Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Keadaan dan aktivitas pemuda banyak berpengaruh terhadap keadaan lingkungan, alam, dan
sistem kemasyarakatan. Dengan kata lain, keadaan lingkungan, alam, dan sistem
kemasyarakatan bisa tergantung pada keadaan dan aktivitas para pemudanya. Oleh karena itu,
pemuda memegang peran dan tanggungjawab yang sangat besar dalam kehidupan ini.
Pemuda merupakan bagian dari masyarakat yang produktif, oleh sebab itu mereka dijadikan
pemeran penting dalam mengurus dan menjalankan kelangsungan kehidupan di dalam
masyarakat disaat mereka yang sudah tua dan yang masih anak-anak memiliki kemampuan
yang terbatas dalam mengurus komponen kelangsungan kehidupan masyarakat.

Dalam hal di atas berarti pemuda dituntut untuk memiliki kemampuan dan keterampilan.
Selain itu, pemuda juga harus memiliki moral dan kelakuan yang baik serta memiliki
kesadaran dan rasa tanggungjawab yang tinggi untuk mengelola komponen-komponen
kelangsungan kehidupan dalam masyarakat.

1.2.Rumusan masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan pemuda yang tangguh?

2. Bagaimana gambaran pemuda dari masa ke masa?

3. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan pada kondisi pemuda masa sekarang?

1.3.Tujuan Penulisan

1. Menambah wawasan tentang keadaan pemuda di setiap masa, termasuk pada masa
sekarang.

2. Menambah wawasan tentang bagaimana upaya untuk membentuk pemuda yang tangguh.

3. Meningkatkan kesadaran kita bahwa pemuda memiliki peran dan tanggungjawab besar
terhadap lingkungan.

1.4 Metode Pengumpulan Data

1. Studi pustaka

2. Observasi

3.Wawancara
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pemuda Memiliki Pengaruh Besar Terhadap Bangsa

Sejarah suatu bangsa selalu dimulai dengan cerita dengan sebuah judul yang bercerita tentang
peran besar para pemuda. Tak peduli apa itu sebuah revolusi atau sebuah reformasi, maka
pemuda selalu menjadi aktor sejarah yang senantiasa hadir ketika suatu bangsa membutuhkan
suatu ide besar dalam perjuangannya. Ide besar yang muncul dari sebuah inspirasi murni
yang keluar dari akal dan nurani bersih yang di miliki oleh pemuda. Inspirasi besar yang
memunculkan ide-ide besar dan pada akhirnya menghasilkan kinerja-kinerja besar untuk
mengubah arah haluan sejarah suatu bangsa. Mereka tidak hanya memulai perubahan, tapi
juga mengisi perubahan itu dan menuntaskannya. Maka dari itu, sepertinya wajar jika di
katakan bahwa takdir sejarah senantiasa hinggap di tangan para pemuda.

Ikrar Sumpah Pemuda telah dikumandangkan sejak tanggal 28 Oktober 1928. Sudah banyak
kontribusi pemuda dalam membangun bangsa ini mulai dari bidang hukum, sosial, dan
bidang lainnya. “Pemuda adalah tulang punggung negara”, kata-kata inilah yang biasanya
sering kita dengar dalam pidato-pidato dalam rangka merayakan hari sumpah pemuda, oleh
karena itu masa depan negeri ini sangat tergantung padanya. Jika ia tumbuh dan bekembang
dengan baik maka bangsa ini pun kelak menjadi bangsa yang maju peradabannya, dan
sebaliknya jika ia tidak mampu berkembang maka habislah peradaban negeri ini. Di berbagai
media massa baik itu elektronik maupun cetak banyak program yang sengaja dibuat dengan
mengambil daya tarik kaula muda. Sosok pemuda merupakan ikon yang memiliki nilai
komersial tinggi dikarenakan senantiasa energik, lincah dan kreatif serta sedang berada dalam
fase fisik kesempurnaannya. Pemuda selalu memiliki kekhasan dalam karakternya yang
bersifat dinamis, mudah belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya. Sosok-sosok pemuda
yang sering dimunculkan pada media khususnya televisi adalah figur-figur yang mudah
bergaul, modis, glamour, dan memilki pesona wajah yang indah untuk dilihat. Kehidupannya
pun lurus dan lancar saja tanpa ada kendala apalagi halang rintang. Hari-harinya dipenuhi
dengan senang-senang dan bercanda dengan sesamanya. Seolah-olah apa yang dimunculkan
kepada mayarakat luas adalah mencerminkan kehidupan riil dari kaula muda di Indonesia.

Jika kita mengigat masa lalu dalam sejarah kebangkitan Indonesia menuju negara yang
merdeka dari penjajahan, dapat kita saksikan tokoh-tokoh pemuda mampu melakukan sebuah
perjuangan yang luar biasa. Tokoh-tokoh pemuda pada waktu itu mampu menyatukan diri
dengan pemuda-pemuda di daerah lainnya dalam Sumpah Pemuda sebagai upaya
mempersatukan bangsa ini. Meskipun mereka dipisahkan oleh suku, agama, dan bahasa,
tetapi itu bukanlah penghalang. Dapat kita saksikan pula bagaimana seorang Soekarno
mampu menjadi proklamator sekaligus pemimpin di negeri ini ketika beliau masih berusia
muda. Kita tentu ingat perkataan beliau, “Berikan padaku lima orang pemuda, niscaya aku
akan mengubah dunia”. Disinilah letak keyakinan bahwa pemuda memiliki potensi yang luar
biasa untuk menjadi pilar-pilar pembangunan sebuah negara. Jika para generasi muda itu
dipersiapkan dengan pembinaan yang membuatnya tumbuh besar maka ia kelak akan menjadi
insan-insan pengukir prestasi dalam sejarah peradaban negeri ini, sebaliknya jika ia
diperlakukan biasa saja bahkan dibuat tidak pernah berpikir mandiri maka ia hanya akan
membebani bangsa ini.
2.2. Pengertian Pemuda yang Tangguh

Pemuda tangguh dapat diartikan pemuda yang bisa menggunakan masa mudanya untuk hal-
hal yang bermanfaat; melaksanakan perintah agama dan dapat menjauhi larangan agama;
dapat mempersiapkan dirinya hidup mandiri untuk kelangsungan kehidupan di masa yang
akan datang; mampu menjaga nama baik diri sendiri, keluarga, dan masyarakat pada
umumnya; dalam kehidupan sehari-hari selalu mempertimbangkan asas manfaat dan
madharat (efek nagatif); dan tidak mementingkan diri sendiri.

Sekiranya ada empat kriteria sosok pemuda yang menjadi harapan sehingga dapat membawa
bangsa menjadi lebih baik dan menjadi pemuda harapan yang dapat memimpin bangsa ini
yaitu, pertama, ia harus berjiwa spiritualis. Maksudnya, setiap tingkah lakunya di jalankan
dengan penuh kehati-hatian dan ketaqwaan kepada sang pencipta. Ia tidak berani menyia-
nyiakan masa mudanya dengan aktivitas keduniawian yang melalaikan. Ia menyadari dirinya
telah dianugerahi akal yang luar biasa untuk berpikir sehingga selalu memberdayakan akal itu
menjadi sebuah kreatifitas yang berwujud karya dan prestasi. Rasa syukur atas nikmat Tuhan
itu yang selalu mengiringi langkahnya. Sikap spiritualis merupakan pondasi dasar dari
kepribadian manusia. Pemuda-pemuda Indonesia haruslah memiliki pondasi dasar itu, yaitu
berupa kepribadian yang taqwa, santun dan bersahabat.

Yang kedua, seorang pemuda haruslah memiliki kapasitas intelektualitas yang tinggi yang
mampu memiliki daya saing dengan pemuda lainnya terlebih dengan bangsa lain. Hari-
harinya dipenuhi dengan aktifitas mencari ilmu, ia tidak pernah terpuaskan dengan apa yang
diperolehnya hari ini. Bahkan ia merasa dirinya masih sangat kekurangan ilmu, sehingga ia
selalu mencari jalan bagaimana agar dirinya memperoleh pengetahuan baru tiap harinya.
Oleh karena itu perbaikan dan pembangunan sektor pendidikan di negeri ini harus di
prioritaskan agar sumber daya manusia kita kelak menjadi yang profesional, sesuai bidang
keilmuannya dan memiliki kemampuan membawa bangsa dan Negara ini ke arah peradaban
teknologi dunia.

Ketiga, untuk membangun indonesia kearah yang lebih baik dan bermatabat, maka yang
diperlukan bangsa ini ialah pemuda-pemuda yang berpikir visioner atau mau berpikir jauh ke
arah masa depan, ia mampu menjadi pionir bagi pemuda-pemuda lain dalam bergerak. Dalam
berinteraksi dengan lingkungannya senantiasa memiliki ide-ide inovatif dan brilian untuk
diterapkan. Ilmu yang dimilikinya membuat ia mampu berpikir strategis merencanakan masa
depannya. Ia tidak terjebak oleh bayang-bayang masa lalunya, dengan segera ia menjadikan
masa lalu sebagai pelajaran berharga yang tidak akan terulang kembali olehnya. Visi hidup
mutlak diperlukan oleh para pemuda Indonesia jika ingin memperoleh masa depan gemilang.
Karena dengan visi itu ia akan membuat langkah-langkah yang sistematis tidak asal mengalir
saja.

Yang keempat, bangsa ini memerlukan para pemuda yang memiliki karakter yang kuat,
Pemuda yang memiliki kepribadian yang tidak mudah mengeluh, tidak gampang menyerah
dan pantang menjadi beban bagi orang lain. Kehidupannya ia jalani dengan penuh
kesederhanaan meskipun ia mampu melakukan lebih. Membangun karakter kuat itu haruslah
dimulai dari sebuah kebiasaan yang positif dan mau keluar dari kondisi nyaman. Mereka
yang tidak mau merubah usahanya maka akan memperoleh hasil yang sama saja dengan
sebelumnya. Bagi yang memiliki kuat dalam dirinya ia akan berusaha mewujudkan cita-
citanya dengan mengeluarkan seluruh kemampuan terbaiknya dan usaha yang dilakukan
adalah maksimal (100%) tidak setengah-setengah. Kemauan itu tertanam dalam dirinya
sehingga tidak ada yang mampu menggoyahkan jalan kehidupannya. Karakter ini yang harus
ditumbuh kembangkan kepada generasi muda Indonesia hari ini. Diharapkan dengan
menyadari keadaan Indonesia yang sedang berada dalam keterpurukan saat ini, para pemuda
tergerak menjadi berpikir kritis dan bertindak solutif terhadap permasalahan Negari saat ini.
Sehingga setiap detik dalam aktifitas kehidupannya menjadi sesuatu hal yang bermanfaat.

2.3. Gambaran Pemuda Dari Masa ke Masa

Sebait lagu “Satu Nusa Satu Bangsa” menunjukkan kepada kita besarnya semangat dan cita-
cita pemuda dalam masa pergerakan untuk mewujudkan sebuah negara bernama Indonesia
yang bersatu. Pemuda adalah generasi penerus bangsa. Keabsahan slogan ini tak terbantahkan
karena mau tidak mau, sanggup atau tidak sanggup, pemudalah yang akan menggantikan
kedudukan generasi-generasi sebelumnya dalam membangun bangsa. Selain itu, pemuda
sudah sepantasnyalah menjadi agent of change, pembawa perubahan, yang membawa bangsa
ini menjadi lebih baik, lebih bersatu, lebih makmur, lebih demokratis, dan lebih madani.
Inilah kira-kira peran pemuda yang seharusnya dapat diwujudkan bersama. Melihat sejarah
masa lalu, pada awal abad ke-20 Indonesia diwarnai oleh pergerakan kebangsaan yang tidak
lain dimotori oleh para pemuda pada zaman itu.

Sejarah mencatat Budi Utomo sebagai organisasi pertama yang mengubah watak pergerakan
perlawanan, yang semula bersifat kedaerahan menjadi bersifat kebangsaan

2.3.1. Keadaan Pemuda pada Masa Pergerakan Nasional

Bangsa Indonesia disadarkan bahwa untuk dapat mencapai kemerdekaan, seharusnnya ada
persatuan dan perasaan senasib yang melandasi perlawanan terhadap penjajah. Setelah
dipelopori Budi Utomo sebagai organisasi kebangsaan pertama, bermunculanlah sekian
banyak organisasi kebangsaan lainnya. Muhammadiyah, NU, Serikat Dagang Indonesia,
Taman Siswa, sampai dengan PNI sebagai partai pertama yang dimiliki bangsa ini adalah
contohnya. Kesemuanya memiliki orientasi dan cita-cita yang sama, persatuan dan
kemerdekaan Bangsa Indonesia. Sampai pada hari yang sangat menentukan bagi masa depan
Bangsa Indonesia, 28 Oktober 1928 Kongres Pemuda II diselenggarakan di Jakarta. Kongres
ini setidaknya menghasilkan tiga poin penting, yakni kesadaran berbangsa Indonesia,
bertanah air Indonesia, dan berbahasa nasional, Bahasa Indonesia. Inilah momen dimana
semangat nasionalisme dikobarkan dan sedikit demi sedikit perasaan kedaerahan yang
berlebihan dikikis dan diminimalkan. Inilah akselerator perjuangan perlawanan terhadap
penjajah yang akhirnya mencapai titik kulminasinya melalui proklamasi kemerdekaan
Indonesia pada tahun 1945. Inilah keadaan pemuda pada zaman pergerakan, hampir satu abad
yang silam.

2.3.2. Keadaan Pemuda Masa Kini

Waktu terus berjalan dan tak akan dapat terulang lagi. Hanya sejarahlah yang dapat dimintai
bantuannya sebagai petunjuk agar kesalahan lalu tidak terulang kembali. Perkembangan akan
nilai-nilai kehidupan, kemajuan teknologi dan pemikiran manusia pun tumbuh dengan
pesatnya. Kita saksikan bagaimana teknologi mampu membuat dunia ini menjadi tanpa
hambatan jarak dan batas. Ditambah dengan perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi begitu cepat mengalami pembaharuan. Ditengah-tengah kemajuan teknologi dan
peradaban dunia saat ini kondisi negara kita sedang mengalami penurunan dari berbagai
sektor, baik itu sektor pendidikan, sektor ekonomi, sosial dan sektor lainnya sehingga
mengakibatkan keterpurukan di berbagai sektor vital menghinggapi negeri ini, krisis di
bidang politik, hukum, ekonomi hingga permasalahan moral pun menimpa bangsa yang
mengaku sebagai negara yang beragama ini. Di negeri ini banyak orang yang lahir, tumbuh
sampai ia mati tak pernah sedikit pun ia merasakan kehidupan dan pekerjaan yang layak
baginya. Hasil survei angkatan kerja nasional Februari 2007 mencatat, jumlah penganggur di
Tanah Air sebanyak 10,55 juta orang, atau sekitar 9,75 persen, dan sebanyak 740.206 orang,
atau sekitar 7,02 persen tercatat sebagai penganggur dari kalangan yang mengenyam
pendidikan tinggi. Dengan data yang cukup menyedihkan itu seharusnya para pemuda di
negeri ini merasa prihatin dan was-was akan masa depan mereka. Tetapi banyak dari para
pemuda di negeri ini tidak punya orientasi yang jelas mengenai visi hidupnya. Bagaimana
dapat kita saksikan generasi muda saat ini menjadi korban dari era globalisasi atau budaya
negatif dunia barat (victim globalization) yang sarat akan kehidupan hedonis (keduniawian),
pakaian yang menampakan aurat, pergaulan bebas, dan lainnya. Sifat yang senang akan
kekerasan juga telah merasuki jiwa para pemuda masa kini, sehingga menimbulkan
perkelahian dan tawuran.

Jika melihat keadaan para pemuda Indonesia saat ini rasa-rasanya sulit bagi kita untuk
mengidamkan negeri ini menjadi pemimpin peradaban di dunia ini seperti yang di idam-
idamkan oleh kita semua. Mustahil mendapatkan hasil yang yang lebih baik dengan usaha
yang sama dengan sebelumnya. Untuk mengetahui bagaimana keadaan suatu Negara di masa
depan maka lihatlah kehidupan para pemudanya masa kini. Dan indikator lainnya adalah
konten atau program acara apa yang diberikan media kepada generasi mudanya. Sebenarnya
pemuda yang ada sekarang ini harus berkaca kepada seorang pemuda yang gagah berani,
pemuda yang membawa zaman dari zaman kegelapan ke zaman terang menderang dialah
pemuda pujaan bangsa dialah Rasulullah S.A.W. yang mempunyai suri tauladan yang baik
dan menjadi contoh untuk semua kaum baik yang sudah tua maupun yang masih muda
sekalipun, memang sulit untuk meniru perilaku Rasulullah dalam membangun bangsa dan
umatnya, tetapi tidak ada kata sulit apabila kita ada kemauan untuk menuju perubahan,
berubah dari negara yang berkembang ke negara yang maju dalam segala bidang dan maju
dalam iman dan taqwa.

2.4. Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Pemuda

Kondisi atau keadaan pemuda dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

a. Faktor keluarga

Dalam keluarga yang pola hidupnya baik maka akan membentuk pemuda yang baik
dan sebaliknya.

b. Faktor lingkungan
Lingkungan yang baik sangat diperlukan dalam masa pendidikan remaja. Remaja
masih perlu mencari jati dirinya, sehingga lingkungan harus mendukung supaya
remaja tersebut menjadi remaja yang baik.

c. Interaksi pemuda dalam bergaul

Dalam bergaul, seoarang pemuda bisa mengikuti perilaku teman bergaulnya. Pemuda
masih dalam proses mencari jati diri, jadi mereka selalu mengikuti hal yang
dianggapnya menarik. Seorang pemuda akan mengikuti hal-hal yang biasa dilakukan
kebanyakan teman-temannya. Jika teman-temannya berperilaku baik maka ia akan
mencontohnya dan sebaliknya.

2.5. Upaya Berbagai Pihak Untuk Menciptakan Generasi Muda yang Tangguh

Pemuda yang tangguh sangat dibutuhkan untuk membangun keluarga, bangsa, dan agama
yang baik. Oleh karena itu, berbagai tindakan dilakukan untuk menciptakan pemuda yang
tangguh.

2.6 Upaya yang Dilakukan di Lingkungan Keluarga

Kedudukan dan fungsi suatu keluarga dalam kehidupan manusia bersifat primer dan
fundamental. Keluarga pada hakikatnya merupakan wadah pembentukan masing-masing
anggotanya, terutama anak-anak yang masih berada dalam bimbingan tanggung jawab
orangtuanya. Perkembangan anak pada umumnya meliputi keadaan fisik, emosional sosial
dan intelektual. Bila kesemuanya berjalan secara harmonis maka dapat dikatakan bahwa anak
tersebut dalam keadaan sehat jiwanya. Dalam perkembangan jiwa terdapat periode-periode
kritik yang berarti bahwa bila periode-periode ini tidak dapat dilalui dengan harmonis maka
akan timbul gejala-gejala yang menunjukkan misalnya keterlambatan, ketegangan, kesulitan
penyesuaian diri, kepribadian yang terganggu, bahkan menjadi gagal sama sekali dalam tugas
sebagai makhluk sosial untuk mengadakan hubungan antar manusia yang memuaskan baik
untuk diri sendiri maupun untuk orang di lingkungannya. Keluarga merupakan kesatuan yang
terkecil di dalam masyarakat tetapi menepati kedudukan yang primer dan fundamental, oleh
sebab itu keluarga mempunyai peranan yang besar dan vital dalam mempengaruhi kehidupan
seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap kritisnya. Keluarga yang gagal
memberi cinta kasih dan perhatian akan memupuk kebencian, rasa tidak aman dan tindak
kekerasan kepada anak-anaknya. Demikian pula jika keluarga tidak dapat menciptakan
suasana pendidikan, maka hal ini akan menyebabkan anak-anak terperosok atau tersesat
jalannya.

Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar antara 13 sampai 16
tahun atau yang biasa disebut dengan usia belasan yang tidak menyenangkan, dimana terjadi
juga perubahan pada dirinya baik secara fisik, psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973).
Pada masa transisi tersebut kemungkinan dapat menimbulkan masa krisis, yang ditandai
dengan kecenderungan munculnya perilaku menyimpang. Pada kondisi tertentu perilaku
menyimpang tersebut akan menjadi perilaku yang mengganggu (Ekowarni, 1993). Melihat
kondisi tersebut apabila didukung oleh lingkungan yang kurang kondusif dan sifat
keperibadian yang kurang baik akan menjadi pemicu timbulnya berbagai penyimpangan
perilaku dan perbuatan-perbuatan negatif yang melanggar aturan dan norma yang ada di
masyarakat yang biasanya disebut dengan kenakalan remaja.

Faktor keluarga sangat berpengaruh terhadap timbulnya kenakalan remaja. Kurangnya


dukungan keluarga seperti kurangnya perhatian orangtua terhadap aktivitas anak, kurangnya
penerapan disiplin yang efektif, kurangnya kasih sayang orangtua dapat menjadi pemicu
timbulnya kenakalan remaja. Penelitian yang dilakukan oleh Gerald Patterson dan rekan-
rekannya (dalam Santrock, 1996) menunjukkan bahwa pengawasan orangtua yang tidak
memadai terhadap keberadaan remaja dan penerapan disiplin yang tidak efektif dan tidak
sesuai merupakan faktor keluarga yang penting dalam menentukan munculnya kenakalan
remaja. Perselisihan dalam keluarga atau stress yang dialami keluarga juga berhubungan
dengan kenakalan. Faktor genetik juga termasuk pemicu timbulnya kenakalan remaja,
meskipun persentasenya tidak begitu besar.

Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ayah
dan ibu secara ideal tidak terpisah tetapi bahu membahu dalam melaksanakan tanggungjawab
sebagai orang tua dan mampu memenuhi tugas sebagai pendidik. Tiap eksponen mempunyai
fungsi tertentu. Dalam mencapai tujuan keluarga tergantung dari kesediaan individu
menolong mencapai tujuan bersama dan bila tercapai maka semua anggota mengenyam
apakah peranan masing-masing

Peranan ayah :

 Sumber kekuasaan, dasar identifikasi.


 Penghubung dengan dunia luar.
 Pelindung terhadap ancaman dari luar.
 Pendidik segi rasional.

Peranan Ibu :

 Pemberi aman dan sumber kasih sayang.


 Tempat mencurahkan isi hati.
 Pengatur kehidupan rumah tangga.
 Pembimbing kehidupan rumah tangga.
 Pendidik segi emosional.
 Penyimpan tradisi.

Dalam mengatasi kenakalan remaja yang paling dominan adalah dari keluarga yang
merupakan lingkungan yang paling pertama ditemui seorang anak. Di dalam menghadapi
kenakalan anak pihak orang tua hendaknya dapat mengambil dua sikap bicara yaitu:

 Sikap atau cara yang bersifat preventif

Yaitu perbuatan/tindakan orang tua terhadap anak yang bertujuan untuk menjauhkan si anak
daripada perbuatan buruk atau dari lingkungan pergaulan yang buruk. Dalam hal sikap yang
bersifat preventif, pihak orang tua dapat memberikan atau mengadakan tindakan sebagai
berikut :
a. Menanamkan rasa disiplin dari ayah terhadap anak.

b. Memberikan pengawasan dan perlindungan terhadap anak oleh ibu.

c. Pencurahan kasih sayang dari kedua orang tua terhadap anak.

d. Menjaga agar tetap terdapat suatu hubungan yang bersifat intim dalam satu ikatan
keluarga.

e. Pendidikan agama untuk meletakkan dasar moral yang baik dan berguna.

f. Penyaluran bakat si anak ke arah pekerjaan yang berguna dan produktif.

g. Rekreasi yang sehat sesuai dengan kebutuhan jiwa anak.

h. Pengawasan atas lingkungan pergaulan anak sebaik-baiknya.

 Sikap atau cara yang bersifat represif

Yaitu pihak orang tua hendaknya ikut serta secara aktif dalam kegiatan sosial yang bertujuan
untuk menanggulangi masalah kenakalan anak seperti menjadi anggota badan kesejahteraan
keluarga dan anak, ikut serta dalam diskusi yang khusus mengenai masalah kesejahteraan
anak-anak. Selain itu pihak orang tua terhadap anak yang bersangkutan dalam perkara
kenakalan hendaknya mengambil sikap sebagai berikut :

1. Mengadakan introspeksi sepenuhnya akan kealpaan yang telah diperbuatnya sehingga


menyebabkan anak terjerumus dalam kenakalan.

b. Memahami sepenuhnya akan latar belakang daripada masalah kenakalan yang menimpa
anaknya.

1. Meminta bantuan para ahli (psikolog atau petugas sosial) di dalam mengawasi
perkembangan kehidupan anak, apabila dipandang perlu.

d. Membuat catatan perkembangan pribadi anak sehari-hari.

2.7 Upaya yang Dilakukan di Lembaga Pendidikan

Dalam diri manusia terdapat kemampuan dasar atau fitrah baik jasmaniah maupun rohaniah
yang tidak dapat berkembang dengan baik tanpa bimbingan dari pendidik. Oleh karena itu
setiap manusia membutuhkan pendidikan untuk mengembangkan jasmaniah dan rohaniah.
Kebutuhan pendidikan tersebut bukan sekedar untuk mengembangkan perkembangan
kemampuan dasar aspek individualitas atau sosialitas semata, melainkan juga untuk
mengarahkan perkembangan kemampuan dasar itu kepada pola hidup yang dihajatkan
manusia dalam bidang duniawi dan ukhrawi, agar keduanya biasa berjalan seiring dalam
bentuk yang harmonis, sehingga diharapkan manusia dapat bahagia hidupnya baik di dunia
maupun di akhirat.
Sekolah merupakan salah satu wujud atau bentuk dari pendidikan formal sebagai kelanjutan
dari pendidikan informal dimana anak didiknya masih mempunyai ketergantungan kepada
keluarga dan orang lain dalam mencapai kedewasaannya.

Sehubungan dengan hal tersebut anak perlu distimulasi berbagai aspek perkembangannya
serta dibekali dengan berbagai kompetensi agar dapat menghadapi tantangan zaman.

Di sekolah, hal yang dapat membentuk pemuda yang tangguh antara lain :

 Ø Pendidikan dan bimbingan yang dilakukan oleh guru kepada siswa

Tugas guru adalah mendidik anak didik dan mempersiapkan mereka sebaik-baiknya,
sehingga ia menjadi orang yang sempurna, maka guru harus menjadi pendidik yang diserahi
tugas untuk mendidik jasmani, akal dan akhlak. Tugas guru tidak hanya menyampaikan ilmu
pengetahuan, akan tetapi bertugas membina anak didik menjadi orang dewasa, maka guru
bertanggungjawab untuk menguatkan jasmani dan rokhani murid, menumbuhkan pengertian
anak didik terhadap apa yang diajarkannya dari berbagai ilmu pengetahuan, dalam usaha
membentuk akhlaknya, membina akhlaknya, membangkitkan minatnya untuk mencapai
pengetahuan, menanamkan dalam jiwanya akhlak yang mulia. Guru harus tetap percaya akan
kemampuan dirinya sendiri, sehingga mudah melatihnya, mengajarkannya dan mendidiknya
dengan pendidikan yang membeks dalam jiwa.

Guru merupakan ujung tombak mewujudkan pendidikan bermutu. Mutu pendidikan sangat
ditentukan oleh kompetensi guru. Kedepan guru harus tetap konsisten menjaga
kewibawaannya. Itu dapat dilakukan bilamana guru memahami dan menghayati profesi dan
kode etik guru. Guru bisa dikatakan digugu dan ditiru oleh masyarakat banyak. Guru sebagai
innovator penggerak permasalahan dikalangan masyarakat. Keberhasilan anak-anak bangsa
ini sangat tergantung pada hati nurani guru, bagaimana caranya membimbing dan mendidik
anak didiknya.

Ciri-ciri guru profesional :

1. Antusias : menampilkan semangat untuk hidup.


2. Berwibawa: menggerakkan orang.
3. Positif: melihat peluang dalam setiap saat.
4. Supel: mudah menjalin hubungan dengan beragam siswa.
5. Humoris
6. Luwes: menemukan lebih dari satu cara untuk mencapai hasil.
7. Menerima: mencari di balik tindakan dan penampilan luar untuk menemukan nilai-
nilai ini.
8. Fasih: berkomukasi dengan jelas, ringkas dan jujur.
9. Tulus: memiliki niat dan motivasi positif.
10. Spontan: dapat mengikuti irama dan tetap menjaga hasil.
11. Menarik dan tertarik: mengaitkan setiap informasi dengan pengalaman hidup siswa
dan peduli akan diri siswa.
12. Menganggap siswa mampu dan percaya akan kesuksesan siswa.
13. Menetapkan dan memelihara harapan tinggi : membuat pedoman kualitas hubungan
dan kualitas kerja memacu setiap siswa untuk berusaha sebaik mungkin.
 Ø Sosialisasi siswa terhadap siswa lain atau terhadap warga sekolah

Tidak hanya pendidikan yang diberikan guru saja, namun pendidikan sosial yakni pendidikan
cara berinteraksi dengan siswa lain atau warga sekolah. Dalam hal ini, siswa dapat
mempraktekan hal-hal yang telah diajarkan guru dalam kehidupan nyata, tetapi masih dalam
lingkungan sekolah sehingga siswa masih dalam pengawasan guru.

 Ø Kegiatan ekstrakurikuler

Selain pendidikan formal dalam kelas, banyak sekolah yang mengadakan kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan ini dapat melatih keterampilan siswa di bidang tertentu. Misalnya
Pramuka, olah raga, kegiatan keagamaan, dan musik.

2.8 Upaya yang Dilakukan di Lingkungan Masyarakat

Upaya yang bisa dilakukan untuk membentuk generasi muda yang tangguh di lingkungan
masyarakat antara lain:

Dibentuk suatu organisasi kepemudaan sehingga dalam organisasi tersebut akan ada proses
pembelajaran bagi pemuda.

 Akan terbentuk tujuan dalam berorganisasi.


 Akan adanya pembelajaran demokrasi.
 Para tokoh masyarakat dapat dengan mudah memberi bimbingan pada pemuda karena
terdapat suatu wadah/organisasi yang menampung pemuda.

Diadakannya tempat untuk mengaji sehingga para pemuda dapat mengaji dan mendapat
bimbingan moral dari guru ngaji tersebut.

Diadakannya kegiatan sosial, seperti kerja bakti dan lain-lain.

Untuk menciptakan generasi muda yang tangguh dapat diwujudkan dengan upaya-upaya di
atas, namun hal yang paling penting dan merupakan pengaruh terbesar untuk menciptakan
generasi muda yang tangguh adalah kesadaran pemuda sendiri. Yakni, kesadaran untuk
merubah diri untuk menjadi yang lebih baik. Upaya-upaya di atas tidak akan berhasil tanpa
ada kesadaran dari pemuda itu sendiri.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pemuda memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan dan kemajuan bangsa. Pemuda
yang tangguh dapat diartikan pemuda yang bisa menggunakan masa mudanya untuk hal-hal
yang bermanfaat dan meninggalkan hal-hal yang buruk.

Pemuda pada zaman pergerakan nasional memiliki kemauan keras untuk bisa mempersatukan
bangsa Indonesia dan membebaskan diri dari penjajahan. Sedangkan pemuda zaman sekarang
mendapati kemajuan IPTEK yang sangat pesat, sehingga mereka yang memiliki pikiran yang
baik dan bertanggungjawab akan menggunakannya untuk hal yang bermanfaat, dan yang
buruk akan menggunakannya untuk hal negatif. Pemuda zaman sekarang banyak yang
menjadi korban era globalisasi (victim globalization). Faktor yang mempengaruhi keadaan
pemuda berasal dari keluarga, lingkungan, dan pergaulan pemuda.

Upaya untuk menciptakan generasi muda yang tangguh dapat dilakukan di dalam keluarga
dengan bimbingan orang tua; di lembaga pendidikan dengan bimbingan dari guru; dan di
lingkungan masyarakat dengan mengadakan organisasi pemuda yang positif dan adanya
pengawasan dari tokoh masyarakat.

Namun yang paling penting adalah kesadaran dari pemuda itu sendiri. Tanpa kesadaran dari
pemuda sendiri, upaya yang dilakukan akan sia-sia.

3.2. Saran

Agar usaha-usaha menciptakan generasi muda tangguh sebagaimana yang tercantum di atas
menjadi lebih efektif, maka sebaiknya kesadaran pemuda tersebut harus sudah tumbuh dan
melekat pada jiwanya. Untuk itu sebelum melakukan tindakan, disarankan untuk berupaya
menumbuhkan kesadaran pemuda tersebut terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA

https://arifinhakam.wordpress.com/karya-tulis-usaha-menciptakan-generasi-muda-
yang-tangguh/

Anda mungkin juga menyukai