Anda di halaman 1dari 5

A.

JUDUL PENELITIAN :
“Pengembangan Modul Terintegrasi Pendidikan Karakter Pada Pokok Bahasan
Asam Basa.”

B. LATAR BELAKANG
Kurikulum 2013 yang saat ini berlaku di Indonesia, pada hakekatnya
bukanlah formula pendidikan yang baru, tetapi merupakan tahap lanjutan dari
kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004 dan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Kurikulum 2013 disebut
juga kurikulum berbasis kompetensi dan karakter sehingga implementasi dari
kurikulum 2013 ini yaitu menekankan pada pendidikan karakter (Ahaky, 2017).
Membangun sikap spiritual dan sikap sosial merupakan hal yang paling
penting dalam implementasi kurikulum 2013, karena sikap spiritual dan sosial
merupakan bagian mendasar dari kompetensi inti (KI-1 dan KI-2) yang harus
direalisasikan dalam setiap pribadi peserta didik. Hal tersebut sejalan dengan tema
kurikulum 2013 yakni menghasilkan lulusan yang produktif, kreatif, inovatif dan
afektif atau berkarakter melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan
secara integratif (Mulyasa, 2015).
Menurut Aziz (2017) hanya orang yang memiliki iman dan taqwa serta
akhlak yang baik dapat dididik, diarahkan, dan berhasil, sehingga terbentuklah
generasi penerus bangsa yang berkarakter. Kurikulum berbasis karakter telah
dikembangkan sejak dahulu pada tingkat satuan pendidikan dan ditekankan pada
kurikulum K13 dengan memunculkan kompetensi-kompetensi dasar untuk setiap
aspek, meliputi : sikap spiritual (KI 1), sikap sosial (KI 2), pengetahuan (KI 3),
dan keterampilan (KI 4).
Kompleksitas permasalahan seputar karakter atau moralitas telah menjadi
pemikiran sekaligus keperihatinan bersama. Krisis karakter atau moralitas
ditandai dengan meningkatnya kejahatan tindak kekerasan, penyalahgunaan obat
terlarang (narkoba), pronografi dan pornoaksi, serta pergaulan bebas yang sudah
menjadi patologi dalam masyarakat. Menangani masalah tersebut maka
implementasi pendidikan karakter menjadi suatu hal yang harus dilakukan
(Zubaidi, 2011).
Usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional
adalah dengan menciptakan iklim pembelajaran yang dapat menumbuhkan
karakter peserta didik. Pembelajaran dengan mengintegrasikan nilai karakter
dilakukan dengan mengaitkan komponen pendidikan. Salah satunya adalah
penggunaan bahan ajar (Yoppy, 2013).
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran kimia
di SMA 10 Pekanbaru, pada proses pembelajaran peserta didik menggunakan
bahan ajar berupa buku cetak karangan Unggul Sudarmo. Bahan ajar yang
digunakan selama ini belum mencakup ke-4 kompetensi (KI-1, KI-2, KI-3 dan
KI-4) yang terdapat pada kurikulum 2013. Bahan ajar hanya bersifat informatif,
hanya berisi uraian materi, sekumpulan rumus-rumus dan latihan soal. Bahan ajar
tersebut belum bisa menuntun peserta didik untuk membangun sikap spiritual dan
sikap sosial, serta membangun pengetahuan secara mandiri.
Pada pembelajaran kurikulum 2013, peserta didik dijadikan pusat
pembelajaran (student centered) yang artinya perlu didorong dan diberi peluang
untuk mencari informasi dari berbagai sumber, seperti buku teks pelajaran secara
mandiri. Oleh karena itu, diperlukan suatu bahan ajar yang dapat digunakan oleh
peserta didik secara mandiri yaitu modul. Modul merupakan sebuah buku yang
ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri dengan
bantuan guru seminimal mungkin (Depdiknas, 2008).
Modul dapat digunakan dalam penyampaian materi kimia pada pokok
bahasan asam basa. Dengan dikembangkannya modul terintegrasi pendidikan
karakter diharapkan peserta didik tidak hanya menguasai materi secara tataran
kognitif saja melainkan juga mampu menyentuh tataran nilai-nilai karakter yang
dapat lebih meningkatkan sikap sosial dan sikap spiritual peserta didik.
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Ismaya Munaf, dkk
(2013) “Pengembangan Modul Kimia Bermuatan Pendidikan Karakter Untuk
SMP/MTs kelas VIII Pada Materi Pokok Zat Adiktif dan Psikotropika”
menyatakan bahwa modul yang dikembangkan layak digunakan sebagai acuan
pendukung bagi guru dan sumber belajar mandiri bagi peserta didik dalam
pembelajaran IPA SMP/MTs dengan kriteria sangat baik SB dan memperoleh
presentase 90,47% serta mendapatkan respon positif dengan presentase keidealan
95%. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Manihar Situmorang (2013) dengan
judul “Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA/Ma Melalui Inovasi Pembelajaran
dan Integrasi Pendidikan Karakter” menyatakan bahwa buku ajar kimia yang telah
dikembangkan memperoleh persentase sebesar 90,06%.
Pengintegrasian nilai pendidikan karakter dalam modul dapat dilakukan
dengan menambah nilai-nilai karakter pada kegiatan pembelajaran didalam
modul. Nilai karakter dalam pokok bahasan asam basa didasarkan pada
karakteristik materi dan kompetensi yang akan dicapai. Berdasarkan kompetensi
dan karakteristik materi, nilai karakter yang dapat diintegrasikan diantarnya yaitu
relijius, jujur, rasa ingin tahu, bertanggung jawab, disiplin, bekerja sama, peduli
lingkungan, teliti dan disiplin.
Atas dasar pemaparan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
pengembangan modul agar dapat mengintegrasian pendidikan karakter di dalam
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kompetensi karakter dan akademik
peserta didik dengan judul “Pengembangan Modul Terintegrasi Pendidikan
Karakter Pada Pokok Bahasan Asam Basa”

C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu: “Apakah modul terintegrasi pendidikan karakter pada
pokok bahasan asam basa yang dikembangkan valid berdasarkan aspek kelayakan
isi, kebahasaan, sajian dan kegrafisan ?”

D. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengembangkan modul terintegrasi pendidikan
karakter pada pokok bahasan asam basa yang valid berdasarkan aspek kelayakan
isi, kebahasaan, sajian dan kegrafisan.
E. MANFAAT
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian terbagi dua, yaitu manfaat
secara teoritis dan manfaat secara praktis.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi
pengembangan ilmu pengetahuan untuk mengetahui bagaimana
mengembangkan bahan ajar berupa modul kimia SMA terintegrasi
pendidikan yang valid dan layak digunakan dalam pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi peneliti sebagai modal dalam mengembangkan diri di bidang
penelitian dan menambah wawasan serta pengalaman peneliti
sebagai calon pendidik.
b) Bagi pendidik adalah dengan adanya modul terintegrasi pendidikan
karakter dapat membantu guru dalam upaya menanamkan sikap
spiritual dan sikap sosial serta pengetahuan peserta didik.
c) Bagi peserta didik, modul terintegrasi pendidikan karakter ini
diharapkan dapat menjadi sebuah inovasi sumber belajar sehingga
dapat membantu siswa untuk mencapai ke-4 kompetensi yang
diharapkan.

F. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional berikut dimaksudkan untuk menghindari kesalahan
pemahaman dan perbedaan penafsiran yang berkaitan dengan istilah-istilah dalam
penelitian ini, yaitu:
1. Modul terintegrasi pendidikan karakter adalah salah satu bentuk bahan
ajar mandiri yang mengaitkan materi pelajaran dengan menambahkan
nilai-nilai karakter pada kegiatan pembelajaran didalam modul dengan
tujuan meningkatkan kompetensi karakter dan akademik peserta didik.
2. Modul terintegrasi pendidikan karakter yang valid adalah modul yang
telah mendapat pengesahan dari para validator dalam segi kelayakan isi,
kebahasaan, sajian dan kegrafisan sehinga layak digunakan dalam
pembelajaran kimia khususnya pada pokok bahasan asam basa.

G. KAJIAN TEORITIS

H. METODE PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai