2477
(Online)
Vol. 4
No. 1
Oktober
2015
LANTAI 5
6000
Percepatan (mm/detik2)
4500
3000
1500
0
-1500 0
10
20
30
40
50
60
-3000
BASE ISOLATION
TANPA BASE ISOLATION
-4500
-6000
Waktu (detik)
Diterbitkan oleh:
Vol. 4, No. 1, Oktober 2015 ISSN: 1907-4247 (Print), ISSN: 2477-4863 (Online)
Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober
Pembina:
Rektor UNSRI
Dekan Fakultas Teknik UNSRI
Penanggung Jawab:
Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil UNSRI
Ketua Jurusan Teknik Sipil UNSRI
Dewan Redaksi:
M. Baitullah Al Amin, ST, M.Eng.
Ir. Sarino, MSCE
Ir. Yakni Idris, M.Sc., MSCE
Dr. Saloma, ST, MT
Bimo Brata Adhitya, ST, MT
Yulindasari Sutejo, ST, M.Eng.
Mirka Pataras, ST, MT
Penyunting Ahli:
Prof. Dr. Ir. Anis Saggaff, MSCE (Universitas Sriwijaya)
Prof. Dr. Ir. Erika Buchari, M.Sc. (Universitas Sriwijaya)
Prof. Dr. Ir. R. Anwar Yamin, MT (Pusjatan Kementerian PU)
Dr. Ir. Gunawan Tanzil, M.Eng. (Universitas Sriwijaya)
Dr. Ir. Maulid M. Iqbal, MS. (Universitas Sriwijaya)
Dr. Ir. Dinar D. A. Puteranto, MSPJ (Universitas Sriwijaya)
Heni Fitriani, ST, MT, Ph.D. (Universitas Sriwijaya)
Redaksi Pelaksana:
Reni Yuniarti, SE
Agustini
Alamat Redaksi:
Program Studi Magister Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
Jl. Padang Selasa No. 524, Palembang, Sumatera Selatan (30139)
Telepon/Fax: (0711) 354222 ext. 113
Email: j_cantilever@ft.unsri.ac.id; jurnalcantilever@gmail.com
Alamat Website: http://cantilever.unsri.ac.id
Cantilever merupakan jurnal penelitian dan kajian teknik sipil yang menyajikan hasil-hasil penelitian di bidang
struktur, transportasi, pengembangan sumberdaya air, geoteknik, manajemen infrastruktur, dan rekayasa
lingkungan. Pertama kali diterbitkan pada tahun 2006. Redaksi mengundang para pakar, civitas akademika,
pemerhati, dan praktisi untuk mengirimkan makalahnya berupa naskah ilmiah yang belum pernah dipublikasikan
atau tidak sedang dalam proses publikasi di media cetak lain. Metode pengiriman naskah ilmiah dan petunjuk
penulisan bagi penulis dapat dibaca pada bagian dalam sampul belakang. Naskah yang masuk akan direview oleh
penyunting ahli dan selanjutnya diproses oleh dewan redaksi untuk diterbitkan. Redaksi berhak mengedit
redaksional naskah tanpa mengubah maksud dan artinya, serta isi tulisan bukan tanggung jawab redaksi.
Vol. 4, No. 1, Oktober 2015 ISSN : 1907-4247 (Print), ISSN : 2477-4863 (Online)
Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober
DAFTAR ISI
Hal.
ANALISIS DINAMIS SISTEM STRUKTUR DENGAN SKEMA MASSA KONSISTEN
(Binsar Hariandja)
STUDI PERILAKU BALOK KASTELA BENTANG PENDEK DENGAN VARIASI
DIMENSI LUBANG HEKSAGONAL MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA
(Ahmad Muhtarom)
16
7 13
14 19
20 26
27 33
34 41
ii
Vol. 4, No. 1, Oktober 2015, Halaman: 1 - 6, ISSN: 1907-4247 (Print), ISSN: 2477-4863 (Online)
Alamat Website: http://cantilever.unsri.ac.id
Abstract
The paper deals with frequency analysis of irreguler framed structures. The analysis used finite element method cast
in matrix formulation. Apart from frequency analysis of framed structures that assumed to be of frame with relative
rigid floor system, and the mass of structure is lumped at each floor, the analysis adopted consistent mass formulation.
To reduce structural degrees of freedom, static condensation and multi-point constraint algorithms where used. The
natural frequency resulted out of proposed analysis was then compared to that obtained by assuming rigid floor. The
difference was due to the different schemes used in the consideration of inertial mass forces.
Key Words: dynamic analysis, finite element method, multi-point constraints, static condensation, natural frequency.
1. PENDAHULUAN
Dalam konteks penerapan metoda numerik,
lazimnya analisis dilakukan dengan menggunakan
model diskrit sebagai representasi struktur yang
sebenarnya. Model diskrit disusun dengan
mengambil beberapa asumsi yang menyederhanakan
kerumitan geometri sistem struktur. Agar asumsi
yang diambil tidak menimbulkan deviasi yang tidak
bisa diterima dari pada solusi, model diskrit yang
digunakan diambil lebih halus. Sayangnya,
penghalusan model diskrit menimbulkan jumlah
derajat kebebasan yang semakin besar. Untuk
mengatasi hal ini, diambil beberapa teknik reduksi
jumlah derajat kebebasan, misalnya dengan
mengasumsikan suatu hubungan antar komponen
derajat kebebasan. Teknik ini lazim dinamakan
sebagai proses kondensasi.
Cara lain adalah dengan mengambil asumsi dari
pada medan perpindahan sistem struktur. Dalam
analisis sistem struktur berdinding geser terhadap
1
Hariandja, B. / Analisis Dinamis Sistem Struktur dengan Skema Massa Konsisten / Cantilever, Vol. 4, No. 1, Oktober 2015 (1 6)
U2
U2
P2
STRUKTUR
L3
L3
5
10
12
18
16
14
(1)
17
11
2
U2
15
13
20
19
2.
ANALISIS
SISTEM
PORTAL REGULER
P1
U1
2
U1
U1
dalam
mana
{ U1 , U 2 }
adalah
perpindahan
36EI
60EI
3 U M
L3
0 U&&1 M1 &&
1
+ 1
=
U (2)
36EI 36L
EI U2 0 M2 U&&2 M2 t
3
3
L
L
2
1
Hariandja, B. / Analisis Dinamis Sistem Struktur dengan Skema Massa Konsisten / Cantilever, Vol. 4, No. 1, Oktober 2015 (1 6)
[K ff ] [K fr ]{U f } {Pf }
=
[K ] [K ]
rr {U r } {Pr }
rf
3.
ANALISIS
SISTEM
STRUKTUR
DENGAN MODEL MASSA KONSISTEN
Dalam model massa yang konsisten seperti ini,
semua derajat kebebasan dianggap aktif dan
disertakan dalam persamaan keseimbangan struktur
seperti dalam Gambar 4. Untuk dapat memperhitungkan gaya-gaya akibat akselerasi tanah,
perletakan 1 dan 7 diberi derajat kebebasan
horisontal. Dengan demikian ada 20 derajat
kebebasan. Derajat kebebasan diatur sedemikian
[K ff ] [K fr ]{U&& f } {0}
[K ] [K ] && = (5)
rr {U r } {0}
rf
dan
U 20
merupakan derajat
{U&& } = PP
r
perpindahan
terkekang
(4)
{U r } . Vektor
19 &&
Ut
20
akselerasi
= {Pr }U&&t
(6)
ff
fr
(7)
[ ] [ ]{ }
K 1 K fs
= ff
U&&r (8)
[I ]
(9)
(10)
atau
0
0
N4 (x)
0
0
u(x) N1(x)
=
{u&&e} (11)
0
N
(
x
)
N
(
x
)
0
N
(
x
)
N
w
(
x
)
2
3
5
6 (x)
Hariandja, B. / Analisis Dinamis Sistem Struktur dengan Skema Massa Konsisten / Cantilever, Vol. 4, No. 1, Oktober 2015 (1 6)
ss
sr
s
sm
ss
sr
s
sm
[Krm ] [Krs ] [Krr ]{Ur } [Mrm ] [M rs ] [M rr ] {U&&r } {0}
(12)
(12)
{ }
{ }
&& {0}
[Kmm] [Kms]{Um} [Mmm] [Mms] U
m
[K ] [K ]{U } + [M ] [M ] && = (19)
ss s sm
ss Us {0}
sm
(13)
[me ] =
0
N1N1
0
0
N4N1
0
0
0 N1N4
0
0
N2N2 N2N3
0 N2N5 N2N6
N3N2 N3N3
0 N3N5 N3N6
{u&&e}mAdx
0
0 N4N4
0
0
N5N2 N5N3
0 N5N5 N5N6
N6N2 N6N3
0 N6N5 N6N6
(14)
dengan hasil
[K ]{U
'
mm
L / 3
0
m
e = 0
mA m/ 6
0
0
[ ]
0
0
2
13L / 35 11L / 210
2
3
11L / 210 L / 105
0
0
2
9L / 70 3L / 420
2
3
11L / 210 L / 140
0
0
2
9L / 70 11L / 210
2
3
L/ 6
0
[K ] = [K
[M ] = [M
'
mm
'
mm
'
} + [M mm
]{U&&m }= {0}
( 21)
] [K ms ][K ss ]1 [K sm ]
1
mm ] [M ms ][K ss ] [M sm ]
mm
(22)
(16)
dalam mana
(20)
(17)
i =1
Hariandja, B. / Analisis Dinamis Sistem Struktur dengan Skema Massa Konsisten / Cantilever, Vol. 4, No. 1, Oktober 2015 (1 6)
4. PENYUSUNAN PROGRAM
KOMPUTER
Suatu program paket komputer untuk analisis
dinamis sistem struktur yang telah dipaparkan dalam
Bab III, telah disusun dengan menggunakan bahasa
tinggi Fortran. Program tersebut disusun mampu
melakukan
perhitungan-perhitungan
analisis,
termasuk proses kondensasi statis [1] dan proses
kekangan multi titik [3] sebagai mana telah
diuraikan dalam Bab III tersebut.
Pertama, diatur urutan derajat kebebasan
menurut pola dalam Pers. (18) untuk mendapatkan
susunan dalam urutan {U m } , {U s } dan {U r } .
Analisis
I
1
II
2
Keterangan
portal 2 tingkat, reguler, lantai kaku
portal 2 tingkat, ireguler, lantai kaku
portal 2 tingkat, ireguler, model
konsisten
Analisis
I
II.1
II.2
5. STUDI KASUS
Hariandja, B. / Analisis Dinamis Sistem Struktur dengan Skema Massa Konsisten / Cantilever, Vol. 4, No. 1, Oktober 2015 (1 6)
3) Hariandja, B., 2015, Metoda Elemen Hingga, Penerbit
Teknik Sipil, Universitas Pancasila, Jakarta.
6. KESIMPULAN
Dari kaji banding hasil analisis yang dilakukan
dalam Bab 5, disimpulkan bahwa penyederhanaan
sistem struktur yang lazim diambil dalam analisis
dinamis sistem struktur portal, yang mengasumsikan
bahwa lantai per lantai adalah kaku, menghasilkan
ketelitian hasil analisis yang tergantung kepada
reguler tidaknya sistem struktur.
Untuk sistem struktur portal yang reguler,
pengandaian tersebut masih memberikan hasil yang
cukup baik. Namun, untuk struktur yang ireguler,
selain perpindahan yang bersifat simpangan ke
samping (side sway), muncul pula pola perpindahan
yang vertikal serta perpindahan rotasi titik-titk
simpul. Untuk kasus yang demikian ini, sebaiknya
digunakan model diskrit dan analisis yang
konsisten, sebagai mana telah dibahas dalam tulisan
ini.
Program yang telah disusun khusus untuk
analisis frekuensi dalam tulisan ini, siap
dikembangkan untuk digunakan dalam analisis
dinamis sistem struktur yang reguler maupun yang
tidak. Program tersebut telah dilengkapi dengan
algoritma kondensasi statis untuk mengurangi
derajat kebebasan sistem diskrit struktur, dan
dilengkapi pula dengan algoritma kekangan multi
titik untuk dapat memproses persamaan yang
mengkaitkan
hubungan
antar
komponen
perpindahan struktur.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyusunan program komputer yang dituliskan
dalam bahasa Fortran serta khusus diperuntukkan
bagi penelitian ini dibantu oleh Jeply Murdiaman,
pengetikan naskah serta penggambaran yang teliti
dilakukan oleh Setriwaldi. Untuk itu, penulis
menghaturkan banyak terima kasih.
REFERENSI
1) Paz, M., 1987, Dinamika Struktur: Teori dan Perhitungan,
alih bahasa oleh Manu, A.P., Penerbit Erlangga, Jakarta.
2) Hariandja, B., 1997, Analisis Struktur Berbentuk Rangka
Dalam Formulasi Matriks, Penerbit Aksara Hutasada,
Bandung.
Vol. 4,, No. 1, Oktober 2015, Halaman: 7 - 13, ISSN: 1907-4247 (Print), ISSN: 2477-4863
2477
(Online)
Alamat Website: http://cantilever.unsri.ac.id
Abstract
Modification technology of castellated beams of Wide Flange beam (I WF) are now varied, starting from addition
high beam variation so that moment of inertia larger than origin beam, until the hole dimension variation for the
aesthetic and mechanical-electrical
ical installations. In the castellated beams design should be noted weakening effect shear
forces and buckling due to the hole modified. This study was to determine the behavior of castellated beam with
hexagonal holes dimensional variations using the fini
finite
te element method. The method in this research is to create a
numerical model of the castellated beam 225x75x7x5 mm span of 1 meter with a hexagonal hole openings using the
finite element method are verified first by the results of an experimental model. G
Geometry,
eometry, material properties and
loading both models are the same. After the numerical model results closer to experimental model results, then made 9
other castellated beam numerical models with variations in the dimensions of the hexagonal holes. The results
res
showed
that the higher and the wider hole so the larger tensile stress and compressive stress. Deflection is proportional to tensile
stress and compressive stress. The smaller the ratio of the hole and holes number so the smaller the shear stress.
stress
Key Words: castellated beam, finite element method
1. PENDAHULUAN
Teknologi konstruksi menggunakan balok
kastela saat ini berkembang pesat, kelebihan
menggunakan balok kastela dibandingkan balok
baja profil I wide flange (WF) adalah momen inersia
nya menjadi lebih besar dikarenakan penambahan
tinggi balok tanpa menambah berat sendiri balok
sehingga kekakuan lenturnya menjadi lebih tinggi.
Kelebihan
elebihan kedua adalah sisi estetika dar
dari lubang
heksagonal hasil dari modifikasi, selain itu lubang
tersebut bisa dimanfaatkan sebagai tempat instalasi
mekanikal-elektrikal. Selain memiliki kelebihan
balok kastela juga memiliki kelemahan, yaitu
terhadap gaya
aya geser dan tekuk akibat lubang hasil
modifikasi tersebut.Untuk
Untuk mereduksi kelemahan
tersebut
diperlukan
batasan
batasan-batasan
dalam
memodifikasi balok kastela terutama perilaku balok
kastela akibat variasi dimensi lubang heksagona
heksagonal
hasil modifikasi.
Sistem pembuatan balok kastela adalah
pemotongan pada bagian badan balok baja I biasa
Muhtarom, A. / Studi Perilaku Balok Kastela Bentang Pendek / Cantilever, Vol. 4,, No. 1, Oktober 2015 (7 13)
2. TINJAUAN PUSTAKA
(1) Balok Kastela
Menurut Boyer (1964) bahwa balok kastela
berperilaku seperti Vierendeel Truss,, dimana pada
daerah tepi lubang heksagonal tersebut terjadi gaya
tarik dan ditepi lain terjadi gaya tekan, sehingga
deformasi yang terjadi seperti apa yang terjadi pada
truss. Analogi Vierendeel Truss tersebut dapat
dilihat pada Gambar 2 di bawah ini :
Muhtarom, A. / Studi Perilaku Balok Kastela Bentang Pendek / Cantilever, Vol. 4, No. 1, Oktober 2015 (7 13)
3. METODOLOGI
Secara umum metode penelitian ini dibagi tiga
tahap, yaitu :
1. Membuat satu model numeris balok kastela
dengan bukaan lubang heksagonal menggunakan
metode elemen hingga dengan bantuan perangkat
lunak ANSYS V.10. Hasil analisis model
tersebut berupa tegangan-tegangan, defleksi dan
beban ultimit yang terlebih dahulu diverifikasi
dengan hasil model eksperimen dengan geometri,
properties material dan setting pengujian yang
sama.
2. Setelah hasil keduanya konvergen kemudian
dibuat 9 model numeris lain dengan penampang,
bentang, propertis material dan setting
pembebanan yang sama menggunakan berbagai
variasi dimensi lubang heksagonal sesuai standar
dari produsen baja yang ada di pasaran.
3. Menganalisis perilaku hasil pemodelan berupa
tegangan tarik maksimum, tegangan tekan
maksimum, tegangan geser maksimum dan
defleksi maksimum.
Muhtarom, A. / Studi Perilaku Balok Kastela Bentang Pendek / Cantilever, Vol. 4, No. 1, Oktober 2015 (7 13)
Variasi 1
ds
dt
(mm)
(mm)
(mm)
(mm)
(mm)
(mm)
1*
154.00
35.50
38.50
44.66
166.32
1036.42
105.00
60.00
26.25
30.45
113.40
1046.85
105.00
60.00
31.50
36.75
136.50
987.00
105.00
60.00
42.00
42.00
168.00
1050.00
150.00
37.50
37.50
43.50
162.00
1009.50
150.00
37.50
45.00
52.50
195.00
1020.00
150.00
37.50
60.00
60.00
240.00
1020.00
195.00
15.00
48.75
56.55
210.60
1101.75
195.00
15.00
58.50
68.50
254.00
1074.50
10
195.00
15.00
78.00
78.00
312.00
1014.00
Variasi 2
Variasi 3
Variasi 4
Variasi 5
Variasi 6
10
Muhtarom, A. / Studi Perilaku Balok Kastela Bentang Pendek / Cantilever, Vol. 4, No. 1, Oktober 2015 (7 13)
Variasi 7
Variasi 8
Variasi 9
Pembahasan:
Dari perbandingan hasil model eksperimen
dengan model numeris diatas dapat dilihat bahwa
beban ultimit yang didapat dari kedua model sudah
mendekati yaitu, sebesar 140.5 kN dan 145 kN
dengan persentase selisih 3.20%. Begitu juga
dengan tegangan maksimum yang didapat yaitu,
sebesar 397 MPa dan 423 MPa dengan persentase
selisih 6.55%. Sedangkan pada defleksi yang terjadi
hasil yang didapatkan agak berbeda yaitu, 1.84 mm
pada model eksperimen dan 2.44 mm pada model
numeris dengan persentase selisih diatas 10% yaitu
32.61%. Perbedaan tersebut disebabkan oleh
terjadinya tekuk pada badan balok terlebih dahulu
(web buckling) karena perlemahan las yang tidak
sempurna pada sambungan web post sewaktu
modifikasi pembuatan balok kastela di awal. Pada
model numeris sambungan web post tersebut di
idealisasikan sebagai las sempurna sehingga tidak
terjadinya web buckling terlebih dahulu dan defleksi
yang terjadi lebih besar dari model eksperimen.
Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan
bahwa model numeris yang dibuat sudah mendekati
(konvergen) hasil model eksperimen. Dengan
demikian model numeris tersebut dapat digunakan
Variasi 10
Gambar 7. Sepuluh variasi dimensi lubang heksagonal
model numeris balok kastela
397.00
1.84
140.50
Numeris
selisih (%)
423.00
2.44
145.00
6.55
32.61
3.20
11
Muhtarom, A. / Studi Perilaku Balok Kastela Bentang Pendek / Cantilever, Vol. 4, No. 1, Oktober 2015 (7 13)
5. KESIMPULAN
(1) Kesimpulan
Bedasarkan hasil dan pembahasan di atas maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Model numerik hasil analisis metode elemen
hingga lebih kaku dibandingkan dengan model
eksperimen. Hal ini disebabkan pengelasan pada
model numeris di idealisasikan lebih sempurna
dibandingkan model eksperimen.
2. Bedasarkan studi variasi dimensi lubang
heksagonal didapatkan hasil bahwa semakin
tinggi lubang dan lebar lubang maka semakin
besar tegangan tarik dan tekan yang terjadi dan
nilai defleksi yang terjadi berbanding lurus
dengan nilai tegangan tarik dan tegangan tekan
tersebut.
3. Bedasarkan studi variasi dimensi lubang
heksagonal didapatkan hasil bahwa Semakin
kecil rasio lubang dan semakin sedikit jumlah
lubang yang dibuat maka semakin kecil tegangan
geser yang terjadi.
Variasi
tekan
geser
Defleksi
Rasio
Lubang
Jumlah
lubang
(MPa)
(MPa)
(MPa)
(mm)
(%)
(buah)
1*
381
423
340
2.44
25.89
478
459
451
3.89
18.86
379
403
329
2.61
17.21
478
486
327
3.63
15.92
524
529
334
3.51
22.82
577
583
338
4.00
20.39
356
358
192
2.53
16.73
704
724
436
5.09
26.50
446
449
190
2.85
21.85
10
567
550
196
3.27
14.22
Ket : * untuk verifikasi dengan hasil eksperimen
Variasi
(2) Rekomendasi
Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah
kualitas pengelasan dalam modifikasi pembuatan
balok kastela untuk model eksperimen harus
bermutu baik agar didapatkan hasil verifikasi
dengan model numeris menggunakan metode
elemen hingga lebih konvergen.
Pembahasan :
1. Semakin tinggi lubang maka semakin besar
tegangan tarik dan tekan yang terjadi. Ini bisa
terlihat pada variasi 5,6,8 dan 10.
2. Semakin lebar lubang maka semakin besar
tegangan tarik dan tekan yang terjadi. Ini bisa
terlihat pada variasi 5,6,8 dan 10.
3. Semakin dekat jarak antar 2 titik pembebanan
tehadap tengah bentang maka semakin besar
tegangan yang terjadi. Ini bisa terlihat pada
variasi 5,6,8, dan 10.
4. Semakin jauh jarak antar 2 titik pembebanan
terhadap bentang tengah maka defleksi yang
terjadi semakin kecil. Ini bisa terlihat pada
variasi 1,3,7 dan 9.
5. Defleksi yang terjadi berbanding lurus dengan
nilai tegangan tarik dan tegangan tekan yang
terjadi. Ini bisa terlihat pada variasi 2,4,5,6,8 dan
10.
6. Semakin kecil rasio lubang dan semakin sedikit
jumlah lubang yang dibuat maka semakin kecil
tegangan geser yang terjadi. Ini bisa terlihat pada
variasi 7,9 dan 10.
REFERENSI
1) Apriyatno, Henry, 2000, Pengaruh Rasio Tinggi dan Tebal
Badan Balok Castella Pada Kapasitas Lentur, Master
Thesis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
2) Blodgett. O.W., 1982., Design of Welded Structures, The James F. Lincoln Arc Welding Foundation, Vol. 14,
Cleveland, Ohio.
3) Boyer J.P., 1964, Castellated Beams-New Developments,
AISC National Engineering Conference, Omaha.
4) Dervinis, B., Kvedaras, A.K., 2008, Investigasi of Rational
Depth of Castellated Steel I-Beam, Journal of Civil
Engineering and Management, vol. 14. No. 3 pp 163-168.
5) Kerdal. D., Nethercott. D.A., 1984, Failure Modes of
Castellated Beams, Journal of Construction Steel Research
4, pp. 295-315.
6) Moaveni, Saeed., 2003, Finite Element Analysis : Theory
And Application With ANSYS, Pearson Education Inc., New
Jersey.
7) Muhtarom, A., 2012, Optimasi Dimensi Lubang
Heksagonal Balok Kastela Bentang Pendek Dengan Metode
Artificial Neural Network, Master Thesis, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta
8) Nakasone, Y., Yoshimoto, S., Stolarski T. A., 2006,
Engineering Analysis With ANSYS Software, Elsevier
Butterworth-Heinemann, Vol. 1, Burlington, UK.
9) Pirmoz, A., Daryan, A.S., 2008, Nonlinear Behavior of
Castellated Beams Subjected to Moment Gradient Loading,
Special Report, Civil Engineering Dept., Toosi University
of Technology.
12
Muhtarom, A. / Studi Perilaku Balok Kastela Bentang Pendek / Cantilever, Vol. 4, No. 1, Oktober 2015 (7 13)
10) Pradipta, D.A., 2012, Perilaku Geser Balok Komposit
Castellated Bukaan Heksagonal Dengan Selimut Mortar
Master Thesis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
11) Salmon, C.G., 1996, Struktur Baja Desain dan Perilaku,
Gramedia, Jakarta.
12) Showkati H., 2008, Lateral-Torsional Bucklingof
Castellated Beam, Iranian Journal of Science &
Technology, vol. 32, No. B2, pp 153-156.
13) Showkati H., Kohnehpooshi O., 2009, Numerical Modeling
and Struktur Behavior of Elastic Castellated Section,
European Journals of Scientific Research, Vol. 31. No. 2,
pp. 306-318.
14) Suhendro, Bambang, 2000, Metode Elemen Hingga dan
Aplikasinya, UGM, Yogyakarta.
15) Castellated Beam <http://www.macsteel.co.za > (March, 5,
2015).
16) Castellated Shape Honey Comb <http://www.grdsteel.com>
(March, 12, 2015).
13
Vol. 4, No. 1, Oktober 2015, Halaman: 14 - 19, ISSN: 1907-4247 (Print), ISSN: 2477-4863 (Online)
Alamat Website: http://cantilever.unsri.ac.id
Abstract
The soil plays an important role in a construction site. One type is the soft clay soil that has a value compressibility
and high water levels so low soil shear strength that reduce the bearing capacity of the soil. In this study conducted by
the method of soil improvement, soil stabilization using a mixture of urea fertilizer with percentage of 5 %, 10 %, and
15 % with a treatment period of 3 , 7, and 14 days with Triaxial test. Soft clay soil samples taken in the area around
UNSRI, Inderalaya, OI, South Sumatra. The test results of soil properties, 35.20 %; 2.53 Gs; PL 21.14 %; LL 42 %
and IP 20.86 %. According to the USCS, the soil categorized CL, while according to AASHTO, the soil is
categorized class A-7-6. Results of Triaxial testing , the value of cohesion (c) 5 % maximum on the addition of
urea fertilizer (14 days) is 1.138 kg /cm2 . While the value of shear angle () and shear strength () maximum on
the addition of 15 % urea fertilizer (3 days) of 26,42o and 3.93 kg /cm2 .
Key Words : Urea Fertilizer, Shear Strength, Triaxial, Soft Clay
1. PENDAHULUAN
Seperti yang diketahui, tanah berperan penting
pada suatu lokasi pekerjaan konstruksi sipil. Tanah
adalah pondasi pendukung suatu bangunan, atau
bahan konstruksi dari bangunan itu sendiri seperti
tanggul atau bendungan, atau sebagai penyebab
gaya luar pada bangunan, seperti tembok/dinding
penahan tanah. Jadi tanah selalu berperan pada
setiap pekerjaan teknik sipil (Suyono, S. & Kazuto,
N., 1983).
Tanah mempunyai sifat untuk meningkatkan
kepadatan dan kekuatan gesernya apabila mendapat
tekanan. Apabila beban yang bekerja pada tanah
pondasi telah melampaui daya dukung batasnya,
tegangan geser yang ditimbulkan di dalam tanah
14
Sutejo, Y., dkk. / Analisis Pengaruh Campuran Pupuk Urea / Cantilever, Vol. 4, No. 1, Oktober 2015 (14 19)
2. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam ilmu mekanika tanah yang disebut
tanah adalah semua endapan alam yang
berhubungan dengan teknik sipil, kecuali batuan
tetap (G. Djatmiko S., & S.J. Edy P., 1993).
Pada berbagai macam pekerjaan teknik sipil,
tanah berguna sebagai bahan bangunan. Jadi
seorang ahli teknik sipil harus juga mempelajari
sifat-sifat dasar dari tanah, seperti asal usulnya,
penyebaran
ukuran
butiran,
kemampuan
mengalirkan air, sifat pemampatan bila dibebani
(compressibility), kekuatan geser, kapasitas daya
dukung terhadap beban, dan lain-lain.
Beberapa sifat-sifat penting dari tanah dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Permeabilitas (permeability) Sifat ini untuk
mengukur/menentukan
kemampuan
tanah
dilewati air melalui pori-porinya. Sifat ini
penting dalam konstruksi bendung tanah urugan
(earth dam) dan persoalan drainase.
b. Konsolidasi (consolidation) Pada konsolidasi
dihitung dari perubahan isi pori tanah akibat
beban. Sifat ini dipergunakan untuk menghitung
penurunan (settlement) bangunan.
c. Tegangan Geser (shear strength) Untuk
15
Sutejo, Y., dkk. / Analisis Pengaruh Campuran Pupuk Urea / Cantilever, Vol. 4, No. 1, Oktober 2015 (14 19)
3. METODOLOGI
Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pengujian di Laboratorium
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Sriwijaya, Inderalaya. Pengambilan sampel tanah
lunak adalah pengambilan contoh tanah terganggu
(disturbed sample). Jenis tanah yang diambil yaitu
jenis tanah lempung lunak di daerah sekitar Kampus
Universitas Sriwijaya Inderalaya, Kabupaten Ogan
Ilir, Sumatera Selatan.
Pengujian soil properties yang dilakukan adalah
Pengujian Kadar Air (standar ASTM D-2216-90);
Pengujian Berat Jenis (Gs) Butiran Tanah (ASTM
D-854); Pengujian Atterberg Limit (ASTM D 42366 dan ASTM D 424-74); serta Pengujian Analisis
Saringan (ASTM D 421 dan ASTM D 422).
Pengujian pemadatan tanah dilakukan sebelumn
pengujian
uji
kuat
geser
Triaxial
UU
(Unconsolidated Undrained). Sebelum dilakukan
pemadatan tanah, terlebih dahulu tanah dicampur air
dengan persentase kadar air yang berbeda-beda dari
jumlah tanah yang akan diuji. Pengujian ini
dilakukan untuk mendapatkan kadar air optimum
sebelum dilakukan pengujian Triaxial UU. Sistem
pemadatan yang digunakan adalah standar proctor.
Pengujian dilakukan pada tiap variasi persentase
campuran pupuk urea (5 %, 10 %, dan 15 %) pada
tanah lempung lunak. Pada setiap variasi persentase
campuran pupuk urea terdapat 9 benda uji sehingga
jumlah benda uji sebanyak 27.
Setelah benda uji siap, benda uji selanjutnya
ditutup dengan plastik dan disimpan dalam
desikator sesuai waktu yang telah ditentukan yaitu 3
hari, 7 hari, dan 14 hari. Setelah 3 hari maka tanah
tersebut dapat diuji dengan pengujian Triaxial UU
selanjutnya untuk 7 hari dan 14 hari.
(1)
Sutejo, Y., dkk. / Analisis Pengaruh Campuran Pupuk Urea / Cantilever, Vol. 4, No. 1, Oktober 2015 (14 19)
Pemeriksaan Laboratorium
Kadar Air Asli (w, %)
35,20
84,90
72,65
42,00
21,14
20,86
2,53
Perbandingan nilai sudut geser untuk masingmasing persentase penambahan pupuk urea pada
setiap masa perawatan dapat dilihat pada gambar 4
dibawah ini.
Pada diagram batang dibawah ini, nilai sudut
geser
tanah maksimum pada
persentase
penambahan 15 % pupuk urea dengan masa
perawatan 3 hari yaitu 26,42o dengan persentase
kenaikan 76,84 %. Dan nilai sudut geser tanah
minimum pada persentase penambahan 5 % pupuk
urea dengan masa perawatan 7 hari yaitu 13,71o.
Sudut geser tanah merupakan salah satu parameter
dalam menentukan kestabilan tanah sehingga
semakin tinggi sudut geser suatu tanah maka
kondisi tanah tersebut semakin stabil.
Hasil
A-7-6
CL
Sutejo, Y., dkk. / Analisis Pengaruh Campuran Pupuk Urea / Cantilever, Vol. 4, No. 1, Oktober 2015 (14 19)
2.
a.
b.
c.
d.
REFERENSI
1) Antonius, Jonry. 2004. Pengaruh Penambahan 20 %,
25 %, 30 % Pupuk Urea Terhadap Kuat Geser Tanah
Lempung Ekspansif Dengan Pengujian Triaxial.
Skripsi. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Sriwijaya. Inderalaya.
2) Bowles, Joseph E. 1993. Sifat-ifat Fisis dan
Geoteknik Tanah: Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta.
3) Bowles, Joseph E, 1993, Analisa dan Disain Pondasi:
Jilid kedua: Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta.
4) Chen, F.H.1975. Foundation on Expansive Soil.
Development in Geotechnical Engineering 12,
Esevier Scientific Publishing Company, Amsterdam.
5) Das, M.B. 1988, Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip
Rekayasa Geoteknis), P.T. Gelora Aksara Pratama,
Surabaya.
6) G. Djatmiko S., dan S.J. Edy P., 1993, Mekanika
Tanah 1. Kanisius. Yogyakarta.
5. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian yang dilakukan dengan
sampel tanah lunak yang diambil di daerah kampus
UNSRI, OI, SUMSEL didapatkan kesimpulan
sebagai berikut :
1. Dari hasil pengujian sifat-sifat fisis tanah,
didapatkan kadar air tanah asli (w) 35,20 %, berat
jenis (Gs) 2,53, persentase butiran tanah lolos
saringan No. 200 adalah 72,65 % serta batas
18
Sutejo, Y., dkk. / Analisis Pengaruh Campuran Pupuk Urea / Cantilever, Vol. 4, No. 1, Oktober 2015 (14 19)
19
Vol. 4, No. 1, Oktober 2015, Halaman: 20 - 26, ISSN: 1907-4247 (Print), ISSN: 2477-4863 (Online)
Alamat Website: http://cantilever.unsri.ac.id
Abstract
This paper discussed the usage of base isolation in the form of leading rubber bearing which is applicated on steel
structure of five floor. The analysis is done on steel structure by using base isolation. It is compared with steel structure
without base isolation. The usage of base isolation on steel structure with loading earthquake can reduce response
structure either displacement, velocity or accelaration.
Key Words: base isolation, lead-rubber bearing.
1. PENDAHULUAN
Seiring perkembangan teknologi perencanaan
struktur tahan gempa, telah dikembangkan suatu
pendekatan desain alternatif untuk mengurangi
resiko kerusakan bangunan tahan gempa, dan
mampu mempertahankan integritas komponen
struktural dan non struktural terhadap gempa kuat.
Pendekatan desain ini bukan dengan cara
memperkuat struktur bangunan, tetapi dengan
mereduksi gaya gempa yang bekerja pada bangunan.
Sistem kontrol pada struktur terdiri dari sistem
kontrol pasif dan sistem kontrol aktif. Sistem
kontrol pasif bekerja tanpa menggunakan tambahan
energi luar, sehingga gaya kontrol hanya dapat
memberikan respon pada struktur dalam batasan
tertentu. Walaupun demikian, penggunaan sistem ini
masih diminati karena kemudahan pengerjaan dan
ketahanannya. Selain itu, penerapan sistem kontrol
pasif tidak beresiko menimbulkan kondisi yang
tidak stabil pada struktur. Sistem kontrol pasif
dibedakan atas sistem isolasi gempa (seismic
isolation system) seperti elastomeric bearings, lead
rubber bearings, sliding friction pendulum dan alat
penyerap energi mekanik (passive energy
dissipation devices) seperti tuned mass dampers,
tuned liquid dampers, metallic dampers, viscoelastic dampers, dan viscous fluid dampers.
Sedangkan sistem kontrol aktif bekerja
menggunakan tambahan energi luar, sehingga
20
Saloma / Analisis Struktur Rangka Baja Menggunakan Base Isolation / Cantilever, Vol. 4, No. 1, Oktober 2015 (20 26)
2. TINJAUAN PUSTAKA
(5)
m1
[M ] =
(4)
dimana:
ED = Energi dissipasi per cycle (luas kurva hysterisis
loop) yaitu E D = 4Q D D y
m2
0
M
mm L
sym
0
c n 1 + c n
0
0
O
k n 1 + k n
{&&x}
= {&&
x1 &&
x 2 K &&
x m K &&
x n 1 &&
xn }
21
L
O
{x& }
0
0
= {x1 x 2 K x m K x n 1 x n }
m n 1
0
0
m n
{ x}
c 2
0
c1 + c 2
c
+
c
0
2
3
O
M
c m + c m +1
[C ] =
sym
k 2
0
k1 + k 2
k
+
k
0
2
3
O
M
k m + k m +1
[K ] =
sym
dimana:
D = perpindahan maksimum yang terjadi pada
isolator
Q = kekuatan karakteristik
Effective damping didapat sebagai berikut:
ED
eff =
2 k eff D 2
0
0
c n
c n
0
0
k n
k n
Saloma / Analisis Struktur Rangka Baja Menggunakan Base Isolation / Cantilever, Vol. 4, No. 1, Oktober 2015 (20 26)
1,1
2,1
K
[ ] = m,1
K
n 1,1
n ,1
1,2
1,m
1,n 1
2,2
K
K
K
2,m
K
K
K
2,n 1
K
m,2
K
K
K
m,m
K
K
K
m,n 1
K
1,n
2,n
K
m,n
K
n 1,n
n ,n
Saloma / Analisis Struktur Rangka Baja Menggunakan Base Isolation / Cantilever, Vol. 4, No. 1, Oktober 2015 (20 26)
Tabel 1. Periode dan frekuensi struktur tanpa base isolation
Mode
Period
(detik)
Frequency
(Cyc/detik)
CircFreq
(rad/detik)
Eigen value
rad2/sec2
4.916
0.203
1.278
1.634
4.863
0.206
1.292
1.669
4.279
0.234
1.469
0.551
1.815
11.404
130
0.337
2.972
18.670
349
0.329
3.043
19.120
366
0.255
3.924
24.654
608
0.158
6.333
39.792
1583
0.103
9.678
60.807
3698
10
0.090
11.061
69.499
4830
11
0.076
13.108
82.360
6783
12
0.044
22.582
141.890
20132
1
2
Frequency
(Cyc/detik)
CircFreq
(rad/detik)
Eigen value
rad2/sec2
1.029
0.972
6.106
37.287
0.537
1.862
11.699
136.86
0.350
2.859
17.963
322.66
0.219
4.561
28.657
821.2
0.175
5.721
35.943
1291.9
0.165
6.048
38.002
1444.2
0.102
9.821
61.710
3808.1
0.086
11.636
73.113
5345.5
Mode
0.075
13.363
83.963
7049.7
10
0.069
14.574
91.573
8385.6
11
0.060
16.644
104.580
10936
12
0.028
35.248
221.470
49049
3
4
5
Maks
Min
-13.212
-123.302
-2000.426
Maks
17.064
237.404
2913.795
Min
-13.856
-231.747
-2929.471
Maks
45.917
378.779
2936.555
Min
-48.165
-351.017
-3318.336
Maks
54.266
423.474
2915.129
Min
-57.337
-383.501
-3419.486
Maks
58.111
463.945
3108.316
Min
-61.416
-417.244
-3570.214
1
2
3
Maks
Min
-33.793
-281.042
-3770.839
Maks
51.193
523.816
4599.961
Min
-41.569
-478.901
-4607.726
Maks
126.681
822.611
5423.085
Min
-126.136
-648.454
-3717.955
Maks
153.675
887.451
4680.351
Min
-148.617
-728.989
-4927.122
Maks
167.502
913.057
5479.828
Min
-160.681
-791.325
-5726.660
LANTAI 1
200
Displacements (mm)
150
100
50
0
-50
10
20
30
40
50
-100
BASE ISOLATION
-150
-200
Waktu (detik)
23
60
Saloma / Analisis Struktur Rangka Baja Menggunakan Base Isolation / Cantilever, Vol. 4, No. 1, Oktober 2015 (20 26)
LANTAI 2
800
100
600
50
0
-50
10
20
30
LANTAI 1
1,000
150
Kecepatan (mm/detik)
Displacements (mm)
200
40
50
60
-100
BASE ISOLATION
-150
400
200
0
-200 0
10
20
30
40
-600
Waktu (detik)
800
100
600
50
0
-50
10
20
30
LANTAI 2
1,000
150
Kecepatan (mm/detik)
Displacements (mm)
LANTAI 3
200
Waktu (detik)
-1,000
40
-100
50
60
BASE ISOLATION
400
200
0
-200 0
10
20
30
40
50
60
-400
-600
-150
60
BASE ISOLATION
-800
-200
50
-400
BASE ISOLATION
-800
Waktu (detik)
-200
LANTAI 4
200
-1,000
LANTAI 3
1,000
800
150
Kecepatan (mm/detik)
Displacements (mm)
600
100
50
0
-50
10
20
30
40
-100
-150
-200
50
60
-800
20
30
40
50
60
BASE ISOLATION
TANPA BASE ISOLATION
Waktu (detik)
-1,000
LANTAI 5
LANTAI 4
1,000
800
600
100
Kecepatan (mm/detik)
Displacements (mm)
10
-400
-600
150
50
0
0
10
20
30
-100
-150
-200
0
-200 0
-50
200
BASE ISOLATION
Waktu (detik)
200
400
40
50
60
400
200
0
-200 0
BASE ISOLATION
-600
-800
-1,000
Waktu (detik)
10
20
30
40
50
BASE ISOLATION
TANPA BASE ISOLATION
Waktu (detik)
24
60
-400
Saloma / Analisis Struktur Rangka Baja Menggunakan Base Isolation / Cantilever, Vol. 4, No. 1, Oktober 2015 (20 26)
LANTAI 4
LANTAI 5
1,000
6000
800
4500
Percepatan (mm/detik2)
Kecepatan (mm/detik)
600
400
200
0
-200 0
10
20
30
40
50
60
-400
-600
BASE ISOLATION
-800
3000
1500
0
-1500 0
10
20
30
40
50
60
-3000
BASE ISOLATION
-4500
-6000
Waktu (detik)
-1,000
Waktu (detik)
LANTAI 5
6000
4500
4500
Percepatan (mm/detik2)
Percepatan (mm/detik2)
LANTAI 1
6000
3000
1500
0
-1500 0
10
20
30
-3000
40
50
60
BASE ISOLATION
TANPA BASE ISOLATION
-4500
-6000
Percepatan (mm/detik2)
3000
1500
0
40
50
60
BASE ISOLATION
TANPA BASE ISOLATION
-4500
-6000
Waktu (detik)
LANTAI 3
6000
4500
Percepatan (mm/detik2)
30
40
50
60
-3000
BASE ISOLATION
TANPA BASE ISOLATION
4500
-3000
20
6000
30
10
Waktu (detik)
LANTAI 2
20
0
-1500 0
-6000
Waktu (detik)
10
1500
-4500
-1500 0
3000
3000
1500
0
-1500 0
10
20
30
40
50
60
-3000
BASE ISOLATION
-4500
-6000
Waktu (detik)
25
Saloma / Analisis Struktur Rangka Baja Menggunakan Base Isolation / Cantilever, Vol. 4, No. 1, Oktober 2015 (20 26)
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pemodelan dan analisis yang
dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penggunaan base isolator pada struktur rangka
baja yang dikenai beban gempa mampu
mereduksi respon struktur baik perpindahan,
kecepatan maupun percepatan.
2. Kinerja struktur yang menggunakan base
isolator lebih baik dibandingkan kinerja struktur
tanpa base isolator. Hal ini dapat dilihat dari
berkurangnya simpangan lantai atau gaya geser
akibat beban gempa.
3. Base isolation pada lantai 1 mendisipasi energi
lebih besar dari lantai di atasnya.
4. Lokasi penempatan base isolation pada arah x
dan y terbukti mampu meningkatkan kinerja
struktur.
1500
1200
900
Base shear
600
300
0
-120
-100
-80
-60
-40
-20
0
-300
20
40
60
80
100
-600
-900
-1200
-1500
Displacement (mm)
REFERENSI
1)
1400000
1200000
Input energy
1000000
800000
600000
400000
200000
0
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Waktu (detik)
120000
Modal damping energy
100000
80000
60000
40000
20000
0
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Waktu (detik)
26
Vol. 4, No. 1, Oktober 2015, Halaman: 27 - 33, ISSN: 1907-4247 (Print), ISSN: 2477-4863 (Online)
Alamat Website: http://cantilever.unsri.ac.id
Abstract
To fulfilling the demands of irrigation water in the region SWS Barito mostly farming community life is
indispensable. Due to the presence of water balance studies in Sub SWS Barito is the basis for preparing the
development strategy of water resources, particularly water management in irrigation area as one sub DAS Pitap Barito
River. The method used to perform the analysis of the availability of water by using methods Mock and irrigation water
needs analysis to see the balance of water in the water supply for paddy in Pitap Irrigation Area. Balance of water in the
dam Pitap still insufficient to meet the water demands Pitap irrigation area of 4000 ha.
Key Words: water availability, water demand, water balance and irrigation area Pitap
1.
PENDAHULUAN
2.
TINJAUAN PUSTAKA
(1)
Imbangan Air
Dalam proses sirkulasi air, penjelasan mengenai
hubungan antara aliran ke dalam (inflow) dan aliran
keluar (outflow) di suatu daerah untuk suatu periode
tertentu disebut neraca air (water balance). Analisis
neraca air atau sering juga disebut imbangan air
merupakan bagian penting dalam tahapan kegiatan
analisis hidrologi.
Neraca air dimaksudkan
merupakan perhitungan jumlah masukan (inflow)
dan keluaran (outflow) dalam tinjauan periode
waktu tertentu pada suatu sub-sistem hidrologi (Sri
Harto, 2000) Persamaan dasar hitungan neraca air
adalah sebagai berikut :
=
(1)
keterangan :
I
: total inflow,
O
: total outflow,
S : perubahan tampungan atau selisih antara
jumlah inflow dan outflow.
(2) Evapotranspirasi
Penguapan merupakan salah satu mata rantai
proses dalam siklus hidrologi.
Penguapan
merupakan proses alami berubahnya molekul cairan
menjadi molekul gas/uap. Penguapan dapat saja
terjadi dari semua permukaan yang lembab
27
Fitriati, U., dkk. / Studi Imbangan Air pada Daerah Irigasi Pitap / Cantilever, Vol. 4, No. 1, Oktober 2015 (27 33)
Fitriati, U., dkk. / Studi Imbangan Air pada Daerah Irigasi Pitap / Cantilever, Vol. 4, No. 1, Oktober 2015 (27 33)
SM
BF
GWS
IGWS
SF
: Soil Moisture
: Baseflow
: Ground Water Storage
: Initial Ground Water Storage
: Stream Flow
AET = CF*PET
ER = P AET
SM = SMC ISM
WS = ER - SM
I = Cds*WS
; I = Cws*WS
GWS = (0,5*(1+ K )*I)+(k* IGWS )
S = GWS IGWS
BF = I- S
Keterangan:
P
: Presipitasi
ET
: Evapotranspirasi
I
: Infiltrasi
SRO : Surface Runoff
29
Fitriati, U., dkk. / Studi Imbangan Air pada Daerah Irigasi Pitap / Cantilever, Vol. 4, No. 1, Oktober 2015 (27 33)
DRO = WS I
TRO = DRO + BF
QRO = TRO*A
Keterangan:
DRO : Direct runoff/aliran langsung
TRO : Total runoff /total aliran
A
: Luas daerah aliran sungai
QRO : Debit runoff/debit aliran
AET : Aktual evapotranspirasi/evapotranspirasi
sebenarnya
CF
: Crop factor/faktor tanaman /koefisien
tanaman
PET : Evapotranspirasi potensial
ER
: Excces rainfall/hujan yang langsung
sampai kepermukaan tanah
P
: Curah hujan tengah bulanan
SM
: Soil moisture/kelembaban tanah
ISM : Initial soil moisture/kelembaban tanah
awal
WS
: Water surplus/kelebihan air
I
: Infiltrasi
Cds
: Koefisien infiltrasi pada musim kemarau
Cws : koefisien infiltrasi pada musim hujan
GWS : Groundwater storage/tampungan air
IGWS : Initial groundwater storage/tampungan air
tanah awal
K
: konstanta resesi air tanah
S
: Perubahan tampungan
BF
: Baseflow/aliran dasar
( Dt 2 D 2 )
Dt 2
R=
dimana: Dt2 =
(3)
(Q i obs Q ) 2
i =1
D2 =
(Q i obs Q i sim ) 2
i =1
N
Qi obs
Q=
i =1
Qi obs Q i sim
VE = i =1
i =1
N
(4)
Q obs
i =1
Keterangan:
Qisim : debit simulasi periode ke-i (m3/det)
Qiobs : debit observasi periode ke-i (m3/det)
Q
N
Fitriati, U., dkk. / Studi Imbangan Air pada Daerah Irigasi Pitap / Cantilever, Vol. 4, No. 1, Oktober 2015 (27 33)
4.
Bulan
Januari
Februari
3.
METODOLOGI
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
31
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
Fitriati, U., dkk. / Studi Imbangan Air pada Daerah Irigasi Pitap / Cantilever, Vol. 4, No. 1, Oktober 2015 (27 33)
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Desember
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
Debit (m /det)
15,116
14,885
8,926
7,119
11,033
10,325
6,771
6,813
3,426
3,186
3,722
5,109
3,363
3,128
3,327
3,094
3,291
3,265
3,425
8,283
7,878
7,850
19,059
18,823
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
2,371
0,520
0
0
Pasca Panen
4,896
4,928
0,666
0,633
1,513
1,548
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Bulan
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
Oktober
Kebutuhan Air
(m3/det)
0,112
0
0
0
Pasca Panen
November
Desember
Keterangan
Debit
(m3/det)
5,625
5,625
2,009
2,116
1,598
1,608
32
Fitriati, U., dkk. / Studi Imbangan Air pada Daerah Irigasi Pitap / Cantilever, Vol. 4, No. 1, Oktober 2015 (27 33)
5.
KESIMPULAN
REFERENSI
1) Anonim, 1996, Standar Perencanaan Irigasi Kriteria
Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi (KP 01), Direktorat
Jenderal Pengairan, CV. Galang Persada, Bandung
2) Anonim. 2000. HEC-HMS Technical Reference Manual,
Hydrologic Engineering Center US Army Corps of
Engineers. Davis, CA.
3) Doorenbos, J and W.O Pruitt. 1977. Guidelines for
Predicting Crop Water Requirements. Food and Agriculture
Organization of The United Nations. Rome.
4) Franchini, M., and Pacciani, M. 1991. Comparative
Analysis of Several Conceptual Rainfall-runoff Models
Journal of Hydrology, Vol. 122, pp. 161-219.
5) Jayadi, R. 2006. Modul Pelatihan Hidrologi dan Hidrometri
Pekerjaan Peningkatan Kemampuan Perencanaan Teknis
Jaringan Irigasi Rawa dan Tambak. Direktorat Rawa dan
Pantai. Yogyakarta.
6) Nurrochmad.R. 1998. Optimasi Parameter Modul Hujan
Aliran Mock dengan Solver. Media Teknik No.2 Tahun XX
edisi Mei. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
7) Sinaro, R dan Yusuf I.A. 1987. Perhitungan Simulasi Debit
Sungai dengan Cara Mock untuk Menaksir Debit Andalan.
HATHI. Bandung.
8) Sri Harto, Br. 1993. Analisis Hidrologi. PT Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
9) Sri Harto, Br. 2000. Hidrologi Teori, Masalah dan
Penyelesaian. Penerbit Nafiri Offset. Yogyakarta.
33
Vol. 4, No. 1, Oktober 2015, Halaman: 34 - 41, ISSN: 1907-4247 (Print), ISSN: 2477-4863 (Online)
Alamat Website: http://cantilever.unsri.ac.id
Abstract
Indonesia has a potential of renewable energy resources for mini-hydropower up to 450 MW. The energy resources
development in Indonesia refers to Presidential Decree No.5/2006 on National Energy Policy, where the government
aims to increase the capacity installed in micro-hydro power plants become 2,846 MW by year 2025. Pagar Alam City
is a hilly area with an altitude range of 400 m 3,400 m above sea level. The topography varies from 0 - 15, to 45
slope. The average rainfall ranges 1,462 - 5,199 mm per year. In addition, Pagar Alam has several rivers, one of them is
Lematang River. These conditions make Pagar Alam supposed to become potential area to develop micro-hydro power
plants. This study deals with the planning of a micro-hydro power plant within Lematang River based on engineering
and economic aspects. The study was done through several steps, i.e. 1) surveying and collecting data of river
discharges, rainfall intensity, climatology parameters, and topographic map; 2) analysis of water availability, 3)
hydraulic head analysis, 4) analysis of generated power for micro-hydro power plant, and 5) investment feasibility
analysis for the constructions. The results of this study show that the availability of water in the river is 3.076 m3/s, the
net hydraulic head is 11.442 m, the generated power is 165 kW for total efficiencies 47.9%, and the annual
hydroelectricity production is 1.3 GWh/year. The investment feasibility analysis for the construction indicates that the
planning of micro-hydro power plant development is feasible to implement.
Key Words: hydropower, green energy, micro-hydro, engineering economics
1. PENDAHULUAN
Tenaga air atau hydropower adalah energi yang
diperoleh dari air yang mengalir. Energi listrik yang
berasal dari energi kinetik air ini sering disebut
sebagai hydroelectric. Hydroelectric menyumbang
sekitar 715.000 MW atau sekitar 19% kebutuhan
listrik dunia. Indonesia memiliki potensi Energi
Baru Terbarukan (EBT) untuk minihidro sebesar
450 MW. Saat ini pengembangan EBT mengacu
pada Perpres No. 5 tahun 2006 tentang Kebijakan
Energi Nasional. Dalam perpres tersebut disebutkan
bahwa kontribusi EBT dalam bauran energi primer
nasional pada tahun 2025 adalah sebesar 17%
34
Wibowo, H., dkk. / Kajian Teknis dan Ekonomi Perencanaan Pembangkit Listrik / Cantilever, Vol. 4, No. 1, Oktober 2015 (34 41)
Pnet = g . Q . H e . E o
Kab. Empat Lawang
Prov. Sumsel
Kec. Pagar Alam Utara
Kab. Lahat
Prov. Sumsel
dimana
Kec. Dempo
Utara
(1)
Kab. Lahat
Prov. Sumsel
Kec. Dempo
Selatan
dengan:
Pnet : Daya bersih yang dapat dibangkitkan (kW)
Q : Debit air (m3/s)
g : percepatan gravitasi, 9,81 (m/s2)
He : head efektif (m)
Eo : Efisiensi dari sistem
Eturbin : 0,70 ~ 0,85 (tergantung dari jenis turbin
yang dipakai)
Egenerator : 0,80 ~ 0,95 (tergantung dari kapasitas
generator)
Edrive system : 0,97
Eline
: 0,90 ~ 0,98 (tergantung dari panjang
transmisi)
Etransformer : 0,98
Kab. Lahat
Prov. Sumsel
Kab. Kaur
Prov. Bengkulu
2. TINJAUAN PUSTAKA
35
Wibowo, H., dkk. / Kajian Teknis dan Ekonomi Perencanaan Pembangkit Listrik / Cantilever, Vol. 4, No. 1, Oktober 2015 (34
(3 41)
uatu PLTMH
Gambar 2. Prinsip kerja suatu
t
Gambar 3. Grafik emilihan jenis turbin
Turbine
Type
Impulse
Reaction
High >
40 m
Pelton
Turgo
Head (Pressure)
Medium 20 m 40
m
Crossflow (Banki)
Turgo
Pelton
Francis
Pump as Turbine
(PAT)
Kaplan
Propeller
Low 5 m
20 m
Crossflow
(Banki)
Propeller
Kaplan
Wibowo, H., dkk. / Kajian Teknis dan Ekonomi Perencanaan Pembangkit Listrik / Cantilever, Vol. 4, No. 1, Oktober 2015 (34 41)
2. Evapotranspirasi potensial
Nilai evapotranspirasi dihitung menggunakan
persamaan Penman Modifikasi berdasarkan data
klimatologi yaitu temperatur udara, kelembaban
relatif, lama penyinaran matahari, dan kecepatan
angin. Data tersebut merupakan data klimatologi
kota Pagar Alam dari tahun 2008 sampai dengan
tahun 2012. Tabel 2 berikut menyajikan data
klimatologi bulanan dan hasil perhitungan
evapotranspirasi potensial bulanan untuk tahun
2009 sampai dengan tahun 2012 menggunakan
persamaan Penman modifikasi.
Bulan
T
(C)
RH
(%)
n/N
(%)
u
(m/s)
PET
(mm/bulan)
Jan
26,475
86,600
41,575
1,543
147,560
Feb
26,625
87,950
44,250
1,285
135,576
Mar
27,075
86,500
51,150
1,285
145,886
Apr
27,600
84,975
58,325
1,157
144,780
Mei
28,100
84,000
61,525
1,285
138,229
Jun
27,700
83,600
63,375
1,414
129,840
Jul
27,350
82,350
62,700
1,543
144,553
Agus
27,700
79,650
68,800
1,671
166,470
Sept
28,100
77,775
61,250
1,671
182,100
Okt
27,600
82,025
56,325
1,157
173,135
Nov
27,325
84,850
48,325
1,028
157,950
Des
26,775
86,675
39,300
1,285
148,707
3. METODOLOGI PENELITIAN
Langkah langkah dalam perencanaan PLTMH
ini terdiri dari:
1. Pengumpulan data
Data yang digunakan terdiri dari data primer
yaitu pengamatan debit sungai, dan data
sekunder yaitu data curah hujan, klimatologi dan
topografi.
2. Perhitungan debit ketersediaan air
Debit ketersediaan air dihitung dengan
menggunakan Metode Mock berdasarkan data
curah hujan dan perhitungan evapotranspirasi
dengan Metode Penman modifikasi.
3. Penentuan tinggi jatuh air bersih
Penentuan didasarkan pada skema layout
perencanaan PLTMH.
4. Perhitungan daya terbangkitkan dan produksi
energi tahunan
5. Analisis kelayakan investasi
Parameter yang digunakan dalam analisis adalah
nilai Net Present Value (NPV), Benefit Cost
Ratio (BCR), Payback Period (PBP), dan
Internal Rate Return (IRR).
3. Parameter DAS
Parameter DAS yang digunakan dalam
perhitungan debit ketersediaan air dengan model
Mock yaitu koefisien infiltrasi (Ic), initial soil
moisture storage (ISM), soil moisture capacity
(SMC), initial groundwater storage (IGWS), dan
groundwater recession constant (K). Nilai
parameter DAS tersebut dapat dilihat pada Tabel 3
berikut.
Tabel 3. Parameter DAS
2
3
4
5
37
Parameter DAS
Dikalibrasi
Simbol
Satuan
Nilai
Optimasi
Koefisien Infiltrasi
Ic
0,75
ISM
mm
50
SMC
mm
85
IGWS
mm
65
0,9
Soil Moisture
Capacity
Initial Groundwater
Storage
Groundwater
Recession Constant
Wibowo, H., dkk. / Kajian Teknis dan Ekonomi Perencanaan Pembangkit Listrik / Cantilever, Vol. 4, No. 1, Oktober 2015 (34
(3 41)
2010
2011
2012
Qmin
(m3/s)
Jan
5,956
5,735
6,26
9,01
5,735
Feb
3,241
13,216
6,238
9,021
3,241
Bulan
Mar
3,076
9,035
8,338
6,302
3,076
Apr
3,937
8,951
14,675
8,477
3,937
Mei
4,221
10,608
9,745
6,308
4,221
Jun
2,585
7,853
9,202
5,852
2,585
Jul
2,252
9,67
8,4
5,447
2,252
Agus
2,585
11,247
7,109
4,593
2,585
Sept
2,028
10,379
6,042
4,448
2,028
Okt
4,698
9,123
6,819
3,484
3,484
Nov
8,997
10,342
10,416
6,256
6,256
Des
11,242
7,168
11,455
4,139
4,139
+721,
mdpl
Elevasi muka air headtank = +721,930
Elevasi instalasi turbin = +710,214 mdpl
HL2 = 0,274 m
maka,
H = 721,930 710,214 = 11,716
716 m
He = 11,716 0,274 = 11,442 m
dan
38
Wibowo, H., dkk. / Kajian Teknis dan Ekonomi Perencanaan Pembangkit Listrik / Cantilever, Vol. 4, No. 1, Oktober 2015 (34 41)
Nilai investasi, I:
8 .234 . 849234
8 ...849
8 71:;(/849
Wibowo, H., dkk. / Kajian Teknis dan Ekonomi Perencanaan Pembangkit Listrik / Cantilever, Vol. 4, No. 1, Oktober 2015 (34 41)
Cash
Flow
Ket
Cost
9%
10%
11%
9,50%
10,7
Milyar
2,1
Milyar
10,7
Milyar
2,0
Milyar
10,7
Milyar
1,8
Milyar
10,7
Milyar
1,7
Milyar
10,7
Milyar
1,9
Milyar
4,0
Milyar
9,8
Milyar
1
Milyar
3,9
Milyar
9,1
Milyar
300
Juta
3,7
Miyar
8,5
Milyar
-300
Juta
3,6
Milyar
8,0
Milyar
-800
Juta
3,8
Milyar
8,8
Milyar
PWC
10,7
Milyar
214,5
Juta
I
AC*)
Benefit
PWB
700,0
Juta
1,0
Milyar
AB1AB2**)
NPV
8%
AB2*)
PWBPWC
Syarat
Keterangan
NPV > 0
Layak
>,9 *)
BCR 1
Layak
k(PBP) n
Layak
IRR MARR
Layak
899
%
7<99 %
*)
(2) Saran
Saran yang dapat diambil setelah melakukan
perencanaan PLTMH ini adalah sebagai berikut:
1. Penentuan lokasi perencanaan PLTMH harus
dipertimbangkan dengan baik, lokasi yang
dipilih sebisa mungkin mudah untuk dijangkau,
selain itu hal ini juga berkaitan erat dengan
desain bangunan PLTMH yang ekonomis serta
untuk mendapatkan tinggi jatuh air atau head
yang paling efektif.
2. Karena letak sungai Lematang yang berada di
dasar tebing, maka perencanaan desain
bangunan PLTMH harus mempertimbangkan
kemungkinan akan bahaya tanah longsor dan
banjir bandang.
3. Analisis perhitungan seperti perhitungan debit
ketersediaan air dilakukan dengan cermat dan
menggunakan sumber data yang memadai
sehingga hasil perhitungan akan sesuai atau
paling tidak mendekati kondisi aktual.
4. Karena daya yang dapat dibangkitkan dari
potensi sungai Lematang sebesar 165 kW, maka
dapat dikategorikan ke dalam Pembangkit
Listrik Tenaga Minihidro (daya yang dapat
dibangkitkan kisaran antara 100 kW 1 MW).
Ket : *) Tingkat suku bunga (i) = 8% dan umur investasi (n) = 20 tahun
5.
(1) Kesimpulan
Dari hasil tinjauan dan pembahasan yang telah
diuraikan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Berdasarkan analisis data curah hujan dan
klimatologi diketahui besarnya debit yang
tersedia untuk perencanaan PLTMH dengan
probabilitas 90%, karena pertimbangan bahwa
perencanaan PLTMH merupakan on-grid
system, yaitu sebesar 3,076 m3/s.
2. Dari skema layout perencanaan PLTMH yang
telah direncanakan diketahui tinggi jatuh air atau
40
Wibowo, H., dkk. / Kajian Teknis dan Ekonomi Perencanaan Pembangkit Listrik / Cantilever, Vol. 4, No. 1, Oktober 2015 (34 41)
REFERENSI
1) Bank Indonesia, 2013. Kurs Transaksi Bank Indonesia.
[Online]
Available
at:
http://www.bi.go.id/id/
moneter/informasi-kurs/transaksi-bi/Default.aspx [Diakses
30 Agustus 2015].
2) Bank Indonesia, 2013. Siaran Pers. [Online] Available at:
http://www.bi.go.id/id/ruang-media/siaran-pers/
Pages/sp_175615.aspx [Diakses 30 Agustus 2015].
3) Department of Energy (DOE)-Energy Utilization
Management Bureau, 2009. Manual for Design,
Implementation and Management for Micro-Hydropower
Development, s.l.: Japan International Cooperation Agency.
4) Department of Energy (DOE)-Energy Utilization
Management Bureau, 2009. Training Manual for MicroHydropower Technology, s.l.: Japan International
Cooperation Agency.
5) European Small Hydropower Association (ESHA), 1998.
Layman's Guidebook on How to Develop a Small Hydro
Site, s.l.: Comission of The European Communities.
6) Giatman, M., 2011. Ekonomi Teknik. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
7) Global Sustainable Electricity Partnership, 2005.
Renewable Energies Workshop Majuro, Marshal Island
Module 4 Micro-Hydro Power. [Online] Available at:
http://www.globalelectricity.org/Projects/Majuro/MicroHydro_fichiers/4x%20Appendix.pdf [Diakses 30 Agustus
2015].
8) Hartono, A., 2015. Saat Terbaik Investasi di Pembangkit
Listrik Tenaga Minihidro - PLTM. [Online] Available at:
https://adienergy.wordpress.com/ 2015/06/07/saat-terbaikinvestasi-di-pembangkit-listrik-tenaga-minihidro-pltm/
[Diakses 30 Agustus 2015].
9) Kadir, R., 2010. Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro Hidro (PLTMH) di Sungai Marimpa Kecamatan
Pinembani. Tugas Akhir. Universitas Tadulako.
10) Kamiana, I. M., 2011. Teknik Perhitungan Debit Rencana
Bangunan Air. Yogyakarta: Graha Ilmu.
11) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2014.
Peraturan Menteri Tahun 2014. [Online] Available at:
http://www.esdm.go.id/regulasi/pp/
cat_view/64regulasi/70-peraturan-menteri/276-peraturan-menteriesdm/ 383-tahun-2014.html [Diakses 30 Agustus 2015].
12) Kurniawan, A. et al., 2009. Buku 2A Pedoman Studi
Kelayakan Hidrologi. s.l.:Direktorat Jenderal Listrik dan
Pemanfaatan Energi Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral.
13) Kurniawan, A. et al., 2009. Buku 2B Pedoman Studi
Kelayakan Sipil. s.l.:Direktorat Jenderal Listrik dan
Pemanfaatan Energi Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral.
14) Wikipedia, 2015. Mikrohidro. [Online] Available at:
https://id.wikipedia.org/ wiki/Mikrohidro [Diakses 30
Agustus 2015].
15) Wikipedia, 2015. Tenaga Air. [Online] Available at:
https://id.wikipedia.org/ wiki/Tenaga_air [Diakses 30
Agustus 2015].
41
Vol. x, No. x, Bulan Tahun, Halaman: xx - xx, ISSN: 1907-4247 (Print), ISSN: 2477-4863 (Online)
Alamat Website: http://cantilever.unsri.ac.id
JUDUL MAKALAH
(Times New Roman, 16pt, bold, ditulis dengan huruf besar)
Penulis I1, Penulis II2, dan Penulis III3
(Times New Roman 12pt, bold Tanpa Gelar)
1
2. TINJAUAN PUSTAKA
G=
bn (t )
(1)
sin z dz
(2)
n =0
F=
Penulis I, dkk. / Judul Makalah / Cantilever, Vol. x, No. x, Bulan Tahun (Halaman)
1.
2.
3.
4.
5.
Full: 11 pt
Subscript/Superscript: 7 pt
Sub- Subscript/Superscript: 5 pt
Symbol: 14 pt
Sub-symbol: 11 pt
5. KESIMPULAN
Berisikan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil
penelitian.
REFERENSI
1) Hill, R., 1965, A self-consistent mechanics of composite
materials, J. Mech. Phys. Solids., Vol. 13, pp. 213-222.
(Untuk penulisan pustaka berupa dari jurnal, proceeding
atau majalah, dengan ukuran font 9 pt)
2) Blevins, R.D., 1990, Flow-Induced Vibration, 2nd ed., Van
Nostrand Reinhold, New York. (Untuk penulisan pustaka
berupa buku)
3) Rini, A., 2005, Optimalisasi Pemeliharaan Jalan, Master
Thesis, Institut Teknologi Bandung, Bandung. (Untuk
penulisan pustaka berupa skripsi/tesis/disertasi)
Tabel 1. Ukuran benda uji (Times New Roman, 9 pt, jika judul
terlalu panjang ditulis seperti ini)
No Benda Uji
1
2
3
Tinggi (cm)
1,50
1,75
2,00
Lebar (cm)
0,50
0,50
0,50
25
Counts
20
15
Case I
10
Case III
5
0
0
Events
3. METODOLOGI
Metodologi menjelaskan langkah-langkah dan
metode yang digunakan dalam penelitian.
PENGIRIMAN MAKALAH
1. Makalah yang dikirim harus merupakan naskah ilmiah yang relevan dengan bidang Teknik Sipil dan belum pernah
dipublikasikan atau tidak sedang dalam proses publikasi di media cetak lain.
2. Makalah dapat dikirimkan melalui pos, email redaksi, atau online submission.
a. Pengiriman melalui pos ke alamat:
Redaksi Jurnal Cantilever
Program Studi Magister Teknik Sipil FT Unsri
Jl. Padang Selasa No. 524 Palembang, Sumatera Selatan (30139).
Makalah yang dikirim sebanyak 2 eksemplar disertai dengan soft copy (copy file) disimpan dalam CD.
b. Pengiriman melalui email dapat dilakukan ke alamat email redaksi: j_cantilever@ft.unsri.ac.id atau
jurnalcantilever@gmail.com.
c. Pengiriman melalui online submission dapat dilakukan setelah penulis mendaftar sebagai Author ke alamat
website Cantilever. Petunjuk registrasi dan online submission secara lebih rinci dapat dilihat pada
http://cantilever.unsri.ac.id.
3. Informasi bahwa kiriman makalah anda telah diterima redaksi akan dikirim ke alamat email anda. Informasi
mengenai status makalah anda dapat ditanyakan melalui email redaksi.
4. Format penulisan naskah dapat diunduh di http://cantilever.unsri.ac.id.