TESIS
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat sarjana S- 2
Oleh:
Susana Agustina
NIM: 08.93.0042
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER HUKUM KESEHATAN
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2010
Perpustakaan Unika
KATA MUTIARA
( Penulis )
ii
Perpustakaan Unika
oleh:
Susana Agustina
NIM: 08.93.0042
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
iii
Perpustakaan Unika
HALAMAN PENGESAHAN
iv
Perpustakaan Unika
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Susana Agustina, Peserta Program
Studi Magister Hukum Kesehatan, Nim 08.93.0042,
Menyatakan :
1. Bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi.
2. Bahwa sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Susana Agustina
xi
Perpustakaan Unika
ABSTRAK
KETENTUAN AKREDITASI RUMAH SAKIT
DAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PASIEN
xii
Perpustakaan Unika
ABSTRACT
xiii
Perpustakaan Unika
KATA PENGANTAR
memperoleh derajat sarjana strata dua program studi hukum konsentrasi hukum
Sakit dan perlindungan hukum bagi pasien, dimana penilaian dari akreditasi
terhormat Bapak Prof. Dr. Ir. Budi Widianarko,Msi., selaku Rektor Unika
Soegijapranata Semarang.
Soegijapranata Semarang.
v
Perpustakaan Unika
Kepada Dr. Endang Wahyati Yustina, SH., MH., yang telah membimbing
sidang disertasi beliau sehingga terbukalah wawasan penulis untuk dapat lebih
berdiskusi.
ilmu pengetahuan yang diperlukan bagi penulisan tesis ini maupun bagi
penugasan di dalam kehidupan sehari-hari penulis saat ini dan untuk masa yang
akan datang.
vi
Perpustakaan Unika
Kepada mba Shinta dan mba Emilia yang telah menemani penulis untuk
Kepada Bapak Saeful, Bapak Asep, dr Ade, Ibu Elly, Anggi dan Andriani
atas semangat yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis senantiasa
Semarang yang lucu, meriah, penuh semangat dan senantiasa penulis rindukan,
terima kasih atas kebersamaan selama ini yang telah membuat penulis
selama penulis menyelesaikan tesis ini sehingga dapat selesai ditengah tugas-
mendorong penulis untuk tetap eksis di kampus maupun di Rumah Sakit secara
bersama-sama.
penyusunan tesis ini. Terima kasih untuk kesempatan yang telah diberikan
sehingga hari-hari terasa cepat berlalu dan atas cinta yang senantiasa
vii
Perpustakaan Unika
memahami bahwa kalian sedang belajar dengan melihat contoh yang paling
dekat, dan atas cinta kalian yang seperti cahaya pelangi dan kekuatan yang luar
biasa.
Kepada orang tuaku Bapak Imam Muchyi dan Liesbeth Albertine yang selalu
mendukung untuk tidak diam serta tak putus-putusnya berdoa bagi kami dan
penulis terpacu, begitu juga dengan mertua Bapak Lepold L. Longdong dan ibu
Theresia Gimon yang selalu berkata lembut dan mengasihi penulis sehingga
Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima
kasih atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis
Akhirnya semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, dan semoga
Tuhan Yang Maha Esa memberikan hikmat dan anugerah-Nya kepada semua
Penulis
viii
Perpustakaan Unika
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. PENGANTAR .................................................................................... 13
A. PENGANTAR .................................................................................... 64
ix
Perpustakaan Unika
K. PENUTUP ........................................................................................ 89
A. PENGANTAR ................................................................................... 92
LAMPIRAN
x
Perpustakaan Unika
BAB I
PENDAHULUAN
dengan segenap upaya guna mencapai tujuan dan misinya untuk meningkatkan
kebutuhan dasar yang diperlukan setiap orang, oleh karena itu dalam rangka
senantiasa berusaha meningkatkan diri. Hal tersebut dapat terlihat dari upaya
Rumah Sakit yang merupakan organisasi jasa pelayanan oleh karena itu sebagai
pelayan masyarakat perlu memiliki karakter mutu pelayanan prima yang sesuai
dengan harapan pasien. Selain itu, Rumah Sakit diharapkan dapat memberikan
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan serta gawat darurat seperti yang
Pada Bab I Pasal I Ayat (1) dan Ayat (2) menyatakan bahwa “ Pelayanan
negara, namun bukan berarti harus didapatkan dengan cuma–cuma, tetapi dapat
1
Perpustakaan Unika
terdapat di dalamnya.
kegiatan pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi dan memenuhi harapan dari
Pengakuan bahwa Rumah Sakit telah memenuhi standar minimal yang telah
kelola klinis yang baik adalah penerapan fungsi manajemen klinis meliputi
2
Perpustakaan Unika
kemampuan klinik, audit klinik, data klinis, resiko klinis berbasis bukti,
Akreditasi Rumah Sakit ini memiliki asas manfaat, untuk menjadi forum
komunikasi dan konsultasi antara Rumah Sakit, dan badan akreditasi agar dapat
bagi pendirian Rumah Sakit, status untuk memasarkan Rumah Sakit dan alat
dengan standar minimal. Hal itu akan didapatkan jika Rumah Sakit memenuhi
dalam Pasal 178 diarahkan untuk: (f). Melindungi masyarakat terhadap segala
dengan adanya standar Rumah Sakit, melalui penilaian yang diharapkan akan
3
Perpustakaan Unika
mendapatkan penilaian akreditasi karena beberapa alasan. Namun hal ini tidak
Rumah Sakit itu belum terakreditasi. Akreditasi itu sendiri wajib untuk dilakukan
dan standar pelayanan medis, maka seluruh Rumah Sakit wajib menerapkan
pasien salah satunya adalah hak asasi manusia untuk mendapatkan kondisi
kesehatan yang baik, dan pelayanan kesehatan yang layak selaku manusia yang
membutuhkan keadaan diri, lingkungan yang sehat dan aman. Oleh karena, itu
pelayanan kesehatan yang baik dan terstandar, di samping itu pasien juga
diperolehnya dari organisasi Rumah Sakit secara menyeluruh. Untuk itu perlu
4
Perpustakaan Unika
adanya akreditasi di Rumah Sakit sebagai suatu sistem penilaian apakah Rumah
Sakit ini telah melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan standart yang
akreditasi Rumah Sakit, maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai hubungan
perlindungan hukum bagi pasien itu sendiri. Sehingga kenyataan Rumah Sakit di
pasien?
5
Perpustakaan Unika
B. PERUMUSAN MASALAH
dalam penelitian tesis ini dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah, yaitu
sebagai berikut:
C. TUJUAN PENELITIAN.
bagi pasien
D. METODE PENELITIAN.
normatif. Kata atau istilah metode berasal dari bahasa Yunani yaitu “metodhos”,
yang terdiri dari kata “meta” yang berarti sesudah atau di atas, dan kata “hodos”
yang berarti jalan atau cara.1 Dalam arti sesungguhnya, kata “metode” adalah
cara atau jalan. Sehubungan dengan cara ilmiah, maka metode menyangkut
dengan cara kerja, yaitu cara kerja untuk memahami obyek yang menjadi
1
Johny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayumedia
Publishing, Surabaya, 2006, hlm. 25-26
6
Perpustakaan Unika
1. Spesifikasi Penelitian.
deskripsi atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta,
sifat dan hubungan antar fenomena atau gejala yang diteliti sambil
menganalisisnya, yaitu mencari seBab akibat dari suatu hal dan menguraikannya
menganalisis, yaitu mencari seBab akibat dari permasalahan yang terdapat pada
sesuai dengan perumusan masalah yang menjadi fokus dalam penelitian ini,
2
Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarta, 1977,
hlm. 16
3
J.J.J. M. Wuisman, Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial (Jilid 1: Asas-asas), disunting oleh:
M. Hisyam, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta 1996,
hlm. 85-86; C.A. van Peursen, Susunan Ilmu Pengetahuan (sebuah Pengantar
Filsafat Ilmu), diterjemahkan oleh: J. Drost, Gramedia, Jakarta, 1993, hlm. 16
4
Hilman Hadikusuma, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum,
Mandar maju, Bandung, 1995, hlm. 58-61
5
Fred N.Kerlinger, Asas-Asas Penelitian Behavioral, diterjemahkan oleh: Landung R.
Simatupang, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 1992, hlm.18.
6
Lihat Moh. Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1985, hlm. 63, 72,
405, 406 & 427.
7
Perpustakaan Unika
2. Metode Pendekatan.
yaitu suatu cara meneliti dalam penelitian hukum yang dilakukan terhadap bahan
pustaka atau data sekunder belaka dan dengan menggunakan metode berpikir
berpikir dalam penarikan kekesimpulan yang ditarik dari sesuatu yang sifatnya
umum yang sudah dibuktikan bahwa dia benar dan kekesimpulan itu ditujukan
proposisi, atau hipotesis lainnya, yaitu kalau proposisi itu meneguhkan dan
yang menjadi fokus kajian, sehingga tercapainya tujuan dari penelitian tesis ini.
1. Jenis Data.
Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini, yaitu data sekunder.
Yang dimaksud dengan data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti dari
pengolahan orang lain, yang sudah tersedia dalam bentuk buku-buku atau
7
Wila Chandrawila Supriadi, Metode Penelitian (tidak dipublikasikan) dalam Materi
Kuliah “Metode Penelitian Hukum” Program Pascasarjana Program Studi Magister
Hukum Kesehatan Unika Soegijapranata, Semarang, 2006, hlm. 8.
8
Perpustakaan Unika
primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tertier. Bahan hukum primer
adalah bahan hukum yang terdapat dalam suatu aturan hukum atau teks otoritatif
keputusan tata usaha negara. Bahan hukum primer yang dipergunakan dalam
dari buku teks, jurnal-jurnal asing, pendapat para sarjana, kasus-kasus hukum,
Selain itu, dalam penelitian ini dipergunakan pula bahan hukum tersier.
Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk atau
kamus hukum, ensiklopedia, dan lain-lain. Baik bahan hukum primer maupun
Oleh karena data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data
8
Hilman Hadikusuma, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum,
Mandar Maju, Bandung, 1995, hlm. 65.
9
Perpustakaan Unika
logis) data yang berupa hasil pengolahan orang lain, dalam bentuk teks otoritatif
usaha negara, kebijakan publik, dan lainnya), literatur atau buku teks, jurnal,
artikel, arsip atau dokumen, kamus, ensiklopedi dan lainnya yang bersifat publik
maupun privat.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif normatif. Metode kualitatif normatif ini digunakan karena penelitian ini
disajikan dalam bentuk kalimat yang konsisten, logis dan efektif serta sistematis
pemahaman akan analisis yang dihasilkan, yaitu mencari seBab akibat dari suatu
dengan perumusan masalah yang menjadi fokus dalam penelitian ini, yaitu
bagi pasien.
F. SISTEMATIKA PENULISAN.
Penelitian tesis ini diawali dengan lembaran judul penelitian dan lembar
persetujuan sebagai lembaran paling depan, adapun isi dari penelitian tesis ini
terbagi dalam 5 (lima) Bab dan masing-masing Bab terdiri dari sub-subBab guna
Pada awal tesis ini uraian dimulai dari Bab I, yang berisi tentang
10
Perpustakaan Unika
yang akan dibahas, yaitu meliputi latar belakang penelitian, perumusan masalah,
tujuan penelitian dan metode penelitian yang terbagi dalam 2 hal yaitu spesifikasi
Selanjutnya pada Bab II, yang berisi uraian tentang kerangka pemikiran
dari tesis ini. Dalam Bab ini akan dibahas : tinjauan umum tentang Rumah Sakit
yang didalamnya terbagi dalam pengertian dan karakteristik Rumah Sakit, tugas
dan fungsi serta klasifikasi Rumah Sakit Indonesia, serta kerangka hukum yang
Rumah Sakit meliputi: peristilahan dan pengertian akreditasi Rumah Sakit, tujuan
dan manfaat serta fungsi akreditasi, karakteristik dan ruang lingkup akreditasi.
pengertian dan dasar hukum peraturan akreditasi Rumah Sakit, urgensi dan
Kemudian pada Bab III, diuraikan mengenai kepastian hukum dimana hal
ini diuraikan tentang manusia, masyarakat dan pasien, hak-hak pasien serta
termasuk tujuan dan fungsi hukum, kemudian dibahas mengenai asas hukum
meliputi: hakekat dan karakteristik asas hukum, peranan asas hukum serta
11
Perpustakaan Unika
kekesimpulan yang dihasilkan dari penelitian tesis ini dan saran-saran yang
12
Perpustakaan Unika
BAB II
A. PENGANTAR.
yang berkaitan dengan apa yang dimiliki oleh Rumah Sakit tersebut, dan apa
yang telah dilakukan serta konsistensi antara pelaksana dengan unit manajemen
Rumah Sakit. Di dalam akreditasi Rumah Sakit ini, suatu institusi Rumah Sakit
harus dapat menyuguhkan baik secara formal, verbal maupun secara visual
kepada lembaga sertifikasi yaitu KARS (Komite Akreditasi Rumah Sakit), KARS
ini merupakan lembaga sertifikasi khusus untuk Rumah Sakit, dimana badan
badan sertifikasi sistem mutu yang sesuai dengan organisasi atau perusahaan
lain:
dan tehnologi, serta pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang
13
Perpustakaan Unika
semua pihak;
yang dimaksud akreditasi adalah pengakuan formal terhadap Rumah Sakit yang
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh lembaga yang berwenang
Agar lebih jelasnya, setelah uraian singkat dalam SubBab Pengantar ini,
maka di bawah ini akan diuraikan lebih lanjut mengenai akreditasi, yang berisi
pula mengenai peraturan akreditasi Rumah Sakit, yang berisi uraian tentang
pengertian dan sifat akreditasi Rumah Sakit, fungsi akreditasi Rumah Sakit, dan
metodenya. Akhirnya uraian dalam Bab ini akan ditutup dengan uraian yang
adalah:
9
Ibid, hlm.773,774,775
14
Perpustakaan Unika
Pada UU Rumah Sakit pada Bab I Pasal I Ayat (1) dikatakan bahwa:
makin lama makin bertambah kompleks pula bertambah padat modal, padat
tenaga, padat teknologi dan pada persoalan dalam berbagai bidang (ekonomi,
pengertian Rumah Sakit dapat disimpulkan sebagai salah satu bentuk fasilitas
pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk
15
Perpustakaan Unika
dan/atau masyarakat“.
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat” Selanjutnya
rehabilitatif.“
antara lain: adanya tempat (bangunan fisik) dan sarana prasarana lainnya;
orang sakit; adanya tindakan keperawatan dan tindakan medik dalam bentuk
praktik profesional.10
singkat, yaitu: “Sarana pelayanan kesehatan yang memiliki sarana rawat inap“11
“The hospital, in former times a place where the impoverished ill were
deposited or medical attendence has evolved to an intitution where the
doctor can trat his patient with the assistence of highly skilled and well-
organized medical and nonmedical personnel with sophisticated
equipments in modern facilities. Just as the function of the hospital has
expended, so is its responsibility to the patient. These responsibilities may
be characterized as non-delegable duties owed to the patient and failure
to discharge them properly may reult in an action against the hospital for
breach to cantrack or negligence “12
10
Endang Wahyati Yustina, Ringkasan disertasi akreditasai Rumah Sakit sebagai
unsur pengawasan dan asas pelayanan kesehatan yang optimal, Unpar,
Bandung, 2010, Hlm 6
11
Konsil Kedokteran Indonesia, Kemitraan dalam hubungan dokter – pasien, KKI,
Jakarta, 2006, hlm 41
12
Ellen Piccard, Legal liability of doctor and hospital in Canada, Carswell legal
publication, Toronto, 1984, hlm 151
16
Perpustakaan Unika
yang dapat tersedia, Rumah Sakit umum pemerintah dan daerah diklasifikasikan
sebagai berikut.
13
Hematram Yadav, Hospital management, University Malaya Press, Kuala lumpur,
2006, hlm 24
17
Perpustakaan Unika
terbatas.
spesialistik dasar.
dasar.14
14
Ibid , hlm.791
18
Perpustakaan Unika
(1) Setiap Rumah Sakit harus memiliki organisasi yang efektif, efisien,
dan akuntabel.
(2) Organisasi Rumah Sakit paling sedikit terdiri dari atas kepala Rumah
Sakit atau Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan medis, unsur
keperawatan, unsur penunjang medis, komite medis, satuan
pemeriksaan internal, serta administrasi umum dan keuangan.“
(1) Kepala Rumah Sakit harus seorang tenaga medis yang mempunyai
kemampuan dan keahlian di bidang perumahsakitan.
(2) Tenaga struktural yang menduduki jabatan sebagai pimpinan harus
berkewarganegaraan Indonesia.
(3) Pemilik Rumah Sakit tidak boleh merangkap menjadi kepala Rumah
Sakit.“
19
Perpustakaan Unika
c. Para perawat/
Rumah Sakit adalah suatu organisasi yang dibentuk oleh suatu badan
Rumah Sakit mempunyai tanggung jawab terhadap segala sesuatu yang terjadi
di dalam Rumah Sakit. Bentuk badan hukum pemilik Rumah Sakit akan
mempengaruhi organisasi pemilik atau yang mewakili. Oleh karena itu peraturan
yang mengatur bentuk badan hukum dan akte badan hukum dari pemilik Rumah
Untuk mengetahui bentuk badan hukum pemilik Rumah Sakit maka perlu
1) Yayasan
20
Perpustakaan Unika
badan hukum pemilik, siapa yang dimaksud yang mewakili serta peran dan
tugasnya.
akreditasi Rumah Sakit di Indonesia. Era Asia Pasifik adalah era pertumbuhan
ekonomi yang menanjak tajam sejak beberapa dekade terakhir di wilayah ini,
jiwa wirausaha memulai dengan Rumah Sakit taraf perorangan dimana pemilik
adalah perorangan, namun pada tahap ke dua di dalam Rumah Sakit terdapat
Ada networking dengan Rumah Sakit lain baik di dalam maupun luar
negri. Rumah Sakit lulus akreditasi atau sertifikasi pada Tahun era 2000
perkembangan ke tiga ini dinamakan Rumah Sakit taraf global, dan di Asia-
Pasifik Rumah Sakit ini sudah bertaraf perkembangan ke tiga dimana kita
21
Perpustakaan Unika
kesehatan tersebut.15
a. Amerika Serikat
Pada Tahun 1910 Dr. Codman, seorang ahli bedah merintis dan
15
Samsi Jakobalis, Kumpulan tulisan terpilih tentang Rumah Sakit Indonesia dalam
sejarah, transformasi, globalisasi dan krisi nasional, yayasan penerbitan IDI ,
2000, hlm. 345
16
Depkes RI Direktorat Pelayanan Medik, Pedoman Akreditasi Rumah Sakit Di
Indonesia , Komisi Akreditasi RS dan Sarana Kesehatan lainnya, 2004, hlm3
22
Perpustakaan Unika
kecil
follow up
5) Tidak terakreditasi18
b. Australia
17
Ibid, hlm 3
18
Ibid, hlm 3,4
23
Perpustakaan Unika
pelayanan.19
c. Kanada
perawat, administrator.
mereka20
19
Ibid, hlm 4
20
Ibid, hlm 6
24
Perpustakaan Unika
d. Jepang
mutu21
e. Afrika Selatan
f. Inggris
21
Ibid, hlm 6
22
Ibid, hlm 6
25
Perpustakaan Unika
Rumah Sakit adalah terjemahan dari “hospital”. Sejak dahulu kala ada
Rumah Sakit yang didirikan oleh Pemerintah, ada pula yang didirikan pihak
swasta. Jika dilihat sejarah perkembangan Rumah Sakit, maka secara umum
Rumah Sakit bersifat murni untuk amal (charity). Pada zaman ini Rumah Sakit
bebas dari tuntutan hukum, dapat dikatakan kebal hukum. Karena uang yang
sumbangan dari para dermawan. Rumah Sakit mulai mengalami ketekoran untuk
keluar untuk dapat membiayainya. Mau tak mau segi ekonomis finansial harus
diperhitungkan juga, sehingga sifat Rumah Sakit yang adinya bersifat sosial kini
mulai bergerak ke arah sosial ekonomis. Hal ini menyeBabkan status hukum
terhadap keabsahan akreditasi mulai dilirik dan dipikirkan tetapi belum tersentuh.
23
Ibid, hlm 6
26
Perpustakaan Unika
No. 84 Tahun 1990 yang membuka peluang untuk mendirikan Rumah Sakit oleh
sebuah P.T. dengan demikian maka terdapatlah 2 kelompok Rumah Sakit, yaitu
Rumah Sakit yang non-profit dan Rumah Sakit yang for profit. Hal ini menjadikan
Akreditasi sudah mulai diberlakukan, dan pada Tahun 2009 keluarlah Undang-
Undang Rumah Sakit yang mengatur tentang akreditasi yang harus dilakukan
membawahi bidang kesehatan yaitu Depkes. Karena tidak ada ketentuan yang
mengikat secara hukum maka akreditasi hanya dilakukan sebagai wacana saja,
pasien itu sendiri, dimana pasien yang awam akan kegiatan pelayanan
dan aman. Semua ini harus diatur dan dapat dibaca oleh masyarakat sebelum
27
Perpustakaan Unika
Sumberdaya manusia yang bekerja di Rumah Sakit tersebut, serta institusi itu
Sakit tersebut.
kriteria yang ditetapkan oleh dewan. Akreditasi sendiri bersifat suka rela dari
organisasi kesehatan. Lebih dari persyaratan yang ada di lisensi, dengan tujuan
Rumah Sakit yang semula bersifat sukarela menjadi wajib. Hal ini sesuai dengan
24
Ibid, hlm 773
28
Perpustakaan Unika
mengembangkan standar.
perawatan, fungsi penunjang umum, diagnostik, rekam medis, hak pasien dan
yang bermutu.26
1) Tujuan umum.
dipertanggungjawabkan.27
2) Tujuan khusus
25
Ibid, hlm776
26
Ibid, hlm 776
27
Ibid, hlm 779
29
Perpustakaan Unika
yaitu:
berkepentingan29
ditentukan;
28
Ibid, hlm 779
29
Depkes RI Direktorat Pelayanan Medik, Pedoman Akreditasi Rumah Sakit Di
Indonesia, Komisi Akreditasi RS dan Sarana Kesehatan lainnya, 2004, hlm 9
30
Perpustakaan Unika
tersebut;
Rumah Sakit;
31
Perpustakaan Unika
(pemberibantuan);
2. Bagi pemerintah
berkesinambungan;
4. Bagi masyarakat
diakreditasi.
32
Perpustakaan Unika
5. Bagi pemilik
diakreditasi;
(efektifitas).
yang diakreditasi;
standar;
baik.30
30
Djoko Wiyono, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Teori, Strategi dan
Aplikasi Vol. 2, Airlangga University Press, Surabaya, hlm. 781
33
Perpustakaan Unika
dan menerbitkan hasil dari itu, yang akan lebih lanjut dan untuk
mutu, baik mutu pelayanan profesional maupun mutu sarana dan prasarananya
31
Ibid, hlm 775,77
34
Perpustakaan Unika
meliputi :
2) Pelayanan Medik;
4) Pelayanan Keperawatan;
6) Pelayanan Farmasi;
35
Perpustakaan Unika
8) Pelayanan Radiologi;
9) Pelayanan Laboratorium;
a) Penyakit dalam;
b) Bedah;
d) Kesehatan anak.
a). Mata;
32
Ibid , hlm 786
36
Perpustakaan Unika
b). THT;
e). Syaraf;
a). Jantung;
b). Paru-paru;
d). Orthopedi.
1) Radiologi;
2) Patologi;
3) Anesthesi;
4) Gizi;
5) Farmasi;
6) Rehabilitsi medik.
d. Pelayanan perawatan
4. Predikat Akreditasi
dikeluarkan, yaitu :
33
Ibid, hlm 788
37
Perpustakaan Unika
a. Tidak diakreditasi
b. Akreditasi bersyarat
rekomendasi khusus
penuh;
5) Bila tidak berhasil pada akreditasi ulang ini, maka Rumah Sakit
c. Akreditasi penuh
akreditasi;
38
Perpustakaan Unika
berikutnya.
d. Akreditasi istimewa
5. Standar Akreditasi
rumah sakit dan standar pelayanan medis melalui Surat Keputusan Menteri
berdasarkan hasil uji coba di lapangan dan saran dari para pemakai agar lebih
harus diakreditasi. Karena keterbatasan dari segi tenaga, dana di tingkat pusat
dan daerah serta kesiapan Rumah Sakit sendiri dalam memenuhi standar–
34
Ibid, hlm 783,784
39
Perpustakaan Unika
Pada tahap awal Rumah Sakit harus sudah dapat memenuhi standar 5
b) Pelayanan medis;
d) Pelayanan keperawatan;
e) Rekam medis;
f) Kamar operasi;
h) Pelayanan laboratorium;
i) Pelayanan radiology;
k) Pelayanan sterilisasi;
6. Ketentuan Akreditasi
akreditasi Rumah Sakit ini, menyiratkan bahwa sebuah lembaga Rumah Sakit
yaitu KARS. Badan sertifikasi ditetapkan atas pertimbangan antara lain: lingkup
akreditasi dari badan sertifikasi sistem mutu yang sesuai dengan organisasi atau
auditor.
Seperti yang telah dibahas bahwa standar adalah spesifikasi teknis atau
35
Ibid, hlm 781
40
Perpustakaan Unika
perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh
dikeluarkan, yaitu: tidak diakreditasi dimana suatu Rumah Sakit tidak dapat
memperoleh status akreditasi bila Rumah Sakit tersebut dianggap belum mampu
diberikan bila Rumah Sakit yang telah dapat memenuhi persyaratan minimal
tetapi belum cukup untuk mendapatkan akreditasi penuh karena ada beberapa
berlaku untuk satu Tahun dengan ketentuan sebagai berikut : setelah masa satu
Tahun Rumah Sakit dapat mengajukan untuk survey ulang setelah merasa siap,
menjadi tiga Tahun (akreditasi penuh), bila tidak berhasil pada akreditasi ulang
ini, maka Rumah Sakit dinyatakan gugur (tidak mendapat status akreditasi).
Akreditasi penuh yaitu diberikan untuk jangka waktu tiga Tahun kepada rumah
sakit–rumah sakit yang telah dapat memenuhi standar yang ditetapkan oleh
komisi gabungan akreditasi, dimana setelah masa tiga Tahun, Rumah Sakit yang
41
Perpustakaan Unika
berdasarkan hasil uji coba di lapangan dan saran dari para pemakai agar lebih
harus diakreditasi. Karena keterbatasan dari segi tenaga, dana di tingkat pusat
dan daerah serta kesiapan Rumah Sakit sendiri dalam memenuhi standar–
dimana pelaksanaan pelayanan kesehatan harus sinkron antara visi dan misi
pimpinan Rumah Sakit bagi roda pelayanan kesehatan di Rumah Sakit tersebut.
profesi maupun hukum dan kepentingan baik pasien maupun pelaku pemberi
bagi Rumah Sakit itu diharapkan dalam memberikan pelayanan kesehatan ini
paling tidak melakukannya dalam standar minimal yang harus dicapai, tetapi
pelayanan Rumah Sakit terlihat dari standar akreditasi , dimana hal-hal yang
42
Perpustakaan Unika
terhadap mutu pelayanan di Rumah Sakit yang dapat terjamin dan terus
pengendalian mutu di Rumah Sakit itu sehingga seluruh milik Rumah Sakit,
mutunya sesuai dengan hasil evaluasi dan pengendalian mutu. Jika ternyata hal
ini tidak mencerminkan kegiatan penjaminan mutu, maka nilai dari akreditasi
akan tidak tinggi sehingga jelas sekali terlihat hubungan antara akreditasi dengan
berkala minimal 3 ( tiga ) Tahun sekali, hal ini mengungkapkan bahwa seluruh
36 dikatakan bahwa.“
dan tata kelola klinis yang baik : Untuk mengetahui sejauh mana baik atau
tidaknya tata klinis dan tata kelola yang dimaksudkan perlu ada standarisasi.
Oleh karena itu untuk dapat memberikan tata klinis yang sesuai dengan
43
Perpustakaan Unika
terjangkau.“ Hal ini harus dipenuhi oleh Rumah Sakit yang menyelenggarakan
swasta harus terakreditasi, karena keterbatasan dari segi tenaga, dana di tingkat
pusat dan daerah serta kesiapan Rumah Sakit sendiri dalam memenuhi standar–
Rumah Sakit setelah kuesioner pra akreditasi dievaluasi oleh komisi gabungan
akreditasi Rumah Sakit sub komite akreditasi di tingkat Rumah Sakit dibentuk
minimal 3 (tiga) Tahun sekali, hal ini mengungkapkan bahwa seluruh Rumah
menyelenggarakan tata kelola Rumah Sakit dan tata kelola klinis yang baik “
untuk mengetahui sejauh mana baik atau tidaknya tata klinis dan tata kelola yang
44
Perpustakaan Unika
Oleh karena itu untuk dapat memberikan tata klinis yang sesuai dengan
terjangkau.“ Hal ini harus dipenuhi oleh Rumah Sakit yang menyelenggarakan
swasta harus terakreditasi, karena keterbatasan dari segi tenaga, dana di tingkat
pusat dan daerah serta kesiapan Rumah Sakit sendiri dalam memenuhi standar–
Rumah Sakit setelah kuesioner pra akreditasi dievaluasi oleh komisi gabungan
akreditasi Rumah Sakit sub komite akreditasi di tingkat Rumah Sakit dibentuk
Umum Pasal 1 Ayat ( 7 ) dikatakan “Ijin operasional Rumah Sakit adalah ijin yang
persyaratan dan standar“ dan Ayat (9) dikatakan “akreditasi Rumah Sakit adalah
yang telah memenuhi standar yang telah ditetapkan“. Disini dijelaskan bahwa ijin
45
Perpustakaan Unika
standar yang ditetapkan. Jadi bukti apakah Rumah Sakit itu sudah memenuhi
standar adalah akreditasi dan dengan akreditasi tersebut ijin Rumah Sakit
diberikan.
lingkungan Rumah Sakit dan sumber daya manusia di Rumah Sakit“ dan lebih
a. Hak Pasien
46
Perpustakaan Unika
bidang hukum perdata, yang hingga kini masih tetap berlaku adalah
Belanda.36
pasien ini dipahami betul oleh dokter maupun pasien maka kejadian
gugatan pasien pada dokter dan gugatan balik dari dokter ke pasien
tidak berarti hanya lima hak ini yang dimiliki oleh pasien, karena
pasien.
36
Hermien Hadiati Koeswadji.Hukum Kedokteran. Citra Aditya Bakti, Jakarta,1998,
cet. 1.
37
Alfred A Ameln. Kapita Selekta Kedokteran. Grafikatama Jaya, Jakarta, 1991, hlm.
40-41.
38
Wila Chandrawila S. Loc.cit (1), hlm. 15.
47
Perpustakaan Unika
alternatif lain, apa risiko yang melekat dan risiko lain yang
penyembuhan penyakitnya.
48
Perpustakaan Unika
opinion).
dokter lain adalah hak setiap pasien, hal ini diatur dalam UU PK
kepada pasien. Hal ini bila dilakukan dengan baik tanpa ada
49
Perpustakaan Unika
tindakan medis.
tentang penganiayaan.
39
Guwandi J. Informed Consent, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2004, hlm. 16.
50
Perpustakaan Unika
diperlukan.
51
Perpustakaan Unika
banyak tidak tahu sehingga pasien pun tidak tahu siapa dokter
penyakitnya.
konsultan dari bagian yang lain. Bagi pasien yang orang awam
diinginkan.
52
Perpustakaan Unika
8) Hak Mendapatkan Isi Rekam Medis. Hak ini termuat dalam butir
jelas.
53
Perpustakaan Unika
Suatu ”rahasia” baru ada apabila ada dua pihak atau lebih
54
Perpustakaan Unika
beroepsgeheim”.40
respect the secrets which are confided in me, even after the
40
Guwandi, J. Rahasia Medis. Balai Penerbit FK-UI, Jakarta, 2005, hlm.11.
55
Perpustakaan Unika
jalan saja.
saja bila ingin pindah ke Rumah Sakit lain atau mungkin juga
sembuh.
bekerja.
56
Perpustakaan Unika
tenaga kesehatan.”
57
Perpustakaan Unika
kesehatannya;
diterimanya
58
Perpustakaan Unika
melakukannya;
59
Perpustakaan Unika
Rumah Sakit;
60
Perpustakaan Unika
dari pusat.
dari Rumah Sakit yang telah siap untuk diakreditasi, komisi akan
standar;
assesment ini;
61
Perpustakaan Unika
62
Perpustakaan Unika
7. Lembaga Independen
Pasal 40 Ayat (2) adalah yang tertuang pada Ayat (3) yaitu: lembaga yang
ditetapkan oleh Menteri, selama ini yang masih berlaku adalah KARS karena
minimal Rumah Sakit yang wajib dilaksanakan daerah (terutama untuk indikator
kinerja : Rumah Sakit terakreditasi untuk lima pelayanan dasar) tertuang pada
41
Endang Wahyati Yustina, Ringkasan Disertasi Akreditasi Rumah Sakit sebagai
Unsur Pengawasan dan Asas Pelayanan Kesehatan Yang Optimal, Bandung,
2010, hlm..23
63
Perpustakaan Unika
BAB III
A. PENGANTAR
secara medis, maupun secara yuridis. Karena itu perlu sebuah perlindungan
hukum bagi konsumen Rumah Sakit dalam hal ini disebut sebagai pasien.
Agar lebih jelasnya, setelah uraian singkat dalam subbab pengantar ini,
maka akan diuraikan lebih lanjut mengenai perlindungan hukum kepada pasien
yang berisi uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan hak atas derajat
manusia, kesehatan dan hak atas derajat kesehatan yang optimal. Unsur-unsur
kewajiban rumah sakit, kaedah hukum dan ketertiban serta tujuan dan fungsi
karakteristik serta unsur–unsur perlindungan hukum pasien. Uraian dalam Bab ini
akan diakhiri dengan subBab penutup sebagai kesimpulan dari apa yang telah
64
Perpustakaan Unika
negara.
kepada semua pihak untuk dapat melaksanakan hak dan kepentingan hukum
yang dimilikinya dalam kapasitasnya sebagai subyek hukum.42 Hal ini selaras
adalah suatu upaya dari pihak yang berwenang untuk memberikan jaminan dan
Suatu jaminan yang diberikan oleh negara; Kepada semua pihak; Untuk dapat
42
Junita Eko Setiyowati, Perlindungan Hukum Peserta Bagi Hasil di Suatu
Perusahaan, Tesis Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana UNPAR, Bandung,
2003, hlm. 13.
43
Handy Sobandi, Perlindungan Hukum bagi Kreditor, Debitor dan Pihak Ketiga
Menurut UUHT (tidak dipublikasikan) dalam Materi Kuliah Mata Kuliah Hukum
Jaminan, Program Pascasarjana Program Studi Magister Ilmu Hukum UNPAR,
Bandung, Semester Ganjil Tahun Akademik 2004 / 2005, hlm. 3.
65
Perpustakaan Unika
sebagai berikut:
44
Sudarsono, Kamus Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hlm. 154.
66
Perpustakaan Unika
hukum, yaitu suatu upaya dari pihak yang berwenang untuk memberikan
kesehatan.
ranah dan tatanan kehidupan serta pola interaksi sosial dalam berbagai sendi
45
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2002, hlm. 851.
67
Perpustakaan Unika
perubahan hukum yang timbul dari kegiatan, perilaku, sikap dan kemampuan
menjalankan profesinya.
Sebagai ilustrasi, hubungan antara dokter dan pasien yang tadinya cukup
diatur dengan kaidah-kaidah moral, yaitu melalui etika profesi atau kode etik,
Sikap yang demikian itu muncul karena adanya keinginan mempertahankan hak
keperluan pasien, namun ditujukan untuk semua pelaku dalam upaya kesehatan.
motif, antara lain adanya kebutuhan pasien akan perlindungan hukum, adanya
dibuat terdahulu menjadi kurang akomodatif terhadap situasi dan kondisi yang
telah berubah.
46
Bahder Johan Nasution, Hukum Kesehatan Pertanggungjawaban Dokter, Rineka
Cipta, Jakarta, 2005, hlm. 38.
47
Sofwan Dahlan, Hukum Kesehatan (Rambu-rambu bagi Profesi Dokter), Badan
Penerbit Undip, Semarang, 2005, hlm. 1.
68
Perpustakaan Unika
daya dan upaya serta cara yang dilakukannya. Kesejahteraan adalah ”relatif”
dipengaruhi oleh idiologi, agama dan kepercayaan yang dianut serta faktor
lingkungan sosial budaya yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Terlepas dari
kelompok atau dirinya manusia yang satu akan berhubungan dengan manusia
yang lainnya. Hubungan antara manusia baik individu maupun kelompok dalam
istilah sosiologi disebut interaksi sosial. Hal tersebut selaras dengan konsepsi
sosiologi yang menyatakan bahwa interaksi sosial terjadi antara individu dengan
dengan kelompok, contoh antara satu organisasi masa dengan organisasi masa
69
Perpustakaan Unika
Dalam berinteraksi sosial tidak ada satu pihakpun yang mau dijadikan
obyek atau diperalat oleh pihak lainnya, tidak ada satu kelompok pun mau
lebih banyak memiliki kecenderungan yang sebaliknya. Sering kali salah satu
pihak menjadikan obyek pihak yang lainnya; Satu pihak memanfaatkan pihak
yang lain hanya untuk kepentingan diri atau kelompoknya tanpa menghiraukan
hak atau kepentingan pihak yang lainnya. Kecenderungan yang lainnya, dalam
interaksi sosial, setiap individu atau kelompok lebih mengutamakan hak daripada
untuk memenuhi hak seseorang tanpa mengurangi hak yang lainnya. Atau
pengaturan untuk memenuhi hak kelompok yang satu tanpa mengurangi hak
Hal ini dapat tercipta melalui internalisasi tata nilai atau norma agar menjadi
pedoman dalam sistem sosial budaya masyarakat dimaksud. Sebagai contoh kita
kenal norma susila, norma adat, norma agama. Tata nilai yang terkandung dalam
norma susila, norma adat dan norma agama belum cukup menjadi jaminan
publik. Jadi, dapat kita disimpulkan, bahwa salah satu tujuan dari hukum adalah
70
Perpustakaan Unika
hukum, jika perlu dilakukan dengan paksaan, sehingga terwujud ketertiban dan
itu bukanlah tujuan akhir dari hukum, melainkan tujuan antara. Perlu diwaspadai
bahwa ketertiban, keteraturan dan ketenteraman itu bisa saja terwujud namun
Tujuan lebih jauh dari hukum adalah mewujudkan kedamaian sejati di dalam
kekuatan.
Keadilan adalah memberikan apa yang memang sudah menjadi bagiannya, hak
kepada setiap orang dengan sukarela secara tetap dan mantap terus menerus
48
Mochtar Kusumaatmadja & B. Arief Sidharta, Pengantar Ilmu Hukum, Alumni,
Bandung, 2000, hlm. 80.
71
Perpustakaan Unika
dan balas jasa dalam hubungan antar-warga, atau dilihat dari sudut
jasanya;
bersangkutan;
serta keadilan dengan kata lain, tujuan hukum adalah pengayoman atau
49
B. Arief Sidharta, Filsafat Hukum Pancasila (tidak dipublikasikan), Unpar, Bandung,
Tanpa Tahun, hlm. 5-6.
72
Perpustakaan Unika
dengan kata lain, tujuan hukum adalah pengayoman atau perlindungan. Jadi,
50
Ibid., hlm. 6.
73
Perpustakaan Unika
dirasakan oleh masyarakat yang terrlibat aktif maupun tidak aktif dalam
yang merugikan dapat dijadikan delik hukum bagi pasien tersebut, sehingga baik
sudah ataupun belum dilakukan tindakan melawan hukum itu, masyarakat sudah
dilindunginya.
Prinsip hukum umum yang berlaku bagi penanggung jawab hak atau
dengan itikad baik. Dimana hak atas derajat kesehatan yang optimal pada
hakekatnya sama dengan pelanggaran HAM. Secara garis besar, hak atas
mengancam.51
dasar, serta persediaan memadai atas air yang aman serta dapat
disimpan;
51
Titon Slamet Kurnia, Hak atas Derajat kesehatan Optimal sebagai HAM di
Indonesia, PT Alumni, Bandung, 2007, Hlm 262
74
Perpustakaan Unika
Essential Drugs;
kewajiban inti sangat erat dengan isu “Justiciable“ atau atau hak atas kesehatan.
Pesan yang dibawakan oleh konsep kewajiban inti sangat jelas: hak atas
52
Ibid, hlm 272
53
Ibid, hlm 273
75
Perpustakaan Unika
Rumah Sakit yang tidak memiliki ijin dalam menyelenggarakan kegiatan ini.
Sakit tersebut. Ketentuan itu berpihak bagi kepentikan pengguna Rumah Sakit
agar tidak dirugikan, dimana akreditasi Rumah Sakit yang memiliki ketentuan–
kepada Rumah Sakit - Rumah Sakit di Indonesia. Rumah Sakit juga wajib
optimal.
Jika ditinjau dari segi etika profesi, dengan memilih profesi di bidang
Berarti dengan tidak memenuhi peraturan itu saja sudah dianggap telah berbuat
diupayakan agar benar–benar dapat berkembang dan melekat pada setiap sikap
dan tindakan . Hal ini diseBabkan karena kode etik dalam kehidupan hukum
54
Bahder Johan Nasution, Hukum Kesehatan Pertanggungjawaban dokter, PT.
Rineka Cipta, Jakarta , 2005 , hlm 86
76
Perpustakaan Unika
hukum kesehatan, menunjukkan bahwa kode etik memberi makna yang positif
kaedah yang termuat dalam kode etiknya. Kerangka pemikiran yang demikian
atau tidak melakukan perawatan. Berdasarkan pada hal tersebut di atas , suatu
a. Surat Ijin Praktik (SIP) yaitu ijin yang dikeluarkan bagi dokter atau
kesehatan swasta56
Sakit.
55
Ibid, hlm 61-62
56
Ibid, hlm 86
77
Perpustakaan Unika
suatu delik di Indonesia “perumusan Pasal ini menentukan bahwa setiap orang
ketentuan ini, profesi tenaga kesehatan tidak terlepas dari ketentuan ini.
Untuk melihat lebih terang dan jelas tentang kesalahan tenaga kesehatan
adalah hal - hal yang menyangkut tentang atau yang berkaitan dengan hak dan
kewajiban kedua belah pihak yang terikat dalam transaksi terapeutik, yaitu
yang pada garis besarnya mengatur dua persoalan yang mendasar, yaitu :
78
Perpustakaan Unika
bila sudah ada kerugian pada pasien. Kerugian itu timbul akibat adanya
Rumah Sakit tidak memiliki ijin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 Ayat
(1) dipidana penjara paling lama 2 (dua) Tahun“ dan pada Pasal 63 Ayat (2)
Gugatan untuk meminta pertanggungjawab itu bersumber pada dua dasar hukum
seorang dokter berupa pemberian jasa perawatan yang tidak patut sesuai
dengan apa yang diperjanjikan. Perawatan yang tidak patut ini dapat berupa
57
Ibid, hlm 73-74
58
Ibid, hlm 63
79
Perpustakaan Unika
bersangkutan59
tindakan medik yang diberikan oleh pasien. Bahkan dalam kontrak terapeutik
terapeutik.
kesalahan atau kelalaian tenaga kesehatan. Untuk membuktikan hal ini pasien
harus mengajukan fakta bahwa seeorang tenaga kesehatan tidak melakukan apa
yang disanggupi akan dilakukan didalam kontrak terapeutik, atau melakukan apa
yang diperjanjikan tetapi terlambat, atau melakukan tidak seperti apa yang
dijanjikan, atau melakukan sesuatu tidak sesuai dengan yang diperjanjikan atau
Agar unsur ke tiga dapat dipenuhi, semua tindakan seperti di atas harus
hukum untuk melakukan gugatan jika terdapat fakta-fakta yang berwujud suatu
59
Ibid, hlm 64
80
Perpustakaan Unika
perbuatan melawan hukum, walaupun diantara para pihak tidak terdapat suatu
b. Ada kesalahan
manusia bukan satu satunya subyek hukum ( pendukung hak dan kewajiban ),
tetapi masih ada subyek hukum lain yang sering diseebut badan hukum
(rechtspersoon)61
himpunan orang atau organisasi yang diberikan sifat subyek hukum secara
tegas. Untuk mengetahui apakah sebuah Rumah Sakit telah berstatus sebagai
badan hukum atau belum dapat kita lihat dari akta pendiriannya yang dibuat
hubungan-hubungan hukum baik antara badan hukum yang satu dengan badan
hukum yang lain maupun antara badan hukum dengan manusia. Karena badan
60
Ibid, hlm 65-66
61
Ridwan Syahrani, Seluk beluk dan Asas-asas Hukum Perdata, PT. Alumni,
Bandung, 2006, hlm. 51.
62
Andi Hamsah, Kamus Hukum, Ghalia, Jakarta, 1986, hlm. 58
81
Perpustakaan Unika
Badan hukum atau kata lain dalam bahasa Indonesia adalah Korporasi,
dalam bahasa Inggris disebut “Corporation” atau “Legal Entities”, dalam bahasa
lintas perhubungan hukum yang terjadi dalam masyarakat sebagai satu sistem
dalam arti “persoon” yang dapat berbuat dalam lalu lintas hukum dalam
rechtspersoon dan oleh karena itu Rumah Sakit juga dibebani dengan hak dan
dapat mendirikan korporasi adalah orang (manusia) atau natural person dan
63
Ridwan Syahrani, Loc. Cit., hlm. 51
64
Syahrul Machmud, Penegakkan Hukum dan Perlindungan Hukum Bagi Dokter
yang diduga Melakukan MedikaMalpraktek, Mandar maju, Bandung , 2008, hlm. 94
65
Ibid, hlm. 98
66
Ibid, hlm. 95
82
Perpustakaan Unika
profesi;
67
Lumenta, Pasien, Citra, Peran dan Perilaku, kanisius, Yogyakarta, 1989, hal 71
83
Perpustakaan Unika
keputusan.
Pasal 2, dengan demikian secara hukum, asas asas tentang praktek kedokteran
atau kedokteran gigi tersebut telah menjadi hukum positif bagi dokter dan dokter
asas tepat waktu, asas itikad baik, asas kejujuran, asas kehati-hatian dan asas
keterbukaan 69.
68
Syahrul Machmud, Op.Cit.,Hlm 32
69
Ibid, hlm Hlm 32
84
Perpustakaan Unika
sendiri.
pasien atau masyarakat agar mengutakan sikap murah hati ini, asas
keluarganya.
70
Ibid, hlm Hlm 38
85
Perpustakaan Unika
negara.
kepada semua pihak untuk dapat melaksanakan hak dan kepentingan hukum
Suatu jaminan yang diberikan oleh negara; Kepada semua pihak; Untuk dapat
71
Lihat Junita Eko Setiyowati, Perlindungan Hukum Peserta Bagi Hasil di Suatu
Perusahaan, Tesis Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana UNPAR, Bandung,
2003, hlm. 13.
86
Perpustakaan Unika
1. HAM
Konsep HAM sama seperti konsep hak lainnya. HAM dapat dimaknai
sebagai seperangkat hak yang melekat/inheren pada diri manusia semata mata
dan sama. Karena itu dalam diri manusia inheren hak hidup, kebebasan,
72
Lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2002, hlm. 851.
87
Perpustakaan Unika
penyandang hak atau pihak yang berhak (rakyat), penanggung jawab hak atau
pihak yang berwajib karena suatu hak (negara) HAM adalah klaim dari rakyat
atau warga negara terhadap negaranya supaya dipenuhinya apa yang menjadi
hak–hak asasinya. 73
dengan kewajiban negara untuk tidak melakukan pelanggaran HAM baik melalui
konsep undang undang yang tidak jelas (kabur). Pembentuk undang undang
Indonesia, setiap manusia diakui sebagai manusia pribadi. Artinya diakui sebagai
orang atau person. Karena itu, setiap manusia diakui sebagai obyek hukum yaitu
73
Lihat Titon Slamet Kurnia , Op. Cit.,hlm 10
74
Ibid, hlm 23
75
Ibid, hlm 14
76
H. Riduan Syahrani, S.H., Seluk Beluk dan Asas–asas Hukum Perdata 1A, PT
Alumni, Bandung, cet III, 2006 hlm. 41
88
Perpustakaan Unika
karena itu diperlukan suatu penelitian hukum untuk memberika interprestasi yang
Hak atas derajat kesehatan yang optimal akan mencakup hak atas
layanan kesehatan dan hak atas layanan kesehatan dan hak atas tatanan sosial
kesehatan publik, dengan kata lain, hak atas derajat kesehatan yang optimal
ialah konsep dasar yang memayungi sub konsep : hak atas layanan kesehatan
diklaim serta menjelaskan lebih lanjut kriteria yang terukur tentang implementasi
dan realisasinya.
K. PENUTUP.
penyandang hak atau pihak yang berhak (rakyat), penanggung jawab hak atau
pihak yang berwajib karean suatu hak (negara) HAM adalah klaim dari rakyat
89
Perpustakaan Unika
atau warga negara terhadap negaranya supaya dipenuhinya apa yang menjadi
dikatakan bahwa: “Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
Kesehatan pada Bab III Pasal 4 adalah: “Setiap orang berhak atas kesehatan“.
Seperti juga yang tercantum pada Pasal 2 yang mengatur tentang asas
sangat dekat dengan perlakukan yang wajib dan tidak dapat ditawar lagi.
suatu jaminan yang diberikan oleh negara kepada semua pihak untuk dapat
sesuatu karena telah ditentukan oleh Undang-Undang dan peraturan lain dimana
90
Perpustakaan Unika
artinya meliputi upaya untuk menciptakan kondisi dan mendorong manusia untuk
permohonan dari Rumah Sakitnya sendiri, usulan dari kantor wilayah atau
maupun kepentingan pasien, dimana hal ini bukan berarti kepentingan yang satu
lebih dilindungi dari kepentingan yang lain. Hubungan hukum yang dilahirkan dari
pidana.
pelayanan Rumah Sakit terlihat dari standar akreditasi, dimana hal-hal yang
terhadap mutu pelayanan di Rumah Sakit yang dapat terjamin dan terus
91
Perpustakaan Unika
BAB IV
A. PENGANTAR.
Rumah Sakit dimana akreditasi Rumah Sakit adalah pengakuan formal terhadap
persyaratan dan kriteria yang ditetapkan oleh dewan. Akreditasi sendiri dahulu
bersifat suka rela dari organisasi kesehatan, lebih dari persyaratan yang ada di
maksimal standar yang telah ditentukan namun saat ini telah menjadi sebuah
kewajiban.
yang semula bersifat sukarela menjadi wajib. Hal ini sesuai dengan Pasal 40
Ayat (1) yang berbunyi: “Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit
92
Perpustakaan Unika
asas hukum meliputi: 3 hubungan yaitu: hubungan aktif pasif yaitu: pasien tidak
hubungan kerjasama terpimpin yaitu: pasien sakit tetapi sadar sehingga meminta
pertolongan dokter serta bersedia untuk bekerjasama dengan dokter, dan yang
keputusan.
pada Bab II Pasal 2, dengan demikian secara hukum, asas-asas tentang praktek
kedokteran atau kedokteran gigi tersebut telah menjadi hukum positif bagi dokter
nasibnya sendiri. Asas murah hati yaitu: menekankan kepada para pemegang
atau masyarakat agar mengutakan sikap murah hati ini. Asas tidak menyakiti
yaitu: sejauh mana dalam upaya melakukan pelayanan kesehatan atau tindakan
medis kepada pasiennya, sejauh mungkin menghindarkan rasa sakit dari sang
Asas kesetiaan adalah: dokter harus dapat dipercaya dan setia terhadap amanah
yang diberikan pasien kepadanya, dan terkahir adalah asas kejujuran yaitu:
pasien harus jujur menceritakan riwayat sakitnya, demikian juga dokter harus
93
Perpustakaan Unika
adalah dimana pelaksanaan pelayanan kesehatan harus sinkron antara visi dan
pimpinan Rumah Sakit bagi roda pelayanan kesehatan di Rumah Sakit tersebut.
profesi maupun hukum dan kepentingan baik pasien maupun pelaku pemberi
bagi Rumah Sakit itu diharapkan dalam memberikan pelayanan kesehatan ini
paling tidak melakukannya dalam standar minimal yang harus dicapai, tetapi
penting.
94
Perpustakaan Unika
pelayanan Rumah Sakit terlihat dari standar akreditasi , dimana hal-hal yang
terhadap mutu pelayanan di Rumah Sakit yang dapat terjamin dan terus
pengendalian mutu di Rumah Sakit itu sehingga seluruh milik Rumah Sakit,
mutunya sesuai dengan hasil evaluasi dan pengendalian mutu. Jika ternyata hal
ini tidak mencerminkan kegiatan penjaminan mutu maka nilai dari akreditasi akan
tidak tinggi sehingga jelas sekali terlihat hubungan antara akreditasi dengan
95
Perpustakaan Unika
Dilihat secara yuridis status Rumah Sakit bukan badan hukum, tetapi
96
Perpustakaan Unika
badan hukum). 77
korporasi adalah orang (manusia) atau natural person dan badan hukum atau
legal person.78
sesuatu yang terjadi di dalam Rumah Sakit. Sebab dalam suatu organisasi harus
pengawasan yang melekat terhadap sikap serta tindakan para tenaga mediknya.
Di samping itu dalam suatu Rumah Sakit terdapat banyak hal yang harus
pengobatan.79
pelaksanaan tugasnya dari kepala Rumah Sakit. Menurut Guwandhi dalam garis
besar tanggung jawab di Rumah Sakit apabila ditinjau dari sudut pelakunya
77
P. Lindawaty.S.Sewu, Tinjauan Yuridis Terhadap Persetujuan Tindakan Medik
(Informed Consent) dalam Pembedahan Dihubungkan dengan Tanggung jawab
Rumah Sakit Berdasarkan Ketentuan Buku III K.U.H. Perdata (Skripsi), Faklutas
Hukum Unpad,, Bandung, 1994, hlm. 49.
78
Syahrul Machmud, Penegakkan Hukum dan Perlindungan Hukum Bagi Dokter
yang diduga Melakukan MedikaMalpraktek, Mandar maju, Bandung , 2008, hlm. 95
79
P. Lindawaty.S.Sewu, Loc. Cit., hlm. 51
80
J. Guwandi, Dokter dan Rumah Sakit, Balai penerbit fakultas kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta, 1991, hlm. 34
97
Perpustakaan Unika
dokter,
masing perawat.
Jika ditinjau dari sudut Rumah Sakit, maka tanggungjawab Rumah Sakit
dikatakan bahwa :
81
Ibid, hlm. 35
98
Perpustakaan Unika
99
Perpustakaan Unika
sarana kesehatan mulai dari Puskesmas sampai dengan Rumah Sakit dengan
segala tipe, di setiap wilayah di seluruh tanah air. Disamping itu dengan
yang mewabah ataupun banyak terjadi seperti DHF, kepada penderita yang
100
Perpustakaan Unika
Seperti yang telah dijelaskan di atas mengenai hak pasien yang telah
hal mendapatkan informasi baik mengenai tata tertib yang berlaku di Rumah
penjaminan mutu dan pelayanan yang professional serta efektif dan efisien.
pendapat lain dari dokter lain baik di dalam Rumah Sakit itu maupun di luar
disamping hak pasien untuk tindakan yang diterimanya yang terwujud dari surat
101
Perpustakaan Unika
bidang tersebut.
profesional.
102
Perpustakaan Unika
6. Upaya-Upaya hukum
Rumah Sakit seperti yang tercantum di dalam UU Rumah Sakit pada Pasal 40
pelanggaranan.
82
P. Lindawaty.S. Sewu,Op. Cit., hlm. 54
103
Perpustakaan Unika
pengakuan dan penghargaan kepada Rumah Sakit yang telah mencapai tingkat
jaminan kepada petugas Rumah Sakit bahwa semua fasilitas, tenaga, dan
Jadi bila tujuan akreditasi terpenuhi maka terpenuhi pula perlindungan hukum
bagi pasien
104
Perpustakaan Unika
Sakit, serta pelayanan sterilisasi semua itu dalam upaya memberikan hak-hak
Selain itu kegiatan lainnya yang mendukung seperti rekam medis; kamar
yang menjadi prioritas ketentuan akreditasi yang dimaksud. Bila seluruh standar
selaku konsumen dari Rumah Sakit tersebut ? Ketimpangan yang ada adalah :
Banyak Rumah Sakit yang belum terakreditasi namun telah menunjukkan bukti
dapat melakukan pelayanan yang baik dilihat dari animo masyarakat terhadap
keberadaan Rumah Sakit tersebut yang telah memenuhi BOR Rumah Sakit yang
cukup tinggi, atau secara umum dapat dikatakan Rumah Sakit tersebut masih
Rumah Sakit bahwa Tata kelola klinis yang baik adalah penerapan fungsi
manajemen klinis meliputi kemampuan klinik, audit klinik, data klinis, resiko klinis
105
Perpustakaan Unika
Oleh karena itu, akreditasi Rumah Sakit wajib dilaksanakan pada setiap
Bila hal ini memang dapat menjamin perlindungan hukum kepada pasien
Bab II dan hal-hal yang berkaitan dengan perlindungan hukum bagi pasien pada
Bab III, untuk membuktikan tentang benar tidaknya, apakah ada hubungan
yang berdasarkan pada standar yang ada dimana standar dikembangkan oleh
tertuang dalam asas otonom, pilihan pasien, hak-hak pasien, asas tidak
menyakiti, keadilan bagi pasien, kesetiaaan, kejujuran semua itu masuk di dalam
106
Perpustakaan Unika
kepada kepentingan pasien semata, dimana semua itu menjadi kewajiban setiap
dipertanggungjawabkan.
dan penghargaan kepada Rumah Sakit yang telah mencapai tingkat pelayanan
lainnya yaitu memberikan jaminan kepada petugas Rumah Sakit bahwa semua
Hal ini jelas menggambarkan bahwa akreditasi dengan tujuan khususnya itu
kepuasan kepada pasien dan masyarakat behwa pelayanan yang diberikan oleh
Sakit seperti yang telah diuraikan di atas memang telah memenuhi perlindungan
hukum kepada pasien, karena sebuah standar yang dibutuhkan atau ditetapkan
107
Perpustakaan Unika
pasien terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu dan profesional serta dapat
pasien.
ketentuan, yang berisi uraian tentang kerangka pemikiran yang telah membahas
mengenai tinjauan umum tentang Rumah Sakit, yang didalamnya terbagi dalam
pengertian dan karanteristik Rumah Sakit, tugas dan fungsi serta klasifikasi
Rumah Sakit.
dan pengertian akreditasi Rumah Sakit, tujuan dan manfaat serta fungsi
internal akreditasi Rumah Sakit yang meliputi: pengertian dan dasar hukum
Rumah Sakit, serta materi muatan ketentuan akreditasi Rumah Sakit tersebut
dikaitkan dengan kepastian hukum, dimana hal ini diuraikan tentang manusia,
masyarakat dan pasien, hak-hak pasien serta kewajiban Rumah Sakit, dimana
kaedah hukum dan ketertibannya diuraikan termasuk tujuan dan fungsi hukum,
108
Perpustakaan Unika
adalah suatu hal yang sangat penting, sehingga butir-butir di dalam ketentuan ini,
tidak pernah lepas bagi terpenuhinya keselamatan pasien dengan jaminan mutu
memenuhi standar minimal penjaminan mutu pelayanan Rumah Sakit, baik dari
Sakit demi keselamatan pasien ini, telah menjamin pula perlindungan hukum
bagi pasien, karena di dalam akreditasi ini perlu dilakukan segala sesuatu yang
2009 tentang Rumah Sakit, telah dituangkan dalam ketentuan akreditasi Rumah
Sakit, dimana pelaksanaan akreditasi ini, wajib dilaksanakan oleh Rumah Sakit
109
Perpustakaan Unika
Sakit dengan perlindungan hukum bagi pasien, menjadi hal yang telah
Maka jika ada Rumah Sakit yang telah melaksanakan akreditasi dengan
ketentuan yang berlaku di dalamnya maka Rumah Sakit itu telah melaksanakan
kegiatan berupa :
keselamatan pasien ini harus dimiliki oleh Rumah Sakit yang ingin
110
Perpustakaan Unika
sarana yang ada yang harus dimiliki oleh Rumah Sakit tersebut.
dipersulit
E. PENUTUP
Rumah Sakit menjelaskan bahwa pasien telah terlindungi secara hukum karena
111
Perpustakaan Unika
hal-hal yang berkaitan dengan akreditasi Rumah Sakit harus dilaksanakan oleh
yang pasti dan erat bahwa ketentuan akreditasi Rumah Sakit telah memberikan
penyandang hak atau pihak yang berhak (rakyat), penanggung jawab hak atau
pihak yang berwajib karena suatu hak (negara) HAM adalah klaim dari rakyat
atau warga negara terhadap negaranya supaya dipenuhinya apa yang menjadi
sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan
Kesehatan yang mengatur tentang hak hak pasien terhadap dirinya dari
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada Bab III Pasal 4 adalah: “Setiap
Seperti juga yang tercantum pada Pasal 2 yang mengatur tentang asas
sangat dekat dengan perlakukan yang wajib dan tidak dapat ditawar lagi.
112
Perpustakaan Unika
BAB V
A. KESIMPULAN
penelitian tesis ini dapat ditarik beberapa kekesimpulan, yaitu sebagai berikut:
Sakit yang semula bersifat sukarela menjadi wajib. Hal ini sesuai
113
Perpustakaan Unika
yang dimaksudkan.
aman. Semua ini harus diatur dan dapat dibaca oleh masyarakat
114
Perpustakaan Unika
manusia.
Rumah Sakit berkaitan dengan Rumah Sakit itu sendiri maupun penggunanya
Sakit dengan perlindungan hukum bagi pasien, menjadi hal yang telah
pasien, dapat ditarik kekesimpulan, yakni jika ketentuan akreditasi Rumah Sakit
mutu dan keselamatan pasien yang tertuang dalam ketentuan akreditasi Rumah
Sakit.
115
Perpustakaan Unika
dan pelayanan yang mudah tanpa dipersulit . Perlindungan hukum bagi pasien ini
Rumah Sakit yang telah terbit pada Tahun 2009 yang lalu.
terlihat dari standar akreditasi. Dimana hal-hal yang berkaitan dengan pelayanan
di Rumah Sakit yang dapat terjamin dan terus berkembang sesuai dengan
Demikian juga jika kita melihat dari sudut tujuan umum akreditasi yaitu :
Sakit yang telah mencapai tingkat pelayanan kesehatan sesuai dengan standar
yang ditetapkan; dan Memberikan jaminan kepada petugas Rumah Sakit bahwa
sebaik mungkin. Jadi bila tujuan akreditasi terpenuhi maka terpenuhi pula
116
Perpustakaan Unika
Sakit, serta pelayanan sterilisasi semua itu dalam upaya memberikan hak-hak
bencana yang menjadi prioritas ketentuan akreditasi yang dimaksud. Bila seluruh
yang harus dipenuhi oleh Rumah Sakit tersebut. Sarana dan prasarana yang
menunjang keselamatan pasien ini harus dimiliki oleh Rumah Sakit yang ingin
yang harus dipenuhi oleh Rumah Sakit tersebut salah satunya harus memberikan
kepuasan kepada pasien dengan adanya evaluasi yang dilakukan oleh pihak
117
Perpustakaan Unika
dan harus memiliki bukti secara tertulis bahwa ilmu yang dimilikinya senantiasa
tenaga SDM memiliki sertifikat yang sesuai dengan profesinya baik tenaga
medis, paramedis maupun tenaga penungjang kesehatan lainnya, hal ini tentu
peralatan sarana dan pra sarana yang ada yang harus dimiliki oleh Rumah Sakit
tersebut.
dan terjamin dari kerusakan dan kehilangan dokumen rekam medis, hal ini
menunjukkan bahwa pasien dapat terjamin terlayani dengan baik, cepat dan
tidak dipersulit
B. SARAN
dalam Bab IV, maka dalam penelitian tesis ini dapat disarankan beberapa hal,
118
Perpustakaan Unika
119
Perpustakaan Unika
berdasarkan profesionalitas.
120
Perpustakaan Unika
DAFTAR PUSTAKA
Buku-Buku:
Azrul Azwar, Menjaga Mutu Pelayanan Medis, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta,
1996.
121
Perpustakaan Unika
H. Hadari Nawawi & H.M. Martini Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial.
Gadjah Mada Unversity Press, Yogyakarta, 1995.
Komisi Akreditasi Rumah Sakit, Buku Kerja Untuk Suveyor Akreditasi Rumah
Sakit. Depkes RI, Jakarta, 2007.
122
Perpustakaan Unika
Titon Slamet Kurnia, Hak atas Derajat Kesehatan Optimal sebagai HAM di
Indonesia. PT Alumni , Bandung, 2007.
Perundang-undangan/Peraturan-Peraturan:
123
Perpustakaan Unika
124