Laporan Pengendalian Mutu Hasil Perikanan
Laporan Pengendalian Mutu Hasil Perikanan
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
segar memegang peranan penting karena hal ini menentukan hasil olahan,
ikan. Alternatif penanganan ikan yang hingga kini masih dilakukan secara
Liviawaty (2005) terasi adalah salah satu produk hasil fermentasi ikan
proses fermentasi.
flavour yang masih enak atau falvour yang menyerupai daging. Proses dari
dari dalam ikan (udang) terekstrak keluar. Kandungan nitrogen pada cairan
berlangsung karena adanya aktivitas enzim yang berasal dari tubuh ikan
berasal dari tubuh ikan itu sendiri atau dari mikroorganisme dan
terutama dari golongan jamur dan ragi (Afrianto dan Liviawaty, 2005).
rasa produk yang khas serta memiliki daya awet yang tinggi. Terasi
memiliki bau khas yang tajam dan biasanya digunakan untuk membuat
Terasi atau belacan adalah bumbu masak yang dibuat dari ikan dan atau
atau bisa juga menggunakan ikan sebagai bahan utamanya (Ma’ruf, 2013).
Adapun maksud dan tujuan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
Kota Kendari.
Kendari.
Kota Kendari.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Bernama latin mysis sedangkan nama internasionalnya trasi shrimp. Udang rebon
ternyata kaya akan protein dan mineral. Zat-zat yang dikandungnya bahkan
rebon dikenal dengan nama terasi shrimp. Boleh jadi karena rebon jarang sekali
dikonsumsi segar, melainkan dalam berbagai bentuk olahan seperti abon, kerupuk
udang, dan yang paling fenomenal adalah terasi. Disebut "rebon" bukan karena
udang ini berasal dari Cirebon, melainkan sebab ukurannya sangat kecil. Bentuk
badan Udang Rebon sebagaimana udang biasa, hanya ukurannya relatif sangat
kecil dan tidak bisa besar, yaitu antara 2-3 cm. Warnanya jernih transparan
kemerahan. Terdapat dua pasang bintik merah masing-masing pada tiap sisi ekor.
Beberapa orang menyebutnya sebagai anak udang. Udang jenis ini diduga
merupakan udang asli Indonesia yang hidup di daerah pantai, muara sungai, dan
teluk. Udang ini memiliki kulit keras tetapi tidak kaku, dan biasanya banyak
dijumpai pada awal musim hujan. Hidup di perairan pantai, muara sungai dan
India. (saleh,2002)
kingdom : Animalia
filum : Crustaceae
class : Arthropoda
ordo : Malacostraca
family : Penaeidae
genus : Penaeus
ukuran kecil yang mana bila dibandingkan dengan udang jenis lain. Ukuran yang
kecil membuat jenis udang ini disebut “rebon”. Gambar udang rebon dapat dilihat
rebon merupakan zooplankton dengan ukuran panjang 1-1,5cm yang terdiri dari
kelompok Crustacea yaitu Mysidocea acetes dan larva peraedae yang ditemukan
disekitar muara (Adawyah, 2007). Udang ini adalah salah satu bahan baku yang
digunakan untuk pembuatan terasi. Udang jenis ini lebih mudah ditemukan dalam
sapi, ikan, ataupun ayam dan udang lainnya. Rebon kering 100g mengandung
59,4g protein. Berlawanan dengan tingginya kandungan proteinnya, udang jenis
ini memiliki kandungan lemak yang rendah yaitu 3,6g lemak dalam 100g rebon
kering. Keunggulan rebon terdapat pada kalsium, fosfor dan zat besinya. Rebon
kandungan kalsium 100g susu sapi. Kandungan fosfor rebon kering sebesar 625g
dan zat besi sebesar 21,4g atau setara dengan 8 kali kandungan gizi 100g daging
2.2. Terasi
Terasi atau belacan adalah salah satu produk awetan yang berasal dari ikan
dan udang rebon segar yang telah diolah melalui proses pemeraman atau
umumnya bentuk terasi berupa padatan, kemudian teksturnya agak kasar, dan
memiliki khas aroma yang tajam akan tetapi rasanya gurih (Pierson, 2013).
Ada dua macam terasi diperdagangkan di pasar , yaitu terasi udang dan
terasi ikan. Jenis terasi udang umumnya mempunyai warna cokelat kemerahan
pada produk yang dihasilkan, sedangkan pada terasi ikan hasil nya berwarna
dalam masakan sangat sedikit, hal ini mengakibatkan kandungan yang terdapat
awetan ikan atau rebon yang telah diolah dengan proses pemeraman dan
selama beberapa hari. Proses pembuatan produk terasi juga ditambahkan garam
yang berfungsi untuk bahan pengawet, bentuknya seperti pasta dan berwarna
Indonesia. Terasi mengandung energi sebesar 155 kilokalori, protein 22,3 gram,
karbohidrat 9,9 gram, lemak 2,9 gram, kalsium 3812 miligram, fosfor 726
miligram, dan zat besi 0 miligram. Selain itu di dalam Terasi juga terkandung
Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram Terasi,
dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100 %. (Suprapti., M.L, 2002)
baku yang mengalami perlakuan fermentasi. Bahan baku utama untuk membuat
sabtu, tanggal 25 Juni 2016, pada pukul 10 pagi sampai selesai, bertempat di
No Alat Kegunaan
No Bahan Kegunaan
(Mysis relicta)
secukupnya.
secukupnya.
milik ibu Linda, kelompok usaha ini memproduksi terasi udang rebon
rebon ini diambil dari Moramo dan Tinnangea dalam keadaan kering
setiap 3 bulan sekali, dalam satu kali produksi paling sedikit menghasilkan
10kg dan paling banyak 500kg terasi. Untuk terasi basah, biaya
Terasi basah dijual 1kg seharga rp.35.000 sedangkan terasi kering untuk
5gr seharga rp.1000 dan 10gr seharga rp.1.500, terasi ini di distribusikan
konsep mutu yang kita terapkan saat ini di perusahaan atau organisasi kita
suatu material. Pada udang dan produk cepat busuk lainnya, mutunya
identik dengan kesegaran, udang yang sangat segar baru diambil dikatakan
kemundurun mutu apapupun. Rebon yang baik adalah rebon yang masih
segar, rebon yang segar dapat diperoleh jika penanganannya baik, semakin
lama rebon dibiarkan setelah ditangkap tanpa peanganan yang baik akan
menurunkan kesegarann
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
sebagai berikut :
1. Terasi yang dikeringkan selam 2-3 hari ditumbuk dan ditambahkan air,
garam dan pewarna makanan. Setelah itu dicetak, dipotong lalu dijemur
Tenggara
5.2.Saran
Diharapkan untuk praktikum selanjutnya akan lebih baik lagi, tertib dan
nyaman. Selain itu diharapkan pula agar praktikum ini dapat direalisasikan