Derivat asam enolat
- COX-2 selektif inhibitor
Analgesik Opioid
Kortikosteroid
b. Antibiotik
Beta Lakatam: Penisilin, Sefalosporin, Karbapenem, Monobaktam
Polipeptida: Vankomisin, Basitrasin
Aminoglikosida
Makrolida
Tetrasiklin
Kloramfenikol
Sulfonamid & Trimetoprin
Quinolon & Fluroquinolon
Klindamisin
5. Pemilihan gol. obat
a. Paraaminofenol Karena dapat mengatasi nyeri dan demam, efek analgesik dan antipiretik
sama kuatnya dengan sub gol salisilat, aman diberikan dan efek samping lbh kecil dr gol.
lain serta tidak ada efek samping gangguan penglihatan, tersedia luas dan termasuk obat
bpjs (harga murah). Obat golongan lain ditolak karena tidak seaman paraamninofenol
dan harganya relatif lebih mahal.
b. Kloramfenikol Efikasi : spektrum luas dan digunakan untuk pengobatan infeksi pada
bagian luar bola mata dan adneksanya. Safety : sediaan topikal aman diberikan pada ibu
hamil, toksisitas korneal lebih rendah dari gentamisin (alternatif kloramfenikol untuk
konjungtivitis). Suitability : terdapat sediaan topikal, yaitu salep mata dan tetes mata
sehingga cocok untuk pasien di skenario, terdapat di Puskesmas. Cost : Ada sediaan
generik sehingga harga terjangkau.
Gol. lain tdk dipilih karena (lihat 3A).
6. Pemilihan obat

13
a. Parasetamol karena mrpkn satu-satunya sediaan obat dari gol obat terpilih yg tersedia
di Indonesia.
b. Kloramfenikol
Efikasi : antibiotik spektrum luas yang bersifat bakteriostatik yang aktif terhadap bakteri
Gram negatif dan positif (aerob dan anaerob). Golongan obat ini digunakan untuk
pengobatan infeksi pada bagian luar bola mata dan adneksanya. Safety : sediaan topikal
aman diberikan pada ibu hamil. Adanya sediaan topikal menimbulkan efek samping lokal
untuk infeksi supefisial, sehingga efek sistemik dari pemberian antibiotik dapat dihindari.
Suitability : Khusus sediaan topikal untuk mata terdapat sediaan tetes mata 0,5%, tetes
mata 1%, dan salep mata 1%, yang tersedia di Puskesmas. Cost : Ada sediaan generik
sehingga harga murah
7. BSO, dosis, jumlah, cara, lama
b. Parasetamol BSO : tab/kap 500 mg, sir 120 mg/5ml 60 ml, drops 100 mg/ml 15 ml, inf 10
mg/ml. Dosis : berdasarkan BB 10-15 mg/kgBB, 325-1000 mg per 4-6 jam (maks 4000 mg
per hari), diberikan 10 tab
d. Kloramfenikol BSO : kaps 250 mg, susp 125 mg/5ml 60 ml, serbuk inj. 1000 mg/ml vial
sediaan topikal untuk mata -> Tts mata 0,5%, Tts mata 1%, Salep mata 1%. Konsentrasi
yang dipilih 1% karena konsentrasi yang lebih tinggi dapat mengeradikasi bakteri lebih
efektif. Dosis dan frekuensi : Kloramfenikol tetes  1 tetes 6 kali sehari, Waktu
pemberian : 3 hari

8. Resep
R/ parasetamol tab 500 mg No. X
S prn qdd tab I p.c
R/ Kloramfenikol eyedrops 1% 5 ml fl. No. VIII
S 6dd gtt I opth. dex. opth. sin.
9. Edukasi
Cuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan obat
Jaga kebersihan diri, rumah, dan lingkungan
Membersihkan kotoran mata dengan teratur dan hati-hati
Obat tts mata tdk blh digunakan bersamaan dgn anggota keluarga yang lain

14

Anda mungkin juga menyukai