2011-2-00282-SP Bab4001 PDF
2011-2-00282-SP Bab4001 PDF
4.1 Pendahuluan
Untuk dapat melakukan proses perhitungan antara korelasi beban vertikal dengan
penurunan yang terjadi pada pondasi tiang sehingga akan mendapatkan prameter yang
lebih akurat pada lapangan dapat digunakan dengan bantuan program Plaxis.
Model tanah yang digunakan adalah model Hardening Soil dengan analisis
axisymetric. Hal ini dilakukan karena didalam perhitungan program Plaxis, model
Hardening Soil merupakan pemodelan tingkat lanjut dalam penyelidikan tanah dimana
model ini membutuhkan parameter yang lebih lengkap dibandingkan model Mohr
Culoumb khususnya pada parameter kekakuan tanah yaitu : E50, Eur, dan Eoed, dimana Eur
merupakan kekakuan tanah pada saat terjadi pemberian beban dan pengurangan beban
loading maka tanah akan mengalami pembebanan dan pengurangan beban (loading-
unloading), sedangkan parameter lainnya seperti : angka Poisson (), kohesi (c), sudut
geser ( ) dan sudut dilatansi (ψ) yang merupakan parameter umum yang sudah ada pada
model Mohr Coulomb. Mengingat bentuk dari pondasi tiang berbentuk silinder yang
padat (radial), maka sesuai dengan petunjuk manual dari program Plaxis, digunakan
model Axisymetri.
54
55
pembebanan (loading test) di lapangan, yang sudah dihitung dan di tabelkan oleh
konsultan tanah.
4.2 Metodologi dan Pembahasan dalam Mencari Nilai Kekakuan Tanah (E)
Setiap tiang pondasi yang diselidiki tertanam pada tanah yang terdiri dari
beberapa lapisan, dimana jenis dan parameter-parameter tanahnya juga berbeda. Pada
penelitian kali ini, dilakukan idealisasi pada parameter tanah yang di dapatkan dari
pengeboran dalam mencari nilai N SPT. Dan dari beberapa proyek, untuk data tanah
parameter tanah yang telah di uji, yaitu titik bore hole terdekat dari titik tiang pondasi.
yang diperlukan program Plaxis, yaitu data : siklus pembebanan loading test, tiang
pancang dan deskripsi dan parameter tanah hasil pengujian laboratorium setiap lapisan
Deskripsi dan parameter tanah hasil N SPT dan pengujian dari laboratorium ini
didapatkan dari penyelidikan maupun penelitian tanah yang dilaksanakan oleh konsultan
tanah. Untuk mendapatkan parameter tanah yang tidak diujikan oleh konsultan tanah
sebagai data masukan pada program Plaxis maka dilakukan korelasi antara parameter
tanah lainnya yang diambil dari parameter lainnya yang diambil dari buku referensi teori
mekanika tanah, di bawah ini, adalah proyek Tangerang City dengan kode Pile TC TP-2
sebagai contoh dari metode yang dilakukan untuk mendapatkan nilai dari Kekakuan
Tanah yang akan di korelasikan dengan nilai N SPT yang telah dikoreksi :
56
Di bawah ini adalah grafik nilai N SPT dengan kedalaman dan juga data
pondasi tiang dengan beban kerja dan beban tes pada pondasi tersebut.
Silty Clay
TC-TP-2
Bored Pile
Diameter 0,8 m
Beban kerja 380
ton
Beban Tes 760 ton
Very
Dense
Sand
Silty
Clay
Gambar 4.1Grafik N SPT vs Kedalaman dengan Idealisasi Lapisan tanah dan Data
Bored Pile
57
pada data tanah yang telah diuji di laboratorium, tetapi karena uji labratorium
dilakukan koreksi nilai kohesi (c) dengan nilai N SPT, yang di dapatkan dari
tabel Bowles.
Sejarah
Konsistensi Pukulan/ft Kohesi (kPa) Keterangan
Konsolidasi
Sangat Konsolidasi Sangat mudah di tekan
0-2 <12
Lunak Normal dengan jari
Konsolidasi 18,2 sampai Mudah di tekan dengan
Lunak 3-5
Normal 30,2 jari
Konsolidasi
Sedang 6-9 36 sampai 54,1 Dapat berbentuk bola
Normal
Konsolidasi
Normal sampai
konsolidasi 59,9 sampai Sulit di bentuk dengan
Keras 10-16
berlebih 95,8 tangan
dengan rasio 2-
3
Sangat Konsolidasi 102 sampai sangat sulit di bentuk
17-30
keras berlebih 179,6 dengan tangan
Konsolidasi Hampir tidak mungkin
Hard >30 > 179,6
sangat berlebih dibentuk oleh tangan
Sumber :Helical Screw Foundation System Design Manual for New Construction
Untuk mendapatkan nilai kuat geser dalam pada tanah lempung maupun tanah
pasir, dilakukan dengan korelasi terhadap nilai N SPT dengan tabel dibawah ini.
58
Dalam masukkan data untuk berat jenis tanah γsat dan γunsat, didapatkan dari
γtotal vs Kedalaman
γ total
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
0
2
4
6
8
10 16 kN/m3
12
14
16
18
20
Kedalaman (meter)
22
24
26
28 3
30 19 kN/m
32
34
36
38
40
3
42 16 kN/m
44
46
48
50
52
54
56
58
60
nilai N SPT, sebagai contoh, untuk nilai E50 pada proyek Tangerang City
SPT. Untuk nilai Eoed dan E ur mengikuti manual Plaxis v8, yaitu untuk Eoed
dapat dikalikan dengan E50 dengan rasio sebesar 1-1,3 E50, sedangkan untuk
Eur dapat dikalikan dengan E50 dengan rasio sebesar 3-5 atau dapat
dimasukkan data input sesuai dengan hasil konsolidasi, yaitu Cc dan Cs pada
program Plaxis.
efektif tertentu kepada tegangan efektif sebesar 1 kg/cm2 (GOUW, 1995), dan
Dimana :
CN =
Dengan rumus diatas, maka hasil dari N SPT yang telah dikoreksi menjadi N160
dan kemudian di idealisasi kembali dapat di lihat pada grafik di bawah ini.
61
N160 vs Kedalaman
Nilai N160
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
0
2
4 N160 = 25
6
8
10
12
14
16
18
20
22
24
Kedalaman (meter)
26
28
30
N160 = 40
32
34
36
38
40
42
44
46
N160 = 30
48
50
52
54
56
58
60
DB1 DB2 DB3 DB4 DB5 DB6 DB7
Dalam mendapatkan nilai dari angka Poisson dapat di lihat pada tabel di
bawah ini.
Dari hasil korelasi dan pengumpulan data tanah pada proyek Tangerang City
Tabel 4.3 Data Masukan pada Proyek Tangerang City Tiang TP-2
Very
Pondasi
Parameter Simbol Silty Clay Dense Silty Clay Satuan
Tiang
Sand
Simbol Jenis Tanah CH SP CH
Hardening Hardening Hardening Elastis
Model Material Model -
Soil Soil Soil Linier
Berat jenis tak jenuh γunsat 16 19 16 25 kN/m3
Berat jenis jenuh γsat 16 19 16 25 kN/m3
Permeabilitas k 1 1 1 0 m/hari
E50 56250 120000 70000 kN/m2
Kekakuan Eoed 73125 156000 910000 3E+07 kN/m2
Eur 196875 420000 245000 kN/m2
Power m 1 0,5 1
Angka Poisson 0,3 0,3 0,3 0,2
Kohesi Cref 30 0,1 100 kN/m2
o
Sudut Geser Dalam 22 42 25
Nilai N-SPT Nlap 35 50 35
Nilai N-SPT koreksi N160 25 40 30 40
Kedalaman 0-24 24-35 35-54 5,3-35 m
63
sesuai dengan standar ASTM D1143-81, maupun dengan standar yang sudah di uraikan
pada tinjauan pustaka. Pada Proyek Tangerang City ini, siklus pembebanan dapat di lihat
Tabel 4.4 Siklus pembebanan dan penurunan pada Proyek Tangerang City TP-2
Beban
Persentase Penurunan
200%
Beban (mm)
(Ton)
0% 0 0
25% 127,5 -0,59
50% 255 -1,56
25% 127,5 -1,02
0% 0 -0,07
50% 255 -1,63
75% 382,5 -2,66
100% 510 -3,79
75% 382,5 -3,15
50% 255 -2,32
0% 0 -0,27
50% 255 -1,86
100% 510 -3,91
125% 637,5 -5,2
150% 765 -6,9
125% 637,5 -6,62
100% 510 -6,01
50% 255 -3,88
0% 0 -1,27
50% 255 -3,15
100% 510 -5,47
150% 765 -7,72
175% 892,5 -9,53
200% 1020 -11,58
150% 765 -10,75
100% 510 -8,53
50% 255 -5,77
0% 0 -2,66
64
Dari siklus pembebanan dan hasil penurunan ini lah yang akan di cocokkan
dengan hasil yang di dapatkan di dalam program Plaxis dari data masukkan yang telah di
uraikan di atas.
Setelah data masukkan sudah tersedia, maka proses pemodelan dan perhitungan
dalam program Plaxis dapat di lanjutkan, di bawah ini adalah langkah-langkah dalam
Interface antara
pondasi dengan
Silty Clay
tanah
Pondasi Tiang bor
Silty Clay
pondasi tiang bor disesuaikan dengan konsdisi di lapangan. Berikut ini gambar
Setelah proses perhitungan selesai, maka didapatkan hasil kurva dari beban
Beban vs Penurunan
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100
0
-1
-2
-3
Penurunan (mm)
-4
-5
-6
-7
-8
-9
-10
-11
-12
-13
Beban (ton)
Gambar 4.7 Grafik Beban dengan Penurunan Hasil Perhitungan Program Plaxis
Setelah didapatkan hasil dari beban dan penurunan dari program Plaxis, maka
lapangan.
67
Beban vs Penurunan
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100
0
-1
-2
-3
Penurunan (mm)
-4
-5
-6
-7
-8
-9
-10
-11
-12
-13
Beban (ton)
Gambar 4.8 Grafik Perbandingan antara Tes Beban di lapangan dengan Hasil
Tabel 4.5 Perbandingan Tes Beban di Lapangan dengan Perhitungan Program Plaxis
Dari tabel 4.5 di atas, dapat ringkas pada penurunan pada saat beban maksimum dan
Tabel 4.6 Hasil Perbandingan Perhitungan Beban Maksimum Plaxis dengan Loading
Plaxis
Persentase
Keterangan Loading Test Hardening Perbedaan
(%)
No Soil
1 Beban Rencana (Load Design) 510 510 0
2 Beban Pengetesan (Test Load) 1020 1020 0
3 Penurunan Permanen (mm) 2,66 5,19 2,53 95%
Penurunan maksimal pada
4 beban maksimum (mm) 11,93 11,89 0,04 0,34%
mengkorelasikan antara nilai E50 dengan nilai N160 yang dapat di lihat
Gambar 4.9 Grafik Korelasi nilai E50 dengan N160 Pada TP-2 Proyek Tangerang City
Pada penelitian kali ini, terdapat 15 data yang telah di proses untuk mendapatkan
grafik perbandingan antara nilai kekakuan tanah (E50) dengan N160 yang baik, di bawah
ini hasil dari grafik perbandingan loading test dengan Plaxis akan di dampingkan dengan
Gambar 4.10 Grafik N SPT dan Grafik perbandingan Beban dengan Penurunan Tangerang City TP-3
71
-2
-6
-10
Penurunan (mm)
-14
-18
-22
-26
-30
Beban (Ton)
Gambar 4.11 Grafik N SPT dan Grafik perbandingan Beban dengan Penurunan Tangerang City D189
72
Penurunan (mm)
-10
-12
-14
-16
-18
-20
-22
-24
-26
Beban (ton)
Gambar 4.12 Grafik N SPT dan Grafik perbandingan Beban dengan Penurunan Ruko Blok G
73
Penurunan (mm)
-4
-5
-6
-7
-8
-9
-10
-11
Beban (ton)
Gambar 4.13 Grafik N SPT dan Grafik perbandingan Beban dengan Penurunan Tebet Dalam TP-1
74
-1
-2
-3
Penurunan (mm)
-4
-5
-6
-7
-8
-9
Beban (ton)
Gambar 4.14 Grafik N SPT dan Grafik perbandingan Beban dengan Penurunan Tebet Dalem TP-2
75
• Gandaria TP-3
Penurunan (mm)
-12
-14
-16
-18
-20
-22
-24
-26
-28
-30
-32
Beban (ton)
Gambar 4.15 Grafik N SPT dan Grafik perbandingan Beban dengan Penurunan Gandaria TP-3
76
• Gandaria TP-2
Penurunan (mm)
-12
-14
-16
-18
-20
-22
-24
-26
-28
-30
-32
Beban (ton)
Gambar 4.16 Grafik N SPT dan Grafik perbandingan Beban dengan Penurunan Gandaria TP-2
77
• Gandaria TP-4
Penurunan (mm)
-8
-9
-10
-11
-12
-13
-14
-15
-16
-17
-18
-19
-20
-21
Beban (ton)
Gambar 4.17 Grafik N SPT dan Grafik perbandingan Beban dengan Penurunan Gandaria TP-4
78
Penurunan (mm)
-5
-6
-7
-8
-9
-10
-11
-12
Beban (ton)
Gambar 4.18 Grafik N SPT dan Grafik perbandingan Beban dengan Penurunan The Peak BP-28
79
Gambar 4.19 Grafik N SPT dan Grafik perbandingan Beban dengan Penurunan The Peak BP-60
80
Gambar 4.20 Grafik N SPT dan Grafik perbandingan Beban dengan Penurunan The Peak BP-349
81
Gambar 4.21 Grafik N SPT dan Grafik perbandingan Beban dengan Penurunan The Peak BP-406
82
Penurunan (mm)
-4
-5
-6
-7
-8
-9
-10
Beban (ton)
Gambar 4.22 Grafik N SPT dan Grafik perbandingan Beban dengan Penurunan Plaza Indonesia TP-1
83
• Tangerang TP-7
Penurunan (mm)
-6
-8
-10
-12
-14
-16
-18
-20
Beban (ton)
Gambar 4.23 Grafik N SPT dan Grafik perbandingan Beban dengan Penurunan Tangerang TP-7
84
penurunan pondasi tiang pada program Plaxis pada hitung balik ini, maka dilakukan
pembuatan grafik yang membandingkan antara nilai E50 dengan nilai N SPT yang sudah
Gambar 4.24 Grafik hubungan antara E50 dengan N160 dari seluruh tiang pondasi yang
dianalisa
Setelah di klasifikasikan kedalam jenis tanah, maka dapat di lihat grafik E50
Gambar 4.25 Grafik hubungan antara E50 dengan N160 pada tanah lempung
Sedangkan untuk tanah pasir dapat dilihat pada gambar berikut ini .
Gambar 4.26 Grafik hubungan antara E50 dengan N160 pada tanah Pasir