I. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi Penyakit
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot polos dinding uterus.
Beberapa istilah untuk mioma uteri adalah fibromioma, miofibroma, laiomioma,
fibroleiomioma, atau uterin fibroid. Mioma merupakan tumor uterus yang
ditemukan pada 20-25% wanita diatas umur 35 tahun.
2. Manisfestasi Klinik
Separuh penderita mioma uteri tidak memperlihatkan gejala. Umumnya gejala
yang ditemukan bergantung pada lokasi, ukuran dan perubahan pada mioma
tersebut seperti :
Mioma terdiri dari reseptor estrogen dengan konsentrasi yang lebih tinggi
dibanding dari myometrium sekitarnya namun konsentrasinya lebih rendah
disbanding endometrium. Hormone progesterone meningkatkan aktivitas mitotic
dari mioma pada wanita muda namun mekanisme dan factor pertumbuhan yang
terlibat tidak diketahui secara pasti. Progesterone memongkinkan pembesaran
tumor dengan cara down – regulation apoptosis dari tumor. Estrogen berperan
dalam pembesaran tumor dengan meningkatkan produksi matriks ekstraseluler.
4. Patofisiologi
a. Tes laboratorium
Hitung darah lengkap dan apusan darah : leukositosisdapat disebabkan oleh
nekrosis akibat torsi atau degenerasi. Menurunnya kadar hemoglobin dan
hematocrit menunjukkan adanya kehilangan darah yang kronik.
b. Tes kehamilan terhadap chorioetic gonadotropin
Sering membantu dalam evaluasi suatu pembesaran uterus yang simetrik
menyerupai kehamilan atau terdapat bersama-sama dengan kehamilan.
c. Ultrasonografi
Apabila keberadaan massa pelvis meragukan, sonografi dapat membantu.
d. Pyelogram intravena
Dapat membantu dalam evaluasi diagnostik
e. Pap smear serviks
Selalu diindikasikan untuk menyingkap neoplasia serviks sebelum
histerektomi.
f. Histerosal pingogram
Dianjurkan bila klien menginginkan untuk me
5. Klasifikasi
6. Pemeriksaan diagnostic
1. Pengkajian
a. Identitas diri
b. Keluhan utama
g. Riwayat kontrasepsi
h. Aktivitas sehari-hari
2. Diagnose keperawatan
6) Respirasi
Hidayat dan Uliyah (2011 : 115) mengemukakan bahwa respirasi dikaji untuk
mengetahui frekuensi pernafasan pasien yang dihitung selama 1 menit, batas
normalnya 18-24 x/menit.
7) Tinggi badan
Dalam buku Ummi, dkk (2010 : 91) tinggi badan di ukur untuk mengetahui
tinggi badanibu kurang dari 145cm atau tidak, dan termasuk resiko tinggi atau
tidak
8) Berat badan
Wiknjosastro (2005 : 134) mengemukakan bahwa Berat badan diukur untuk
mengetahui adanya kenaikan berat badan klien selama hamil, penambahan berat
badan rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu, tetapi nilai normal untuk pertambahan berat
badan selama hamil 9-12 Kg.
9) Lingkar lengan atasWiknjosastro (2005 : 134) mengatakan, lingkar lengan atas
diukur untuk mengetahui lingkar lengan ibu 23,5 cm atau tidak, dan termasuk
resiko tinggi atau tidak.
10) Pemeriksaanfisik
Pemeriksaan fisik yang perlu dikaji menurut Wiknjosastro (2005 : 125) adalah
sebagai berikut :
a) Kepala
(1) Rambut : untuk mengetahui kebersihan rambut, warna, kelebatan,
rontok/tidak.
(2) Muka : dikaji apakah ada cloasma/tidak, pucat/tidak, adakah oedem.
(3) Mata : conjungtiva merah/tidak, pucat/ tidak, sklera ikterik/tidak.
(4) Hidung : untuk mengetahui ada tidaknya polip, ada kelainan atau tidak.
(5) Telinga : apakah ada kelainan, ada serumen atau tidak.
(6) Mulut dan gigi : apakah ada caries/tidak, mulut bersih atau kotor, lidah
stomatitis atau tidak.
b) Leher : untuk mengetahui apakah terdapat penonjolan terutama pada kelenjar
tyroid yang berhubungan dengan kejadian abortus, hipertyroid juga dapat
menyebabkan abortus.
c) Dada dan Axilla
(1) Mammae : adakah benjolan pada payudara atau tidak, ada pembesaran
atau tidak, ada tumor atau tidak, simetris atau tidak, areola hiper-
pigmentasi atau tidak, puting susu menonjol atau tidak,kolostrum sudah
keluar atau belum
(2) Axilla : untuk mengetahui apakah ada pebesaran kelenjarlimfe pada
ketiak dan adakah nyeri tekan.
d) Ekstremitas : apakah oedem atau tidak, terdapat varises atau tidak, reflek
patella positif atau negatif.
11) Pemeriksaan Khusus Obstetri
Pemeriksan khusus pada ibu hamil meliputi :
a) Abdomen
(1) Inspeksi
Inspeksi menurut Salmah (2006 : 140), yaitu pemeriksaan yang dilakukan
dengan cara melihat atau observasi langsung. Bidan dapat mengobservasi
gerakan janin dan perubahan kulit pada abdomen, linea dan strie belum
terlihat pada kehamilan muda.
(2) Palpasi
Menurut Saminem (2008 : 11), Cara pemeriksaan yang umum digunakan
adalah cara Leopold yang dibagi dalam 4 tahap. Persiapan pemeriksaan
Leopold, meliputi : klien tidur terlentang, membuka baju seperlunya pada
bagian perut yang akan diperiksa, posisi uterus ditengahkan dengan
menggunakan kedua tangan sehingga tinggi fundus uteri dapat
ditentukan. Pada pemeriksaan Leopold I, II, dan III pemeriksa
menghadap ke arah muka ibu dan kaedua lutut klien ditekuk.
Leopold I : untuk menentukan tinggi fundus uteri dan
bagian yang terdapat di fundus.
Leopold II : untuk menentukan punggung janin dan
bagian kecil janin.
Leopold III : untuk menentukan bagian yang terletak
dibagian bawah uterus.
Leopold IV : untuk menentukan apakah bagian terbawah
janin sudah masuk PAP atau seberapa jauh
penurunanbagian terbawah dalam PAP.
(3) Auskultasi
Menurut Salmah (2006 : 146), pemeriksaan dengan cara auskultasi
dilakukan umumnya dengan stetoskop monoral untuk mendengarkan
bunyi denyut jantung janin, bising tali pusat, gerakan janin, bunyi aorta
serta bising usus. Dalam keadaan sehat, bunyi jantung antara 120-160
kali per menit. Bunyi jantung janin dihitung dengan mendengarkannya
selama 1 menit penuh
b) Genetalia
Menurut Saifuddin (2002 : 276) pemeriksaan genetalia yaitu untuk
mengetahui keadaan genetalia eksternal yang meliputi kesimetrisan labia
mayora dan labia minora, ada atau tidak varices, dan oedem, adakah
pembesaran kelenjar bartholini dan cairan yang keluar. Pada kasus Abortus
Inkomplitus ada pengeluran perdarahan pervaginaan.
3) Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan adalah lebih dari sekedar informasi sederhana, namun dari
riwayat kesehatan inilah kita dapat memperoleh informasi lebih banyak namun
memerlukan waktu yang lama untuk mendapatkan riwayat kesehatan ini
(Rohmah, 2012).
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
(1) Keluhan utama saat masuk rumah sakit
Menguraikan saat keluhan pertama kali dirasakan, tindakan yang
dilakukan sampai klien dibawa ke rumah sakit, tindakan yang sudah
dilakukan di rumah sakit sampai klien menjalani perawatan. Keluhan
utama pada anak dengan bronchopneumonia biasanya terdapat demam,
kejang, sesak nafas, batuk produktif, tidak mau makan, anak rewel dan
gelisah serta sakit kepala (Wijaya, 2013).
(2) Keluhan utama saat dikaji
Keluhan yang paling dirasakan oleh klien saat dikaji, diuraikan dalam
konsep PQRST dalam bentuk narasi. Pada anak dengan
bronchopneumonia keluhan utama yang dirasakan pada saat dikaji
biasanya adalah sesak nafas.
(a) P : Provokatif atau paliatif
Apa yang menyebabkan keluhan utama, apa yang bisa memperberat
dan mengurangi.
(b) Q : Quality atau kuantitas
Bagaimana keluhan yang dirasakan, seperti apa tampilannya, suaranya
dan berapa banyak.
(c) R : Region atau radiasi
Dimana lokasi dan penyebaran keluhannya.
(d) S : Saverity atau scale
Seberapakah intensitasnya (skala) pengaruh terhadap aktifitas.
(e) T : Timing
Kapan muncul keluhan, berapa lama, bersifat tiba-tiba, sering atau
bertahap.
Meliputi : nama, tempat tanggal lahir, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, status, suku/bangsa, tanggal masuk, tanggal pengkajian, tanggal rencana
operasi, no. Rekam medik, alamat, penanggung jawab.