Anda di halaman 1dari 7

KLIPING

MULOK
“Pengelolaan Bahan Serat”

KELAS VII
Kelopok : 1
Nama :
1. Siti Hafsah Alwi
2. Anisa A. Wailissa

MTS. AL-HILAL NEGRI TAMILOUW


TAHUN AJARAN 2018/2019
PENGELOLAAN BAHAN SERAT

Indonesia merupakan negara yang memiliki aneka ragam suku bangsa, sumber daya
alam, dan budaya. Tingginya keanekaragaman suku, budaya dan sumber daya alam Indonesia
telah memberi keuntungan kepada bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, kita harus bersyukur
kepada Tuhan yang Maha Esa kareta telah diberi kekayaan itu.

1. Jenis – jenis Serat beserta pengertiannya


Pada dasarnya serat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu serat alam dan serat buatan
manusian. Berikut penjelasan dari masing masing serat.
a. Serat alam
Serat alam menurut Jumaeri, (1977:5), yaitu serat yang langsung diperoleh di alam.
Pada umumnya kain dari serat alam mempunyai sifat yang hampir sama yaitu kuat, padat,
mudah kusut, dan tahan penyetrikaan. Secara sederhananya serat alam adalah serat yang
berasal dari alam yang dapat dimanfaatkan untuk membuat sesuatu.
Serat alam dibedakan menjadi 3 kategori berdasarkan asal-usulnya yaitu :
1) Serat tumbuhan
Serat ini biasanya tersusun dari selulosa yang berasal dari tumbuhan. Berikut contoh serat
tumbuhan:
Nama Serat Sumber
Kapas Biji buah kapas
Kapuk Kapuk
Goni Tangkai rami
Sabut Sabut kelapa
Pina Daun nanas

2) Serat hewan
Serat ini biasanya tersusun dari protein yang berasal dari hewan. Berikut contoh serat
hewan :
Nama Serat Sumber
Wol Domba
Sutra Ulat sutra
Bulu Hewan berbulu

3) Serat mineral
Serat ini tersusun dari silikat magnesium dan kalsium. Contoh serat mineral adalah serat
asbes yang berasal dari varietas batu

Gambar 1-3 : Serat asbes


Sumber : http://kkcdn-static.kaskus.co.id/images/2012/12/20/783235_20121220042106.jpg

b. Serat buatan manusia


serat buatan menurut Jumaeri, (1979:35), yaitu serat yang molekulnya disusun secara
sengaja oleh manusia. Sifat-sifat umum dari serat buatan, yaitu kuat dan tahan gesekan. Jadi
yang dimaksud dengan serat buatan adalah serat yang dibuat manusia untuk dimanfaatkan
sebagai bahan membuat sesuatu.
Serat buatan dibedakan menjadi 3 kategori berdasarkan bahan bakunya yaitu:
1) Serat polimer alam
Serat ini basanya bersumber dari bahan katun atau kayu yang diperoleh dari alam.
Berikut contoh serat polimer alam:
Nama Serat Sumber
Rayon Bahan katun atau kayu
Asetat Bahan katun atau kayu
Tri Asetat Bahan katun atau kayu

2) Serat polimer sintetis


Serat sintetis umumnya berasal dari bahan petrokimia. Berikut contoh serat sintetis:
Nama Serat Sumber
Nilon Poliamida alifatik
Poliester Alcohol dihidrat dan asam tereflalat
Akrilik Akrilonitril
Spandeks Poliurethan
Polikarbonat Asam karbonat
·
3) Serat mineral
Serat ini berbahan dasar anorganik. Berikut contoh serat mineral:
Nama Serat Sumber
Kaca Pasir silica, batu kapur
Keramik Alumunium, silika
Grafit Karbon

2. Sifat – sifat serat


a. Serat alam
Nama Serat Sifat-sifat
Kapas Serat memanjang datar
Warna putih krem
Panjang berkisar 1 cm – 5 cm
Linen tampilan bentuk polygonal
panjang 15 – 120 cm
warna putih pudar
Wol Tampilan berkerut
Warna putih krem
Panjang hingga 40 cm

b. Serat buatan
Nama Serat Sifat-sifat
Rayon Warna transparan
Cepat terbakar
Kekuatan cukup baik
Poliester Tampilan halus dan rata
Warna putih
Daya serap air kurang dari 1%
Akrilik Permukaan sama dan tidak teratur
Warna putih
Daya serap air 1 – 3%

3. Karakteristik serat
a. Serat alam
Nama Serat Karakteristik
Kapas Terasa nyaman dan lembut
Daya elastisitasnya rendah
Rentan terhadap kerutan
wol Cukup elastis
Mudah menyerap lembab
Menyatu dengan suhu tinggi
Sutra Tekstur licin dan berkilau
Ringan dan kuat
Tingkat elastisitas lemah

b. Serat buatan
Nama Serat Karakteristik
Rayon Lembut dan halus
Elastisitas rendah
berkilau
Nilon tingkat elastisitas tinggi
tahan lama karena kuat
tahan tehadap jamur dan serangga
Poliester kekuatan baik
tidak menyerap
lunak jika dipanaskan

4. Pengolaan Bahan Serat


a) Pemintalan benang
Dari proses pemilihan serat akan dilanjutkan pengolahan kapas menjadi benang yang
disebut pemintalan.
Gambar Pemintalan kapas secara manual

b) Penggulungan benang

Benang yang sudah dipintal akan digulung menggunakan alat penggulung benang.

GambarMenggulung benang hasil pemintalan


c) Pencelupan Warna
Benang diproses dengan pencelupan untuk memperoleh warna yang kuat. Selanjutnya
benang dikeringkan.

Gambar Mewarnai Benang

d) Penenunan Benang Menjadi Kain


Setelah kering, benang dapat ditindaklanjuti dengan proses penenunan menjadi kain.

Gambar Menenun Kain

Benang yang telah jadi bahan baku dapat digunakan untuk membuat makrame dan
tapestri, sedangkan kain dapat digunakan untuk membuat kain ikat celup.

DAFTAR PUSTAKA

Jusuf, Herman. 2012. Kain-Kain Kita, Cetakan 1. Jakarta: Dian Rakyat. Bragdon,
Allen Davenport. 1975 Family Creative Workshop, New York: Plenary Publication
International, Incorporated.

Hollen, Norma. 1979 Textiles, New York: Macmillan Publishing Co.,Inc., Sulcan, Ali.
2011. Proses Desain Kerajinan, Cetakan 1. Jakarta: AdityaMedia Publishing.

Direktorat Internalisasi Budaya, Kemdikbud. Tjindarbumi, Nita. 2015. Rajut. Jakarta:


Linguakata. R.W, Mancrieft. 1983. Struktur dan Sifat Serat-serat. Jakarta: Bhatara Karya
Aksara.

Anda mungkin juga menyukai