Anda di halaman 1dari 6

Epidemiologi.

Insidens di Negara maju berkisar antara 5,9 sampai 11,6 episode per
100.000 populasi. Infektif endokarditis lebih sering terjadi pada pria dibandingkan
perempuan dengan rasio 1,6 sampai 2,5. Sekitar 36-75 % pasien dengan infektif
endokarditis katup asli memiliki faktor predisposisi, seperti penyakit jantung
reumatik, penyakit jantung kongenital, prolaps katup mitral, penyakit jantung
degenerative, hipertrofi septal asimetrik, atau penyalahguna narkoba intravena
(PNIV). Faktor predisposisi tidak dapat diidentifikasikan pada 25-47 % pasien.
Profil epidemiologi infektif endokarditis telah berubah secara substansial
selama beberapa tahun terakhir, terutama di Negara industri. Dulu penyakit lebih
sering ditemukan pada dewasa muda yang sebelumnya telah di identifikasi
menderita pernyakit reumatik, penyakit katup, infektif endokarditis kini lebih
sering ditemukan pada pasien yang lebih tua sebagai hasil dari perawatan
kesehatan terkait prosedur, baik pada pasien tanpa kelainan sebelumnya atau
pasien dengan katup prostetik.
Sebuah tinjauan sistematis baru-baru ini pada 15 populasi berbasis
investigasi pada 2.371 kasus infeksi endokarditis dari tujuh Negara (Denmark,
Perancis, Italia, Belanda, Swedia, Inggris, dan Amerika Serikat) menunjukkan
meningkatnya insiden infektif endokarditis terkait katup prostetik, peningkatan
kasus dengan prolaps katup mitral dan penurunan kasus yang didasari penyakit
jantung rematik.
Di Amerika Serikat hampir 25% pasien infeksi endokarditis adalah PNIV.
Walaupun insidens infeksi endokarditis belum diketahui secara pasti, diperkirakan
kejadian infektif endokarditis pada PNIV berkisar antara 1,5-20 kasus per 1000
PNIV pertahun. Infektif endokarditis memberikan resiko tinggi terhadap
morbiditas dan mortalitas. Risiko infektif endokarditis pada PNIV 2-5% per
pasien pertahun, beberapa kali lebih tinggi dari pasien penyakit jantung reumatik
atau katup prostetik. Meskipun mortalitas infektif endokarditis pada PNIV yang
terutama melibatkan sisi kanan jantung tidak setinggi infektif endokarditis pada
sisi kiri jantung, namun komplikasi kardiopulmonar, neurologis, ginjal, mata,
abdomen, dan ekstremitas dapat mengakibatkan morbiditas yang bermakna.
Mortalitas infektif endokarditis pada PNIV berkisar antara 7-15%.

Manifestasi Klinis
Demam merupakan gejala dan tanda yang paling sering ditemukan pada
EI. Murmur jantung ditemukan pada 80-85% pasien EI katup asli, dan sering tidak
terdengar pada EI katup asli. Pembesaran limpa ditemukan pada 15-50% pasien
dan lebih sering pda EI subakut.Ptekie, merupakan manifestasi perifer tersering,
dapat ditemukan pada konjungtiva palpebra, mukosa palatal dan bukal,
ekstremitas dan tidak spesifik pada EI. Splinter atau sublingual hemorraghes
merupakan gambaran merah gelap, linier atau jarang berupa Flame shaped streak
pada dasar kuku atau jari, biasanya pada bagian proksimal. Osler nodes biasanya
berupa nodul subkutan kecil yang nyeri yang terdapat pada jari lebih proksimal
dan menetap dalam beberapa jam atau hari, dan tak patognomonis untuk EI. Lesi
janeway berupa eritem kecil atau makula hemoragis yang tak nyeri pada tapak
tangan atau kaki dan merupakan akibat emboli septik. Roth spots, perdarahan
retina oval dengan pusat yang pucat jarang ditemukan pada EI.1,2
Gejala muskuloskletal sering ditemukan berupa artralgia dan mialgia,
jarang artritis dan nyeri bagian belakang yang prominen.1
Infeksi endokarditis subakut setelah 2 minggu inkubasi, keluhan seperti
infeksi umum (demam tidak terlalu tinggi, sakit kepala, nafsu makan kurang,
lemas, berat badan turun).Timbulnya gejala komplikasi seperti gagal jantung,
gejala emboli pada organ, misalnya gejala neurologis, sakit dada, sakit perut kiri
atas, hematuria, tanda iskemia di ekstremitas.

Emboli septik merupakan sequellae klinis tersering infeksi endokarditis,


dapat terjadi sampai 40% pasien dan kejadiannya cenderung menurun selama
terapi antibiotik yang efektif. Gejala dan tanda neurologis terjadi pada 30-40%
pasien infeksi endokarditis dan dikaitkan dengan peningkatan mortalitas. Strok
emboli merupakan manifestasi klinis tersering. Manifestasi klinis lain yaitu
perdarahan intrakranial yang berasal dari ruptur aneurisma mikotik, ruptur arteri
karena arteritis septik, kejang dan ensefalopati.1,2
Tabel 2. Gejala klinis enfeksi endokarditis3

Gejala klinis infeksi endokarditis

Infeksi endokarditis harus dicurigai pada keadaan berikut:

1. Murmur regurgitasi yang baru


2. Fenomena emboli tanpa sebab yang jelas
3. Sepsis tanpa penyebab yang jelas (terutama yang berhubungan dengan
organisme penyebab infeksi endokarditis)
4. Demam (Gejala infeksi endokarditis yang paling umum*)
Infeksi endokarditis harus dicurigai bila demam berhubungan dengan;

a. Material prostetik intrakardiak (seperti katup prostetik, pacemaker,


implan defibrillator)
b. Riwayat infeksi endokarditis sebelumnya
c. Riwayat penyakit katup atau penyakit jantung kongenital sebelumnya
d. Faktor predisposisi untuk terjadinya infeksi endokarditis
(immunocompromised, PNIV)
e. Faktor predisposisi dan adanya intervensi yang berhubungan dengan
bakteriemia
f. Tanda-tanda gagal jantung kongestif
g. Gangguan konduksi jantung yang baru
h. Kultur darah positif dengan bakteri tipikal penyebab infeksi
endokarditis atau serologi positif untuk demam Q kronik
i. Fenomena vaskular atau imunologis: fenomena emboli, splinter
haemorrages, Roth spots, Janeway lession, Osler’s nodes.
j. Tanda dan gejala neurologis non spesifik atau fokal
k. Tanda tanda adanya emboli paru
l. Abses perifer tanpa sebab yang jelas
*demam mungkin tidak ditemukan pada lansia, setelah antibiotik pre terapi,
pasien immunocompromised, infeksi endokarditis yang disebabkan
organisme atipikal atau virulensi rendah.
Feature Frequency (%)
Fever 80-90
Chills and sweats 40-75
Anorexia, weight loss, malaise 25-50
Myalgias, arthralgias 15-30
Back pain 7-15
Heart murmur 80-85
New/worsened regurgitant murmur 20-50
Arterial emboli 20-50
Splenomegaly 15-50
Clubbing 10-20
Neurologic manifestations 20-40
Peripheral manifestations ( osler’s nodes, 2-15
sublingual hemorrhages, janeway lesions,
Roth’s pots)
Petechiae 10-40

Gambar 4. Roth spot (kiri atas), splinter haemorrhage (kanan atas), osler node
(kiri bawah), janeway lesion (tengah bawah) dan ptekiae konjungtiva (kanan
bawah)
Komplikasi
Komplikasi infeksi endokarditis dapat terjadi pada setiap organ, sesuai dengan
patofisiologi terjadinya manifestasi klinis. Komplikasi dapat berupa:
Jantung : katup jantung: regurgitasi, gagal jantung (tersering, 55%), abses
Paru : emboli paru, pneumonia, pneumothoraks, empiema, abses
Ginjal : glomerulonefritis
Otak : perdarahan subarachnoid, strok emboli, infark serebral
Selain itu dapat timbul gejala-gejala neurologis berupa kejang-kejang,
gejala-gejala psikiatri dan aneurisma mikotik (bila ada kerusakan dinding
pembuluh darah karena proses peradangan). Aneurisma mikotik paling sering
terjadi pada aorta, pembuluh darah daerah abdomen, pembuluh darah daerah
ekstremitas dan pembuluh darah pada otak.
DAFTAR PUSTAKA

1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu


penyakit dalam. Edisi ke-5. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam;
2009.
2. Karchmer AW. Infective endocarditis. In : Loscalzo J, Harrison’s
cardiovascular medicine. 2010. McGraw-Hill Companies.
3. Habib G, Hoen B, Tornos P, Thuny F, Prendergast B Vilacosta I. Guidelines
on the prevention, diagnosis,and treatment of infective endocarditis (new
version 2009). European Heart Journal (2009) 30, 2369–2413
doi:10.1093/eurheartj/ehp285

Anda mungkin juga menyukai