Anda di halaman 1dari 10

Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan P-ISSN 1978 - 2365

Vol. 16 No. 1 Juni 2017 : 15 - 24 E-ISSN 2528 - 1917

ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN PANAS BUANG PLTG UNTUK


PEMBANGKIT DAYA

POTENTIAL UTILIZATION ANALYSIS OF WASTE HEAT FROM


GAS POWER PLANT FOR INCREASING POWER

Dedi Suntoro, Nina Konitat, Khalif Ahadi


Puslitbangtek Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi
Jl. Ciledug Raya Kav. 109 Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Indonesia
dedisunt@yahoo.com

Abstrak
Kapasitas daya terpasang seluruh Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di Indonesia adalah 3.591 MW
atau 9,6% dari total pembangkit listrik. Suatu PLTG umumnya memiliki efisiensi 25 - 30% sehingga energi
panas yang terbuang dari PLTG mencapai sekitar 60-70%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
potensi daya dari panas buang PLTG, peningkatan efisiensi yang didapat setelah memanfaatkan sisa panas
buang PLTG untuk pembangkit daya, serta kriteria kelayakan ekonomi dari pemanfaatan panas buang
untuk pembangkit daya di PLTG Pesanggaran Bali. Metodologi yang digunakan adalah dengan melakukan
analisis termodinamika menggunakan paket program Cycle Tempo, kemudian melakukan analisis ekonomi
untuk mengetahui kriteria kelayakan ekonomi dari pemanfaatan panas buang untuk pembangkit daya. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa panas buang dari PLTG Unit 1, 2, 3, dan 4 Pesanggaran Bali dapat
dimanfaatkan untuk pembangkit daya dengan siklus kogenerasi menggunakan siklus uap Rankine atau
Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU). Peningkatan efisiensi setelah pemanfaatan sisa panas
buang PLTG untuk pembangkit daya adalah 46,46% dari efisiensi semula. Kriteria kelayakan ekonomi
untuk pemanfaatan panas buang PLTG untuk pembangkit daya adalah nilai NPV (Net Present Value)
untuk masing-masing PLTG yang bernilai positif, IRR (Internal Rate of Return) untuk PLTG Unit 1 dan
PLTG Unit 2 adalah 49%, sedangkan PLTG Unit 3 dan PLTG Unit 4 adalah 57%. Payback period PLTG
Unit 1 dan PLTG Unit 2 adalah 2,6 tahun sedangkan PLTG Unit 3 dan PLTG Unit 4 adalah 2,2 tahun.

Kata kunci: Panas Buang; PLTGU; Listrik

Abstract
Installed power capacity of the entire natural gas power plant in Indonesia is 3,591 MW or 9.6% of total
electricity generation. Natural gas power plant generally has an efficiency of 25-30%, therefore wasted
heat energy from the power plant reaches about 60-70%. This study aims to determine the power potential
of waste heat natural gas power plant, knowing the increased efficiency gained after utilize the waste heat
for power generation, and to analyze the criteria for the economic feasibility of waste heat utilization for
power generation at Pesanggaran Bali power plant. The Cycle Tempo program was employed to do the
thermodynamic analysis. The results showed that the waste heat from the PLTG Units 1, 2, 3, and 4 can be
utilized for power generation with cogeneration cycle using steam Rankine cycle (steam power plant).
Efficiency value was increase 46.46% from the original, after utilizisation of the waste heat for power
generation. As for the economic feasibility, the criterias have to meet the following requirements, i.e. NPV
(Net Present Value) values obtained for each power plant is positive, IRR (Internal Rate of Return) for
Natural gas power plant Unit 1 and Unit 2 is 49%, and for Natural gas power plant Unit 3 and Unit 4 is
57%. The payback period for Natural Gas power plant Unit 1 and Unit 2 is 2.6 years, and for Natural Gas
power plant Unit 3 and Unit 4 is 2.2 years.

Keywords: Waste Heat; Combined Cycle Plant; Electricity

Diterima : 31 Oktober 2016, direvisi : 3 Maret 2017, disetujui terbit : 27 November 2017 15
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 16 No. 1 Juni 2017 : 15 - 24

PENDAHULUAN Untuk memanfaatkan panas gas buang


Latar Belakang sebagai pembangkit daya, dapat digunakan suatu
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) sistem yang disebut waste heat recovery steam
merupakan salah satu jenis pembangkit listrik generator (WHRSG)[6]. Pemanfaatan energi yang
utama yang memasok kebutuhan listrik di terbuang pada turbin gas dengan WHRSG
Indonesia. Kapasitas daya terpasang seluruh sehingga menghasilkan daya listrik disebut
PLTG di Indonesia adalah 3.591 MW atau 9,6% combined cycle atau Pembangkit Listrik Tenaga
dari total pembangkit listrik[1]. Pertumbuhan Gas dan Uap (PLTGU). PLTGU biasa menjadi
PLTG di Indonesia merupakan yang tercepat pilihan utama dibanding pembangkit listrik jenis
diantara jenis pembangkit listrik lainnya, yaitu lain karena memiliki efisiensi konversi bahan
sebesar 10% per tahun[2]. Selain waktu bakar fosil ke listrik lebih tinggi[7]. Seiring
pembangunan yang lebih singkat, PLTG dengan kemajuan teknologi, saat ini efisiensi
memiliki keunggulan yaitu waktu start up lebih total PLTGU mencapai 50 sampai 60%[8][9][10].
pendek dan fleksibilitas terhadap beban operasi Penerapan PLTGU dapat menurunkan jumlah
yang berubah-ubah[3]. emisi gas polutan[10][11]. Pemanfaatan panas
Pembangkit Listrik Tenaga Gas adalah buang PLTG dengan WHRSG di Indonesia akan
pembangkit listrik yang menggunakan turbin gas meningkatkan efisiensi dan mengurangi polusi
sebagai penggerak generatornya. Komponen secara nasional. Pada penelitian ini dilakukan
utama PLTG terdiri dari kompresor, ruang bakar simulasi perhitungan pemanfaatan panas buang
dan turbin. Turbin gas dirancang dan dibuat di salah satu PLTG yang ada di Indonesia yaitu
dengan prinsip kerja yang sederhana dimana PLTG Pesanggaran Bali.
energi panas yang dihasilkan dari proses
Maksud dan Tujuan
pembakaran bahan bakar diubah menjadi energi
Maksud dari penelitian ini adalah untuk
mekanis. Pada operasi pembangkit tersebut,
mengidentifikasi potensi sisa panas gas buang
energi panas sebagai hasil sampingan ternyata
PLTG untuk dikonversi menjadi sumber energi.
jauh lebih besar daripada energi listrik yang
Adapun tujuannya adalah sebagai berikut:
dihasilkan sebagai tujuan utama pembangkit
1. Mengetahui potensi daya dari panas buang
itu[4]. Suatu PLTG umumnya memiliki efisiensi
PLTG;
25 - 30%, dan PLTG modern, di mana
2. Mengetahui peningkatan efisiensi yang
temperaturnya mencapai 1110oC, memiliki
didapat setelah memanfaatkan sisa panas
efisiensi 32 - 33%, sehingga energi panas yang
buang PLTG untuk pembangkit daya;
terbuang dari PLTG mencapai sekitar 60-70%.
3. Mengetahui kriteria kelayakan ekonomi dari
Jika gas buang mencapai suhu 500oC, maka gas
pemanfaatan panas buang untuk pembangkit
buang itu bisa digunakan untuk memanaskan
daya.
sebuah boiler PLTU atau peralatan lainnya[5].

16
Analisis Potensi Pemanfaatan Panas Buang PLTG untuk Pembangkit Daya

Tinjauan Pustaka turbin uap dan menghasilkan listrik (PLTU) dan


Sistem kogenerasi dapat diklasifikasikan biasanya dipasang pada saluran gas buang turbin
menjadi dua yaitu topping cycles (daur atas) dan gas yang disebut dengan combined cycle plant
bottoming cycles (daur bawah). Pada daur atas, untuk mengoptimalkan biaya dan efisiensi siklus.
suatu pembangkit menghasilkan listrik terlebih Contoh skema sederhana combined cycle plant
dahulu dan panas buangnya dimanfaatkan untuk dapat dilihat pada Gambar 1[6].
memenuhi kebutuhan beban panas. Beda dengan Sistem daya uap (PLTU) yang dimodelkan
daur bawah, dimana energi panas dihasilkan sebagai siklus Rankine terdiri dari turbin, pompa,
langsung dari bahan bakar, kemudian panas serta penukar panas. Laju aliran panas buang
sisanya dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik. PLTG, dimanfaatkan potensi energi termalnya
Pada combined cycle (PLTGU) biasanya terdiri untuk memanaskan air bertekanan yang menjadi
turbin gas daur atas dan dikombinasikan dengan fluida kerja siklus Rankine. Waste heat recovery
turbin uap daur bawah. Pada umumnya steam generator merupakan sistem penukar
kogenerasi banyak digunakan pada mesin diesel panas yang terdiri dari beberapa komponen yaitu:
dan gas turbin. Dengan menggunakan teknologi ekonomizer, evaporator, drum, dan superheater
kogenerasi, efisiensi total pada pembangkit seperti disajikan pada Gambar 2.
diharapkan dapat meningkat. Ekonomizer berfungsi untuk memanaskan
Waste heat recovery steam generator air hingga temperatur didihnya, lalu dialirkan ke
adalah alat yang memanfaatkan kembali panas drum. Di drum, fluida kerja terbagi menjadi
buang untuk menghasilkan daya listrik dengan fluida yang masih berfasa cair di bagian bawah,
cara memanaskan air pada boiler sehingga dan fluida yang sudah berfasa uap di bagian atas.
menghasilkan steam untuk menggerakkan turbin Fluida kerja berfasa cair dipompakan kembali ke
dan generator. evaporator dan kembali dipanaskan agar fluida
itu berubah fasa menjadi uap lalu dikembalikan
lagi ke drum. Air yang berfasa uap lalu dialirkan
ke superheater untuk dinaikkan temperaturnya.

Gambar 1. Skema sederhana combined cycle


plant[9].

Sistem ini bertujuan untuk menghasilkan Gambar 2. Skema rangkaian sistem penukar
uap bertekanan yang nantinya menggerakkan panas

17
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 16 No. 1 Juni 2017 : 15 - 24

Tahap-tahap simulasi menggunakan paket


METODOLOGI
program Cycle Tempo adalah sebagai berikut:
Prosedur Penelitian
a. Membuat gambar komponen-komponen
Langkah-langkah penelitian pemanfaatan
yang dibutuhkan untuk pembangkitan daya
panas buang PLTG ini adalah sebagai berikut:
dengan siklus Rankine yang ditunjukkan
1. Melakukan pengumpulan data PLTG
Gambar 3.
Pesanggaran Bali yang terdiri dari:
b. Memasukkan data pada masing-masing
• Daya output dan efisiensi
komponen dengan asumsi yang digunakan
• Waktu operasi
untuk proses analisis energi pada simulasi ini
• Temperatur dan laju alir gas buang
adalah sebagai berikut:
2. Melakukan analisis termodinamika dengan
1. Efisiensi isentropis turbin sebesar 85%
cara simulasi menggunakan paket program
dan generator sebesar 97%,
Cycle Tempo.
2. Efisiensi isentropis pompa sebesar 75%,
3. Melakukan analisis kelayakan ekonomi
3. Temperatur air pendingin adalah 27oC
berdasarkan spesifikasi hasil simulasi teknis
dengan tekanan 1,02 bar,
pada langkah 2.
4. Penurunan tekanan di evaporator dan
kondensor = 0, dengan asumsi bahwa
Analisis Termodinamika
penurunan tekanan di evaporator dan
Untuk mempermudah analisis
kondensor sangat kecil mendekati
pemanfaatan potensi termal ini agar
kondisi ideal.
mendapatkan daya listrik yang optimal,
5. Perubahan energi kinetik dan potensial
digunakan paket program Cycle Tempo.
diabaikan,
Keluaran dari paket program ini adalah hasil
6. Setiap komponen dianggap beroperasi
perhitungan laju massa fluida kerja yang dapat
pada kondisi tunak.
terpanaskan oleh sistem penukar panas sesuai
c. Menjalankan proses simulasi (Run) untuk
temperatur dan tekanan kerjanya serta daya
mendapatkan hasil dengan menggunakan
listrik yang dihasilkan generator[12].
metode iterasi sehingga tidak terdapat error.
Dengan memanfaatkan panas buang PLTG
menggunakan WHRSG, siklus pembangkit daya
uap akan menjadi PLTGU dan meningkatkan
efisiensi dari pembangkit tersebut yang dapat
dihitung dengan persamaan efisiensi sebagai
berikut[13]:

(1)

Gambar 3. Skema rangkaian sistem daya uap di mana:

18
Analisis Potensi Pemanfaatan Panas Buang PLTG untuk Pembangkit Daya

= efisiensi PLTGU (%) Rumus IRR:

MW(GT) = Daya Turbin Gas (MW) (3)

MW(ST) = Daya Turbin Uap (MW) keterangan:


Qf = Panas yang disuplai (Laju alir = tingkat bunga 1 (tingkat discount
bahan bakar x LHV) (MW) rate yang menghasilkan )
= tingkat bunga 2 (tingkat discount
Analisis kelayakan ekonomi
rate yang menghasilkan )
Analisis kelayakan ekonomi diukur dalam
beberapa parameter, yaitu jangka waktu = net present value 1

pengembalian investasi (payback period), = net present value 2


Internal Rate of Return (IRR) dan Net Present Payback period adalah jangka waktu
Value (NPV). NPV merupakan selisih antara untuk mengembalikan semua biaya–biaya yang
nilai sekarang investasi (capital outlays) dengan telah dikeluarkan dalam suatu proyek. Semakin
nilai sekarang penerimaan kas bersih (present kecil periode waktu pengembaliannya, semakin
value of proceed) selama umur investasi. Suatu cepat proses pengembalian suatu investasi dan
proyek dikatakan layak secara ekonomis jika kemungkinan besar akan dipilih[14].
[14]
nilai NPV positif (lebih besar dari nol) . Rumus PBP:
Rumus NPV: (4)
(2) keterangan:
keterangan: PBP = payback period.
= Aliran kas masuk bersih pada tahun P = investasi awal.

ke-1 n = periode terakhir dimana jumlah investasi

r= Tingkat keuntungan yang awal belum tertutupi.

disyaratkan oleh para pemilik modal v1 = cash in tahun n (dengan memperhitungkan

dengan memperhatikan resiko usaha time value of money)

n= Jumlah tahun/usia ekonomis proyek v2 = cash in tahun n + 1 (dengan

(atau periode studi) memperhitungkan time value of money)

IRR merupakan metode untuk mengukur


tingkat suku bunga yang menggambarkan tingkat HASIL DAN PEMBAHASAN
pengembalian intern. Suatu rencana investasi Potensi Panas Buang PLTG
dikatakan layak jika memiliki nilai IRR lebih Potensi energi panas buang dapat dilihat

besar dari tingkat suku bunga yang disyaratkan dari parameter laju alir massa dan temperaturnya.

atau MARR (IRR > MARR). Jika terjadi Laju aliran massa untuk PLTG Unit 1 dan 2
sebaliknya, maka rencana investasi tersebut adalah sebesar 75 kg/s dan untuk PLTG unit 3

dianggap tidak layak untuk direalisasikan [14]. dan 4 adalah sebesar 150kg/s.

19
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 16 No. 1 Juni 2017 : 15 - 24

Panas buang PLTG berasal dari rata-rata untuk menghasilkan daya listrik. Berdasarkan
data CEMS (Continuous Emission Monitoring hasil simulasi PLTG unit 3, agar diperoleh hasil
System) di PLTG unit 3 pada Bulan Maret 2015. yang konvergen pada sistem ini, temperatur air
Temperatur rata-rata panas buang PLTG di keluar heat exchanger 14 maksimal 180°C dan
PLTG unit 3 pada Bulan Maret 2015 sebesar menghasilkan daya listrik 17,4 MW dengan laju
558,230 C. Temperatur panas buang ini termasuk alir steam 17,15 kg/s.
dalam klasifikasi potensi panas buang Untuk mengoptimalkan panas buang dari
medium[15]. Panas tersebut cukup tinggi dan bisa PLTG, dibuat alternatif dengan menggunakan
dimanfaatkan lagi untuk pembangkit daya. siklus regenerasi seperti pada Gambar 5.
Alternatif ini bertujuan agar efisiensi termal pada
Analisis Termodinamika sistem ini meningkat. Sebagian fluida kerja yang
Gambar 4 merupakan hasil simulasi masuk turbin diekstraksi dan masuk ke deaerator
masukan data seperti temperatur gas panas serta untuk memanaskan awal fluida sebelum masuk
asumsi-asumsi yang digunakan pada siklus WHRSG. Pada sistem ini, air yang masuk ke
WHRSG sederhana tanpa regenerasi. Pada siklus boiler sudah dalam temperatur tinggi, sehingga
sederhana ini, panas buang PLTG (source 7) untuk kenaikan temperatur air lebih rendah maka
digunakan untuk memanaskan air di boiler (heat diperoleh laju alir air yang lebih tinggi, dengan
exchanger 14, 1, 18 dan drum 15) sehingga demikian daya listrik yang dihasilkan menjadi
menghasilkan steam. Steam yang dihasilkan lebih tinggi pula.
diekspansikan ke turbin dan memutar generator

Gambar 4. Hasil pemodelan siklus WHRSG dengan paket program Cycle Tempo

20
Analisis Potensi Pemanfaatan Panas Buang PLTG untuk Pembangkit Daya

Gambar 5. Hasil pemodelan siklus regenerasi dengan paket program Cycle Tempo

Berdasarkan hasil simulasi siklus regerasi


Tabel 1. Daya dan efisiensi masing-masing unit
untuk panas buang PLTG unit 3, temperatur
PLTG Pesanggaran dengan siklus regenerasi
maksimal air keluar heat exchanger 14 adalah Unit MW Tg MW ȠPLTG ȠPLTGU
220°C dan menghasilkan daya listrik 19,7 MW PLTG (GT) (oC) (ST) (%) (%)
dengan laju alir steam 20,14 kg/s. Dibandingkan Unit 1 17,8 496 8,14 21,37 31,14
Unit 2 18,3 498 8,19 22,03 31,89
dengan siklus sederhana maka siklus regenerasi
Unit 3 37,4 525 18,04 26,35 39,06
menghasilkan peningkatan daya listrik sebesar
Unit 4 38,4 526 18,11 27,73 40,80
12%. Dengan menggunakan cara yang sama • data MW (GT), Tg (Temperatur Panas Buang PLTG), ȠPLTG
diambil dari Laporan Pemeliharaan (Major Inspection) PLTG
untuk PLTG unit lain akan didapatkan variasi Pesanggaran Unit 1, 2, 3, dan 4

keluaran berupa daya listrik yang dihasilkan.


Hasil pemodelan siklus dengan paket Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa dengan

program Cycle Tempo yang menghasilkan daya memanfaatkan panas buang dari PLTG menjadi

optimum adalah pada kondisi tekanan masuk PLTGU, maka akan terjadi kenaikan efisiensi

turbin sebesar 40 bar dengan siklus regenerasi. yang nilainya bergantung dari besar temperatur

Berdasarkan data temperatur rata-rata panas buang. Semakin besar temperatur panas

panas buang PLTG Pesanggaran selama setahun, buang yang dapat dimanfaatkan, semakin besar

maka sesuai persamaan (1) akan didapat daya pula kenaikan nilai efisiensi yang akan didapat.

dan efisiensi PLTGU untuk masing-masing unit Kenaikan nilai efisiensi pada masing-masing unit

PLTG yang disajikan dalam Tabel 1. di PLTG Pesanggaran adalah 45,72% untuk Unit

21
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 16 No. 1 Juni 2017 : 15 - 24

1, 44,75% untuk Unit 2, 48,23% untuk Unit 3, Berdasarkan hasil perhitungan analisis
dan 47,13% untuk Unit 4. Hal ini sesuai dengan keekonomian, maka didapatkan nilai kelayakan
penelitian-penelitian sebelumnya mengenai ekonomi untuk masing-masing Unit PLTG
kogenerasi pemanfaatan panas buang PLTG seperti tampak pada Tabel 3.
untuk pembangkit daya uap yang memberikan
Tabel 3. Hasil perhitungan keekonomian
kesimpulan bahwa daya yang dapat dibangkitkan
pemanfaatan panas buang PLTG dengan
dengan pembangkit daya uap biasanya setengah WHRSG
dari daya yang dibangkitkan dari PLTG[16][17]. PLTG-1 PLTG-2
NPV 208.325.395.222 210.178.892.501
Analisis Keekonomian IRR 48,68% 48,77%

Perkiraan biaya modal pembangunan Payback Period 2,6 2,6


PLTG-3 PLTG-4
WHRSG dan turbin uap berdasarkan data U.S.
NPV 575.317.856.443 577.912.752.634
Energy Information Administration tahun 2013. IRR 56,85% 56,88%
Biaya modal PLTGU terdiri dari Engineering, Payback Period 2,2 2,2
Procurement and Construction (EPC) sebesar
764 US$/kW dan owner costs 153 US$/kW. KESIMPULAN DAN SARAN
Sedangkan biaya operasional dan maintenace Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat
dibagi dua yaitu biaya variabel dan biaya tetap. disimpulkan bahwa panas buang dari PLTG Unit
Biaya tetap diasumsikan sebesar 13.17 US$/kW- 1, 2, 3, dan 4 dapat dimanfaatkan untuk
tahun sedangkan biaya variabel sebesar 3.6 pembangkit daya dengan siklus kogenerasi
US$/MWh[18]. menggunakan siklus uap Rankine (PLTGU).
Perhitungan kelayakan investasi Peningkatan efisiensi yang didapat setelah
pemanfaatan gas buang PLTG untuk menjadi memanfaatkan sisa panas buang PLTG untuk
PLTGU dengan menggunakan WHRSG pembangkit daya cukup signifikan dengan rata-
menggunakan asumsi-asumsi data pada Tabel 2. rata peningkatan efisiensi sebesar 46,46% dari
efisiensi semula.
Tabel 2. Asumsi perhitungan keekonomian
Kriteria kelayakan untuk pemanfaatan
Parameter Asumsi panas buang PLTG untuk pembangkit daya
Umur Proyek 25 tahun
didapat nilai NPV untuk masing-masing PLTG
Depresiasi Straight line
yang bernilai positif, IRR untuk PLTG Unit 1
Discount rate 15%
dan PLTG Unit 2 adalah 49%, sedangkan PLTG
Pajak Penghasilan 25%
Unit 3 dan PLTG Unit 4 adalah 57%. Payback
Waktu Operasi 7200 jam/tahun
1 US$ Rp13000 period PLTG Unit 1 dan PLTG Unit 2 adalah 2,6

Harga listrik 0.0864 US$/kWh[19] tahun sedangkan PLTG Unit 3 dan PLTG Unit 4
adalah 2,2 tahun.

22
Analisis Potensi Pemanfaatan Panas Buang PLTG untuk Pembangkit Daya

UCAPAN TERIMA KASIH Vol. l, PennWell Publishing Company,


Penulis mengucapkan terima kasih kepada Tulsa, Okla., USA, 1997
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral [9] Chase, D. L. dan P.T. Kehoe, 2000. Gas
atas pendanaan yang telah diberikan pada Combined-Cycle Product Line and
penelitian ini. Performance, New York: GE Power
Systems, GER 3574G
DAFTAR PUSTAKA [10] Aminov, Z. et al., 2016. Evaluation of the

[1] Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Energy Efficiency of Combined Cycle Gas

Kementerian ESDM, 2014. Statistik Turbine. Case Study of Tashkent Thermal

Ketenagalistrikan 2014. Power Plant, Uzbekistan. Appl. Therm.

[2] Dewan Energi Nasional Republik Eng. 103: 501-509.

Indonesia, 2014. Outlook Energi [11] Qiu, K. dan A.C.S. Hayden, 2009.

Indonesia 2014. Performance analysis and modeling of

[3] Matta, R.K., et al., 2000. Power Systems energy from waste combined cycles, Appl.

for the 21st Century-H” Gas Turbine Therm. Eng. 29 (14–15): 3049–3055.

Combined-cycles. Schenectady, NY: GE [12] TU Delft, Cycle Tempo Technical Notes,

Power Systems TU Delft: Netherland

[4] Cengel, Y.A., dan M.A. Boles, 2015. [13] Ibrahim, T.K & Rahman, M.M., 2012.

Thermodynamics: An Engineering Effect of Compression Ratio on

Approach (Eighth Edition). New York: Performance of Combined Cycle Gas

McGraw-Hill Education. Turbine. International Journal of Energy

[5] Almanda, D., 1999. Cogeneration Engineering, 2(1): 9-14.

Pembangkit Listrik yang Ideal. Elektro [14] Kasmir dan Jakfar, 2013. Studi Kelayakan

Indonesia Nomor 25, Tahun V, April 1999. Bisnis. Edisi Revisi. Jakarta: Kencana

http://www.elektroindonesia.com. Prenada Media Group.

[6] The Babcock & Wilcox Company, 2005. [15] Naik-Dhungel dan Neeharika, 2012.

Steam Its Generation and Use (41st Waste Heat to Power Systems. Combined

Edition). Ohio: The Babcock & Wilcox Heat and Power Partnership. U.S.

Company. [16] Burlian, F. & Ghafara, A., 2013.

[7] Khan, M.A., 2013. Technical and Perancangan Ulang Heat Recovery Steam

Financial Analysis of Combined Cycle gas Generator dengan Sistem Dual Pressure

Turbine. Thermal Science, Vol.17 No.3, melalui Pemanfaatan Gas Buang Sebuah

pp. 931-942 Turbin Gas Berdaya 160 MW. Jurnal

[8] Leyzerovich, A., 1997. Large Power Teknik Mesin Unsri.

Steam Turbines, Design and Operation, [17] Carapelluci, Roberto and Giordano,
Lorena. 2012. The Recovery of Exhaust

23
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 16 No. 1 Juni 2017 : 15 - 24

Heat from Gas Turbines 254 MW.


Performance and Robustness of Gas
Turbines, Dr. Volkov Konstantin (Ed.),
ISBN: 978-953-51-0464-3, InTech
[18] U.S. Energy Information Administration,
2013. Updated Capital Cost Estimates for
Utility Scale Electricity Generating Plants.
www.eia.gov
[19] Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral, 2015. Peraturan Menteri ESDM
No. 3 Tahun 2015.

24

Anda mungkin juga menyukai