Askep Jiwa Kel 1 C
Askep Jiwa Kel 1 C
A. LATAR BELAKANG
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kesehatan jiwa
merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang terbebas dari gangguan
jiwa, dan memiliki sikap positif untuk menggambarkan tentang kedewasaan
serta kepribadiannya. Gangguan jiwa merupakan manifestasi klinis dari
bentuk penyimpangan perilaku akibat adanya distrosi emosi sehingga
ditemukan ketidakwajaran dalam bertingkah laku. Gangguan jiwa berat ada
tiga macam yaitu Schizofrenia, gangguan bipolar dan psikosis akut. Dengan
Schizofrenia yang paling dominan yaitu sejumlah 1% hingga 3% warga dunia
(Nasir & Muhith, 2011).
1
sudah terdiagnosa. Dilihat dari angka kejadian diatas penyebab yang paling
sering timbulnya gangguan jiwa adalah dikarenakan himpitan masalah
ekonomi, kemiskinan. Kemampuan dalam beradaptasi tersebut berdampak
pada kebingungan, kecemasan, frustasi, perilaku kekerasan, konflik batin dan
gangguan emosional menjadi faktor penyebab tumbuhnya penyakit mental.
2
Karakteristik Sasaran stimulasi sensori yaitu duduk di pojok sendiri,
tidur berlebihan, menghindar dari orang lain, menarik dari realitas,
produktivitas menurun, inisiatif dari ide-ide kurang, bicara dan gerakaan
lambat, hipoaktif, gairah seksual menurun, bicara, senyum dan tertawa
sendiri.
B. LANDASAN TEORI
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagi terapi, dan kelompok
digunakan sebagai target asuhan (Kelliat, 2005). Stimulasi Persepsi adalah
terapi yang bertujuan untuk membantu klien yang mengalami kemunduran
orientasi, menstimulasi persepsi dalam upaya memotivas proses perfikir serta
mengurangi prilaku maladaptive ( Purwaningasih dan Karlina, 2009).
Terapi aktivitas kelompok adalah suatu psikoterapi yang dilakukan
oleh sekelompok penderita bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama
lain yang dipimpin, diarahkan oleh seorang terapis atau petugas yang telah
terlatih. Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu
dengan yang lain (Struart & Laraia). Anggota kelompok mungkin datang dari
berbagai latar belakang yang harus ditangani sesuai dengan keadaannya,
seperti agresif, takut, kebencian, kompetitif, kesamaan, ketidak samaan,
kesukaan dan menarik (Yalom, 1995 dalam Struart 7 Laraia, 2001 dikutip dari
Cyber Nurse, 2009).
Terapi aktivitas kelompok (TAK) dibagi empat, yaitu terapi aktivitas :
1. kelompok stimulasi kognitif/persepsi,
2. terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori,
3. terapi aktivitas orientasi realita, dan
4. terapi aktivitas kelompok sosialisasi
(Keliat, 2004).
TAK Stimulasi Sensoris adalah terapi yang digunakan sebagai
stimulus pada sensoris klien. Kemudian diobservasi reaksi sensoris klien
terhadap stimulus yang disediakan, berupa ekspresi perasaan secara
nonverbal (ekspresi wajah, gerakan tubuh). Biasanya klien yang tidak
mau mengungkapkan komunikasi verbal akan terstimulasi emosi dan
perasaannya. Aktivitas yang digunakan sebagai stimulus adalah: musik,
seni, menyanyi, menari. Jika hobi klien diketahui sebelumnya, dapat
3
dipakai sebagai stimulus, misalnya lagu kesukaan klien, dapat digunakan
sebagai stimulus.
Menurut Keliat (2005) TAK : Stimulasi Sensori ada 3 sesi yakni
sesi 1 : TAK Stimulasi sensori mendengar musik, sesi 2: menggambar,
sesi 3 : menonton tv/video. Pada TAK Stimulasi Sensori Sesi 1 :
kemampuan memberi respon pada musik.
Beberapa aspek dari klien yang harus diperhatikan dalam penjaringan
klien yang akan diberikan aktivitas kelompok stimulasi sensori adalah :
1. Aspek Emosi
Psikomotorik yang lambat, pendiam, menarik diri.
2. Aspek intelektual.
Klien tidak ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, jika ditanya klien
menjawab seperlunya, jawaban klien sesuai dengan pertanyaan perawat
3. Aspek Sosial
Klien sudah dapat membina hubungan saling percaya dengan praktikan,
klien mengatakan bersedia mengikuti terapi aktivitas, klien mau
berinteraksi minimal dengan satu klien lain ke satu klien lain.
4
TAK Stimulasi sensori bertujuan agar klien mengalami:
a. Peningkatan kepekaan terhadap stimulus
b. Peningkatan kemampuan merasakan keindahan
c. Peningkatan apresiasi terhadap lingkungan
3. Jenis Kegiatan
Terapi Aktifitas Kelompok Stimulasi Sensori meliputi:
a. TAK stimulasi suara
b. TAK stimulasi gambar
c. TAK stimulasi suara dan gambar
Uraian Tugas
1. Leader :
Tugas :
a. Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok
b. Merencanakan dan mengontrol terapi aktivitas kelompok
c. Leader memperkenalkan diri dan mempersilahkan anggota lainnya
untuk memperkenalkan diri
d. Menetapkan tujuan dan peraturan kelompok sebelum kegiatan
dimulai
e. Membacakan tujuan dan peraturan kelompok sebelum kegiatan
dimulai
f. Memotivasi anggota aktif dalam kelompok
g. Memimpin kegiatan dengan tertib
2. Co-Leader :
Tugas :
a. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang
b. Menjadi perantara antara fasilitatot dan leader
c. Membacakan aturan main dalam terapi aktivitas kelompok
3. Fasilitator :
Tugas :
a. Ikut serta dalam kegiatan kelompok sebagai anggota
b. Memfasilitasi anggota dalam diskusi kelompok
c. Jadi model bagi klien selama kegiatan
5
4. Observer :
Tugas :
a. Observasi jalannya kegiatan (jumlah peserta, klien yang keluar dan
tidak kembali, ketepatan waktu)
b. Catat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan
Setting Tempat
Terapis dan klien duduk bersama melingkar berbaur di ruangan yang
nyaman dan tenang.
Alat dan Media
1. Tape recorder
2. Kaset lagu melayu (dipilih lagu yang memiliki cerita yang bermakna.
Dapat juga lagu-lagu yang bermakna religius)
Metode
1. Dinamika Kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
Langkah-Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Membuat kontrak dengan klien yang sesuai indikasi : klien
menarik diri, harga diri rendah
b. Mempersiapkan alat dan tempat
2. Orientasi
a. Salam teraupeutik : Terapis mengucapkan salam
b. Evaluasi / validasi : Terapis menanyakan perasaan klien hari ini
c. Kontrak :
1. Terapis menjelaskan tujuan kagiatan
2. Terapis menjelaskan aturan main yaitu :
Klien harus mengikuti kegiatan dari awal sampai dengan
akhir
Bila ingin keluar dari kelompok, klien harus meminta izin
kepada terapis
Lama kegiatan 60 menit
3. Kerja
a. Terapis akan membagi klien dalam kelompok kecil.
b. Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri (nama
dan nama panggilan, serta asal), dimulai dari terapis secara
beruntun searah jarum jam.
6
c. Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis
mengajak klien untuk bertepuk tangan.
d. Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien boleh berjoget
sesuai irama lagu sambil mengoperkan bola searah jarum jam. Saat
lagu berhenti klien yang memegang bola terakhir akan
menceritakan isi cerita dari lagu dan perasaan klien setelah
mendengar lagu sambil dibantu anggota kelompoknya untuk
menyelesaikan permainan.
e. Misalnya Tn.A masuk dalam kelompok satu dan terpilih untuk
menceritakan isi lagu, anggota kelompok Tn.A harus menyusun
puzzle sesuai dengan gambar sampai sebelum musik berakhir.
f. Terapis memutar lagu kembali sampai semua kelompok mendapat
giliran.
g. Terapis memberikan pujian pada setiap kelompok yang
menyelesaikan permainannya.
4. Terminasi
a. Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
Terapis memberikan pujian atas pencapaian kelompok
b. Tindak lanjut: Terapis menganjurkan klien untuk mendengarkan
musik-musik yang baik dan bermakna dalam kehidupan
c. Kontrak yang akan datang
Terapis menyepakati kegiatan TAK berikutnya
Terapis menyepakati waktu dan tempat TAK
7
EVALUASI TAK
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI SENSORIS
Evaluasi Klien
Nama Klien
No
Aspek yang Dinilai
1. Mengikuti kegitan
sampai akhir
2. Menjelaskan makna
lagu
3. Menjelaskan
perasaan setelah
mendengar lagu
4. Kerjasama dalam
kelompok
Jumlah
Evaluasi Terapis
No Terapi Sebagai Evaluasi
1. Arum Setyaningsih
2. Elan Rohman
3. Rinawati
4. Nuryaningsih