Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fika Febriana

NIM : 1706105946
EKONOMI KESEHATAN
S1 EKSTENSI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA

INDONESIA NASIONAL HEALTH ACCOUNT 2002-2013

Ekonomi dan pembangunan kesehatan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, keduanya saling
mempengaruhi. Pada tingkat makro, penduduk dengan tingkat kesehatan yang baik merupakan
modal awal produktifitas yang akan berkontribusi pada penurunan kemiskinan, pertumbuhan
ekonomi dan pembangunan ekonomi jangka panjang. Oleh karena itu penting bagi suatu negara
menjadikan kesehatan sebagai prioritas investasi. Komitmen terhadap investasi kesehatan suatu
negara dapat terlihat dari total belanja kesehatan (Total Health Expenditure/THE) suatu negara
dibandingkan dengan nilai produksi barang dan jasa di dalam suatu negara selama satu tahun atau
yang sering disebut dengan Gross Domestic Product (GDP).

WHO (1981) dalam “Global Strategy for Health for All in the Year 2000” merekomendasikan
setidaknya minimal presentase total belanja kesehatan terhadap GDP suatu negara yaitu sebesar
5%, hal tersebut untuk memastikan adanya anggaran untuk pembangunan sarana infrastruktur
kesehatan, pelayanan kesehatan mulai dari promotive/preventif, kuratif dan rehabilitatif hingga
asuransi kesehatan.1 Indonesia sebagai negara berkembang memiliki tren GDP yang meningkat
sejak tahun 2002 hingga 2013, hal tersebut juga diikuti dengan naiknya total belanja kesehatan
(THE) di periode tahun yang sama (lihat pada grafik 1) . 2 Namun secara proporsi tren THE
terhadap GDP tiap tahunnya cenderung stagnan dan tidak ada kenaikan yang signifikan (lihat pada
grafik 2).

1
WHO. 1981. “Global Strategy for Health for All by The Year 2000”. diakses dari
http://iris.wpro.who.int/bitstream/handle/10665.1/6967/WPR_RC032_GlobalStrategy_1981_en.pdf pada tanggal
18 Mei 2018
2
FKM UI. Indonesia National Healh Account 2013: Initial results. Depok : FKM UI
Total Belanja Kesehatan (dalam triliun rupiah)
tahun 2002-2013
350

300

250

200

150

100

50

0
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Grafik 1. Total Belanja Kesehatan 2002-2013

Presentase Total Belanja


Kesehatan terhadap GDP (%)
5
4
3
2
1
0
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Grafik 2. Presentasi belanja kesehatan (THE) terhadap GDP 2002-2013

Berdasarkan sumber pengeluaran belanja kesehatan pada periode 2002 hingga 2004 masih
di dominasi oleh swasta dengan rata-rata pengeluaran sebesar 63,5 % termasuk pengeluaran
kesehatan dari masyarakat (Out of Pocket) sisanya merupakan pengeluaran pemerintah termasuk
pemerintah daerah, hal tersebut terjadi karena pada periode tahun tersebut belum ada jaminan
kesehatan universal hanya terdapat Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar
Minyak (PKPS-BBM) yang cakupannya masih kecil (hanya diperuntukan bagi masyarakat
miskin) dan pembiayaan langsung diberikan pada rumah sakit serta puskesmas. Sedangkan mulai
terjadi pergeseran terhadap sumber belanja kesehatan di periode tahun berikutnya yaitu tahun
2004-2013, pada periode ini sumber belanja kesehatan dari pemerintah termasuk pemerintah
daerah mulai meningkat yaitu rata-rata 39% dari total belanja kesehatan.3 Hal tersebut mungkin
dapat terjadi karena perubahan program kesehatan dimana pada tahun tersebut dari PKPS-BBM
menjadi system asuransi yaitu Asuransi Kesehatan untuk Masyarakat Miskin (Askeskin) dengan
target 35 juta penduduk miskin.4 Kemudian pada tahun 2008 Askeskin berubah menjadi
Jamkesmas dengan jumlah sasaran peserta sebesar 76,4 jiwa. Meskipun sudah ada perubahan
system pembiayaan menjadi Jamkesmas namun secara garis besar total belanja kesehatan
keseluruhan pada periode tersebut masih di dominasi oleh non publik dengan porsi terbesar pada
pengeluaran perorangan (out of pocket).

Tren peruntukan belanja kesehatan dari tahun 2002 hingga tahun 2013 menunjukan
kecenderungan yang sama yaitu banyak menghabiskan anggaran pada pelayanan kuratif yaitu
sebesar 32,9-37% pada tahun 2002-2004 dan meningkat sedikit pada periode tahun 2005-2013
dengan rata-rata sekitar 40%. Sedangkan, pengeluaran belanja kesehatan untuk upaya preventif
sangat kecil yaitu berkisar antara 5-8% dari seluruh total belanja kesehatan. Hal tersebut
menunjukan bahwa pada periode tahun tersebut, upaya preventif kesehatan jauh lebih kecil
dibandingkan upaya kuratif dan rehabilitatif, hal tersebut sejalan dengan provider yang banyak
menghabiskan anggran tersebut yaitu rumah sakit sebagai pemberi layanan kesehatan kuratif yang
utama.

Referensi :

Damayanti, Kania. 2008. Evaluasi Implementasi Kebijakan Asuransi Kesehatan Masyarakat


Miskin (Askeskin) dan Prospek Implementasi Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas). Jakarta : LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA RI
FKM UI. Indonesian National Health Accounts 2012. Depok : FKM UI
FKM UI. Indonesia National Healh Accounts 2013: Initial results. Depok : FKM UI
Soewando, Prastuti, dkk. 2009. The Indonesia National Health Acoounts Year 2002-2004.
Depok : FKM UI

3
FKM UI. Indonesia National Healh Account 2013: Initial results. Depok : FKM UI
4
Damayanti, Kania. 2008. Evaluasi Implementasi Kebijakan Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin) dan
Prospek Implementasi Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Jakarta : LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
RI

Anda mungkin juga menyukai