Anda di halaman 1dari 5

1.

Prinsip Staffing

2. Prinsip Directing

3. Prinsip Coordinating

a. Prinsip-Prinsip Staffing

Prinsip Staffing oleh McFarland (1974) seperti berikut:

1. Principle of the purpose of Staffing

Menjadi personil yang mampu dan ingin melanjutkan peran organisasi adalah

tujuan utama dari staf manajerial. Hal ini membuktikan bahwa kurangnya

kualitas menyebabkan adanya kegagalan.

2. Principle of Staffing

Kualitas manajerial tergantung pada kejelasan mendefinisikan peran organisasi

dan kebutuhan manusia, metode yang baik dari penilaian manajerial dan

pelatihan yang diberikan kepada karyawan.

3. Principle of job definition

Identifikasi yang tepat dari hasil manajerial yang dibutuhkan untuk

menentukan besarnya posisi mereka. Perang orang dalam organisasi memiliki

berbagai fitur, seperti gaji, status, kekuasaan, arah dan kemungkinan prestasi

yang membuat manajer agar bisa berfungsi dengan baik

4. Principle of Open Competition

Dorongan kompetisi terbuka antara kandidat untuk posisi manajemen

sepenuhnya tergantung dari perusahaannya. Banyak perusahaan telah memilih


manajer dengan kemampuan memadai. Kandidat yang baik yang dapat dipilih

dari luar harus lebih disukai daripada mempromosikan kandidat dalam

perusahaan karena tekanan sosial. Prinsip ini dapat digunakan agar perusahaan

mengevaluasi karyawannya dengan menyediakan peluang untuk pertumbuhan.

5. Principle of Management Training and Development

Penting untuk mengintegrasikan pelatihan manajerial agar tercapai program

dan kegiatan pembangunan yang efektif. Menurut pendekatan sistem, fungsi

manajerial, tujuan dari perusahaan dan persyaratan profesional manajer

berkorelasi dengan upaya pelatihan dan pertumbuhan.

6. Principle of Training Objectives

Tujuan pelatihan harus dinyatakan dengan benar untuk mencapai hal yang

diinginkan. Analisis kebutuhan pelatihan diperlukan untuk membantu

efektivitas sebagai dasar untuk memberikan arah untuk pembangunan. Prinsip

ini berfokus pada pentingnya pelatihan untuk kebutuhan perusahaan dan

pengembangan individu.

7. Principles of Ongoing Development

Manajer harus berlatih dalam hal pengembangan diri sebagai proses yang

berkelanjutan untuk memenuhi komitmen perusahaan terhadap keunggulan

manajemen. Manajer harus terus menerus belajar di hari lingkungan yang

kompetitif. Pengetahuan dan pendekatan manajerial harus terus diperbarui dan

harus ditingkatkan untuk mendapatkan hasil yang positif dalam suatu

perusahaan.
Prinsip Directing

Prinsip dari directing akan sangat berguna bagi manajer. Prinsip directing

menurut Veerabhadrappa Havinal (2009):

1) Harmony of objectives

Individu dan kelompok memiliki tujuan masing-masing, dan manajemen harus bisa

mengkoordinasikan tujuan indivitu dan tujuan organisasi.

2) Unity of direction or command

Karyawan harus mendapat perintah hanya dari satu atasan saja, jika tidak, akan

terjadi kebingungan antar karyawan dan akan menyebabkan kekacauan.

3) Direct supervision

Manajer harus bisa berhubungan langsung dengan bawahan mereka. Komunikasi

secara langsung seperti tatap muka dan melakukan kontak fisik dengan bawahan

dapat mematikan arahan yang diberikan berhasil atau dapat diterima dengan baik.

4) Effective communication

Atasan harus memastikan bahwa rencana, kebijakan, tanggung jawab dan perintah

dipahami oleh bawahan dengan arahan yang benar.

5) Follow through

Manajer harus memberikan arahan secara terus menerus, dan bahawah harus

mengikti perintah dari atasannya. Manajemen harus memperhatikan apakah


bawahan mengikuti perintah dan apakah mereka menghadapi kesulitan dalam

melakukan perintah atau instruksi.

Prinsip Coordinating

Prinsip koordinasi lain menurut Mary Follet (2013) dalam studi manajemen klasik

terdapat empat prinsip, yaitu:

1. Early Stage

Proses koordinasi harus dilakukan pada tahap awal proses manajerial. Koordinasi

harus dimulai sejak proses perencanaan sehingga dapat menghasilkan perencanaan

dan implementasi yang baik. Jika koordinasi selalu dilakukan di awal maka semua

fungsi manajemen yaitu planning, organizing, actuating, dan controlling dapat

terlaksana dengan baik. Proses koordinasi yang baik dapat membuat tujuan

organisasi dapat dicapai dengan lebih mudah dan cepat.

2. Continuity

Koordinasi merupakan sebuah proses yang berkelanjutan atau berkesinambungan.

Proses koordinasi dimulai sejak membentuk organisasi sampai organisasi tersebut

berjalan.

3. Direct contact

Proses koordinasi dapat berjalan dengan baik karena adanya komunikasi langsung

antara anggota organisasi. Seluruh manajer harus mampu berkomunikasi langsung

dengan baik dengan bawahannya sehingga tercipta hubungan yang baik. Kontak

langsung ini sangat penting untuk menghindari kesalahpahaman dan perselisihan

antara manajer dan anggota organisasi lainnya, sehingga manajer dapat

mengkoordinasi berbagai aktivitas anggotanya secara efektif dan efisien.


4. Reciprocal relation

Semua faktor dalam organisasi saling bergantung dan berhubungan. Setiap

keputusan dan tindakan seseorang di dalam organisasi akan mempengaruhi situasi

keseluruhan organisasi. Oleh karena itu, sebelum mengambil keputusan atau

melakukan tindakan harus mempertimbangkan efek yang muncul pada orang lain

atau departemen lain apabila keputusan atau tindakan tersebut diterapkan.

Harapannya manajer atau anggota lainnya mengambil keputusan atau tindakan

sepihak, sehingga koordinasi dapat dilakukan dengan lebih mudah.

Dapus:

Follet, Mary Parker. 2013. Freedom and Co-ordination (RLE: Organizations): Lectures

in Business Organization. USA dan Canada: Routledge.

Anda mungkin juga menyukai