Disusun Oleh
1614301031
2. Tujuan
Berdasarkan definisi diatas dapat diketahui bahwa tujuan dari operan pasien
adalah untuk memberikan informasi kepada perawat dinas berikutnya berupa data
klien, kebutuhan klien, serta tindakan yang harus dilakukan oleh perawat baik
tindakan perawat mandiri maupun kolaboratif.
Tujuan lain :
a. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna
b. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
c. Akan terjalin suatu hubungan kerjasama yang bertanggung jawab antar anggota
tim perawat
d. Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap klien yang berkesinambungan
e. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus)
f. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam pemberian asuhan
keperawatan kepada pasien
g. Menyampaikan hal penting yang harus ditindaklanjuti oleh perawat dinas
berikutnya
h. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya
3. Manfaat
Bagi perawat :
Dapat menyampaikan dan menerima informasi seputar klien tentang tindak
lanjut yang harus dilakukan oleh perawat shift berikutnya.
Bagi pasien :
Klien dapat mengetahui tindakan selanjutnya yang akan diberikan oleh
perawat
Klien dapat menyampaikan hal-hal yang belum disampaikan atau ketinggalan
sebelumnya.
Bagi rumah sakit :
Meningkatkan pelayanan keperawatan kepada klien secara komprehensif
Kerugian :
Operan pasien membutuhkan kedisiplinan dari setiap perawat. Hal inilah yang
menjadi salah satu penyebab operan pasien tidak berjalan lancar. Ada beberapa hal
yang sering dilakukan perawat terkait dengan kedisiplinan, seperti :
1. Datang terlambat atau bahkan tidak hadir saat operan pasien
2. Perawat ikut operan namun tidak fokus dengan operan tersebut
3. Dapat mengganggu ketenangan pasien
Dua hal inilah yang dapat menimbulkan kerugian berupa tidak terpenuhinya
kebutuhan klien karena perawat tidak tahu tindakan yang harus diberikan pada klien
tersebut. Bahkan yang lebih parah, perawat dapat melakukan kesalahan berupa salah
pasien atau salah tindakan yang nantinya akan berdampak pada pasien, perawat, dan
rumah sakit.
Post Conference
Post conference merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengevaluasi
proses keperawatan yang telah dilakukan seperti pencapaian asuhan, perkembangan
pasien, kendala dalam pemberian asuhan keperawatan serta cara mengatasinya.
Selain itu, post conference juga akan membahas kejadian-kejadian lain yang
ditemukan selama memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Sama dengan
pre conference, post conference juga dipimpin oleh kepala tim atau
penanggungjawab tim.
Kegiatan :
1. Kepala tim atau penanggung jawab tim membuka acara
2. Kepala tim atau penanggung jawab tim menanyakan kendala dalam asuhan yang
telah diberikan
3. Kepala tim atau penanggung jawab tim menyakan tindakan lanjut asuhan klien
yang harus dioperkan kepada perawat shift berikut nya
4. Kepala tim atau penanggung jawab tim menutup acara
2. Tujuan
Tujuan pre conference adalah :
1. Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien, merencanakan
asuhan dan merencanakan evaluasi hasil
2. Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan
3. Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien
4. Bagi mahasiswa yaitu menyiapkan mahasiswa untuk pembelajaran pada
setting klinik
Tujuan post conference adalah :
Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah dan
membandingkan masalah yang dijumpai.
3. Manfaat
Secara umum manfaat pre conference dan post conference adalah sama yaitu
menganalisa masalah lalu menjelaskan penyelesaiannya. Selain itu, conference juga
membantu koordinasi dalam pemberian asuhan keperawatan antara perawat dengan
perawat untuk menghindari terjadinya tindakan dilakukan dua kali atau bahkan tidak
diberikan tindakan sama sekali serta yang tidak kalah penting adalah menghindari
frustasi/depresi/stress bagi pemberi asuhan.
4. Langkah-Langkah
Pre Conference
PN Menyiapkan ruangan/tempat.
PN Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi tanggung jawabnya.
PN Menjelaskan tujuan dilakukannya pre conference.
PN memandu pelaksanaan pre conference.
PN Menjelaskan masalah keperawatan pasien, keperawatan dan rencana.
keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya.
PN Memberikan reinforcement positif pada anggota.
PN Menyimpulkan hasil pre conference.
Post Conference
PN Menyiapkan ruangan/tempat.
PN Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi tanggung jawabnya.
PN Menjelaskan tujuan dilakukannya post conference.
PN memandu pelaksanaan post conference.
PN Menjelaskan hasil asuhan keperawatan pasien, tindakan yang telah dilakukan
dan rencana tindak lanjut.
PN Memberikan reinforcement positif pada perawat pelaksana.
PN Menyimpulkan hasil post conference.
Hal hal yang disampaikan oleh perawat pelaksana meliputi :
1. Utamanya tentang klien (biodata, status sosial, ekonomi, budaya)
2. Keluhan klien
3. TTV dan kesadaran
4. Hasil pemeriksaan laboraturium atau diagnostic terbaru.
5. Masalah keperawatan
6. Rencana keperawatan hari ini.
7. Perubahan keadaan terapi medis.
8. Rencana medis selanjutnya (tindak lanjut)
Kerugian :
Sulit dilakukan di waktu-waktu sibuk
Tidak mengetahui keadaan klien secara langsung
2. Tujuan
Bedside Teaching (BST) juga dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui secara
mendalam dan komprehensif terhadap kasus pasien yang sedang dipelajari. Menurut
Cox (1993) dan Dent and Harden (2006), BST ini dikembangkan dari teori
experienceand explanation cycles. Briefing meliputi kegiatan menyiapkan mahasiswa
tentang syarat pengetahuan yang harus dimiliki sebelum bed side teaching dan juga
mempersiapkan pasien untuk bed side teaching.
Tujuan :
Peserta didik mampu menguasai keterampilan prosedural.
Menumbuhkan sikap profesional.
Mempelajari perkembangan biologis/fisik.
Melakukan komunikasi dengan pengamatan langsung.
3. Manfaat
Mahasiswa dapat menggunakan semua indera mereka untuk mempelajari
pasien sehingga dapat memperkuat pembelajaran klinik mereka, dan kesempatan
untuk mengklarifikasi data langsung kepada pasien mendorong mahasiswa untuk
belajar keterampilan berkomunikasi.
4. Langkah-Langkah
Persiapan sebelum pelaksanaan bedside teaching :
Persiapan
1. Tentukan tujuan dari setiap sesi pembelajaan
a. Baca teori sebelum pelaksanaan
2. Ingatkan mahasiswa akan tujuan pembelajaran :
a. Mendemonstrasikan pemeriksaan klinik.
b. Komunikasi dengan pasien.
c. Tingkah laku yang profesional.
3. Persiapan Pasien
a. Keadaan umum pasien baik.
b. Jelaskan pada pasien apa yang akan dilakukan.
4. Lingkungan/Keadaan
Pastikan keadaan ruangan nyaman untuk belajar :
a. Tarik gorden
b. Tutup pintu
c. Mintalah pasien untuk mematikan televisinya.
Bagi pasien :
Agar pasien dapat lebih mengenal petugas atau sebaliknya
Agar kondisi fisik dan mental pasien dapat diidentifikasi
Untuk memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan
Agar pasien dapat berpartisipasi dalam proses penyembuhan penyakitnya
b. Kerugian
Kelemahan metode ini adalah klien dan keluarga merasa kurang nyaman serta
privasinya terganggu.
E. Studi Kasus
1. Pengertian
Menurut Depdikbud (1997: 2) menjelaskan bahwa “studi kasus adalah suatu
studi atau analisa yang komprehensif dengan menggunakan berbagai teknik, bahan
dan alat mengenai gejala atau ciri-ciri karakteristik berbagai jenis masalah atau
tingkah laku menyimpang baik individu maupun kelompok”.Menurut Wibowo (1984:
79) menjelaskan bahwa “studi kasus adalah suatu teknik untuk mempelajari keadaan
dan perkembangan seseorang secara mendalam dengan tujuan untuk mencapai
penyesuaian diri yang lebih baik”.Berdasarkan kedua pendapat tersebut maka
penulis menyimpulkan bahwa studi kasus adalah suatu teknik yang mempelajari
keadaan seseorang secara detail dan mendalam, baik fisik maupun psikisnya.
Selanjutnya dapat meningkatkan perkembangan dan upaya untuk membantu
individu, sehingga mampu menyesuaikan diri dengan baik dengan lingkungannya.
Studi kasus merupakan teknik mengadakan persiapan konseling yang memakai ciri-
ciri yaitu mengumpulkan data yang lengkap, bersifat rahasia, terus menerus secara
ilmiah, dan data diperoleh dari beberapa pihak. (Mungin Eddy Wibowo, 1984: 80)
3. Langkah-Langkah
Menurut Depdikbud Dirjen Dikdas dan Umum (1997: 15) langkah-langkah dalam
pelaksanaan studi kasus adalah sebagai berikut:
Mengenali gejala
Membuat suatu deskripsi kasus secara obyektif, sederhana, dan jelas
Mempelajari lebih lanjut aspek yang ditemukan untuk menentukan jenis
masalahnya.
Jenis masalah yang sudah dikelompokkan, dijabarkan dengan cara menyumbang
ide-ide yang lebih rinci
Membuat perkiraan kemungkinan penyebab masalah.
Membuat perkiraan kemungkinan akibat yang timbul dan jenis bantuan yang
diberikan baik bantuan langsung guru pembimbing atau perlu konferensi kasus atau
alih tangan kasus (referal case).
Kerangka berpikir untuk menentukan langkah-langkah menangani dan
mengungkap kasus.
Perkiraan penyebab masalah itu membantu untuk mempelajari jenis informasi yang
dikumpulkan dalam teknik atau alat yang digunakan dalam mengumpulkan
informasi atau data.
Langkah pengumpulan data terutama melihat jenis informasi atau data yang
diperlukan seperti antara lain kemampuan akademik, sikap, bakat, dan minat, baik
melalui teknik tes maupun teknik non test.
Kerugian :
Kemampuan tenga perawat pelaksana dan siswa perawat yang terbatas sehingga
tidak mampu memberikan asuhan secara menyeluruh
Membutuhkan banyak tenaga
Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yang
sederhana terlewatkan.
Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penaggung jawab
klien bertugas.
7. Pendokumentasian Asuhan
1. Pengertian
Dokumentasi keperawatan adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat, berkaitan dengan pencatatan dan penyimpanan informasi yang lengkap
dan benar, tentang keadaan pasien selama dirawat. Kegiatan konsep
pendokumentasian meliputi ketrampilan berkomunikasi, ketrampilan
pendokumentasian proses keperawatan, dan ketrampilan standart (Nursalam, 2001).
Pendokumentasian asuhan adalah trik atau cara perawat dalam mencatat atau
menyimpan data-data valid pasien beserta rencana tindakan, tindakan dan evaluasi
yang dilakukan selama masa perawatan.
2. Tujuan
Untuk bahan pertanggungjawaban atas tindakan yang telah dilakukan
Untuk bahan kajian tindakan selanjutnya
Untuk menjadi tolak ukur perkembangan pasien
3. Manfaat
Dokumentasi sebagai barang bukti, hal ini dilakukan apabila sewaktu-waktu terjadi
gugatan pada perawat.
Dapat digunakan untuk identifikasi perkembangan pasien
Dapat memberikan informasi kepada perawat yang lain
Menentukan biaya perawatan
Sebagai bahan pengembangan profesi keperawatan
2) Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan kepastian atau hasil yang pasti tentang
masalah yang dialami klien serta sesuatu yang dapat diubah melalui tindakan
keperawatan yang akan disusun pada rencana keperawatan. Diagnosa
keperawatan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Diagnosis Keperawatan Aktual
Merupakan diagnosis keperawatan yang ditegakkan karena adanya masalah
yang sifatnya nyata dan ada pada saat pengkajian. Contohnya, suhu badan 38,5
C , bibir pecah-pecah, pasien diare 7x sehari dan banyak, dan turgor kulit jelek.
Maka diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan adalah hipertermi
berhubungan dengan intake output tidak adekuat (diare).
3) Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah uraian tindakan yang akan dilakukan
berdasarkan diagnosoa dari hasil pengkajian yang telah dilakukan pada tahap awal.
Tujuan dari perencanan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan klien yang
terganggu atau beresiko terganggu.
Langkah-langkah penyusunan perencanaan keperawatan :
a. Menentukan urutan prioritas
Pada tahap ini perawat melakukan pemilihan masalah yang paling prioritas
atau paling awal harus di jadikan diagnosa agar nantinya dalam perencanaan
diagnosa dapat diselesaikan terlebih dahulu.
Pertimbangan yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan prioritas
masalah adalah :
1) Perioritas tertinggi diberikan pada masalah kesehatan yang mengancam
kehidupan atau keselamatan pasien
2) Masalah nyata yang sedabf dialami diberi perhatian lebih daripada masalah
yang mungkin (potensial)
3) Memperhatikan pola kebutuhan dasar manusia menurut hirarki Maslow
b. Merumuskan tujuan keperawatan yang akan dicapai
Tujuan keperawatan dalam perencanaan ini berorientasi pada hasil yang
ingin dicapai dalam melakukan asuhan keperawatan. Terdapat dua tujuan dalam
perencanaan keperawatan yaitu :
a. Tujuan jangka pendek, merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun
waktu yang relatif cepat seperti setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x24 jam suhu tubuh klien turun.
b. Tujuan jangka panjang, merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun
waktu yang relatif lama bahkan sampai pasien pulang. Misalnya Tuan
herman dapat berjalan tanpa alat bantu pada saat pulang.
c. Menentukan rencana tindakan keperawatan
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun rencana keperawatan :
1. Bentuk tindakan yang akan dilakukan
2. Alasan dilakukannya tindakan
3. Waktu melakukan tindakan
4. Pelaku tindakan
5. Cara melakukan tindakan
5) Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir yang harus ada sebagai penilaian dari
tindakan atau pencapaian yang telah dilakukan. Evaluasi berguna untuk melihat
hal-hal yang masih dirasa kurang untuk dapat diperbaiki. Dalam evaluasi biasanya
akan didapatkan hasil berupa tujuan tercapai, tercapai sebagian atau bahkan tidak
tercapai.
Langkah-Langkah evaluasi :
1) Mengumpulkan data perkembangan pasien
2) Menafsirkan perkembangan pasien
3) Membandingkan keadaan sebelum dan sesudah dilkukan tindakan dengan
menggunakan kriteria pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
4) Mengukur dan membandingkan perkembangan pasien dengan standar normal
yang berlaku.