http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upj
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6978
Gedung D7 lantai 2 Kampus UNNES, Semarang, 50229
E-mail: putri.solo14@gmail.com
24
N.D.Jayanti,dkk/ Unnes Physics Journal 2 (1) (2013)
PENDAHULUAN
Sampah masih menjadi permasalahan hampir dan dimensi penguat. Penguat berupa partikel
di semua kota di Indonesia. Mulai dari kota kecil memiliki dimensi yang hampir sama dalam segala
sampai kota metropolitan sekalipun. Umumnya arah. Bentuknya bisa berupa bola, kubik, lapisan atau
sampah kota di Indonesia terdiri dari 60% sampah teratur/ tidak teratur bentuknya. Susunanya bisa
organik dan 40% sampah anorganik (Tambun, 2008). secara acak maupun orientasi tertentu.
Sampah anorganik merupakan sampah yang 3. Fasa antar-muka (bila ada), adalah fasa yang
tidak dapat terurai secara alami (undegradable). terdapat diantara matriks dan penguatnya.
Berbeda dengan sampah organik yang dapat terurai Magnet biasanya dibagi atas dua kelompok
secara alami, sampah anorganik sebagian lainnya yaitu magnet lunak dan magnet keras (magnet
dapat diuraikan tetapi melalui proses yang cukup permanen). Magnet keras dapat menarik bahan lain
lama. Dengan demikian, diperlukan berbagai yang bersifat magnet. Selain itu sifat kemagnetannya
penanganan alternatif untuk dapat mengoptimalkan dapat dianggap cukup kekal. Magnet lunak dapat
limbah sampah anorganik menjadi produk yang bersifat magnetik dan dapat menarik magnet lainnya,
berdaya guna lebih. Seiring dengan kemajuan ilmu namun, hanya memiliki sifat magnet bila berada
pengetahuan dan teknologi, maka dilakukan dalam medan magnet. Kemagnetannya tidak kekal.
penelitian mengenai ilmu bahan yaitu komposit. Perbedaan antara magnet permanen dan
Komposit merupakan perpaduan dari dua material magnet lunak dapat dilakukan dengan menggunakan
atau lebih yang memiliki fasa yang berbeda menjadi loop histerisis yaitu karakterisasi kebergantungan
suatu material baru yang memiliki sifat lebih baik dari magnetisasi (M) terhadap H. Hasil pengukurannya
kedua material penyusunnya (Bakri, 2011). diperoleh informasi tentang medan saturasi,
Salah satu produk komposit yang telah remanensi, dan coercivitas yang ketiganya berkaitan
dikembangkan sekarang ini adalah magnet komposit. dengan sifat bahan dalam aplikasi medan magnetik
Pada umumnya magnet yang beredar di pasaran ataupun medan listrik (Vlack, 1985).
merupakan magnet konvensional yang bahannya Saturasi adalah magnetisasi bahan yang tidak
berasal dari logam. Proses pembuatan magnet mengalami perubahan sekalipun medan aplikasi
konvensional memerlukan energi yang tinggi dan diperbesar (pada kondisi medan aplikasi tertentu
biaya yang diperlukan juga mahal karena listrik yang magnetisasi bahan tidak berubah). Remanensi (sisa)
dibutuhkan oleh furnace untuk mensintering adalah magnetisasi sisa ketika medan aplikasi
mencapai suhu tinggi. Berbeda dengan magnet magnetik ditiadakan (H=0). Coercivitas adalah
konvensional, magnet komposit proses pembuatannya ketahanan bahan magnetik untuk mengubah
mudah dan biaya murah tanpa melalui proses magnetisasinya, atau besarnya kuat medan magnetik
sintering yang memerlukan suhu tinggi. Sebagai solusi yang diaplikasikan untuk mendemagnetisasi
atas penanganan alternatif limbah sampah anorganik, (mengurangi magnetisasi bahan menjadi nol) bahan
maka dilakukan penelitian mengenai fabrikasi magnet dari keadaan termagnetisasi saturasi, atau daya yang
komposit berbahan dasar magnet daur ulang dengan diperlukan untuk memagnetisasi atau
pengikat cult. Magnet dan cult yang digunakan pada mendemagnetisasi magnet permanen yang diukur
penelitian ini tergolong sampah anorganik. Metode dalam Mega Gauss Oersted (MGO).
yang digunakan adalah dengan teknik metalurgi
serbuk.
Komposit adalah material yang terdiri dari
campuran dua atau lebih penyusun atau fasa yang
berbeda pada skala makroskopik, dipisahkan oleh
antar muka yang berbeda dan fasa tersebut sangat
penting untuk dapat memisahkan penyusun-
penyusunnya (Schwartz, 1984). Dalam komposit
terdapat tiga unsur, yaitu:
1. Matriks, adalah penyusun dasar komposit
yang memiliki jumlah besar. Matriks dapat berupa
logam, keramik, atau polimer.
2. Penguat, adalah penyusun komposit yang
memperkuat dan meningkatkan sifat-sifat mekanik
matriks. Sifat-sifat mekanik bergantung pada bentuk
25
N.D.Jayanti,dkk/ Unnes Physics Journal 2 (1) (2013)
Serbuk magnet bekas, Cult, PVA (Poly Vinil barium heksaferit ( ). Tidak ada fase lain
BaFe12O19
Alcohol), Aquades.
yang terdeteksi. Hasil analisis XRD juga
Secara umum skema diagram alir algoritma menunjukkan struktur sampel tergolong dalam space
dari aplikasi perangkat lunak ditunjkkan pada group cubic dengan parameter lattice a= 5.8864 Å
Gambar 3. dan b= 23.1741Å . Diketahui pula struktur kristal
adalah sebagai berikut:
k
d
cos
dengan d adalah ukuran partikel (Å), λ adalah
Gambar 3. Diagram alur penelitian panjang gelombang target sinar-X (Cu= 1.5406 Å), k
adalah konstanta kekasaran permukaan sampel
HASIL DAN PEMBAHASAN (0,94), β adalah lebar setengah puncak maksimum,
Daur ulang sampah anorganik dari magnet Full Width at Half Maximum/ FWHM), θ adalah
bekas loudspeaker dan cult sudah dilakukan dengan sudut Bragg (Shepherd, 2007). Dari perhitungan
teknik metalurgi serbuk. Hasil akhir berupa magnet persamaan di atas menghasilkan rata-rata ukuran
komposit berbentuk pellet yang masih mengandung partikel adalah 10,4Å.
sifat magnetik. Sampel magnet komposit telah
dikarakterisasi untuk mengetahui sifat dan X-ray fluorescense
karakteristiknya. Selain itu juga dilakukan Tabel 1. Hasil analisis XRF serbuk magnet
karakterisasi XRD dan XRF serbuk magnet bekas bekas
guna mengetahui struktur kristal dan kandungan Unsur Jumlah
unsur serta yang utama adalah untuk mengetahui Si 0.39%
bahan dasar magnet yang dipakai di pasaran. P 0.07%
X-ray diffraction S 0.14%
Ca 0.16%
Serbuk Magnet Mn 0.13%
Fe 76.91%
Cu 0.059%
Intensitas
Br 0.22%
Rb 0.27%
Sr 1.3%
2θ Ba 19.6%
Eu 0.4%
Ir 0.34%
Gambar 4. Grafik pola difraksi sinar-X
Dari pola difraksi yang muncul, diketahui
X-Ray Fluorescense (XRF) merupakan salah
karakteristik puncak-puncak senyawa penyusun
satu metode analisis tidak merusak yang digunakan
utama dari magnet yang berada di pasaran adalah
untuk menganalisa unsur dalam bahan secara
27
N.D.Jayanti,dkk/ Unnes Physics Journal 2 (1) (2013)
kualitatif dan kuantitatif. Hasil yang didapat yang dibutuhkan untuk mengembalikan induksi
menjelaskan mengenai unsur pengotor lain yang magnet B menjadi nol dari harga B=Br (Idayanti dan
terkandung dalam serbuk magnet bekas, seperti yang Dedi, 2003). Semakin tinggi gaya remanensi, maka
telah ditunjukkan pada tabel 1. Dari tabel tersebut gaya koersifitasnya semakin besar. Nilai Hc di sini
menunjukkan bahwa sampel dari serbuk magnet ditunjukkan pada daerah kuadran kedua dari kurva
bekas mengandung dua fraksi berat yang cukup besar histerisis hasil pengukuran dengan permagraph.
yaitu berupa Fe (76,91%) dan Ba (19,6%), sehingga Untuk hasil induksi remanen yang semakin
dapat diketahui sampel yang diteliti merupakan meningkat, maka semakin besar pula medan yang
senyawa barium ferit. Selain itu hasil analisis XRF dibutuhkan untuk menghilangkannya. Dengan kata
juga memunculkan fraksi berat yang cukup kecil yaitu lain harga koersifitas yang dihasilkan seharusnya
Sr (1,3%). Fraksi ini dimungkinkan senyawa mengalami peningkatan seiring dengan penambahan
stronsium ferit. Keberadaan unsur pengotor ini kandungan serbuk magnet di dalam komposit. Tetapi
dimungkinkan disebabkan oleh penggunaan oksida kenyataan berbeda, hasil yang didapatkan pada
besi dari alam. sampel kelima dengan komposisi 50%:50% harga
koersifitas menunjukkan nilai yang lebih besar
Karakteristik sifat magnetik padahal nilai induksi remanensi lebih kecil dari
Tabel 2. Data karakteristik sifat magnet. keempat sampel lainnya. Secara teori koersifitas (Hc)
N Komposisi Kerapatan Induksi Gaya berhubungan dengan ukuran butiran.
o. cuplikan ,(ρ) Reman Koersifit Keberadaan domain dalam butiran akan
(serbuk g / cm
3 en, as, mempengaruhi karakteristik magnet khususnya
magnet:ser Br(kG) Hc(kOe) koersifitas (Hc) dan induksi remanen (Br) yang ada
buk kaca) akhirnya akan mempengaruhi energi potensial .
1. 70% 2.38 0.65 0.318 Berdasarkan ukuran butir sifat magnetik dapat dibagi
2. 65% 2.43 0.58 0.249 menjadi empat bagian, yaitu: 1) Unstable Single
3. 60% 2.64 0.56 0.220 Domain (Superparamagnetik/ SPM), 2) stable Single
4. 55% 2.83 0.52 0.184 Domain/ SD, 3) Pseudo Single Domain/ PSD, 4)
5. 50% 3.13 0.48 0.233 Multi Domain/ MD. Koersif maksimum dapat
6. Serbuk 2.58 1.26 0.145 diperoleh pada saat ukuran butiran dalam rentang
murni SD. Semakin besar ukuran butiran (PSD) koersif akan
cenderung menurun karena butiran membentuk
Karakterisasi sifat magnetik pada sampel multidomain demikian juga jika ukuran butiran
diperoleh dari pengukuran kurva histerisis dengan semakin kecil dalam rentang SPM koersif juga
peralatan Permagraph C tipe MPS produk Jerman, di menurun karena pengaruh energi termal yang
Laboratorium Komponen Bahan Magnet (P2ET) menyebabkan terjadinya magnetisasi acak. Untuk
LIPI Bandung. bahan BaO.6Fe2O3 batas kritis diameter butiran SD
Kekuatan magnet ditentukan oleh besarnya adalah 1 μm. Jadi dimungkinkan pada sampel kelima
nilai induksi remanen (Br) dari bahan, yaitu nilai ukuran butiran termasuk dalam rentang Single
induksi B yang sisa apabila suatu bahan dimagnetisasi Domain/ SDsehingga harga koersinya menjadi
jenuh, kemudian medan magnet luar diturunkan maksimum.
menjadi nol, sering juga disebut magnetisasi sisa Kerapatan juga merupakan faktor penting
(Billah, 2006). Pada penelitian ini tinggi rendahnya dalam pengukuran sifat magnetik bahan yang
nilai induksi remanen bergantung pada perbandingan dihasilkan. Pada tabel 2. menunjukkan nilai
komposisi sifat magnetik penyusunnya. Semakin kerapatan yang semakin kecil dengan pengurangan
banyak komposisi sifat magnetik yang diberikan, campuran serbuk kaca di dalam komposit. Pada
maka semakin besar nilai induksi remanen yang dasarnya densitas dipengaruhi oleh proses kompaksi.
dihasilkan. Dari tabel 2. menunjukkan nilai Br sesuai Jika semakin tinggi gaya tekan atau kompaksi yang
dengan teori yaitu semakin meningkat dengan diberikan pada serbuk maka ikatan butiran partikel
bertambahnya kandungan serbuk magnet bekas yang bahan menjadi semakin kuat sehingga jarak antar
diketahui berbahan dasar BaO.6Fe2O3 di dalam partikel menjadi semakin rapat atau semakin kecil.
komposit. Dengan butiran partikel yang semakin rapat tersebut
Selain induksi remanen (Br) kekuatan magnet maka densitas bahan hasil kompaksi akan semakin
juga dipengaruhi oleh gaya koersifitas yang besar, porositas semakin sedikit sehingga dapat
dihasilkan. Koersifitas (Hc) merupakan medan balik meningkatkan sifat magnet. Tetapi di sini faktor
28
N.D.Jayanti,dkk/ Unnes Physics Journal 2 (1) (2013)
29