Kesuksesan adalah impian semua orang yang hidup didunia
sekarang ini. Banyak cara yang harus kita perbuat untuk mendapatkan kesusksesan tersebut. Semua orangpun punya cara masing masing untuk menggapainya
1. “D” yang Pertama yaitu Diajar (belajar)
Pada dasarnya manusia dilahirkan dalam keadaan bodoh, namun
tentunya manusia diberikan naluri kecerdasan otak atau IQ dan jua EQ. untuk menggapai kesuksesan tentunya hal yang paling penting adalah bagaimana meningkatkan kualitas diri kita, meningkatkan ilmu pengetahuan dengan cara belajar. Belajar merupakan proses yang tadinya tidak menjadi tahu.
Siapapun anda, anak kecil, remaja, dewasa baik anda seorang
pekerja, orang tua, pelajar, guru dll. Belajar adalah hal yang penting dalam kehidupan. Dengan belajar orang orang akan meningkatkan kualitas dirinya, memperbanyak wawasannya dan apabila seseorang sudah mempunyai kualitas diri maka pastinya akan bisa sesuatu yang bernilai sangat mahal.
|| Jangan Pernah berhenti untuk terus belajar, karena dari
belajar kamu tidak pernah kehabisan akal || (Kutipan)
2. “D” yang Kedua yaitu Do’a (Berdo’a)
Setelah kita tahu bagaimana pentingnya belajar maka yang harus
kita lakuakn selanjutnya memperbanyak do’a.
Do’a merupakan salah satu senjata orang orang yang beriman.
Doa’ yang kita panjatkan tidak akan pernah Allah tolak. Namun terkadang kita tidak sabar atas apa yang kita do’akan. Padahal dibalik semua itu ada hikmah yang indah atas do’a kita. Berdo’a merupakan hal penting dalam kehidupan, belajar tanpa berdoa akan terasa hampa. Karena dengan berdo’a bisa mempermudah kita dalam belajar, karena bukankah setiap apa yang terjadi di dunia ini adalah kehendak-Nya. Dengan do’a Allah akan membuka pikiran kita, membuka hati kita agar ilmu yang kita dapatkan dari belajar akan bermanfaat.
|| Hanya Do’a yang bisa merubah takdir || (Kutipan)
3. “D” yang Ketiga yaitu Disiplin
Disiplin merupakan bagian dalam meraih kesuksesan. Banyak hal
yang harus kita disiplinkan. Jika anda seorang pelajar disip- lain bagaimana ada memilih cara beljar yang baik dan efektif, disiplin dalam memanfaatkan waktu belajar, beribadah,istirahat dll. Kemudian disiplin dalam menegerjakan tugas disiplin dalam menaati tata tertib. Nah itulah proses disiplin yang harus anda lakukan.
Untuk belajar secara efektip dan efisien diperlukan
kesadaran dan disiplin tinggi setiap siswa. Belajar secara efektip dan efisien dapat dilakukan oleh siswa yang berdisiplin. || Penderitaan karena disiplin, lebih baik daripada penderitaan karena penyesalan || (Kutipan)
4. “D” yang Keempat yaitu Dewasa
Dewasa bukan ditentukan oleh usianya tapi dewasa di lihat dari
mana cara berpikirnya. Berpikir dewasa itu memang sangat di perlukan dalam kehidupan sosial kita. Tapi sebelum kita belajar untuk bagaimana cara berfikir dewasa, alangkah baiknya bila kita coba ulas terlebih dahulu apa yang di maksud dengan dewasa. Kalau menurut saya yang dimaksud dengan dewasa itu sudah bukan merupakan sebuah proses lagi, tapi memang sudah bisa memahami diri sendiri dan memahami variasi sifat-sifat dari orang lain, selain itu juga bersikap objektif dalam memandang dan juga menilai sesuatu hal. Ibarat kita melihat sampah berserakan ditengah jalan, apa yang kita lakukan? Apakah berdiam diri ? atau menyalahkan orang dengan mencari siapa yang membuang sampah ? itu akan membuang waktu saja. Yang harus kita lakukan adalah mengambil sampah itu dan membuang ketempanya. Maka itu bisa dikatakan dewasa. Mngetahui mana yang baik dan mana yang kurang baik. Mengambil keputusan yang tepat tanpa harus merugikan orang lain dan bisa menyelesaikan apa yang menjadi masalahnya dengan baik tanpa memberikan dampak sekecil apapun. Dan dari dalam dirinya sendiri juga bisa memberikan sebuah redaman rasa ego sehingga dia bisa menguasai dirinya sendiri. Bisa menerima suatu hal yang cukup berat dengan hati yang lapang dan bisa memberikan hasil yang sebijaksanan mungkin. Sebenarnya masih ada banyak lagi penjelasannya, tapi dari arti kata diatas Anda sendiri pasti sudah bisa menerima arti kata dari dewasa.
|| Seorang gak mungkin bisa menyerap pengetahuan baru selama
ia merasa dirinya sudah lebih tahu dan lebih pintar || (Kutipan)