Laporan Ponek Miranie
Laporan Ponek Miranie
PENDAHULUAN
Asuhan sayang ibu adalah persalinan bersih dan aman serta mencegah terjadinya
komplikasi dan juga asuhan yang menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang
ibu. Fokus utama asuhan sayang ibu adalah bagaimana menjadikan persalinan sebagai
hal yang fisiologis dan merupakan hakikat bagi seorang ibu, sehingga perlu di rancang
sedemikian rupa agar ibu menikmati dengan nyaman dan aman pada setiap prosesnya.
Hal ini sangat penting dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru
lahir karena sebagian besar persalinan di Indonesia masih terjadi di tingkat pelayanan
kesehatan primer, dimana kematian ibu tidak hanya terjadi karena hal yang bersifat
teknis, namun juga beberapa hal seperti psikis yang dapat berlanjut sebagai factor
Oleh karena itu masih di perlukan monitoring dan evaluasi terhadap tindakan yang
diberikan bidan kepada pasien. Evaluasi yang dilakukan tidak hanya sebatas kompetensi
dalam hal tindakan pelayanan medis, namun juga dari berbagai aspek termasuk dalam
hal memberikan dukungan emosional, rasa aman dan nyaman pada pasien.
Asuhan sayang ibu membantu ibu dan keluarganya untuk merasa aman dan
nyaman selama proses persalinan. Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip
saling menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu (Depkes, 2004).
1
Asuhan yang sayang ibu ini akan memberikan perasaan aman dan nyaman selama
persalinan dan kelahiran. Penelitian yang dilakukan oleh Puspita Yani (2014) pada ibu
bersalin kala II mengatakan bahwa yang diberikan Asuhan Sayang Ibu sekitar 60%
responden persalinanya lebih cepat yaitu < 1 jam, hal ini membuktikan terdapat
pengaruh pemberian Asuhan Sayang Ibu terhadap lama persalinan kala II.
Persalinan lama masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting.
Hal ini dikarenakan dalam angka ini belum tercakup jumlah kematian ibu akibat
merupakan perhatian penting dalam prinsip asuhan sayang ibu, dimana kecemasan atau
ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul karena dirasakan terjadi
sesuatu yang tidak menyenangkan tapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui dan
handal dari bidan serta dukungan yang terus-menerus dengan menghasilkan persalinan
Evaluasi Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu dalam Pada Ny N dengan kasus Partus Lama
2
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah pada kasus ini
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang saling menghargai budaya,
kepercayaan dari keinginan sang ibu pada asuhan yang aman selama proses persalinan
serta melibatkan ibu dan keluarga sebagai pembuat keputusan, tidak emosional dan
merupakan proses alamiah dan bahwa intervensi yang tidak perlu dan pengobatan untuk
proses almiah ini harus dihindarkan. Pada asuhan sayang ibu terjamin baa ibu dan
keluarganya diberitahu tentang apa yang sedang terjadi dan apa yang biasa di harapkan.
Sama seperti kala I, selama kala II, bidan harus menjelaskan apa yang akan
pemeriksaan vagina, mengecek tekanan darah, mengecek tekanan jantung janin, dan
sebagainya, dan akan menjelaskan hasil dari semua pemeriksaan yang dilakukannya.
Ia akan membantu ibu dalam memahami apa yang sedang dan apa yang akan
terjadi, selama proses kelahiran, serta mengikuti operan serta dari ibu dan peran serta
dari bidan, dokter atau pemberi asuhan lainya dalam proses kelahiran tersebut.
Kebutuhan pertama wanita dalam proses persalinan adalah rasa aman. Perasaan
4
karakteristik dari proses kelahiran. Selama berabad-abad, diseluruh dunia kebanyakan
wanita mengambil strategi serupa untuk merasa aman ketika mereka melahirkan (Ross,
2005: 156).
Motherhood Intiative pada tahun 1987. CIMS merumuskan sepuluh langkah asuhan
asuhan.
3. Memberi asuhan yang peka dan responsif dengan kepercayaan, nilai dan adat
istiadat.
4. Memberikan kebebasan bagi ibu yang akan bersalin untuk memilih posisi
5. Merumuskan kebijakan dan prosedur yang jelas untuk pemberian asuhan yang
berkesinambungan.
6. Tidak rutin menggunakan praktek dan prosedur yang tidak didukung oleh
5
cairan intervena, menunda kebutuhan gizi, merobek selaput ketuban,
8. Mendorong semua ibu untuk memberi ASI dan mengasuh bayinya secara
mandiri.
9. Menganjurkan tidak menyunat bayi baru lahir jika bukan karena kewajiban
agama.
ada indikasi.
6. Membantu ibu agar merasa aman, nyaman dan didukung secara emosional.
6
8. Mendukung ibu dan keluarga untuk berperan aktif dalam pengambilan
keputusan.
10. Memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual dan sosial ibu/ keluarganya
Asuhan persalinan normal adalah persalinan bersih dan aman serta mencegah
terjadinya komplikas dan juga asuhan yang menghargai budaya, kepercayaan dan
keinginan sang ibu. Fokus utama usaha persalinan normal adalah mencegah terjadinya
komplikasi. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu
dengan menangani komplikasi yang mungkin terjadi serta pencegahan yang diakui
dapat membawa perbaikan kesehatan ibu di Indonesia. Penyesuaian ini sangat penting
dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir karena sebagian besar
belum memadai.
Penerapan asuhan persalinan secara tepat guna dalam waktu baik sebelum atau
sesaat masih terjadi dan segera melakukan rujukan saat kondisi ibu masih optimal, maka
para ibu dan bayi baru lahir akan terhindar dari ancaman kesakitan dan kematian.
7
Tujuan asuhan persalinan normal adalah menjaga kelangsungan hidup dan
memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya
yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar
prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang opimal.
Dengan pendekatan seperti ini berarti bahwa upaya asuhan persalinan normal harus di
dukung oleh adanya alasan yang kuat dan berbagai bukti ilmiah yang dapat menunjukan
Di dalam melakukan asuhan kepada semua ibu selama proses persalinan dengan
sesuai dengan yang diharapkan, menjaga lingkungan yang bersih bagi proses
b) Memberikan asuhan rutin dan pemantauan selama persalinan dan setelah bayi
mengenai proses kelahiran bayi dan meminta para suami dan kerabat untuk
8
d) Menyiapakan rujukan bagi setiap ibu bersalin atau melahirkan bayi, serta
kateterilisasi.
e) Mengajarkan ibu dan keluarganya untuk mengenali secara dini bahaya yang
mungkin terjadi selama masa nifas dan pada bayi baru lahir.
memberikan rasa aman dan nyaman bagi ibu dan bayi baru lahir, selama
persalinan, pasca persalinan dan masa nifas dini (Depkes, 2007: 1-4).
a) Sapa ibu dengan ramah dan sopan, bersikap dan bertindak dengan tenang dan
b) Menjelaskan setiap asuhan yang di berikan untuk ibu dan kepada keluarganya.
c) Mengajukan ibu untuk bertanya untuk membicarakan rasa takut dan khawatirnya.
9
g) Anjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman pada saat persalinan dan
anjurkan ibu untuk minum dan memakan makanan yang ringan sepanjng ibu
menginginkannya.
kesehatan ibu
j) Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya sesegera mungkin dan bantu ibu untuk
Dukungan dan anjurkan suami dan anggota keluarga yang lain untuk
10
Anjurkan ibu untuk menjaga posisi-posisi yang nyaman selama persalinan dan
kelahiran Anjurkan pula suami dan pendanping lainnya untuk membantu ibu
mengatur posisi. Ibu boleh berjalan, posisi tegak seperti berjalan, berdiri atau
Anjurkan ibu untuk mendapat asupan (makanan ringan dan minuman air) selama
persalinan dan kelahiran bayi. Sebagian ibu masih ingin makan selama fase latin
persalinan. Ibu harus berkemih paling sedikit setiap 2 jam, atau lebih jika terasa
e) Pencegahan infeksi
kelahiran yang bersih dan aman bagi ibu dan bayinya. Kepatuhan dalam
melindungi penolong persalinan dan keluarga ibu dari infeksi. Ikut praktek-
11
persalinan dan kelahiran. Anjurkan ibu untuk mandi pada awal persalinan dan
pastikan bahwa ibu memakai yang bersih. Mencuci tangan sesering mungkin,
menggunakan peralatan steril atau disinfeksi tingkat tinggi dan sarung tangan
b. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir, kemudian keringkan
hingga betul-betul kering dengan handuk bersih setiap kali sebelum dan sesudah
menangani benda yang terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh. Gunakan
denyut janin, presentasi, penurunan bagian terbawah janin dan juga pemeriksaan
dalam secara aseptic dan sesuai dengan kebutuhan dalam keadaan normal
e. Jangan melakukan pemeriksaan dalam jika ada perdarahan dari vagina yang
lebih banyak dari jumlah normal bercak darah/show yang ada dalam persalinan
f. Catat semua temuan dan pemeriksaan dengan tepat dan seksama pada kartu ibu
dan partograf pada saat asuhan diberikan. Jika ditemukan komplikasi atau
12
masalah segera berikan perawatan yang memadai dan rujuk kepuskesmas/rumah
sakit.
g. Minta ibu hamil agar sering buang air kecil sedikit setiap 2 jam.
h. Anjurkan ibu untuk mandi dan tetap aktif bergerak seperti biasa dan memilih
posisi yang nyaman kecuali jika belum terjadi penurunan kepala sementara
ketuban sudah pecah. Jangan perbolehkan ibu dalam proses persalinan berbaring
janin.
i. Selama proses persalinan anjurkan ibu untuk minum guna menghindari dehidrasi
j. Selama persalinan, beri dukungan moril dan perlakuan yang baik dan peka
k. Menjelaskan proses persalinan yang sedang akan terjadi pada ibu, suami dan
13
b. Mengijinkan ibu untuk memilih orang yang akan mendampinginya selama
c. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir, kemudian dikeringkan
e. Setelah pembukaan lengkap anjurkan ibu hanya meneran apabila ada dorongan
kuat dan spontan untuk meneran, jangan menganjurkan ibu untuk meneran
f. Anjurkan ibu untuk minum selama persalinan kala dua, dikarnakan pada kala ini
ibu bersalin mudah sekali mengalami dehidrasi selama proses persalinan dan
kelahiran bayi.
g. Berikan rasa aman dan semangat serta ketentraman hatinya selama proses
tegang, dan itu membantu kelancaran proses persalinan dan kelahiran bayi.
i. Membimbing ibu untuk meneran bila tanda pasti kala dua setelah diperoleh,
14
Asuhan Sayang ibu Pada Persalinan kala IV
a. Segera setelah lahir, nilai keadaan bayi, letakkan diperut ibu dan segera
keringkan bayi dengan handuk bersih yang hangat. Setelah bayi kering, selimuti
b. Melakukan penilaian seperti tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih
dan masase fundus uteri setiap 15 menit selama 1 jam pertama setelah
persalinan. Pada saat melakukan masase uterus, perhatikan berapa banyak darah
yang keluar dari vagina. Jika fundus tidak teraba terus lakukan masase pada
c. Pantau temperature tubuh setiap jam selama dua jam selama dua jam pertama
pasca persalinan. Jika meningkat pantau dan tatalaksaana sesuai apa yang
diperlukan
d. Nilai pendarahan. Periksa perineum dan vagina setiap 15 meni selama satu jam
e. Ajarkan ibu dan keluarganya bagaimana menilai kontraksi uterus dan jumlah
darah yang keluar bagaimana melakukan masase jika uterus menjadi lembek
f. Minta bantuan keluarga untuk memeluk bayi, bersihkan dan bantu ibu untuk
mengenakan baju atau sarung yang bersih dan kering, atur posisi ibu agar
nyaman. Jaga agar bayi diselimuti dengan baik, kemudian berikan bayi ke ibu
dan anjurkan agar ibu untuk memeluk dan memberikan ASI. (Depkes, 2008, hal.
116
15
2.6 Definisi Persalinan Lama
persalinan lama. Persalinan lama atau disebut juga distosia didefinisiskan sebagai
kemajuan persalinan yang tidak normal. Persalinan berlangsung lebih lama, lebih
nyeri dan tidak normal karena adanya masalah pada mekanisme persalinan,
tenaga/kekuatan, jalan lahir dan janin yang akan dilahirkan (Reeder, 2011).
laten lebih dari 8 jam, persalinan telah berlangsung 12 jam atau lebih tapi bayi
belum lahir, dan dilatasi serviks di sebelah kanan garis waspada pada fase aktif.
Persalinan lama adalah gangguan kemajuan persalinan kala I yang diukur dalam
batasan waktu 2 (dua) jam sejak pemeriksaan terakhir atau setelah dilakukan
Persalinan kala dua memanjang (prolonged expulsive phase) atau disebut juga
partus tak maju adalah suatu persalinan dengan his yang adekuat namun tidak
paksi selama 2 jam terakhir. Biasanya persalinan pada primitua dapat terjadi lebih
lama. Persalinan kala dua memanjang merupakan fase terakhir dari suatu partus
yang macet dan berlangsung terlalu lama sehingga timbul gejala-gejala seperti
dehidrasi, infeksi, kelelahan ibu serta asfiksia dan kematian janin dalam kandungan
(Hakimi, 2010)
16
Kriteria diagnosis dari tiap klasifikasi persalinan lama dan terapi yang
disarankan berdasarkan modifikasi Cohen dan Friedman (1983) dapat dilihat dari
tabel berikut :
Persalinan lama dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi ibu atau janin atau
keduanya sekaligus.
Infeksi adalah bahaya yang serius mengancam ibu dan janin pada persalinan
sehingga terjadi bakteremia dan sepsis pada ibu dan janin.Pneumonia janin
b. Ruptura uteri
terutama pada ibu dengan paritas tinggi atau riwayat section sebelumnya.
17
menyebabkan rupture. Pada kasus ini, mungkin terbentuk cincin retraksi
c. Pembentukan fistula
Bila bagian terbawah janin menekan kuat ke pintu atas panggul, tetapi tidak
maju dalam jangka waktu lama, bagian jalan lahir yang terletak diantaranya
gangguan sirkulasi, dapat terjadi nekrosis yang Nampak jelas beberapa hari
Saat kelahiran bayi, dasar panggul mendapat tekanan langsung dari kepala
janin serta tekanan ke bawah akibat upaya mengejan ibu.Gaya tekan ini
fungsional dan anatomic otot, saraf dan jaringan ikat sehingga timbul
a. Kaput suksedaneum
18
dengan melakukan tindakan ekstraksi vakum atau forceps.
19
BAB III
LAPORAN KASUS
A. ANAMNESIS
1. Data Subyektif
Istri Suami
Nama : Ny N Nama : Tn S
Umur : 24 tahun Umur : 32 tahun
Suku : Minang Suku : Minang
Agama : Islam Agama : Islam
Bangsa : Indonesia Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : S. garinggiang Alamat : S. Gariggiang
Pasien hamil anak kedua, masuk UGD RSUD Pariaman rujukan dari bidan
pukul 10.15 wib dengan keluhan keluar air-air banyak sejak pukul 08.00 pagi
20
rujukan, kala dua memanjang. Ibu G2P0A1H. HPHT 03-07-2016 TP 10-04-
HPHT 03-07-2016, siklus haid teratur, haid biasanya 6 hari, ANC dilakukan di
sudah dirasakan ibu sejak kehamilan 20 minggu, gerak janin 24 jam terakhir
Ibu terakhir kali makan pukul 08.10 wib dengan porsi ± 6 sendok makan,
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Fisik
57 kg, wajah dan konjungtiva tidak ada kelainan, payudara simetris, puting
usia kehamilan dan tidak ditemukan bekas operasi atau benjolan, pemeriksaan
21
b. Pemeriksaan Kebidanan
1) Palpasi uterus
TFU 2 jari bawah px, presentasi kepala, punggung janin di sebelah kanan,
2) Auskultasi DJJ
abdomen ibu.
3) Pemeriksaan Vaginal
Perineum utuh, vulva tidak oedem, pengeluaran pervaginam blood slym dan
B. Assesment
Ibu kelelahan, pembukaan lengkap dan sudah dipimpin meneran ± 2,5 jam oleh
C. Planning
22
o Lakukan informed consent untuk tindakan vakum ekstraksi
23
Hasil Observasi Tanggal 11 April 2017 Pukul 10.45 Wib
Subjektif :
Objektif :
- Bayi lahir pukul 10.55 wib, jenis kelamin laki-laki, BB 2800 gr, PB 47 cm
- Penilaian bayi segera, ada upaya bernafas dan bayi menangis, Apgar score
7/8
- Plasenta lahir spontan dan lengkap, panjang tali pusat 50 cm, insersi
sentralis
- Perdarahan normal
ASSESMENT
24
PLANING
25
BAB IV
KAJIAN ASUHAN KEBIDANAN
lama karena kala dua memanjang. Kala dua memanjang terjadi bila setelah
pembukaan lengkap bayi tidak lahir dalam 2 jam dipimpin meneran. Pada kasus ini,
pembukaan sudah lengkap dan telah dipimpin meneran selama 2,5 jam oleh bidan
namun bayi tidak lahir hingga di rujuk ke ruang bersalin RSUD Pariaman.. Tiba di
ruang bersalin ibu tampak lelah, lemah, sedikit pucat, ketuban sudah pecah dan
kekuatan his sedang. Tidak ada upaya meneran volunteer yang dilakukan ibu.
kondisi ibu akan membahayakan ibu dan janin yang belum lahir. Mempertahankan
hidrasi dari awal persalinan dan melakukan penatalaksanaan yang baik sehingga
kelelahan ibu seharusnya tidak terjadi. Anjurkan ibu untuk minum selama
dan kelahiran bayi. Cukupnya asupan cairan dapat mencegah ibu mengalami hal
tersebut (Enkin, et al, 2000). Disebutkan dalam sebuah Jurnal Intravenous fluids for
reducing the duration of labour in low risk nulliparous women bahwa Kecukupan
cairan selama proses persalinan dapat mengatasi dehidrasi pada ibu selama bersalin.
Dalam hal ini bidan belum melaksakan asuhan sayang ibu dengan komprehensif.
26
Selain itu anjurkan agar ibu selalu didampingi oleh keluarganya selama
proses persalinan dan kelahiran bayinya sebagaimana pada prinsip asuhan sayang ibu
. Dukungan dari suami, orang tua dan kerabat yang disukai ibu sangat diperlukan
dalam menjalani proses persalinan. Hasil persalinan yang baik ternyata erat
hubungannya dengan dukungan dari keluarga yang mendampingi ibu selama proses
persalinan (Enkin, et al, 2000). Sebuah penelitian RCT yang berjudul “Support to
trial” melibatkan 105 perempuan diizinkan bersalin dengan pendamping dan 107
persalinan serta memberikan hasil yang baik pada neonatal dan proses menyusui.
Pada kasus ini, faktor kelelahan dengan tidak adanya keinginan volunteer ibu
mempertimbangkan ketuban sudah pecah sejak jam 08.00 wib dan pertimbangan
risiko terjadinya gawat janin, maka tindakan segera dilakukan untuk mempercepat
Bila ada kemungkinan gawat janin, air ketuban bercampur mekonium, dan
vakum ekstraksi atau forsep dengan episiotomi untuk mempercepat kelahiran janin
27
Sumirah(2008) menyebutkan partus lama merupakan salah satu indikasi
dalam episiotomi. Episiotomi adalah tindakan yang menimbulkan rasa sakit dan
menggunakan anestesia lokal adalah bagian dari asuhan sayang ibu. Namun
dalam kasus ini tidak sesuai dengan teori yang disebutkan karena episiotomi
dilakukan dengan anestesi untuk memberikan kenyaman pada ibu sebagai tindakan
bersalin dan upaya meminimalisir trauma maternal, seperti penjelasan yang tepat dan
jelas terhadap prosedur tindakan yang akan dilakukan dan memperoleh persetujuan
infeksi. Selama proses persalinan privasi ibu juga tidak terjaga dengan baik, pasalnya
pintu ruang bersalin tidak di tutup dan kain penutup hanya tertutup sebagian.
keluarga ibu tidak di izinkan seorang pun ikut mendampingi. Sehingga kebutuhan
emosional ibu tidak terpenuhi. Adanya support dalam menjalani prosedur tindakan
akan bermanfaat untuk mencegah ibu mengalami depresi post partum pada masa
postpartum. Seperti halnya yang dinyatakan oleh Creedy et al, 2006 dalam Gamble,
et al, 2007, bahwa prosedur melahirkan yang tidak sesuai harapan, dramatis atau
28
sangat menyakitkan akan berkontribusi menimbulkan gejala stress akut. Stress dan
trauma persalinan tersebut pada beberapa wanita akan bisa diadaptasi, namun bagi
29
BAB V
5.1 Kesimpulan
terlaksana dengan baik. Masih ada hal hal prinsip yang tidak menjadi perhatian
masih belum tmerpenuhi. Selama proses persalinan privasi ibu juga tidak terjaga
dengan baik, pasalnya pintu ruang bersalin tidak di tutup dan kain penutup hanya
tertutup sebagian.
5.2 Saran
Asuhan sayang ibu hendaknya men jadi salah satu prioritas dalam praktek
Asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu tetap berfokus pada pemenuhan
kebutuhan ibu bersalin, hidrasi yang optimal, perhatian terhadap aspek sayang
30
DAFTAR PUSTAKA
Enkin,etal.2011.AGuidetoEffectivecareinPregnancyandChildBirth,3rd Edition.Oxfod
UniversityPress, London
Fraser, MD dan Cooper, MA.2009. Myles Buku Ajar Bidan. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Gamble, et al. 2007. A Counselling Model for Postpartum Women After Distressing
Birth Experiences. Journal of Midwifery 25.
doi:10.1016/j.midw.2007.04.004. Pg.e21-e30.
Varney, H, Kriebs JM and Gegor CL. 2008.Buku ajar Asuhan Kebidanan. Edisi
Keempat, Volume 2. EGC, Jakarta.
WHO.2008.ManagingProlongedandObstructedLabour.Educationfor Safe
Motherhood,2ndedition.Department of MakingPregnancy safer.WHO,
Geneva.