Anda di halaman 1dari 11

JTK: Jurnal Tadris Kimiya 3, 1 (Juni 2018): 11-21

Website: http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/tadris-kimiya/index
ISSN 2527-9637 (online) ISSN 2527-6816 (print)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTENT CONTEXT


CONNECTION RESEARCHING REASONING REFLECTING (3C3R)
UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS SISWA
PADA KONSEP KOLOID

Ramlan Burhanudin1*, Cucu Zenab Subarkah1, Sari1


1Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Jl. A. H. Nasution No.
105, Bandung, 40614, Indonesia
*E-mail: ramlan1993@gmail.com

___________________________________________________

ABSTRAK

Model Content Context Connection Researching Reasoning Reflecting (3C3R) merupakan model belajar
dengan menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan pengalaman nyata. Keterampilan generik sains perlu dikembangkan
sebagai wahana penemuan dan pengembangan konsep, prinsip dan teori dalam memahami konsep koloid.
Tujuan penelitian ini ialah untuk mengembangkan keterampilan generik sains siswa setelah pembelajaran
dengan model 3C3R pada konsep koloid. Metode yang digunakan yaitu penelitian kelas dengan subjek siswa
kelas XI MIA 4 SMAN 26 Bandung. Hasil penelitian keterampilan generik sains siswa pada indikator
pengamatan langsung, inferensi logika, dan membangun konsep berada pada kategori sangat baik dengan
rata-rata sebesar 88, 82, dan 81, sedangkan indikator kesadaran tentang skala besaran, pemodelan dengan
rata-rata 75 dan 71, berada pada kategori baik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model 3C3R pada
pembelajaran koloid dapat mengembangkan keterampilan generik sains siswa.

Kata kunci: model 3C3R, keterampilan generik sains dan konsep koloid.

ABSTRACT

The 3C3R model is a learning model by bringing real-world situations into the classroom and encouraging
students to make connections between their knowledge and real experience. Generic science skills need to
be developed as a vehicle for the discovery and development of concepts, principles and theories in
understanding the concept of colloids. The purpose of this study development the generic skills of science
students after learning with 3C3R model on the concept of colloids. The method used is classroom research
with the subject of class XI MIA 4 SMAN 26 Bandung. The results of the generic science skills of students on
direct observation indicators, logic inference and concept building are in very good categories with an average
of 88, 82 and 81, while the awareness indicator on the scale of scale, modeling with an average of 75, and 71,
is in the category good. The results of this study indicate that 3C3R model on learning can develop students'
generic science skills.

Keywords: 3C3R model, generic science skills and colloid concepts.

DOI: https://doi.org/10.15575/jtk.v3i1.2595
R. Burhanudin, C. Z. Subarkah & Sari Penerapan Model Pembelajaran Content
Context Connection Researching Reasoning
Reflecting (3C3R) Untuk Mengembangkan
Keterampilan Generik Sains Siswa pada
Konsep Koloid

1. PENDAHULUAN
Model pembelajaran yang digunakan selama
Ilmu kimia sebagai bagian dari rumpun ilmu ini belum bisa mengembangkan keterampilan
pengetahuan alam (IPA) merupakan produk generik sains siswa dan tidak bersifat
yaitu pengetahuan kimia yang berupa fakta, kontekstual karena siswa tidak mencari
teori, prinsip dan hukum, juga merupakan sendiri pengetahuan yang dipelajarinya.
temuan saintis dan proses atau kerja ilmiah Diperlukan model pembelajaran yang dapat
(Depdiknas, 2006:7). Menurut Chang (2005:3) menarik minat dan gairah belajar siswa,
kimia adalah ilmu yang mempelajari materi sehingga siswa aktif dalam proses
dan perubahannya. Berdasarkan kedua pembelajaran. Model pembelajaran yang
definisi di atas dapat dilihat bahwa konsep dianggap sesuai yaitu model 3C3R (Content,
kimia begitu luas, mulai dari konsep yang Context, Connection, Researching,
sederhana sampai konsep yang sangat Reasoning, Reflecting). Penggunaan model
kompleks, juga dari konsep yang terlihat 3C3R ini dianggap tepat karena model
konkret sampai konsep yang abstrak untuk pembelajaran ini dapat merangsang siswa
dipahami. untuk menggunakan keterampilan generik
yang dimilikinya dan untuk memahami konsep
Salah satu konsep kimia tersebut yaitu sistem yang dipelajari (Hung, 2009:123).
koloid (Dwiyanti, 2001:3). Banyak sekali
kejadian, peristiwa ataupun benda dalam Penelitian sebelumnya oleh Sudrajat (2014)
kehidupan sehari-hari yang dapat model 3C3R dapat mengembangkan
dihubungkan dengan konsep koloid, misalnya keterampilan berpikir kritis siswa pada materi
pelarutan gula pasir dengan air, campuran air hidrolisis garam. Siswa menjadi terbiasa
dan garam, air dan susu, air dan kopi, dan bertanya untuk mengetahui sesuatu yang
lain-lain. Untuk mempelajari konsep koloidpun dipelajari dan mencari sendiri informasi dari
tidak hanya dengan mempelajari teorinya berbagai sumber. Menurut Abdul (2014)
saja, tetapi juga dengan melakukan model 3C3R dapat meningkatkan
eksperimen. Eksperimen dan teori dapat keterampilan pemecahan masalah siswa
saling berkaitan untuk dihubungkan (Yunita, pada materi larutan penyangga. Siswa
2012:14). menjadi terbiasa dalam mempelajari materi
kimia dengan mengaitkan peristiwa yang
Seperti yang dikatakan Gallagher (2007) terjadi dalam kehidupan sehari-hari dengan
Paradigma baru sangat diperlukan dalam konsep yang dipelajari di kelas. Saran
belajar kimia, yaitu memberikan sejumlah penelitian tersebut model ini bisa digunakan
pengalaman kepada siswa untuk menguasai untuk mengembangkan keterampilan berpikir
kimia dan membimbing mereka untuk tingkat tinggi siswa dan materi kimia lain.
menggunakan keterampilan generik sains.
Fakta mengenai keterampilan generik sains di Berdasarkan latar belakang yang telah
sekolah ternyata sudah ada pada diri siswa itu dikemukakan, maka rumusan masalah dalam
sendiri, namun belum terbiasa di kembangkan penelitian ini adalah bagaimana keterampilan
dalam pembelajaran. Hal ini menyebabkan generik sains siswa pada konsep koloid
pembelajaran kimia perlu diubah modusnya melalui model 3C3R?. Penelitian ini bertujuan
agar dapat membekali setiap siswa dengan untuk mengetahui keterampilan generik sains
keterampilan berpikir dari mempelajari kimia siswa pada konsep koloid melalui model
menjadi berpikir melalui kimia, dan 3C3R.
ditingkatkan lagi menjadi berpikir kimia.
Tujuan utama belajar kimia adalah agar siswa 1.1 Model 3C3R (Content, Context,
memiliki kemampuan berpikir dan bertindak Connection, Researching, Reasoning,
berdasarkan kemampuan kimia yang Reflecting).
dimilikinya, atau lebih dikenal sebagai
keterampilan generik sains (Liliasari, Hung (2006) membuat suatu inovasi baru
2009:34). dalam PBL yaitu model 3C3R (Content,

12 Jurnal Tadris Kimiya 3, 1 (Juni 2018): 11-21


R. Burhanudin, C. Z. Subarkah & Sari Penerapan Model Pembelajaran Content
Context Connection Researching Reasoning
Reflecting (3C3R) Untuk Mengembangkan
Keterampilan Generik Sains Siswa pada
Konsep Koloid

Context, Connection, Researching, belajar yang diaplikasikan dalam


Reasoning, Reflecting). Model pembelajaran kehidupan nyata.
ini diciptakan untuk dapat digunakan semua - Siswa lebih mudah memahami konsep
tingkatan peserta didik (Hung, 2009:123). karena masalah yang diberikan
merupakan masalah yang sering
Menurut Hung (2006:122) kerangka kerja siswa temukan dalam kehidupan
konseptual untuk desain masalah dalam sehari-hari.
bentuk teori model 3C3R, berfokus pada dua - Lebih banyak ide yang muncul dari
aspek desain PBL yaitu komponen inti dan pemikiran siswa.
komponen proses. Komponen inti merujuk ke - Membuat siswa selalu aktif dalam
content, context, dan connection, yang pembelajaran.
mendukung konten siswa dan pembelajaran - Membantu siswa bagaimana
konseptual. Sedangkan komponen proses mentransfer pengetahuan mereka
(researching, reasoning, dan reflecting) untuk memahami masalah dalam
berperan dalam proses kognitif siswa yang kehidupan nyata.
akan mendorong siswa untuk menggunakan - Memberikan tantangan kepada siswa
keterampilan generik yang dimiliknya. sehingga mereka bisa memperoleh
kepuasan dengan menemukan
Secara umum kerangka model pembelajaran pengetahuan baru bagi dirinya sendiri.
3C3R dapat digambarkan sebagai berikut:
Model 3C3R selain memiliki kelebihan seperti
yang dikemuakan diatas, juga terdapat
kelemahan, yaitu sebagai berikut:

- Proses pembelajaran memakan waktu


lebih banyak.
- Membutuhkan sosialisasi yang lebih
baik antara siswa di dalam kelompok.
- Kurang kesempatan untuk kontribusi
individu.
- Siswa mudah melepas diri dari
keterlibatan dan tidak memperhatikan.

1.2 Keterampilan Generik Sains


Gambar 1. Desain Model 3C3R
Keterampilan generik sains adalah
(Sumber: Hung, 2009: 57) kemampuan dasar yang perlu dilatihkan
kepada siswa dalam pembelajaran kimia
Model 3C3R juga terdapat kelebihan dan melalui praktikum konvensional atau secara
kekurangannya. Adapun kelebihan dari model teknologi informasi dengan menggunakan
3C3R menurut Hung (2009: 67) adalah bantuan komputer (Yunita, 2009:111).
sebagai berikut:
Ciri dari pembelajaran sains melalui
- Memiliki komponen-komponen yang keterampilan generik sains adalah
mendukung di setiap isinya yaitu membekalkan keterampilan generik sains
antara materi ajar, keadaan kepada siswa sebagai pengembangan
lingkungan belajar serta hubungan keterampilan berpikir tingkat tinggi (Sunyono,
antara kedua unsur tersebut. 2009:8). Untuk menentukan pengetahuan
- Siswa diarahkan dengan proses konsep-konsep sains yang ingin dipelajari.
mencari tahu, mengemukakan Analisis lebih lanjut dilakukan untuk
pengetahuan yang mereka miliki serta menunjukkan hubungan antara jenis konsep-
membantu untuk membentuk hasil konsep sains dengan keterampilan generik

13 Jurnal Tadris Kimiya 3, 1 (Juni 2018): 11-21


R. Burhanudin, C. Z. Subarkah & Sari Penerapan Model Pembelajaran Content
Context Connection Researching Reasoning
Reflecting (3C3R) Untuk Mengembangkan
Keterampilan Generik Sains Siswa pada
Konsep Koloid

sains yang dapat dikembangkan. Hasil (mathematical modeling); (9) membangun


analisis hubungan jenis konsep dan konsep (concept formation).
keterampilan generik sains dapat dilihat pada
Tabel 1. Dalam penelitian ini hanya lima indikator
keterampilan generik sains yang
Tabel 1. Hubungan Jenis Konsep dan dikembangkan sesuai kebutuhan penelitian
Keterampilan Generik Sains dan hasil analisis indikator yang cocok
dikaitkan dengan model 3C3R yaitu: (1)
Keterampilan pengamatan langsung; (2) kesadaran tentang
No Jenis Konsep
Generik Sains
skala besaran; (3) inferensi logika; (4)
1 Pengamatan Konsep konkret
pemodelan matematika; dan (5) membangun
langsung
2 Pengamatan Konsep abstrak
konsep.
langsung/tak dengan contoh
langsung inferensi konkret 1.3 Deskripsi Konsep Koloid
logika
3 Pengamatan tak Konsep abstrak Istilah koloid berasal dari bahasa yunani yaitu
langsung, inferensi “kolla” yang berarti lem dan “oid” yang berarti
logika seperti. Hal ini yang berkaitan dengan lem
4 Kerangka logika taat Konsep adalah sifat difusinya, karena koloid
asas, hukum sebab berdasarkan mempunyai nilai difusi yang rendah seperti
akibat, inferensi logika prinsip lem (Brady, 1999: 598). Konsep koloid penting
5 Bahasa simbolik, Konsep yang untuk dipelajari karena berkaitan erat dengan
pemodelan matematik menyatakan
simbol
kehidupan kita sehari-hari.
6 Pengamatan Konsep yang
langsung/ tak menyatakan Sistem koloid merupakan suatu bentuk
langsung, hukum proses campuran yang keadaanya terletak antara
sebab akibat, larutan dan suspensi (campuran kasar).
kerangka logika taat Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas
asas, inferensi logika yang berbeda dari sifat larutan maupun
7 Pengamatan Konsep yang suspensi. Secara makroskopis, koloid tampak
langsung/tak menyatakan homogen, namun secara mikroskopis koloid
langsung, hukum sifat bersifat heterogen.
sebab akibat,
kerangka logika taat
asas, inferensi logika
Berdasarkan perbedaan ukuran zat yang
didispersikan, sistem dispersi dapat
dibedakan menjadi:
Liliasari (2008:4) menjelaskan keterampilan
- Dispersi kasar (suspensi) adalah partikel-
generik kimia adalah kemampuan berpikir dan
partikel zat yang didispersikan lebih besar
bertindak berdasarkan pengetahuan kimia
daripada 100 milimikron.
yang dimilikinya. Menurut Liliasari et al.
- Dispersi halus adalah partikel-partikel zat
(2007:4) Kemampuan generik sains dalam
yang didispersikan berukuran antara satu
pembelajaran IPA dapat dikategorikan
sampai dengan 100 milimikron.
menjadi sembilan indikator yaitu: (1)
- Dispersi molekular (larutan sejati) adalah
pengamatan langsung (direct observation); (2)
partikel-partikel zat yang didispersikan
pengamatan tak langsung (indirect
lebih kecil daripada satu milimikron.
observation); (3) kesadaran tentang skala
besaran (sense of scale); (4) bahasa simbolik
1.3.1 Sifat Koloid (Efek Tyndall)
(symbolic languange); (5) kerangka logika
taat-asas (logical self-consistency) dari hukum
Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall
alam; (6) inferensi logika; (7) hukum sebab
(1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh
akibat (causality); (8) pemodelan matematika
karena itu disebut efek Tyndall. Efek Tyndall

14 Jurnal Tadris Kimiya 3, 1 (Juni 2018): 11-21


R. Burhanudin, C. Z. Subarkah & Sari Penerapan Model Pembelajaran Content
Context Connection Researching Reasoning
Reflecting (3C3R) Untuk Mengembangkan
Keterampilan Generik Sains Siswa pada
Konsep Koloid

adalah efek yang terjadi jika suatu campuran diperoleh kesimpulan (Siregar, 1998). Metode
disinari. ini dipakai karena sesuai dengan kebutuhan
penelitian yaitu untuk mendapatkan informasi
Berikut gambar larutan yang di sinari cahaya secara mendalam mengenai perkembangan
senter, merupakan contoh sifat koloid yaitu kelas dan hasilnya dideskripsikan.
Efek Tyndall. Perkembangan yang dideskripsikan dalam
penelitian ini adalah pengembangan
keterampilan generik sains siswa pada
konsep koloid dalam kehidupan sehari-hari.

2.1 Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas


XI MIA 4 SMA Negeri 26 Bandung. Adapun
karakterisktik kelas XI MIA 4 yaitu berjumlah
35 orang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki
Gambar 2. Efek Tyndall dan 21 orang siswa perempuan. Siswa yang
Sumber:www.yahooimage.com berjumlah 35 orang ini dikelompokkan
menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok tinggi,
1.3.2 Gerak Brown kelompok sedang, dan kelompok rendah.
Gerak Brown ditemukan oleh Robert Brown 2.2 Tahapan Penelitian
berkebangsaan Inggris, sehingga pergerakan
partikel koloid dinamakan Gerak Brown. Jika Penelitian yang dilaksanakan meliputi:
kita lihat dan amati sistem koloid di bawah
mikroskop ultra, maka kita akan melihat 2.2.1 Tahapan Persiapan
bahwa partikel-partikel tersebut akan
bergerak membentuk zig-zag karena partikel- Analisis silabus kimia SMA kelas XI, analisis
partikel suatu zat senantiasa bergerak. model pembelajaran 3C3R, analisis
Pergerakan tersebut dapat digambarkan keterampilan generik sains, analisis konsep
seperti Gambar 3. koloid, melakukan studi pendahuluan dan
memilih subjek penelitian untuk memperoleh
informasi mengenai permasalahan
pembelajaran yang ada di lapangan yaitu di
kelas XI MIA 4 SMAN 26 Bandung, kemudian
dilakukan penyusunan instrumen.

2.2.2 Tahapan Pelaksanaan


Gambar 3. (a) Gerakan Acak (Brown) Suatu
Partikel Koloid.
(b) Partikel Koloid Bergerak Acak Waktu yang digunakan dalam pelaksanaan
Karen Resultan Tumbukan penelitian ini adalah 2 kali pertemuan (4 x 45
Medim Pendispersi. menit). Selanjutnya menerapkan model
Sumber: General Chemistry, Principles & pembelajaran 3C3R pada konsep koloid
Structure, James E. Brady, 1999. dengan dibantu oleh LKS yang dalam
pembelajarannya menuntut siswa untuk
2. METODE PENELITIAN menggunakan keterampilan generik sains
yang dimilikinya. Setelah dilakukan
Metode penelitian yang digunakan dalam pembelajaran dengan menggunakan model
penelitian ini adalah metode penelitian kelas pembelajaran 3C3R, dilakukan tes evaluasi
dengan jalan menyampaikan data, mengolah untuk memperoleh gambaran bagaimana
data, menginterpretasikan data sehingga

15 Jurnal Tadris Kimiya 3, 1 (Juni 2018): 11-21


R. Burhanudin, C. Z. Subarkah & Sari Penerapan Model Pembelajaran Content
Context Connection Researching Reasoning
Reflecting (3C3R) Untuk Mengembangkan
Keterampilan Generik Sains Siswa pada
Konsep Koloid

keterampilan generik sains yang dimiliki menunjukkan bahwa instrumen tersebut


siswa. termasuk dalam kriteria reliabilitas sedang.

2.2.3 Tahapan Akhir 2.3.3 Daya Pembeda

Data yang diperoleh dari lembar observasi, Hasil perhitungan dengan menggunakan
LKS, dan tes evaluasi dianalisis dan Anates Uraian V4.0.5. diperoleh hasil daya
diinterpretasikan dalam hasil, temuan dan pembeda instrumen tes yang diuji cobakan
pembahasan sehingga diperoleh kesimpulan. dapat dilihat pada Tabel 4.

2.3 Teknik Pengumpulan Data 2.3.4 Tingkat Kesukaran

Teknik pengumpulan data yang dilakukan Hasil perhitungan diperoleh kriteria mudah,
pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2. sedang dan sukar bahwa soal 1-5 dapat
digunakan untuk tes keterampilan generik
Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data sains siswa.
Keterampilan
No Generik Jenis Konsep Teknik Pengumpulan Instrumen
Sains
1 Guru dan Ketercapaian tahapan model Observasi Lembar observasi
Siswa pembelajaran 3C3R guru dan siswa
2 Siswa Keterampilan generik sains siwa Pengumpulan LKS LKS wacana dan
pada indikator pengamatan praktikum
langsung dan membangun konsep
3 Siswa Keterampilan generik sains siswa Pengumpulan data Tes tertulis KGS
pada indikator kerangka logika taat LKS, tes tertulis dan
azas, pemodelan matematika dan hasil observasi
membangun konsep

2.3.1 Validitas
Tabel 4. Hasil Daya Beda Butir Soal Tes
Hasil perhitungan dengan menggunakan
No.
Anates Uraian V4.0.5. diperoleh hasil Nilai Daya Pembeda Kriteria
Soal
besarnya validitas instrumen tes yang diuji 1 0,05 Cukup
cobakan dalam penelitian dapat dilihat pada 2 0,55 Tinggi
Tabel 3. 3 0,66 Tinggi
4 0,22 Tinggi
Tabel 3. Hasil Validitas Butir Soal Tes 5 0,25 Cukup
No. Soal Koefisien Korelasi Kriteria
1 0,44 Cukup
2 0,71 Tinggi 2.4 Instrumen Penelitian
3 0,77 Tinggi
4 0,62 Tinggi Dalam penelitian ini menerapkan beberapa
5 0,43 Cukup instrumen, diantaranya tes keterampilan
generik sains, kisi-kisi tes keterampilan
2.3.2 Reliabilitas generik sains, dan rubrik penilaian
keterampilan generik sains. Validasi
Hasil perhitungan dengan menggunakan instrumen penelitian dilakukan oleh lima ahli di
Anates Uraian V4.0.5 diperoleh hasil bidang kimia. Hasil validasi instrument
besarnya reliabilitas instrumen tes yang diuji kemudian direvisi untuk digunakan pada
cobakan dalam penelitian adalah 0,60. Hal ini penelitian.

16 Jurnal Tadris Kimiya 3, 1 (Juni 2018): 11-21


R. Burhanudin, C. Z. Subarkah & Sari Penerapan Model Pembelajaran Content
Context Connection Researching Reasoning
Reflecting (3C3R) Untuk Mengembangkan
Keterampilan Generik Sains Siswa pada
Konsep Koloid

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai rata-rata
3.1 Hasil keterampilan generik sains siswa kelompok
tinggi 88, kelompok sedang 77 dan siswa
Pencapaian keterampilan generik sains siswa kelompok rendah 69, dengan rata-rata 78.
untuk setiap indikator keterampilan generik Untuk lebih jelas mengenai nilai rata-rata
sains yang digunakan berdasarkan hasil keterampilan generik sains siswa pada setiap
analisis konsep koloid terdapat lima indikator kelompok prestasi, dapat dilihat dalam
keterampilan generik sains yang dapat diagram pada Gambar 5.
dikembangkan yaitu pengamatan langsung,
membangun konsep, kesadaran tentang skala
besaran, inferensi logika dan pemodelan.
Persentase nilai rata-rata keterampilan
generik sains siswa untuk setiap indikator
keterampilan generik yang dikembangkan
dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 menunjukkan nilai rata-rata dari


indikator pengamatan langsung adalah 88,
membangun konsep adalah 81 dan inferensi
logika adalah 82 sehingga ketiga indikator ini
berada pada kategori sangat baik. Nilai rata-
rata indikator kesadaran tentang skala
besaran adalah 75, indikator pemodelan
adalah 75 sehingga kedua indikator tersebut
Gambar 4. Diagram Nilai Rata-rata Setiap
berada pada kategori baik. Untuk lebih jelas
Indikator Keterampilan Generik
mengenai rata-rata nilai setiap indikator Sains
keterampilan generik sains dapat dilihat dalam
diagram pada Gambar 4.

Tabel 5. Persentase Nilai Rata-rata Indikator Keterampian Generik Sains

Persentase Nilai Rata-rata


Keterampilan Generik Sains
Indikator Keterampilan Generik Persentase
untuk Setiap Kelompok Prestasi Kategori
Sains Rata-rata
Sedan
Tinggi Rendah
g
Pengamatan langsung 93 93 80 88 Sangat Baik
Membangun Konsep 81 88 74 81 Sangat Baik
Kesadaran tentang Skala Besaran 86 66 74 75 Baik
Inferensi Logika 100 78 70 82 Sangat Baik
Pemodelan 82 72 60 71 Baik
Rata-rata 88 77 69 78 Baik

17 Jurnal Tadris Kimiya 3, 1 (Juni 2018): 11-21


R. Burhanudin, C. Z. Subarkah & Sari Penerapan Model Pembelajaran Content
Context Connection Researching Reasoning
Reflecting (3C3R) Untuk Mengembangkan
Keterampilan Generik Sains Siswa pada
Konsep Koloid

Gambar 5. Diagram Nilai Rata-rata Kelompok Prestasi pada Tiap Indikator Keterampilan Generik Sains

data yang diperoleh kelompok ini kurang


3.2 Pembahasan berpartisifasi aktif dalam melaksanakan
seluruh kegiatan pembelajaran dibandingkan
Penelitian ini terdiri dari tiga tahap proses dengan kelompok-kelompok lain, sehingga
pembelajaran yaitu tahap researching, aktivitas yang harus dikerjakan tidak
reasoning dan reflecting dimana dalam setiap seluruhnya terlaksana. Aktivitas siswa harus
tahap proses tersebut terdapat tahap inti yaitu diatur oleh guru sehingga siswa melakukan
tahap content, context dan connection. Hasil aktivitas sesuai dengan yang diharapkan
observasi diketahui bahwa tahapan-tahapan (Suprijono, 2010:65).
dalam model pembelajaran 3C3R pada
konsep koloid dalam kehidupan sehari-hari Indikator pengamatan langsung dan inferensi
dapat terlaksana dengan baik. Semua siswa logika mempunyai nilai rata-rata yang lebih
antusias dalam melaksanakan proses tinggi dibanding dengan indikator membangun
pembelajaran yang dilakukan di laboratorium konsep, kesadaran tentang skala besaran dan
dan di dalam kelas, namun terdapat pemodelan. Tingginya keterampilan siswa
perbedaan keterlaksanaan aktivitas pada tiap pada indikator pengamatan langsung ini
kelompok siswa, dimana kelompok siswa dipengaruhi oleh penggalian materi prasyarat
yang mencapai nilai paling tinggi yaitu mengenai campuran homogen dan heterogen
kelompok 2 mencapai 98% kelompok tersebut dan siswa mengamati secara langsung
dinilai mendapat kriteria sangat baik karena perbedaan larutan, suspensi dan koloid. Hal
hampir seluruh aktivitas pembelajaran dapat ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh
terlaksana. Setiap anggota kelompok sangat Edgar Dale (dalam Dimyati & Mudjiono,
kompak dalam pelaksanaan diskusi kelompok 2006:45) bahwa belajar yang paling baik
dan berbagai kegiatan yang harus mereka adalah belajar melalui pengalaman langsung.
laksanakan dalam kegiatan kelompoknya. Pada indikator pemodelan siswa
mendapatkan nilai yang tinggi karena pada
Sebagaimana dijelaskan oleh Lie (2008: 12) indikator ini siswa diberikan pemodelan yaitu
bahwa keberhasilan suatu kelompok belajar membahasakan yang ada dalam pemikiran,
dipengaruhi oleh kerja sama dan saling berupa gambaran pencemaran koloid dalam
membantu dalam suatu kelompok atau tim. kehidupan sehari-hari sehingga siswa mudah
Dan kelompok siswa yang dinilai menginterpretasikan maksud dari gambar
mendapatkan persentase keterlaksanaan yang diberikan. Sedangkan pada indikator
paling rendah yaitu kelompok 3 sebesar 82% membangun konsep, kesadaran tentang skala
dengan kriteria baik, berdasarkan analisis

18 Jurnal Tadris Kimiya 3, 1 (Juni 2018): 11-21


R. Burhanudin, C. Z. Subarkah & Sari Penerapan Model Pembelajaran Content
Context Connection Researching Reasoning
Reflecting (3C3R) Untuk Mengembangkan
Keterampilan Generik Sains Siswa pada
Konsep Koloid

besaran dan inferensi logika nilai siswa masih 4. KESIMPULAN


dengan kategori baik.
Penerapan model 3C3R dapat
Keterampilan generik sains siswa indikator
mengembangkan keterampilan generik sains
membangun konsep terlihat jelas bahwa ada
pada konsep koloid karena memudahkan
data yang sedikit ekstrem yaitu nilai rata-rata
siswa dalam memahami materi yang
kelompok rendah lebih besar dari nilai rata-
disampaikan dan siswa dapat
rata kelompok sedang bahkan nilai rata-rata
menghubungkan konsep yang dipelajari di
kelompok rendah sama dengan nilai rata-rata
kelas dengan kehidupan sehari-hari.
kelompok tinggi, data ini diambil berdasarkan
hasil penghitungan LKS dan soal evaluasi
kemampuan membangun konsep. Tingginya
nilai kelompok rendah pada indikator
membangun konsep ini bisa saja terjadi
dikarenakan keterampilan generik sains
indikator membangun konsep ini berada pada
tahap reasoning connection dan reflecting
connection, yang menuntut siswa untuk
bekerjasama dengan siswa lainnya sehingga
penilaian LKS dilakukan berdasarkan
kelompok belajar siswa, hal itu bisa
menaikkan nilai siswa kelompok rendah ketika
siswa tersebut dapat bergabung dengan
kelompok tinggi dan bekerjasama dengan
baik (Crawford, 2001). Seperti yang dikatakan
Sutawidjaja (2011:15) setiap bagian dalam
kelompok saling berhubungan sedemikian
rupa sehingga pengetahuan yang dipunyai
seseorang menjadi output bagi yang lain, dan
output ini akan menjadi input bagi yang
lainnya. Belajar dengan bekerjasama dapat
membuat otak manusia berfungsi lebih dan
menolong siswa menguasai materi akademik
yang sulit baik bagi siswa yang beresiko
maupun siswa yang gampang belajar
sehingga dapat menghasilkan kesuksesan
siswa dan membantu setiap anggota
kelompok berkembang (Johnson, 2007:168).

19 Jurnal Tadris Kimiya 3, 1 (Juni 2018): 11-21


R. Burhanudin, C. Z. Subarkah & Sari Penerapan Model Pembelajaran Content
Context Connection Researching Reasoning
Reflecting (3C3R) Untuk Mengembangkan
Keterampilan Generik Sains Siswa pada
Konsep Koloid

DAFTAR PUSTAKA
Hung, Woei. (2009). The 9-step problem
Abdul, S. (2014). Penerapan Model 3C3R design process for problem-based
untuk mengembangkan keterampilan learning: Application of the 3C3R model.
pemecahan masalah siswa pada materi University of North Dakota, Instructional
larutan penyangga. Skripsi. Universitas Design & Technology, Education
Islam Negeri Sunan Gunung Djati Building Room, 4,118-141.
Bandung.
Johnson, E.B. (2007). Contextual Teaching
Brady, J.E. (1999). Kimia Universitas Asas and Learning (Menjadikan Kegiatan
dan Struktur Edisi Lima. Jakarta: Bina Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan
Putra Aksara. Bermakna). Terjemahan oleh Ibnu
Setiawan. Bandung: Mizan Media
Chang, R. (2005). Kimia Dasar: Konsep- Utama.
konsep inti. Jilid II (Ed.Ketiga).
Terjemahan oleh M.A. Martoprawiro, Lie, A. (2008). Memperaktikan Cooperative
dkk. Jakarta: Erlangga. Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta:
Grasindo
Crawford, M.L. (2001). Teaching Contextually:
Research, Rationale, and Tehniques, Liliasari, Rustaman, R., Mulyani S.
For Improving Student Motivation and (2007).”Scientific Concept And Generic
Achievment in Mathematis and Science. Science Skill Relationship in the 21st
Texas: CORD CCI Publishing Ic. Century Science Education”. Seminar
Proceeding of The First International
Seminar of Science Education.
Departemen Pendidikan Nasional. (2006).
(http://file.upi.edu/), diakses 20 Februari
Panduan Pengembangan Pembelajaran
2015.
IPA Terpadu. (http://www.puskur.net),
diakses 20 Januari 2015.
Liliasari. (2008). Peningkatan Kualitas
Pendidikan Kimia dari Pemahaman
Dimyati dan Mudjiono, (2006). Belajar dan
Konsep Kimia Menjadi Berpikir Kimia.
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Tersedia. (http://file.upi.edu), diakses 20
Februari 2015.
Dwiyanti, G. (2001). Pengembangan
Keterampilan Generik Sains dan
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Liliasari. (2009). Berfikir Kritis dalam
dalam Pembelajaran Kimia di SMU pada Pembelajaran Sains Kimia Menuju
Pokok Bahasan Koloid. Profesionalitas Guru.
(http://file.upi.edu/directori/fpmipa/jur_p (http://jurnal.pdii.lipi.go.id/jurnal_penelitia
end_kimia.html), diakses 27 Desember n _pendidikan/), diakses 10 Februari
2014. 2015.

Gallagher, J.J. (2007). Teaching Science for Siregar, N. (1998). Penelitian Kelas: Teori,
Understanding: A Practical Guide for Metodologi & Analisis. Bandung: IKIP
School Teachers., New Jersey. Pearson Bandung Press.
Merril Prentice Hall. New Jersey.
Sudrajat, A. (2014). Penerapan Model 3C3R
Hung, Woei. (2006). The 3C3R Model: A Untuk Mengembangkan Keterampilan
Conceptual Framework for Designing Berpikir Kritis Siswa pada Materi
Problems in PBL. Interdisciplinary Larutan Penyangga. Skripsi Universitas
Journal of Problem-based Learning, Islam Negeri Sunan Gunung Djati
1,55-75. Bandung. tidak diterbitkan.

20 Jurnal Tadris Kimiya 3, 1 (Juni 2018): 11-21


R. Burhanudin, C. Z. Subarkah & Sari Penerapan Model Pembelajaran Content
Context Connection Researching Reasoning
Reflecting (3C3R) Untuk Mengembangkan
Keterampilan Generik Sains Siswa pada
Konsep Koloid

Sunyono. (2009) Pembelajaran IPA dengan


Keterampilan Generik.
(http://.unila.ac.id/), diakses 10 Maret
2015.

Suprijono, A. (2010). Cooperative Learning,


Teori dan Aplikasi PAIKEM. Surabaya:
Pustaka Pelajar.

Sutawidjaja, A. (2011). Pembelajaran


Matematika. Jakarta: Universitas
Terbuka.

Yunita. (2009). Panduan Pengelolaan


Laboratorium Kimia. Bandung: Insan
Mandiri.

Yunita. (2012). Model-Model Pembelajaran


Kimia. Bandung: CV Insan Mandiri.

21 Jurnal Tadris Kimiya 3, 1 (Juni 2018): 11-21

Anda mungkin juga menyukai