Anda di halaman 1dari 8

Vitamin merupakan golongan senyawa organik sebagai pelengkap makanan yang

sangat diperlukan oleh tubuh (Suhardjo 1886). Vitamin memiliki peran sangat penting
untuk pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan, dan fungsi-fungsi tubuh lainnya agar
metabolisme berjalan normal. Vitamin dibagi menjadi dua golongan utama, yaitu vitamin
yang larut dalam air yang meliputi vitamin B dan C, serta vitamin yang larut dalam lemak
yang meliputi vitamin A, D, E, dan K (Poedjiadi 1994).
Vitamin yang larut dalam air di sebut prakoenzim. Vitamin-vitamin ini dapat bergerak
bebas dalam badan, darah, dan limfa. Vitamin yang larut dalam air mudah rusak dalam
pengolahan dan mudah hilang atau terlarut bersama air selama pencucian bahan. Vitamin
ini di dalam tubuh disimpan dalam jumlah terbatas dan kelebihan vitamin akan
dikeluarkan atau diekskresikan melalui urin, oleh karena itu untuk mempertahankan
saturasi jaringan vitamin ini harus sering dikonsumsi (Poedjiadi 1994).
Golongan vitamin yang larut dalam lemak di sebut alosterin. Vitamin setelah diserap
dalam tubuh akan disimpan dalam jaringan-jaringan lemak terutama hati. Vitamin-vitamin
ini tidak diekskresikan, sehingga di dalam tubuh akan disimpan dalam jumlah banyak dan
kemungkinan terjadinya toksisitas jauh lebih besar daripada vitamin yang larut dalam air
(Poedjiadi 1994). Kebanyakan vitamin yang larut dalam air berperan sebagai kofaktor
enzim tertentu dalam mengkatalisis berbagai reaksi biokimia. Vitamin A dan D mempunyai
sifat menyerupai hormon, vitamin E memiliki sifat antioksidan, dan vitamin K diperlukan
bagi biosintesis faktor pembekuan darah (Winarno 1984).

Vitamin merupakan satu dari berbagai jenis senyawa yang dapat menghambat reaksi perusakan
tubuh oleh senyawa radikal bebas terkait dengan aktivitas antioksidannya. Asupan vitamin
antioksidan yang cukup akan membantu tubuh mengurangi efek penuaan oleh radikal bebas,
terutama oleh oksigen bebas yang reaktif. Selain itu, vitamin juga berkontribusi dalam
menyokong sistem imun yang baik sehingga risiko terkena berbagai penyakit degeneratif dan
penyakit lainnya dapat ditekan, terutama pada manula. Jadi, secara tidak langsung, asupan
vitamin yang cukup dan seimbang dapat menciptakan kondisi tubuh yang sehat dan berumur
panjang (Yazid, 2006).
Vitamin merupakan suatu senyawa yang telah lama dikenal oleh peradaban manusia. Sudah
sejak ribuan tahun lalu, manusia telah mengenal vitamin sebagai salah satu senyawa yang
dapat memberikan efek kesehatan bagi tubuh. Seiring dengan berkembangnya zaman dan ilmu
pengetahuan, berbagai hal dan penelusuran lebih mendalam mengenai vitamin pun turut
diperbaharui (Girindra, 1986).

Secara garis besar, vitamin dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar, yaitu vitamin yang
larut dalam

air dan vitamin yang larut dalam

lemak. Hanya terdapat 2 vitamin yang larut dalam air, yaitu B dan C, sedangkan vitamin lainnya,
yaitu vitamin A, D, E, dan K bersifat larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam lemak akan
disimpan di dalam jaringan

adiposa (lemak) dan di dalam hati. Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke
seluruh tubuh saat dibutuhkan. Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan beberapa hari
saja di dalam tubuh, sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan hingga 6 bulan lamanya di
dalam tubuh (Lehninger, 1998).

Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin larut dalam air hanya dapat
disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan. Saat
suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk ke dalam aliran
darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera
dibuang tubuh bersama

urin. Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air secara terus-menerus
(Anonim, 2013).

Mengkonsumsi terlalu sedikit vitamin dapat menyebabkan gangguan gizi. Oleh karena itu,
orang yang makan berbagai macam makanan tidak mungkin kekurangan banyak vitamin.
Kekurangan vitamin D merupakan pengecualian. Hal ini sering terjadi pada kelompok orang
tertentu (seperti orang tua) meskipun mereka memakan berbagai macam makanan. Untuk
vitamin yang lainnya, kekurangan vitamin dapat terjadi jika seseorang mengikuti diet ketat yang
tidak memiliki cukup vitamin tertentu (Purwati, 2013).

Gangguan yang mengganggu pencernaan mencerna makanan (disebut gangguan malabsorpsi)


dapat menyebabkan kekurangan vitamin. Beberapa gangguan mengganggu penyerapan lemak
(Yudistira, 2013).

Pada tahap pemrosesan dan pemasakan banyak vitamin hilang bila menggunakan suhu tinggi,
air perebus dibuang, permukaan makanan bersentuhan dengan udara dan menggunakan alkali.
Vitamin yang terpengaruh dalam hal ini adalah yang rusak oleh panas, oksidasi, atau yang larut
dalam air

Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital
dalam metabolisme organisme. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin
adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Istilah "vitamin" sebenarnya
sudah tidak tepat untuk dipakai tetapi akhirnya dipertahankan dalam konteks ilmu kesehatan
dan gizi. Nama ini berasal dari gabungan kata latin vita yang artinya hidup dan amina (amine)
yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya
vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin sama sekali tidak memiliki
atom (Sirajuddin, 2009).

Pada umumnya vitamin tidak dapat dibuat sendiri oleh hewan (atau manusia) karena mereka
tidak memiliki enzim untuk membentuknya, sehingga harus dipasok dari makanan. Akan tetapi,
ada beberapa vitamin yang dapat dibuat dari zat-zat tertentu (disebut provitamin) di dalam
tubuh. Contoh vitamin yang mempunyai provitamin adalah vitamin D. Provitamin D banyak
terdapat di jaringan bawah kulit. Vitamin lain yang disintetis di dalam tubuh adalah vitamin K
dan vitamin B12 . Kedua macam vitamin tersebut disintetis di dalam usus oleh bakteri (Yazid,
2006).

Vitamin merupakan nutrient organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk berbagai fungsi
biokimia dan yang umumyan tidak disintesis oleh tubuh sehingga harus dipasok dari makanan.
Vitamin yang larut dalam air, seluruhnya diberi simbol anggota B kompleks (kecuali vitamin C)
dan vitamin larut dalam lemak yang baru ditemukan diberi simbol menurut

abjad (A, D, E, K). Vitamin yang larut dalam air tidak pernah dalam keadaan toksitas didalam
tubuh karena kelebihan vitamin ini akan dikeluarkan melalui urine (Anonim, 2013).

Vitamin merupakan komponen penting dalam suatu bahan, khususnya bahan pangan karena
kandungannya menentukan nilai nutrisi dari bahan tersebut. Vitamin ini dalam proses
metabolism dapat berperan sebagai koenzim dan lainnya. Berdasarkan sifat fisiknya vitamin ini
dapat dikelompokkan menjadi :

a. Vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B dan vitamin C.

b.Vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E, dan K

Dalam proses poengolahan pada umumnya vitamin ini akan mengalami perubahan sehingga
kadarnya menjadi berkurang. Sebaliknya dengan proses fermentasi dakan dapat meningkatkan
kandungan vitaminnya yang dihasilkan oleh miroorganisme (Yudistira, 2013).

B. Vitamin yang Larut dalam Lemak


Jenis vitamin larut dalam air hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan
segera hilang bersama aliran makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin
yang terlepas akan masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila
tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang tubuh bersama urine. Oleh karena hal inilah,
tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air secara terus-menerus (Pujiadi, 1994).

Vitamin A yang juga dikenal dengan nama retinol merupakan vitamin yang berperan dalam
pembentukkan indra penglihatan yang baik, terutama di malam hari, dan sebagai salah satu
komponen penyusun pigmen mata di retina. Selain itu, vitamin ini juga berperan penting dalam
menjaga kesehatan kulit dan imunitas tubuh. Vitamin ini bersifat mudah rusak oleh paparan
panas, cahaya matahari, dan udara. Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin A,
antara lain susu, ikan sayur-sayuran (terutama yang berwarna hijau dan kuning), dan juga buah-
buahan (terutama yang berwarna merah dan kuning, seperti cabai merah, wortel dan papaya.
Apabila terjadi defisiensi vitamin A, penderita akan mengalami rabun senja dan katarak. Selain
itu, penderita defisiensi vitamin A ini juga dapat mengalami infeksi saluran pernapasan,
menurunnya daya tahan tubuh, dan kondisi kulit yang kurang sehat. Kelebihan asupan vitamin
A dapat menyebabkan keracunan pada tubuh. Penyakit yang dapat ditimbulkan antara lain
pusing-pusing, kerontokan rambut, kulit kering bersisik, dan pingsan. Selain itu, bila sudah
dalam kondisi akut, kelebihan vitamin A di dalam tubuh juga dapat menyebabkan kerabunan,
terhambatnya pertumbuhan tubuh, pembengkakan hati, dan iritasi kulit (Yazid, 2006).

Vitamin D juga merupakan salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada makanan
hewani, antara lain ikan, telur, susu, serta produk olahannya, seperti keju. Bagian tubuh yang
paling banyak dipengaruhi oleh vitamin ini adalah tulang. Vitamin D ini dapat membantu
metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang. Sel kulit akan segera memproduksi vitamin D saat
terkena cahaya matahari. Bila kadar vitamin D rendah maka tubuh akan mengalami
pertumbuhan kaki yang tidak normal, dimana betis kaki akan membentuk huruf O dan X. Di
samping itu, gigi akan mudah mengalami kerusakan dan otot pun akan mengalami kekejangan.
Penyakit lainnya adalah osteomalasia yaitu hilangnya unsur kalsium dan fosfor secara
berlebihan di dalam tulang. Penyakit ini biasanya ditemukan pada remaja, sedangkan pada
manula, penyakit yang dapat ditimbulkan adalah osteoporosis, yaitu kerapuhan tulang
akibatnya berkurangnya kepadatan tulang. Kelebihan vitamin D dapat menyebabkan tubuh
mengalami diare berkurangnya berat badan muntah-muntah, dan dehidrasi berlebihan
(Purwati, 2013).

Vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam tubuh, mulai dari
jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Selain itu, vitamin ini juga dapat melindungi
paru-paru manusia dari polusi udara. Nilai kesehatan ini terkait dengan kerja vitamin E di dalam
tubuh sebagai senyawa anti oksidan alami. Vitamin E banyak ditemukan pada ikan, ayam,
kuning telur, ragi, dan minyak tumbuh-tumbuhan. Walaupun hanya dibutuhkan dalam jumlah
sedikit, kekurangan vitamin E dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang fatal bagi tubuh,
antara lain kemandulan baik bagi pria maupun wanita. Selain itu, saraf dan otot akan
mengalami gangguan yang berkepanjangan (Sirajuddin, 2009).

Vitamin K banyak berperan dalam pembentukan sistem peredaran darah yang baik dan
penutupan luka. Defisiensi vitamin ini akan berakibat pada pendarahan di dalam tubuh dan
kesulitan pembekuan darah saat terjadi luka atau pendarahan. Selain itu, vitamin K juga
berperan sebagai kofaktor enzim untuk mengkatalis reaksi karboksilasi asam amino asam
glutamate. Oleh karena itu, kita perlu banyak mengonsumsi susu, kuning telur, dan sayuran
segar yang merupakan sumber vitamin K yang baik bagi pemenuhan kebutuhan di dalam tubuh
(Lehninger, 1998).

C. Vitamin yang Larut dalam Air

Menurut Girindra (1986) vitamin yang larut dalam air memiliki sifat-sifat umum, antara lain :

1. Tidak hanya tersusun atas unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen

2. Tidak memiliki provitamin

3. Terdapat di semua jaringan

4. Sebagai prekusor enzim-enzim

5. Diserap dengan proses difusi biasa

6. Tidak disimpan secara khusus dalam tubuh

7. Diekskresi melalui urin

8. Relatif lebih stabil, namun pada temperatur berlebihan menimbulkan

kelabilan

Vitamin C adalah Kristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan kering vitamin C
cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak karena bersentuhan dengan
udara (oksidasi) terutama bila terkena panas. Oksidasi dipercepat dengan kehadiran tembaga
dan besi. Vitamin C stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil dalam larutan asam. Vitamin
C adalah vitamin yang paling labil. Vitamin C mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh,
diantaranya sebagai sintesis kolagen. Vitamin C pada umumnya hanya terdapat di dalam
pangan nabati, yaitu sayur dan buah terutama yang asam, seperti jeruk, nanas, rambutan,
papaya, gandaria, dan tomat. Vitamin C juga banyak terdapat di dalam sayuran, daun-daunan,
dan jenis kol.

Kekurangan vitamin C menyebabkan sariawan di mulut, kulit cenderung kasar, gusi tidak sehat
hingga gigi mudah goyah dan tanggal, mudah terjadi perdarahan di bawah kulit (sekitar mata
dan gusi), cepat lelah, otot lemah, luka sukar sembuh, mudah mengalami depresi, gampang
terkena anemia dengan gejala-gejala kelelahan sakit kepala dan lekas marah. Kekurangan
vitamin C berat menyebabkan penyakit kudisan (Pujiadi, 1994).

Istilah tiamin menyatakan bahwa zat ini mengandung sulfur (tio) dan nitrogen (amine). Tiamin
merupakan Kristal putih kekuningan yang larut dalam air. Dalam keadaan kering vitamin B1
cukup stabil. Di dalam keadaan larut vitamin B1 hanya tahan panas bila berada dalam keadaan
asam. Dalam suasana alkali vitamin B1 mudah rusak oleh panas atau oksidasi. Kehilangan
tiamin oleh pemasakan bergantung pada lama dimasak, pH, suhu, jumlah air yang digunakan
dan dibuang. Tiamin tahan suhu beku dan

berfungsi sebagai koenzim berbagai reaksi metabolisme energi (Purwati, 2013).

Riboflavin (vitamain B2 larut air, tahan panas, oksidasi dan asam, tetapi tidak tahan alkali dan
cahaya terutama sinar ultraviolet. Dalam proses pemasakan tidak banyak yang rusak dan
berfungsi sebagai koenzim. Niasin adalah istilah generic untuk asam nikotinat dan turunan
alamiyah nikotinamida (niasin amida). Niasin merupakan Kristal putih yang lebih stabil dari
tiamin dan riboflavin. Niasin tahan terhadap suhu tinggi, cahaya, asam, alkali, dan oksidasi.
Niasin tidak rusak oleh pengolahan dan pemanasan normal, kecuali kehilangan melalui air
masakan yang dibuang. Niasin mudah diubah menjadi bentuk aktif nikotinamida. Biotin adalah
suatu karbon monokarboksilat terdiri atas cincin imidasol yang bersatu dengan cincin
tetrahidrotiofen dengan rantai samping asam valerat. Biotin tahan panas, larut air dan alkohol
serta mudah dioksidasi (Arif, 2013).

Vitamin B 6 terdapat di alam dalam tiga bentuk : piridoksin, piridoksal, dan piridoksamin.
Piridoksin hidroklorida adalah bentuk sintetik yang digunakan sebagai obat. Dalam keadaan
difosforilasi, vitamin B6 berperan sebagai koenzim berupa piridoksal fosfat (PLP) dan
piridoksamin (PMP) dalam berbagai reaksi transaminasi. Di samping itu PLP berperan dalam
berbagai reaksi lain.

Folasin dan folat adalah nama generik sekelompok ikatan yang secara kimiawi dan gizi sama
dengan asam folat. Ikatan-ikatan ini berperan sebagai koenzim dalam transportasi pecahan-
pecahan karbon tunggal dalam metabolism asam amino dan sintesis asam nukleat (Yudistira,
2013).
Vitamin B12 adalah Kristal merah yang larut air. Warna merah karena kehadiran kobalt. Vitamin
B 12 secara perlahan rusak oleh asam encer, alkali, cahaya, dan bahan-bahan pengoksidasi dan
pereduksi. Pada pemasakan, kurang lebih 70% vitamin B12 dapat dipertahankan.
Sianokobalamin adalah bentuk paling stabil dank arena itu diproduksi secara komersial dari
fermentasi bakteri. Vitamin B 12 berperan penting pada saat pembelahan sel yang berlangsung
dengan cepat. Vitamin B12 juga memelihara lapisan yang mengelilingi dan melindungi serat
syaraf dan mendorong pertumbuhan normalnya. Selain itu juga berperan dalam aktifitas dan
metabolisme sel-sel tulang. Vitamin B12 juga dibutuhkan untuk melepaskan folat, sehingga
dapat membantu pembentukan sel-sel darah merah (Yazid, 2006).

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Vitamin. http : // www. id. wikipedia. org/ wiki/ vitamin. Diakses

tanggal 1 Desember 203.

Arif.2013. Vitamin. http : // www.vitaminworld.com.Diakses tanggal 1 Desember

2013.

Lehninger, A. L. 198. Dasar-Dasar Biokimia I . Jakarta : Erlangga.

Pujiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia . Jakarta : UI Press.

Purwati.2013. Apa Itu Vitamin Larut dalam Air. http://purwatiwidiastuti.wordpres

s.com/ 2012/05/13/apa-itu-vitamin-larut-dalam-air/ .Diakses tanggal 1

Desember 2013).

Sirajuddin, S. 2009. Penuntun Praktikum

Biokimia. Makassar : Laboratorium

Terpadu Kesehatan Masyarakat AIPTKMI Regional Indonesia Timur .

Makassar : UNHAS.

Girindra A. 1986. Biokimia I . Jakarta: Gramedia.

Winda. 2013. Macam Vitamin . http : // www.wikivitwmin.com/.Diakses tanggal 1

Desember 2013).
Yazid. 2006. Pengantar Biokimia Edisi Revisi. Malang : Bayumedia.

Yudistira.2013. Proses Metabolisme Vitamin. http://git-gityudhistira.blogspot.com

/2012/02/ proses metabolisme-vitamin-larut-dalam. htm.Diakses tanggal 1

Desember 2013.

Anda mungkin juga menyukai