KAJIAN PUSTAKA
mengajak peserta didik belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di
satu proses pembelajaran yang digunakan untuk mencapai kompetensi yang telah
outdoor study merupakan salah satu metode pembelajaran yang menekankan pada
emosi peserta didik untuk berfikir dan bertindak kritis terhadap lingkungan yang
Pola belajar luar ruangan ini menempatkan peserta didik sebagai subjek
(bukan objek) terdidik yang berinteraksi secara langsung dengan objek yang dikaji
(2) mengumpulkan data; (3) mengolah data; (4) membuat laporan; (5)
11
12
outdoor study; (b) membuat rencana kerja: rencana yang konkrit mengenai lokasi
dan tempat yang sesuai dengan topik yang dikaji; (c) membuat aturan selama
proses pembelajaran; (d) menyusun tugas yang harus dilakukan peserta didik pada
saat di lapangan (e) berdialog dan tanya jawab di lokasi; dan (f) membuat laporan
antara lain:
ilmu geografi banyak ditemukan objek material dan objek formal, di mana
fenomena geosfer dan interaksi antara manusia dan alam dalam sudut pandang
dari kegiatan evaluasi hasil belajar. Sehingga akan diperoleh hipotesis tentang
13
keunggulan dan kelemahan peserta didik. Setiap hasil pemahaman peserta didik
selalu menunjukkan sejauh mana taraf keberhasilan guru dan belajar peserta didik
(responsible).
diperlukan motivasi dan keaktifan peserta didik dalam memahami konsep melalui
mengajak peserta didik belajar di luar kelas dan membebaskan peserta didik
yang baik.
sebagainya.
14
model observasi lapang dalam mata pelajaran geografi yaitu pada materi potensi
guru dalam pembelajaran ini sebagai pembimbing, fasilitator dan motivator yang
lapang merupakan cara yang paling efektif bagi peserta didik untuk mendapatkan
pengetahuan. Melalui kegiatan observasi lapang, peserta didik akan melihat dan
Materi yang ada dalam mata pelajaran geografi terdiri dari fenomena alam
yang terjadi di permukaan bumi dan berpengaruh bagi kehidupan mahluk hidup.
Materi geografi lebih efektif dipelajari di luar kelas yaitu melalui observasi
lapang. Outdoor study lebih efisien dan efektif jika diterapkan pada pembelajaran
kontekstual, yaitu tidak hanya mengacu pada buku tetapi juga mengacu pada alam
sekitar.
tentang bentang alam yang merupakan interaksi dengan berbagai unsur; (3)
15
menafsirkan, dan menganalisis sesuai proses belajar yang telah dialami; (4)
menunjukan pada siswa tentang keaslian fakta di alam nyata; dan (5)
B. Hasil Belajar
seseorang yang relatif menetap yang berasal dari pengalaman. Untuk mengatahui
apakah belajar itu telah mencapai suatu keberhasilan dapat dilihat ukuran atau
skala tertentu yang disebut dengan nilai hasil belajar. Hasil belajar juga diartikan
sebagai puncak dari proses belajar yang telah di lakukan. Sehingga dari hasil
belajar atau nilai yang berupa skala tertentu dapat dilihat apakah peserta didik
tersebut sudah memenuhi pencapaian belajar dengan mendapat nilai atau hasil
Hasil belajar diperoleh dari evaluasi hasil belajar yang dilakukan oleh guru
sehingga dapat menjadi penentu ketuntasan belajar peserta didik. Hasil belajar
juga dapat digunakan untuk mencari tahu apakah proses belajar yang dilakukan
sudah sesuai dengan kondisi peserta didik atau tidak. Jika hasil belajar peserta
didik mayoritas baik maka mungkin proses belajar dalam kegiatan pembelajaran
sudah sesuai dengan kondisi peserta didik sehingga hasil belajar yang diperoleh
maksimal. Untuk mengetahui hal tersebut cara yang dapat dilakukan adalah
dengan mengevaluasi hasil belajar. Dalam kegiatan penilaian atau mencari tahu
16
hasil belajar perlu dilakukan pengukuran dengan tes maupun nontes agar hasil
kesalahan (Purwanto, 2005). Selain itu pengukuran hasil belajar perlu dilakukan
evaluasi bagi guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran, acuan perbaikan
Pengukuran yang dilakukan harus melihat apa yang akan dicari hasilnya, apabila
menilai atau mencari hasil belajar ranah kognitif makan penilaian dapat dilakukn
dengan cara tes. Apabila ranah afektif maka penilaian yang dilakukan adalah
dengan teknik non tes, sedangkan apabila pengukuran pada ranah psikomotorik
dilakukan dengan tes tindakan dan nontes sehingga teknik yang digunakan untuk
pengukuran adalah teknik tes dan non tes. Dalam pengukuran hasil belajar untuk
antara lain :
menyiapkan diri dan hasil yang diperoleh dalam pengukuran hasil belajar
tidak menyimpang.
Membuat situasi kelas kondusif dan nyaman bagi peserta didik agar
peserta didik dapat mengerjakan soal yang diberikan dengan tenang dan
tidak tegang. Guru juga harus mengatur bangku dan mengawasi proses
c. Setelah Pengukuran
peserta didik agara peserta didik tahu kesalahan mereka dan hasil
Mengetahui hasil belajar peserta didik tidak hanya melakukan tes sesudah
pelajaran diajarakan tetapi juga sebelum atau biasa disebut prates dan tes sesusdah
pembelajaran diberikan atau pascates. Hasil belajar juga dapat dilihat dapi skor
pasca tes dan prates dimana skor pasca tes dikurangi skor prates yang akan
menunjukkan skor perolehan belajar peserta didik. Misalnya nilai prates peserta
didik adalah 65 dan nilai pasca tes 75 maka perolehan belajarnya selama
Peserta Didik
observasi lapang akan berpengaruh pada hasil belajar peserta didik. Berbagai
dapat mendatangkan sikap yang positif bagi peserta didik. Model pembelajran
peserta didik harus berhubungan dengan keterampilan yang dilakukan oleh peserta
didik. Peserta didik dituntut untuk aktif dan kreatif dalam mencari informasi yang
akan diberikan oleh guru. Sehingga peserta didik dapat mengaitkan materi dengan
lingkungan dan penyertaan orang tua peserta didik dalam membantu proses
belajar menjadi keajegan belajar di sekolah lebih baik, hasil belajar cenderung
lebih baik, aktifitas peserta didik semakin meningkat, kepedulian peserta didik
dan orang tua tentang pembelajaran dan pendidikan anak juga semakin baik.
Khususnya di daerah/desa peternak sapi, anak menjadi lebih memahami arti dari
dan ternak (life skill anak meningkat), anak tidak dibebani pekerjaan lebih berat
itu karena ditunjang oleh adanya alat peraga yang disajikan oleh guru cukup
menarik. Alat peraga pembelajaran tersebut berupa model dari salah satu objek
materi Geografi yang cocok (Fatchan; Purwito; Marhadi; dan Sukamto, 2005).
pola pembelajaran ini. Kelemahan itu antara lain peserta didik agak mengalami
peraga yang digunakan model objek tiruan yang ada di laboraturium dan bukan
objek sesungguhnya.
Hasil ini juga di buktikan oleh Nabila (2014) yang melakukan penelitian
observasi lapangan lebih tinggi dari pada kelas yang hanya menggunakan model
pada mata pelajaran biologi tingkat SMP tersebut menerapkan Outdoor Learning
pembelajaran outdoor study dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas
perhatian siwa pada kegiatan pembelajaran meningkat. Perhatian yang tinggi dari
materi dengan baik, dan secara tidak langsung akan mengubah kebiasaan peserta
didik.
21
Geografi
materi yang dapat digunakan sebagai tema penelitian, terutama tentang potensi
dan sebaran sumber daya untuk ketahanan pangan. Materi potensi sumber daya
untuk ketahanan pangan nasional memiliki contoh nyata yang dapat dipelajari
secara langsung oleh peserta didik. Materi tersebut juga sangat dekat dengan
lingkungan sekitar sekolah maupun lingkungan peserta didik. Pada materi tersebut
dan peternakan untuk ketahanan nasional, serta potensi dan persebaran sumber
1. Ketahanan Pangan
yang tercermin dari ketersediaannya pangan yang cukup, baik jumlah maupun
memenuhi kebutuhan anggota rumah tangga dalam jumlah, mutu, dan ragam yang
sesuai dengan budaya setempat dari waktu ke waktu agar dapat hidup sehat.
kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari
tersedianya pangan secara cukup, baik dari jumlah maupun mutunya, aman,
semua orang pada setiap saat mempunyai akses secara fisik dan ekonomi untuk
semua rumah tangga mempunyai akses baik fisik maupun ekonomi untuk
ketersediaan pangan dalam arti luas, mencakup pangan yang berasal dari
protein, lemak, vitamin dan mineral serta turunannya, yang bermanfaat bagi
2. terpenuhinya pangan dengan kondisi yang aman, diartikan bebas dari cemaran
biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan
3. terpenuhinya pangan dengan kondisi yang merata, diartikan pangan yang harus
pangan nasional. Sisanya, 40% didapatkan dari impor pangan. Malaysia kini
memiliki tingkat ketahanan pangan yang kokoh. Ini memberikan ilustrasi yang
jelas bahwa ketahanan pangan dan swasembada adalah dua hal yang berbeda.
Kerawanan pangan terjadi dimana situasi pangan yang tersedia tetapi tidak
nilai tambah baik nilai guna maupun ekonomi sebagai upaya pemenuhan tuntutan
konsumen. Salah satu caranya adalah dengan sosialisasi ragam menu makanan
non padi/nasi. Oleh karena itu, ketahanan pangan tidak tergantung pada satu
komoditi pangan, tetapi lebih pada potensi pangan lokal yang ada di Indonesia.
Misalnya beras bagi daerah penghasil beras, umbi-umbian pada daerah penghasil
umbi-umbian, jagung pada daerah penghasil jagung, sagu pada daerah penghasil
sagu, dan lain-lain. Keragaman iklim dan sumber daya air di masing-masing
yang berbasis aneka bahan pangan lokal. Pangan khas indonesia, yang merupakan
24
bahan makanan pokok antara lain singkong, jagung, ubi jalar, sagu, sorghum, dan
Pangan Nasional
yang berada di sekitar garis khatulistiwa, kesuburan tanah, persedian air yang
melimpah, sumber daya hayati, dan kondisi iklim tropis yang sesuai. Pengelolaan
pendukung pertanian di Indonesia antara lain luas wilayah atau lahan, iklim dan
jenis tanah. Luas wilayah Indonesia yang tersebar di pulau-pulau besar seperti
sumatera, jawa, kalimantan, sulawesi, dan papua merupakan lahan yang potensial
curah hujan, dan angin sangat memungkinkan tumbuhnya berbagai jenis tanaman.
tanah yang subur untuk media pertanian. Program pemerintah yang mendukung
Pangan Nasional
25
Perkebunan terdiri atas berbagai komuditas, ada yang berupa buah seperti
kelapa, kelapa sawit, karet, kakao atau coklat, pala dan sebagainya. Di Indonesia
tembakau, teh, cengkeh, karet, kopi, coklat, dan kelapa sawit. Persebaran daerah
penghasil kopi di Indonesia antara lain Jawa, Sumatra, Sulawesi, dan Nusa
Tenggara.
Pangan Nasional
sebagai berikut.
1. Peternakan hewan besar, meliputi hewan ternak sapi, kerbau, dan kuda.
Selatan, dan Madura. Peternak kerbau terdapat di Jawa Barat, Jawa Tengah,
Sedangkan peternak domba terdapat di Jabar dan peternak babi banyak terdapat
unggas seperti ayam, itik, burung. Budidaya peternakan jenis ini banyak
Pangan Nasional
a. Lahan
terutama yang terkait sumber pangan hasil budi daya pertanian dan perkebunan.
akan menurunnya jumlah hasil pangan akibat penyusutan lahan. Data statistic
kondisi angin saat akan pergi melaut untuk menangkap ikan. Apabila kondisi
cuaca tidak memungkinkan karena angin bertiup sanagt kencang terlebih terjadi
Fenomena iklim global seperti el nino dan la nina juga turut memengaruhi cuaca
bertambah dan berdampak pada terjadinya banjir. Kedua fenomena tersebut dapat
memengaruhi penyediaan sumber daya pangan yang nantinya dapat terkait pada
ketahanan pangan.
c. Teknologi
lebih efisien dan efektif. Dalam kaitannya dengan ketahanan pangan, teknologi
dapat berperan dalam proses penyediaan serta pendistribusian hasil sumber daya
pertanian dan mesin giling dapat membantu proses hasil pertanian menjadi lebih
berperan dalam bidang ketahanan pangan nasional. Kemudahan bagi siapa saja
dapat dilakukan.
d. Infrastruktur
laut dan udara menjadi hal pentiing untuk menghubungkan wilayah satu dengan
yang lainnya. Begitupun dengan prasarana berhubungan di darat, yaitu jalan dan
wilayah stu ke wilayah lain. Hal ini mengakibatkan kualitas pertahanan pangan
Pertanian yang dimaksud dalam hal ini adalah dalam arti sempit.
a. Intensifikasi pertanian
Intensifikasi pertanian merupakan upaya peningkatan produksi pertanian
tanpa menambah luas lahan yang ada, tetapi mengupayakan lahan seoptimal
Tani. Sapta usaha tani meliputi: (1) pengolahan tanah yang baik; (2) pemilihan
b. Ekstensifikasi pertanian
29
dengan menambah luas lahan yang telah ada, misalnya melalui pembukaan
lahan hutan, semak belukar atau mengeringkan lahan rawa untuk dijadikan
c. Mekanisasi pertanian
Mekanisasi pertanian merupakan upaya peningkatan produksi pertanian
yang modern dan tepat guna. Mekanisasi pertanian banyak dilakukan pada
lahan pertanian luas, dimana tenaga manusia dan hewan bukan menjadi tenaga
utama melainkan mesin yang menjadi tenaga utama,karena hal ini akan sangat
d. Diversifikasi pertanian
Diversifikasi pertanian adalah usaha penganekaragaman jenis usaha atau
sebidang lahan pada periode waktu yang sama, misalnya tanaman tomat
untuk meningkatkan nilai tambah (nilai guna dan nilai ekonomi) sebagai upaya
30
e. Rehabilitasi pertanian
Rehabilitasi pertanian adalah usaha memperbaiki lahan pertanian yang
semula tidak produktif atau sudah tidak berproduksi menjadi lahan produktif
atau mengganti tanaman yang sudah tidak produktif menjadi tanaman yang
lebih produktif.