Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) KEPERAWAN MATERNITAS

I. KONSEP PENYAKIT

1. Definisi Penyakit
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot polos dinding uterus.
Beberapa istilah untuk mioma uteri adalah fibromioma, miofibroma, laiomioma,
fibroleiomioma, atau uterin fibroid. Mioma merupakan tumor uterus yang
ditemukan pada 20-25% wanita diatas umur 35 tahun.

Menurut letaknya, dibagi menjadi :

a. Mioma Submukosum : di bawah endometrium dan menonjol ke cavum uteri.


b. Mioma Intramural : berada di dinding uterus diantara serabut myometrium.
c. Mioma Subserosum : tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada
permukaan uterus, diliputi oleh serosa.

2. Manisfestasi Klinik
Separuh penderita mioma uteri tidak memperlihatkan gejala. Umumnya gejala
yang ditemukan bergantung pada lokasi, ukuran dan perubahan pada mioma
tersebut seperti :

a. Perdarahan abnormal : hipermenore, menoragia, metroragia. Sebabnya :


1) Pengaruh ovarium sehingga terjadi hyperplasia endometrium.
2) Permukaan endometrium yang lebih luas dari biasanya.
3) Atrofi endometrium di atas mioma submukosum.
4) Myometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang
mioma diantara serabut myometrium sehingga tidak dapat menjepit
pembuluh darah yang melaluinya dengan baik.
b. Nyeri : dapat timbul karena gangguan sirkulasi yang disertai nekrosis
setempat dan peradangan. Pada mioma submukosum yang dilahirkan dapat
menyempitkan canalis servikalis sehingga menimbulkan dismenore.
c. Gejala penekanan : penekanan pada vesika urinaria poliuri, pada uretra
menyebabkan retensio urine, pada ureter meyebabkan hidroureter dan
hidronefrosis, pada rectum meyebabkan obstipasi dan tenesmia , pada
pembuluh darah dan limfe menyebbakan edema tungkai dan nyeri panggul.
d. Disfungsi reproduksi
Hubungan antara mioma uteri sebagau penyebab infertilitas masih belum
jelas. Dilaporkan sebesar 27-40% wanita dengan mioma uteri mengalami
infertilitas. Mioma terletak didaerah kornu dapat menyebabkan sumbatan dan
gangguan transportasi gamet dan embrio akibat terjadinya oklusi tuba
bilateral. Mioma uteri dapat menyebabkan gangguan kontraksi ritmik uterus
yang sebenarnya diperlukan untuk motilitas sperma didalam uterus.
Perubahan bentuk kavum uteri karena adanya mioma dapat menyebabkan
disfungsi reproduksi. Gangguan implantasi embrio dapat terjadi pada
keberadaan mioma akibat perubahan histologi endometrium dimana terjadi
atrofi karena kompresi massa trumor.
Mekanisme gangguan fungsi reproduksi dengan mioma uteri :
- Gangguan transportasi gamet dan embrio
- Pengurangan kemampuan bagi pertumbuhan uterus
- Perubahan aliran darah vaskuler
- Perubahan histologi endometrium

3. Etiologi dan factor predisposisi


Mioma uteri berasal dari sel otot polos myometrium, dan dibagi menjadi 2 faktor
yaitu inisiator dan promotor. Faktor-faktor yang menginisiasi pertumbuhan
mioma uteri masih belum diketahui dengan pasti. Dari penelitian menggunakan
glucose-6-phosphate dehydrogenase diketahui bahwa mioma berasal dari jaringan
yang uniseluler. Transformasi neoplastic dari myometrium menjadi mioma
melibatkan mutase somatic dari myometrium normal dan interaksi kompleks dari
hormone steroid seks dan growth factor local.
Mutasi somatic ini merupakan peristiwa awal dalam proses pertumbuhan tumor.
Tidak didapat bukti bahwa hormone estrogen nerperan sebagai penyebab mioma,
namun diketahui estrogen berpengaruh dalam pertumbuhan mioma.

Mioma terdiri dari reseptor estrogen dengan konsentrasi yang lebih tinggi
dibanding dari myometrium sekitarnya namun konsentrasinya lebih rendah
disbanding endometrium. Hormone progesterone meningkatkan aktivitas mitotic
dari mioma pada wanita muda namun mekanisme dan factor pertumbuhan yang
terlibat tidak diketahui secara pasti. Progesterone memongkinkan pembesaran
tumor dengan cara down – regulation apoptosis dari tumor. Estrogen berperan
dalam pembesaran tumor dengan meningkatkan produksi matriks ekstraseluler.

4. Patofisiologi
a. Tes laboratorium
Hitung darah lengkap dan apusan darah : leukositosisdapat disebabkan oleh
nekrosis akibat torsi atau degenerasi. Menurunnya kadar hemoglobin dan
hematocrit menunjukkan adanya kehilangan darah yang kronik.
b. Tes kehamilan terhadap chorioetic gonadotropin
Sering membantu dalam evaluasi suatu pembesaran uterus yang simetrik
menyerupai kehamilan atau terdapat bersama-sama dengan kehamilan.
c. Ultrasonografi
Apabila keberadaan massa pelvis meragukan, sonografi dapat membantu.
d. Pyelogram intravena
Dapat membantu dalam evaluasi diagnostik
e. Pap smear serviks
Selalu diindikasikan untuk menyingkap neoplasia serviks sebelum
histerektomi.
f. Histerosal pingogram
Dianjurkan bila klien menginginkan untuk me
5. Klasifikasi

6. Pemeriksaan diagnostic

7. Penatalaksanaan medic dan implikasi keperawatan

II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Identitas diri

b. Keluhan utama

c. Riwayat kesehatan sekarang

d. Riwayat kesehatan dahulu

e. Riwayat kesehatan sekarang

f. Riwayat obstetric dan gynekologi

g. Riwayat kontrasepsi

h. Aktivitas sehari-hari

i. Pemeriksaan fisik head to toe

2. Diagnose keperawatan

3. Intervensi keperawatan dan rasional

Proses keperawatan adalah aktifitas yang mempunyai maksud yaitu praktik


keperawatan yang dilakukan dengan cara yang sistematik. Selama melaksakan proses
keperawatan, perawat menggunakan dasar pengtahuan yang komprehensif untuk
mengkaji status kesehatan klien, membuat penilaian yang bijaksana dan mendiagnosa,
mengidentifikasi hasil akhir kesehatan klien dan merencanakan, menerapkan dan
mengevaluasi tindakan keperawatan yang tepat guna mencapai hasil akhir tersebut
(Dermawan, 2012).
Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yaitu : pengkajian, diagnosa, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dan dasar dalam proses keperawatan. Pengkajian
merupakan tahap yang paling menentukan bagi tahap berikutnya. Kemampuan
mengidentifikasi masalah keperawatan yang terjadi pada tahan ini akan menentukan
diagnosa keperawatan. Diagnosa yang diangkat akan menentukan desain perencanaan
yang diktetapkan. Selanjutnya, tindakan keperawatan dan evaluasi akan mengikuti
perencanaan yang dibuat. Oleh karena itu, pengkajian harus dilakukan dengan teliti
dan cermat sehingga seluruh kebutuhan perawat pada klien dapat diidentifikasi
(Rohmah, 2012).
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan
secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan
keperawatan dan kesehatan klien (Dermawan, 2012).
1) Identitas Klien
Meliputi : nama, tempat tanggal lahir, umur, jenis kelamin, agama,
pendidikan, pekerjaan, status, suku/bangsa, tanggal masuk, tanggal pengkajian,
tanggal rencana operasi, no. Rekam medik, alamat, penanggung jawab.
2) Keluhan Utama
Keluhan utama menurut Sulistyawati (2012 : 167) dikaji untuk mengetahui tanda dan
gejala yang berhubungan dengan pre-eklamsi berat dan untuk keperluan penegakkan
diagnosa dari Pre-Eklamsi Berat. Adapun keluhan yang berhubungan dengan
Abortus Inkomplitus adalah kram pada perut bagian bawah dan perdarahan sedang
hingga banyak yang keluar dari jalan lahir.
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah Sakit atau pada saat pengkajian seperti
perdarahan pervaginam di luar siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari usia
kehamilan.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya DM , jantung ,
hipertensi , masalah ginekologi/urinary , penyakit endokrin , dan penyakit-penyakit
lainnya.
Kaji riwayat pemakaian obat-obatankontrasepsi oral, obat digitalis dan jenis obat
lainnya.
Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis pembedahan , kapan ,
oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram tersebut dapat diidentifikasi
mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat dalam keluarga.

d. Riwayat Obstetric dan Gynekologi


Kaji tentang riwayat menstruasi, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat darah,
bau, warna dan adanya dismenorhoe, serta kaji kapan menopause terjadi, gejala serta
keluahan yang menyertainya. Kaji bagaimana keadaan anak klien mulai dari dalam
kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan kesehatan anaknya.
Kaji tentang Riwayat pernikahan, Sulistyawati (2012 : 169) mengemukakan bahwa
riwayat pernikahan perlu dikaji untuk mengetahui status perkawinan, jika menikah,
apakah ini pernikahannya yang pertama, apakah pernikahannya “bahagia”, jika
belum menikah apakah terdapat hubungan yang sifatnya mendukung.
Kaji tentang riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, Menurut
Wiknjosastro (2008 : 133) riwayat kehamilan perlu dikaji untuk mengetahui
sebelumnya pernah hamil atau belum, hasil akhir yang terjadi, komplikasi muncul
atau tidak dan intervensi dilakukan atau tidak.
Kaji tentang riwayat persalinan, dalam buku Wiknjosastro (2008 : 133) riwayat
persalinan dikaji untuk mengetahui persalinan spontan atau buatan, lahir aterm,
preterm, atau post term, ada perdarahan waktu persalinan atau tidak, ditolong siapa,
dan dimana tempat persalinan.
Kaji tentang riwayat nifas, menurut Wiknjosastro (2005 : 133) mengkaji riwayat
nifas untuk mengetahui apakah pernah mengalami perdarahan daninfeksi, bagaimana
proses laktasi dan apakah ada jahitan pada perineum
Kaji tentang riwayat anak, dalam buku Wheeler (2004 : 10) perlunya mengkaji
riwayat anak yaitu untuk mengetahui jenis kelamin, jumlah anak, hidup atau mati,
berat badan waktu lahir dan komplikasi yang terjadi pada bayi.
Kaji tentang riwayat kehamilan sekarang, menurut Pantiwati dan Saryono (2010:115)
riwayat kehamilan sekarang pada ibu hamil meliputi :
1) Gravida/Para
2) Hari pertama haid terakhir (HPHT), dapat digunakan untuk mengetahui umur
kehamilan.
3) Hari Perkiraan lahir (HPL), dapat digunakan untuk menentukan hari perkiraan
lahir.
4) Ante Natal Care/ANC, dapat digunakan untuk mengetahui riwayat ANC
teratur/tidak, sejak hamil berapa minggu, tempat ANC dimana dan untuk
mengetahui riwayat kehamilannya, Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) sudah/belum,
kapan dan sudah berapa kali.
5) Keluhan, digunakan untuk mengetahui keluhan selama hamil.
e. Riwayat Kontrasepsi
Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang digunakan serta
keluahan yang menyertainya.
f. Aktifitas Sehari-hari
1) Pola Nutrisi
Sulistyawati (2012 : 169) mengemukakan pola nutrisi dikaji untuk menanyakan
ibu hamil apakah menjalani diet khusus, bagaimana nafsu makannya, jumlah
makanan dan minuman atau cairan yang masuk.
2) Pola Eliminasi
Menurut Mufdillah (2009 : 13) pola eliminasi dikaji untuk mengetahui berapa
kali ibu BAB dan BAK, adakah kaitannya dengan obstipasi atau tidak.
3) Pola aktifitas dan istirahat
Menurut Mufdillah (2009 : 13) pengkajian pada pola aktifitas dan istirahat yaitu
untuk mengetahui aktifitas ibu berlebihan atau tidak, adakah trauma atau
kecelakaan kerja yang dialami ibu hamil karena hal ini dapat
menyebabkanAbortus. Berapa jam ibu tidur siang dan malam.
4) Personal Hygiene
Personal hygiene menurut Sulistyawati (2012 : 171) perlu dikaji untuk
mengetahui bagaimana klien menjaga kebersihan dirinya terutama daerah
genetalia, karena jika kebersihan genetalia kurang dapat memicu terjadinya
infeksi. Infeksi mikroplasma pada tracture genetalisdapat menyebabkan Abortus.
5) Pola seksual
Hidayat (2006 : 43) mengemukakan bahwa pola seksual dikaji untuk mengetahui
berapa kali ibu melakukan hubungan suami isteri dalam seminggu.
g. Pemeriksaan Fisik Head to Toe
1) Keadaan umum
Keadaan umum menurut sulistyawati (2012 : 174) untuk mengetahui keadaan
umum pasien apakah baik/cemas atau cukup/jelek.
2) Kesadaran
Menurut Sulistyawati (2012 : 174) kesadaran dikaji untuk mengetahui tingkat
kesadaran ibu mulai dari composmentis, apatis, samnollen, sopor, koma atau
dellirium.
3) Tekanan darah
Dalam buku Ummi, dkk (2010 : 91) tekanan darah dikaji untuk mengetahui
faktor resiko hipertensi/hipotensi dengan satuannya mmHg. Tekanan darah
normal 100/80–120/80 mmHg.
4) Suhu
Hidayat dan Uliyah (2011 : 116) mengatakan mengkaji suhu untuk mengetahui
tanda-tanda infeksi, karena adanya sisa hasil konsepsi yang tertinggal di dalam
uterus, maka terjadi nekrosis dan membusuk sehingga menimbulkan infeksi pada
desidua yang dapat menyebabkan suhu tubuh meningkat, batas normal 35,6-
37,60C.
5) Nadi
Menurut Hidayat dan Uliyah (2011 : 113), nadi dikaji untukmengetahui denyut
nadipasien yang dihitung selama 1 menit, batas normalnya 60-80 x/menit.

6) Respirasi
Hidayat dan Uliyah (2011 : 115) mengemukakan bahwa respirasi dikaji untuk
mengetahui frekuensi pernafasan pasien yang dihitung selama 1 menit, batas
normalnya 18-24 x/menit.
7) Tinggi badan
Dalam buku Ummi, dkk (2010 : 91) tinggi badan di ukur untuk mengetahui
tinggi badanibu kurang dari 145cm atau tidak, dan termasuk resiko tinggi atau
tidak
8) Berat badan
Wiknjosastro (2005 : 134) mengemukakan bahwa Berat badan diukur untuk
mengetahui adanya kenaikan berat badan klien selama hamil, penambahan berat
badan rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu, tetapi nilai normal untuk pertambahan berat
badan selama hamil 9-12 Kg.
9) Lingkar lengan atasWiknjosastro (2005 : 134) mengatakan, lingkar lengan atas
diukur untuk mengetahui lingkar lengan ibu 23,5 cm atau tidak, dan termasuk
resiko tinggi atau tidak.
10) Pemeriksaanfisik
Pemeriksaan fisik yang perlu dikaji menurut Wiknjosastro (2005 : 125) adalah
sebagai berikut :
a) Kepala
(1) Rambut : untuk mengetahui kebersihan rambut, warna, kelebatan,
rontok/tidak.
(2) Muka : dikaji apakah ada cloasma/tidak, pucat/tidak, adakah oedem.
(3) Mata : conjungtiva merah/tidak, pucat/ tidak, sklera ikterik/tidak.
(4) Hidung : untuk mengetahui ada tidaknya polip, ada kelainan atau tidak.
(5) Telinga : apakah ada kelainan, ada serumen atau tidak.
(6) Mulut dan gigi : apakah ada caries/tidak, mulut bersih atau kotor, lidah
stomatitis atau tidak.
b) Leher : untuk mengetahui apakah terdapat penonjolan terutama pada kelenjar
tyroid yang berhubungan dengan kejadian abortus, hipertyroid juga dapat
menyebabkan abortus.
c) Dada dan Axilla
(1) Mammae : adakah benjolan pada payudara atau tidak, ada pembesaran
atau tidak, ada tumor atau tidak, simetris atau tidak, areola hiper-
pigmentasi atau tidak, puting susu menonjol atau tidak,kolostrum sudah
keluar atau belum
(2) Axilla : untuk mengetahui apakah ada pebesaran kelenjarlimfe pada
ketiak dan adakah nyeri tekan.
d) Ekstremitas : apakah oedem atau tidak, terdapat varises atau tidak, reflek
patella positif atau negatif.
11) Pemeriksaan Khusus Obstetri
Pemeriksan khusus pada ibu hamil meliputi :
a) Abdomen
(1) Inspeksi
Inspeksi menurut Salmah (2006 : 140), yaitu pemeriksaan yang dilakukan
dengan cara melihat atau observasi langsung. Bidan dapat mengobservasi
gerakan janin dan perubahan kulit pada abdomen, linea dan strie belum
terlihat pada kehamilan muda.
(2) Palpasi
Menurut Saminem (2008 : 11), Cara pemeriksaan yang umum digunakan
adalah cara Leopold yang dibagi dalam 4 tahap. Persiapan pemeriksaan
Leopold, meliputi : klien tidur terlentang, membuka baju seperlunya pada
bagian perut yang akan diperiksa, posisi uterus ditengahkan dengan
menggunakan kedua tangan sehingga tinggi fundus uteri dapat
ditentukan. Pada pemeriksaan Leopold I, II, dan III pemeriksa
menghadap ke arah muka ibu dan kaedua lutut klien ditekuk.
Leopold I : untuk menentukan tinggi fundus uteri dan
bagian yang terdapat di fundus.
Leopold II : untuk menentukan punggung janin dan
bagian kecil janin.
Leopold III : untuk menentukan bagian yang terletak
dibagian bawah uterus.
Leopold IV : untuk menentukan apakah bagian terbawah
janin sudah masuk PAP atau seberapa jauh
penurunanbagian terbawah dalam PAP.
(3) Auskultasi
Menurut Salmah (2006 : 146), pemeriksaan dengan cara auskultasi
dilakukan umumnya dengan stetoskop monoral untuk mendengarkan
bunyi denyut jantung janin, bising tali pusat, gerakan janin, bunyi aorta
serta bising usus. Dalam keadaan sehat, bunyi jantung antara 120-160
kali per menit. Bunyi jantung janin dihitung dengan mendengarkannya
selama 1 menit penuh
b) Genetalia
Menurut Saifuddin (2002 : 276) pemeriksaan genetalia yaitu untuk
mengetahui keadaan genetalia eksternal yang meliputi kesimetrisan labia
mayora dan labia minora, ada atau tidak varices, dan oedem, adakah
pembesaran kelenjar bartholini dan cairan yang keluar. Pada kasus Abortus
Inkomplitus ada pengeluran perdarahan pervaginaan.

3) Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan adalah lebih dari sekedar informasi sederhana, namun dari
riwayat kesehatan inilah kita dapat memperoleh informasi lebih banyak namun
memerlukan waktu yang lama untuk mendapatkan riwayat kesehatan ini
(Rohmah, 2012).
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
(1) Keluhan utama saat masuk rumah sakit
Menguraikan saat keluhan pertama kali dirasakan, tindakan yang
dilakukan sampai klien dibawa ke rumah sakit, tindakan yang sudah
dilakukan di rumah sakit sampai klien menjalani perawatan. Keluhan
utama pada anak dengan bronchopneumonia biasanya terdapat demam,
kejang, sesak nafas, batuk produktif, tidak mau makan, anak rewel dan
gelisah serta sakit kepala (Wijaya, 2013).
(2) Keluhan utama saat dikaji
Keluhan yang paling dirasakan oleh klien saat dikaji, diuraikan dalam
konsep PQRST dalam bentuk narasi. Pada anak dengan
bronchopneumonia keluhan utama yang dirasakan pada saat dikaji
biasanya adalah sesak nafas.
(a) P : Provokatif atau paliatif
Apa yang menyebabkan keluhan utama, apa yang bisa memperberat
dan mengurangi.
(b) Q : Quality atau kuantitas
Bagaimana keluhan yang dirasakan, seperti apa tampilannya, suaranya
dan berapa banyak.
(c) R : Region atau radiasi
Dimana lokasi dan penyebaran keluhannya.
(d) S : Saverity atau scale
Seberapakah intensitasnya (skala) pengaruh terhadap aktifitas.
(e) T : Timing
Kapan muncul keluhan, berapa lama, bersifat tiba-tiba, sering atau
bertahap.
Meliputi : nama, tempat tanggal lahir, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, status, suku/bangsa, tanggal masuk, tanggal pengkajian, tanggal rencana
operasi, no. Rekam medik, alamat, penanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai