Anda di halaman 1dari 59

IIl

.:

I
1.
t--

;,
'

'
I

.':;i

'h

,i:'
;

"_rr

.-!'

'.

. I

--F.:

.n}

-%i_-.__

,ERPUSTAKAAN
iI JAWA TIMUR
t

.*

/t

-t,-t
:il*F
. .:-

'[4
t

.*

te
i*

=*'

i,:4
ll
t1

//

Pengantar

AI{AIISffi DII{AIIIIS DAI{ GEIIIPA

BenjaninLunantarna

Diterbi&an Atas Kerjasama

@
LPPil

Universitrs,ltisten PETRA Surabaya

'i

T
t

rATA PEI|GAIT"AR

Oleh: Be4iomin Lumontarno

Hak Cipta @ 2000 Pda Penulis,


Dilarang memperbanyah *bagian atau seluruh isi buhu ini
dalam bentuh apapun, tanpa izin brtulis furi penulis.
Edisi Pettamo
Cetahan Pettuma, 20(N
Cetahan l{edua, 2001

Pencrbit:

I*mbaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakot


llnitsersitas Kristen PETRA Surabayo
don

Al,lDI

Jl.

tu

88-40,

Tetp. (02?4) 561881 (Hunting), Fax (0274) 588282

Yogalcarto 55281
Percelaharu-

AT{DI OFFSW

Jl.

g8-40,

Telp. (02?0 561881 (Hunthw), fax (0274) 588282

Yog&araa

55281

Pcrpuctahoan N asional: Katalog Dolam Terbitan


LUMANTARNA Beniamtn

Pengontar arwlisis dinamb dan gempa/knjamin


Lumantorrw' 8d.1. Cet.2 - Yogyakarto: Andi' 2001

uiii+

108

hlm .; 16 r 23 cm.

Buku ini merupakan perkembangan dari diktat kuliah dasar-dasar Perencanaan Bangunal Tanah Gempa yang dibirikan
pada Fakuitas Teknik Jurusan Sipil Universitas Kristen Petra
sejak tahun 1980.
Materi dari buku ini dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu
Analisis Struktur Secara Dinamis dan Dasar-dasar Perencanaan
Bangunan Terhadap Gempa. Bagian Pertama, membicarakan
dasar-dasar perhitungan struktur dengan pembebanan dinamis
baik secara eksak maupun dengan cara pendekatan. Bagian
Kedua membicarakan dasar-dasar perencernaan bangunan terhadap gempa dengan perhitungan secara dinamis.

Buku ini diharapkan dapat menjadi batu loncatan untuk


mempeiajari analisis dinamis maupun perencErnaan bangunan
terhadap gempa secara lebih mendalam.

Ditcrbithan atas herja soma lzmbaga Penelitan dan


Pengobdian Kepada Masyarakat Uniuersitas Kristzn
Petra Surabaya
ISBN: 979533-664.9

I.

Judul

1. AI,IALISilS
2. GEMPA

DIN AIt'IIS

DDC'21:624.1762

Surabaya, April 1999

Benjamin Lumantarna

FIAYffi T.a.

zoo

DAI'TAR ISI

KATA PENGANTAR
DATTAR ISI
BAGIN{ PERTAMA
AT{ALISIS STRUKTUR SECARA DINAMIS
1.1 Pendahuluan
1.2 Idealisasi Struktur Dengan Massa Dan per
1.3 Struktur Elastis Dengan Derajat Kebebasan Satu
1.3.1 Integrasi dengan Cara Numerik
1.3.2 Contoh Perhitungan dan Soal-soal l"atihan
1.3.3 Cara Numerik Lain
1.3.3.I Cara Percepatan dan Kecepatan Linier
1.3.3.2 Cara p dari New Mark
1.4 Struktur Elastis Dengan Derajat Kebebasan Banyak
1.4. I Contoh Perhitungan
1.5 StruktuyElastoplastis Dengan Derajat Kebebasan Satu
1.5. 1 Contoh Perhitungan
1.6 Penyelesaian Analitis Struktur Elastis Tanpa Damping
Dengan Derajat Kebebasan Satu
1.6.1 Getaran Bebas
1.6.1.1 Naturai Period
1.6. 1.2 Natural Frequency
1.6.2 Getaran Tak Bebas
L.6.2.1 Beban Impuls
'
L.6.2.2 Beban Sebarang
1.6.3 Faktor Beban Dinamis
1.6.3. 1 Contoh Perhitungan

iii
v

I
I

2
3

4
8
L2
L2
13
L4
16

20

2l

23
24
25
26
26
27
28
29
30

Pengantar Analisis Dinamis dan Gempa

vr

1.6.4 Gerakan pada Pondasi


Analitis Struktur Elastis Dengan Damping
Dengan Derajat Kebebasan Satu
1.7.1 Getaran Bebas dengan Damping
1.7.1.1 Dua Akar Nyata, P t I

37

1..7 Penyelesaian

1.7.1.2 DuaAkarlmajiner,9 . t
1.7.L.3 Satu Akar Nyata, p = 1
1.7 .7.4 Karakteristik Struktur dengan Damping
1.7.2 Getatan Tak Bebas dengan Damping
1.7.3 Getaran Tak Bebas dengan Beban Harmonis
1.8 Penyelesaian Analitis Struktur Dengan Derajat
Kebebasan Banyak
1.8.1 Getaran Bebas Struktur dengan Derajat
Kebebasan Dua
1.8.2 Getaran Bebas Struktur dengan Derajat
Kebebasan Banyak
1.8.3 Natural Frequency dan Mode Shape
1.8.3.1 Cara Holzer
1.8.3.2 Cara Jacobi
1.8.4 Sifat Orthogonal Mode Shape
1.8.5 Persamaan Modal
1.8.6 Struktur Berderajat Kebebasan Banyak dengan
Damping
1.8.7 Gerakan pada Pondasi

BAGIAI{ ITEDUA
DASAR PERTNCAT{AAN BAI{GI'NAN TERIIADAP GEUPA
2.1 Pendahuluan
2.1.1 Stmktur Bumi dan Daerah Gempa
2.1.2 Istilah-istilah yang Banyak Digunakan
2.L.2.1 Seismograph
2.1.2.2 Seismogram
2.1.2.3 Focus atau Hypocenter dan Epicenter
2.1.3 Mekanisme Te{adinya Gempa
2.1.4 Ukuran Gempa
2.1.4.1 Magnitude
2.1.4.2 Energr

2.t.4.3Intensity
2.2 Perencanaan
2.2.1 Response Spectrum
2.2.2 Modal Analysis

38
40
47

4t
43
43
45
45
50

50
54

55
55
62
64
66
68
69

7L

7l

72
73

73
73
76
76
78
79
79
80
81

83
93

Daftar Isi

2.3flat-Hal Yang Harus Diperhatikan Daram perencanaan


DATTAR PUSTAKA
APPEI$DIXS
IITDEKS

vlt

94

'99

101
105

BAGIAN PERTAMA

N{ALISIS STRUKTI'R SECARA DINAMIS

l.l

PENDATIT'LUAII

Dalam bagran ini akan dibahas dasar-dasar analisis dan


perencanaarl struktur terhadap beban dinamis, yaitu suatu
beban yang berubah-ubah sesuai dengan waktu.
Meskipun sebagian besar dari bangunan sipil dapat direnca-

nakan dengan baik dengan memakai anggapan bahwa beban


yang dipikul adalah suatu beban statis, nzunun ada beberapa hal
di manh perhitungan secara statis tidak dapat dipergunakan.
Misainya:
a. Pembebanan akibat getaran mesin;
b. Pembebanan akibat beban bergerak, seperti beban yang terjadi akibat beban kendaraan yang bergerak pada jembatan;
c. Pembebanan impak, seperti akibat ledakan; dan
d. Pembebanan akibat tedadinya gempa.
Sebenarnya tidak ada satu bebanpun yang dat'at dikatakan
statis, kecuali berat sendiri. Namun demikian jelas bahwa bila
perubahan beban cukup kecil (perlahan-lahan), maka efek dinamis tidak akan terjadi. Dengan demikian beban tersebut dapat
dianggap sebagai beban statis. Seperti akan dibicarakan lebih
lanjut dalam bagian lain buku ini, ternyata bahwa waktu getar
(natural perioQ dari bangunan adalah suatu parameter yang
sangat penting. Besar atau kecilnya suatu perubahan pembebanan harus dibandingkan dengan waktu getar untuk menentukan
apakah suatu pembebanan bersifat dinarnis atau statis. Wa}<tu

Pengantar Analisis Dinamis dan Gempa

getar secara sederhana dapat didefinisikan sebagai waktu yang


dibutuhkan oleh suatu bangunan untuk melakukan satu siklus
getararr.

Pembahasan analisis dinamis dimulai dengan idealisasi dari


struktur yang kemudian dilanjutkan dengan pembahasar penyelesaian dengan menggunakan cara numerik (numerical analysi$.
Hal ini dilakukan karena pada umumnya tidak ada satu beban
dinamis pun yang dapat dinyatakan dalam suatu bentuk matematis yang sederhana sehingga dapat diselesaikan secara eksak.
Penyelesaian dengan cara numerik ini dibahas terlebih dahulu
agar pembaca tidak tenggelam dalam rumus-rumus matematika
sehingga kehilangan pengertian frsik dari persoalan yang dihadapi. Dengan demikian pembaca diharapkan akan dapat merasakan

arti fisik dari

bermacam-macarn pembebanan dan merasakan


perbedaan antara arralisis statis dan dinamis sedini mungkin sebelum menggumuli penyelesaian eksak yang lebih sulit.

1.2 IDE.ITLISASI STRUKTTIR DENGAI{ MASSA DAN PER


Pada umumnya struktur-struktur yang akan ditinjau selalu
dapat diidealisasikan sebagai hubungan massa dan per sebagaimana dapat dilihat dalam Gambar 1. Gambar l.a menunjukkan
suatu massa M yang diletakkan di atas suatu balok yang terletak
di atas dua buah perletakan dan dibebani dengan suatu beban
dinamis F(t). Struktur ini dapat diidealisasikan scbagai suatu

Konstanta per k dicari dari kekakuan struktur


_
kutan, yaitu

yang bersangdengan mencari besar gaya yang dibuiuhfan untuk


menyebabkan pergeseran (dellectiorl sebesar satu satuan. cara
mencari konstanta per ini akan dibicarakan lebih lanjut dalam
bagian lain buku ini.

cara idealisasi struktur dengan massa dan per ini tidak


dapat dipakai bila massa strulntur yang ditinjau terb-agi rata pada
seluruh struktur. untuk mempelajari anatisis ainimis untuk
strulrtur dengan massa yang merata, pembaca disarankan untuk
mempelajari referenbi pada daftar pustaka [1, 2, 3].
1.3 STRI'I(TUR EL/ISrIS DENGAII DIRA'AT XEBEBASAIY
SIATU

struktur dengan derajat kebebasan satu (srngy'e Degree of


Freedom sJrtem, sDoF) adalah suatu struktur y"ng trnya dapat
bergerak dalam satu arah sehingga kedudukan-dari-sistem tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan satu koordinat. Keldaan ini ditunjukkan dalam Gambar 2 di mana massa M hanya
dapat bergerak datam arah vertikal (sumbu y).

Itt

ll

sistem massa dan per yang mempunyai massa sebesar M [kg] dan
konstanta per sebesar k [N/m] dengan beban F(t] [N]. Garnbar l.b
menur{ukkan suatu portal yang juga diidealisasikan dengan
massa dan per.

rl
1,,,,

(b)

r t.l

1,,

lto

l-r
,tLT,Jqtfu,_&

H*

(a)

Ganbrr L. Idalissi

*1,

(a)

(c)

(i)
massa dan

per

Glnblr 2. Sflrttktur

elastis dengan der4iat kebebasan satu

Fengantar Analisis Dinamis dan Gempa

Analisis Struktur secara Dinamis

Persamaan gerak (yang merupakan. persamaan diferensial)

dari sistem ini dapat dicari dengan menggunakan persamaan


keseimbangan gaya sebagai berikut (gambar 26):

F(t)-ky=My

(1)

Dalam persamaan di atas dua titik di atas y menyatakan turunan kedua da;r y, atau dalam hal ini adalah percepatan massa
M dalam arah y.

Cara lain untuk mendapatkan persarnaan 1 di atas ialah


dengan menggunakan prinsip D'Alembert untuk keseimbangan
dinamis {Dynamic Equilibriuml. Dalam prinsip ini pada suatu
massa yang bergerak diberikan suatu gaya imajiner yang berupa
gaya inersia (inertia forcd sebesar M y dalam arah yang berlawanan dengan arah gerak. Problema tersebut kemudian dapat
dipandang sebagai suatu problema statis (Gambar 2.c). Dengan
demikian akan diperoleh persamaan gerak sistem tersebut
sebagai:

r(t)-t<'y-Mji=o

12)

Jelas bahwa persamaan 2 sama dengan persanaan 1.


Persamaan gerak I dan 2 yarrtg merupakan persamaan diferensial, dalam haf-hal tertentu dapat diselesaikan secara anaiitis.
Namun demikian pada umumnya harus diselesaikan secara numerik, yaitu dengan menggunakan integrasi dengan cara numerik
(Numerical Integration). Berikut ini akan dibahas penyelesaian
persamaan diferensial dengan integrasi dengan cara, numerik.

1.3.1 Integrasi dengan Cara IitumerlL


Ada bermacam-macam cara yang dapat digunakan dalam
cara numerik ini. Secara umum penyelesaian dengan cara numerik menyelesaikan persamaan diferensial setapak demi setapak
(step by s/ep dimulai dari waktu t = O di mana keadaan awal
(Initial Condition$, perpindahan tempat dan percepatan biasanya
diketahui. Dalam cara ini kurun walrtu yang akan diselesaikan
dibagi-bagi dalam suatu interval waktu tertentu, 6 t, untuk
kemudian diselesaikan secara bertumt-turut dari satu waktu ke
walrtu berikutnya. Untuk bergerak dari waktu ke waktu ini dapat
digunakan bermacam-macam anggapan. Dalam bagian ini akan
dibahas suatu cara yang sangat sederhana, yaitu cara Kecepatan
Tetap (Constaat Velocityl.

.f-l

(a)

S+t

(b)
Gambar 3. Constant Velocity

Dalam cara Kecepatan Tetap ini dalam suatu


tertentu, 6 t, kecepatan y dianggap tetap (konstan).interval waktu
U"iut mem_
pelajari cara ini perhatikan G;b; 3. Gambar
3.a menunjukkan
hubungan antara perpindahan
-tempat, y, terhadap waktu, t. Se_
dangkan Gambar 3.b menunjukr<an
hlb;d;;;;';.rcepat_
an, y , terhadap waktu, t. Misalnya, telah Ot *t
yl, p.rpirr_
dahan tempat pada waktu t = ts dan ys_r, perpindahan
"l,
tempat
pada walrtu t = ts-r maka percepatan p"a"
*.f*" , = ," Sr dapat
",
diperoleh dari persamaan gerak (1,2) sebagai:

y" =(p(t")

-rv(t"))lrra

(3)

menganggap bahwa kecepatan dalam suatu interval


. Dengan
walrtu
adal1h tetap mala perpindahan tempat y dalam
waktu tersebut merupakan suatu fungsi rini"r l"hi"a; intervar
y pada
waktu t = tc+r dapat ditulis sebagai:
Ys+l =

y" + y",

6t

g)

y., adalah kecepatan rata-rata dari t = te-r s4rlpai t


= t":
y., = (I" -y"-r)7at+y" ot
(s)

Di mana

.. . r."r*"r, memperhatikan persamaan S, persamaan


diubah menjadi:
Ie+r = 2y"

-Ir-r

+y(Ot),

dapat
(6)

i--""

dr

l ''

Analisis Struktur secara Dinamis

Persamaan 6 bcrarti bila perpindatran tempat pada dua


waktu yang benrrutan, yaitu pada wakhr 1 - tc, Y", dan waktu t =
1"-1, y*i, d1gh diketahui, perpindatran tempat yang berikutnya,
*aktu t = L*r juga daPat dicari.
Dengan demikian perpindatran terrpat dari sistem yang ditindicari setapak demi setapak dengan menggunakan perdapit
iau
-""*""r,
6 bila perpindahan tempat awal (initial displacemen4 dan
satu perpjndahan tempat yang berikutnya telatr diketahui'
Dua cara untuk mendapatkan dua perpindahan tempat yang
pertama akan dibahas berikut ini. Pada cara yang pertama, pada
saat t = 16, keadaan awal dapat ditulis sebagai berikut:

Yo-0

yo=0

l7l

jio = F(o)lM
Karena percepatan dianggap tetap dalam satu intenral, maka:

yr

= 0.5

ji"

(at)'

(8)

Dalam cara yang kedua, percepatan dianggap bembah secara


linier sampai at<trir dari interval yang pertama. Dengan demikian
bila percepatan awal yoadalah nol, yrdapat diperoleh sebagai
berikut (Lihat Gambar 4):

Dari t = t6 sampai dengan t = tl,

iift)= ii,(tlot)

(e)

Sedangkan:

y(t) = 115i(t)at at

(10)

Dengan mempergunakan batas-batas integrasi 0 dan 6t dan


memperhatikan persamaan g, persamaan 10 dapat diselesaikan
sebagai:

Yt =L/6ji,

(ot),

(11)

Perhatikan bahwa persamaan 11 ini memerlukan iterasi


karena f , tergantung pada yr (persamaan 3).
penganggap bila beban dinamis yang diberikan F(t]
- Biggs[U
adalah
nol pada keadaan awal, cara kedua nalus digunakan
karena percepatan awal y6 adalah nol sehingga yr juga nol. Teta_
pi bila kita perhatikan bahwa interval waktu 6t yang dipergunakan tentunya cukup kecil maka'kesalahan y*g it"r, terjadi
dengan menganggap yr adalah nol tidaklah terlalu 6erarti. Oenian
T-g.uTe".B$ VanS sama, iterasi dalam persamaan t I juga dalat
dihindari bila:

jir = F(t)/nr

lt2l

Ketelitian cara anarisis numerik sangat tergantung dari pengambilan interval 6t. semakin kecil inierval v"rrg dpiur, -akan
semakin teliti hasil perhitungannya. pemilihan besar interval ini
dapat dilakukan denga, cara mencoba-coba sampai akhirnya
didapatJ<an hasilyang optimum. Biggs[l] menganjurkan untuk
memakai intervat 6t sebesar sepersepulutr aari natural period., T,
dari sistem yang ditinjau.

!i

fl

Natural period, T, dari suatu sistem dengan derajat kebebasan satu dapat dihitung sebagai berikut:
T =2n(naTrcp

(13)

Penurunan rumus tersebut diatas akan dibicarakan dalam

bagran lain buku ini.

Giaabar 4z Keadaan awal

MILIE
Badan PerPusnlaan

Analisis Stfuktur secara Dinamis

1.3.2 Contoh Perhltungan dan Soal-sod Latlhan


Untuk mendalami lebih lanjut cara perhitungan numerik ini,
akan dibahas suatu sistem elastis dengan derajat kebebasan satu
yang mempunyai massa sebesar 2 kg dan kekakuan per sebesar
20O0 N/m seperti terlihat dalam Gambar 5.a yang dibebani dengan beban dinamis F(t) seperti terlihat dalam Gambar 5.b. Beban
tersebut diberikan dari keadaan tidak bergerak.

perhitungan

slatis = F/k

,, det

e.r
(b)

(a)

,,

O,Z

Gambar 6. Respons contoh


Gambar 6. Contoh

Natural period sistem tersebut dapat diperoleh dari rumus 13


sebesar 0.198 detik sehingga interval waktu 5t dipilih sebesar
0,02 detik. Karena sistem dalam keadaan awal tidak bergerak
maka untuk t - 0,0 detik, y = 0,0 m dan untuk t = 0,02 detik
(interval pertama), y dapat dicari dari rumus 8 sebesar 0,005 m.
Selanjutnya dapat dicari percepatan pada waktu t = 0,02 detik,
jir, dd rumus 3. Setelah y, dicari maka perhitungan dapat dilanjutkan untuk langkah berikutnya, yaitu untuk t = 0,04 detik.
Perpindahan tempat untuk t = 0,04 detik, yz, dapat dihitung
dengan rumus 6, kemudian dicari y2 Selanjutnya perhitungan
dapat dilakukan setapak demi setapak sampai waktu yang dikehendaki. Penyelesaian soal ini sampai t = 0,34 detik ditunjukkan dalam Tabel 1 yang secara grafrs dapat dilihat dalam
Gambar 6. Suatu program komputer sederhana untuk menyelesaikan soal ini dapat dilihat dalam Apendiks I.

0.3

det

Dalam Gambar.
yang terpotong_potong menunjukkan
9,..gd"
tempat
bila
soar
terlebut di aLs aiseiesaita'
Troinqa6*
statis. Perhatikan bahwa perpindahan tempat maksimumsecara
yang
terjadi bila diperhitungkan seca.a dinamis adaiah r,s9
kali
lebih
besar dari perpindahan maksimum yang terjadi bila
diperhitung_
kan secara statis.
y;g
iegaai.dalam
I*"-"1
i", ,rrrt t
-g1ya
keadaan tinier elastis
adalah
ueruanalg r"*" a;G^J;.sarnya
ge-ry-ilaahan tempat -"k1 gaya yang terjadi dalam
[er iuga i,SO
kali lebih besar dari gaya
ltuar) siatistaksimum. reinatitan puta
bahwa setelah beban menladi konstan maka gaya
dalam per
berubah-ubah secara sinusoiaa-I.
Gerakan yang terjadi

g3da massa sistem dinamis yang ditin_


. dapat dihitung
jau
dT- {li}"t dengan menggunakan program
Gempa ii yang dibuat oteh Raharjo aai Stevanri
[01.

Pengantar Analisis Dinamis dan Gempa

10

Anaiisis Stmktur secara Dinamis

11

Soal-sod Iatthan

1.

\o

aRiE
qqqqq sEE:E
Sqqe EHEEs
dodcjcj :::q(.

ts
li

>r

:>r

:EEge 3sEE3
33geE
dddcjg
cjoog? q999d

t-

ooooQ

,tr

9?god

o;dod

qqqq!

qqqa'1

sKsls qqq;N S$3*$

EEE
dcict

Sistem elastis dengan derajat kebebasan satu seperti Gambar


7.a dibebani dengan bermacam-macarn beban seperti terlihat
dalam Gambar 7.b sampai dengan 7.e. Carilah gerakan (resl
ponse) sistem tersebut dengan menggunakan cafa numerik
untuk bermacam-macarn variasi dari t /T: O,l, 0,2S, O,S, 1,0
dan 2,0, dan 6t/T sebesar 0,1 dan 0,2.
f O0O k9,/trt

BB

99

*n, (b)
'oo\0",

qd?
o(f)
\fto
tt

(c) tr

rX

>')

o
o
o

oooo
.;Ri6

16++99,^

Q99o-

p$es"i $$T:;

torrl

sR

F(t'l

(d) tr

/r

tr

(e)

o
o
o
+J

toolr)oto
6r(Y)(Y)++

aNt@O
Yd666
o;-;-

lO

Ot'.rOrOn
l.f)c)olNC.l

Oe{+rroO
=;;;;
ooocici

lorotolJ.)|o
N C-{ e.l e-l e{

Ganbar 7.

lolJ)
C-{

6I

Oe.{+\99Q
a!lt
clc{oIe{e.t tocotf)
ciocicro ooo oo
i

{)

.o

({

a
I

Untuk sistem elastis seperti soal I tersebut gunakanlah bermacam-macam cara untuk mencari perpindatran tempat untuk interval yang pertamd, yr, kemudian bandingkanlah dengan hasil yang didapatkan dalam soal 1.
3. Suatu sistem elastis dengan derajat kebebasan satu diketahui
mempunyai natural period sebesar I detik. Bila untuk pembebanan seperti terlihat daiam Gambar T.c.didapatkan perpindahan tempat statis maksimum sebesar 2 cm, tulislah persarnaan gerak sistem tersebut dan kemudian carilah gerakan
sistem tersebut dengan menggunakan cara numerik.

Pengantar Analisis Dinamis dan Gempa

t2

1.3.3 Cara Nunerlk Laln


Cara kecepatan konstan yang telah dibahas di atas merupakan cara sederhana yang dapat memberikan hasil yang cukup
baik dengan memakai interval waktu yang cukup kecil. Selain
cara kecepatan konstan tersebut masih terdapat banyak cara
numerik lain [1, 3, 7, 8] yang dapat dipakai, antara lain: Cara

Analisis Stmkhrr slecara Dinamis

l3

Cara ini dalam beberapa kasus tetah dibulrtikan memberikan


hasil yang sangat baik [7, 81.

percepatan dan kecepatan linier dan cara p Newmark.

1.3.3.1 Cara Percepatan dan Kecepatan Llnler


Pada umumnya bila percepatan dianggap linier maka kecepatan akan dianggap kuadratis (Lihat cara percepatan linier
dalam Daftar Pustaka, 1 dan 8). Dalam cara ini 17, 81, meskipun
percepatan dianggap sebagai sesuatu yang linier, kecepatan juga
tetap dianggap linier, sehingga hubungan antara percepatan dan
kecepatan dengan perpindahan tempat dalam suatu interval
dapat diturunkan sebagai berikut. Perhatikan Gambar 8 yang
dapat dianggap sebagai grafrk dari fungsi percepatan maupun
kecepatan terhadap waktu. Kecepatan pada waktu tz, Yz, dapat
diperoleh dari kecepatan pada waktu tr, Y r, dan percepatan
pada intenral waktu tersebut sebagai:
jjz

=!tt+lydt

(14)

Bila percepatan dalam interval waktu 6t dianggap linier maka


integrasi dalam persamaan 14 di atas, yang merupakan luas di
bawatr fungsi yang diintegrasikan, dapat diganti dengan
(i,z + 9r \ tt 1Z sehingga persamaan 14 dapat diganti meqiadi:

i'z =2(itt

-f

,)/6t- ji,

(1s)

Dengan menganggap bahwa kecepatan dalam interval waktu


6t linier, maka dengan cara yang sama akan diperoleh:'

i'z =2(lz

-vr)/6t-ir

''

Dengan menggunakan persamaan 15

(16)

dan 16,

persamaan

gerak (2) untuk t = t2 menghasilkan:

(+r"r(a0'*t)v,

=+u7(ot)2 y, +2Ml(6t)y,

*My, +F(tr)

(L7l

Persamaan 17 menunjukkan bahwa y2 atau Yn dapat diperoleh bila data sebelumnya yt atau yn-r diketahui.

Gambar 8. Percepatan dan kecepatan linier

1.3.3.2 Cara 0 dari l{ewmark


Cara yang dikembangkan oleh Newmark [1, 3, 8] ini dapat dituiiskan sebagai berikut:
y

z = yt + 6t $, + 9,) lZaarr

yz =yt +6ty1 +(o.S-g)ji,

(ot)2 + gg,rz(at)2

(18).

Dalam persamaan di atas, p merupakan suatu variabel yang


menyatakan variasi dari percepatan dalam suatu interval walrtu.
Newmark, daiam penelitian yarlg telah dilakukannya [3], menyimpulkan bahwa hasil yang terbaik dapat dicapai dengan memakai
p antara 1/6 sampai dengan \/a dan internal walrtu 6tantara
1/6 sampai dengan 1/5 dari Natural Period yang terpendek.
Penyelidikan lebih lanjut menunjukkan bahwa p sebesar I/6
merupakan cara percepatan linier (dan kecepatan kuadratis) [3].

t4

Pengantar Analisis Dinamis dan Gempa

Anaiisis Struktur secara Dinamis

15

di mana:

1.4 Sf,RT'KTI'R ELITS}TIS DENGAI{ DERAJAT KEBEBASAN


BAITYAK

Setelah mempelajari stmktur elastis dengan derajat kebebasan satu, struktur elastis dengan der4jat kebebasan banyak (Multi
Degree of Freedom System, MDOF) adalah suatu perluasan yang
sederhana. Untuk mbmpela.jari hal ini, perhatikan suatu struktur
elastis dengan derajat kebebasan dua seperti terlihat dalam Gambar 9. Persamaan gerak dari masing-masing massa dapat dengan
mudah diperoleh dengan menggunakan cara keseimbangan dinamis sebagai berikut:

nonffn,nu,,

n,

[M, ol
Io u,]'
y?= (v, y z),
![=

*kr) -ur1
L -kz kz')
r. =(F, (t) r, (t))
*

=[(k,

Dalam persamaan'di atas dan selanjutnya, huruf yang ditelalkan merupakan tanda matriks. Matriks-kekakuan- Kiapat
dicari dengan mudah dengan memakai definisi dari angka kekakuan (perhatikan Gambar 10). Seperti telah diketahui elemenelemen dari matriks kekakuan K, krr, kv, kzz dan seterusnya
mempunyai arti sebagai berikut:
kii: adalah gaya yang diperrukan pada massa i untuk memindahkan massa i sebanyak satu satuan bila semua massa
yang lain ditahan pada tempatnya masing_masing.
kii: adalah gaya yang diperlukan untuk ,rrenahan ,i"""" j bila
massa i dipindahkan sebanyak satu satuan sedangkan
semua massa yang lain ditahan pada tempatnya maiing_
masing.

trVz-ntl lurn

tr

F.ltl

kr r :kr

*ke

lx'

f.(tl

kr

z:-kz

H
G.Eb.r 9, Stulrturelastis dengw deniat kebebasn 2

yr -kr(yz-yr)-F, (t)=9
Mz i, z +kz $ z-yr)- Fz (t)= o

H.

Mr iir +kr

(le)

yang dalam bentuk matriks dapat ditulis sebagai berikut:

Ui+Ky-F-

(20)

r2lt'l

kz r =-ka

kzz=kz

Genbar lO. Menc*i matriks ketrakuan K

Pengantar Analisis Dinamis dan Gempa

16

krz dan kekaDengan berpedoman pada definisi ini maka krr'

kuan.kekar.""or"i""vad.apatdicaridenganmudahsepertiterlihat dalam Gambar


dengan deraPenyelesaian numerik persamaan gera\ sistem
dengan
diturunkan
mudah
dengan
5at teUeUa""t U"rty"t dapat
kebederajat
dengan
sistem
plda
mengikuti
vuiig did"U""
"*.'
basan satu'
10.

Analisis Stnrkarr secara Dinamis

di mana:

=[; :],
"
f, =(O 2OO),

y'=(yr

l@*z\
-2

-21
2J

yz)

i=-K'y+F'
di mana:

1.4. 1 Contoh Perhituagan

rc

=rooo

trF =

l22l

M-r" =[T

Mr=2kg

Mz=1kB
kr = 400O N/m
kz = 2000 N/m

K =1ooo

atau:

Untukpenjetasanlebihlarrjut,perhatikancontohperhitungan di bawah ini.

Fr(t) = 0
Fz(t) = 2o0 N

t7

M-r

"

[3

i],*.[_', :1

tl

eilm

L-2 2)

=r*

[?]

_ Persamaan 6 yang diturunkan untuk sistem dinamis dengan


derajat kebebasan satu juga berlaku untuk kedua perpindahan
tempat, yr dan yz Dengan demikian dalam bentuk matriks dapat
ditulis sebagai berikut:
Ir+r

=2

!. -yr_r +r.

(6t)2

(23l,

Periu diperhatikan di sini bahwa:

a.
Fzltl

Gambar

Lt.

Contoh

b.

kebebasan dua sePerhatikan sist-em dinamis dengan derajat


yang teriihat pada
dlta
Dari
1I
perti yang terlihat p"a" C"*Uar
dapat ditulis sebagai:
Gambar S, p"r""*^u',' geratt d'ari sistem

Mi+Ky-r(t) = o

Pl\

Karena sistem yang ditinjau mempunyai derajat kebebasan


dua maka periode sistem ini ada dua buah, yang dalam hat ini
adalah 0,2 detik dan 0,1 detik, sehingga interval waktu 6t harus diambil0,1 dari periode yang terkecil, yaitu 0,1*0,1 = O,O1
detik. Cara menghitung periode untuk struktur elastis d.engan
dera,jat kebebasan banyak akan dibicarakan kemudian.
Untuk yzr, karena adanya gaya pada M2, dapat dipakai rumus
8:

yzi

= 0.5 yro

(6t)'

sedangkan untuk yrr, karena pada waktu


maka dapat dipakai rumus:

e4)

t = 0, F(to) = 0,

Analisis Struktur secara Dinamis

yrr

jirr

(ot)2

(25)

7o

9Fat
o\\o6t
Q(IlI_-O
OOO-

ooooo

yang harus diselesaikan secara iterasi. Tetapi sekali lagi


aitegaskan di sini, bila 6t diambil cukup kecil, meskipun memakai rumus 24, di mana yrr = 0, maka tidak akan terdapat

lgsg

\O\O6lc!
tr6rh
6st*m
-iiiJ
ooooo

c{

ta
N

:>

grafis ditunjukkan datam Gambar 12' Bila


""c"ia
Gambar iZ Eipertratitr,, lebih lanjut maka akan terlihat bahwa
perpindahan tempat yr dan yz trerubah-ubah dalam bentuk yang
pe[.ii"ir Sinr4geffal aengas plrioa" + O.2 detik, yaitu natural
dapat
demikian
Dengan
peiod\.
per.ta*"
riod yang
liundamentat
alsimpuil<ar{ bahwa'mode'i'ang pertama (mode yang berhubungan
penganrh terh""g"tt natural period yang pertama) memberikan
Hal ini akart
yang
ditinjau.
iati
p"rg"r"t
Lg; terhadap
"i"t"to
"t
ini'
buku
train
bagran
dalam
teUitr-taqiut
dijelaskan

C.l

tabel 2, yatg

:>t

E
<)

<i<iooo

o\Fo\rj6
=\Ot*6tF
a.{an6N6
;6Oci6

da6a6

6\t
.i(a
o6o

6a

rh

3s3e$:teh=

gsEEE gEB=E EEEEE I


E=!eE
qg99g
dcidd?
goocjct 9"9?9

FEEs; g66Sq qf 6EB r-eEs E


oRR$E g88SR
3f888
6tN6tNN
N6ta!ma{
-Gl

fiB9H6t=-

c',

6l

"3=E:

0.30

N
?,o

gE3:E

0.25

rh

0.20

tz(fz-rtl.ar'3O3

?'

(n).., c J!4

o
o
o

:::59

\O O\

or

E5EgB

88

"+

3:gEE ggEEE
EEEE egEBs
oo???
ooooo

g
o

oesGp sRFST $;Sr$ sssR^

6,

:> ooooo

11

q=!al,-o\
mo\FNF
ci-rui+
jJi:.;

=.,Q\o
E:
SqEI
9RHXX
RERFR
9iEEE
ooooo
odooo
ooooo
ooooo
oo

perbedaan Yang besar


Dalam v'ariabel Yr dan Yzr di atas index pertama menunjukkan
nomor massa. a-an inaex kedua menunjukkan nomor langkah.
Jadi yu adalah perpindahan massa no 1 (Mr) pada langkah
pertama, t = tr.
Hasil perhitungan untuk contoh soal ini ditunjukkan dalam

\.0.r 5

19

cC)tsrrlq9
-6FO

999?o

h66th
orir<f+o

oll
tO\r.i6
oo=hr

at

o.o5

..=

oe
[9
ll
-!E

O\o
^O.rORe

0.to
o

ood'!ls RSENA RR:Eg BRr-^ r

*s
}H
6A
E*
h\-

N
o.t0

c)

.o

t, ,.c

Cranbar L2, Simpangan massa

c,

I (yil dan massa 2 (yz)

e=3r=
:ex=e
6q88 385t9
dcjddd
d<iooo
cjcjcjdd

ooooo

xil
8F
ll
d;

-+

a*

>'

,I

Analisis Strukarr secara Dinamis

21

i
1

gaya per yang


Menarik juga untuk memperhatikan bahwa
besar dari gaya yang diterjJiaJam"pi r;JA 2,67'L<attlebihadalah
1'53 kali lebih beberikan. Gaya yangl"qi"ai a"Um per-2
gaya yang dlTmsar. Dari sini dapat ail-Uif kesimpulan bahwa
tiba-tiba akan
bulkan karena p"*U.UL"tt yang diueAkarr secara
diperhipembebanan
vane Ie'jadi bila
i;i; ;bih G""i d;;t;
tungkan secara statis'

KEBF'
1.5 STRT'ITTTIR EI,A$TOPLASTIS DTNGAII DERA"IAT
BASAI{ SATU

Suatubatrandinamakanmempunyaisifatelastoplastisbila
(atau gaya-simpangan) dapat digamdiagram tegangan-regangan
-13,b' Diagram gaya simp3ttgl" tersebut
barkan seperti Cam6"t
elasbahwa sebelum m"ncapai Rm (disebut batas
.ti.s),;;;
menunjukkan
batas
*:::T"i
selelal
b"rsifat u"i"t
.sedangi<an. d"P"t
tam"r""1is,
ti{a}
aa1
plastig
menjadi
elastis, R-, Per
l:lerima

g.y"'t"bit lairjut.- Setelah plastisitas tercapai, gaya yang


diberikan dikurant (aU"n'Ut' unloading) sehingga.-simpangan
Perhatikan bahwa
akan berku.*g 3""g* sifat linier-elastis.nol
kembali' narnun
menjadi
meskipun g^yu' y*g iiU"ti5"" telah
kembali ke
d39at
tia"t
yat'g
simpangan
masih akan terdap""t
"i"" ditatui<an ierus sampai tercapai batas
nol. Unloading ini Japat

ffi;'

elastis daiam arat, yat'g berlawanan' -R-'

,i

Perhatikan struktur dengan derajat kebebasan satu dengan


per yang mempunyai sifat elastoplastis seperti terlihat dalam
Gambar 13.a dan b. Bila stmktur tersebut dibebani dengan gaya
dinamis maka persamaan gerak struktur tersebut dapat ditulis
sebagai:

lz1l

(l^-2

ycr) <

Iti
t

<

yn

(271

Dalam rumus di atas ycr adalah batas elastis sedangkan Radalah gaya yang berhubungan dengan yer. Rumus ketiga dalam
persamaan 27 menunjukkan persamaan garis yang menyatakan
adanya pengurangan gaya dalam per setelah tercapainya batas
elastis (unloading). Persamaan gerak 26 dapat diselesaikan secErra
numerik dengan memperhatikan batasan-batasan dalam persamaan 27. Untuk mendalami lebih l,anjut, perhatikan contoh perhitungan di bawah ini.
1.5.1 Contoh perhltungau

Misalkan dalam sistem yang terlihat dalam Gambar 13.0,


massa M adalah 2 kg, kekakuan per 2O00 kN/m sedangkan batas
elastis, R-, adalah I l0 N, maka ycr = Ra/k = 0.055 m dan persamaan gerak sistem tersebut dapat ditulis sebagai:

i = 0.5 F(t) - o.s R

(28)

di mana:

0.5R= 10O0y
0.5R=55N

0.5R=55-1000(y--y)
(a

(cI

'

r.'ccrn

Garnbar Lg. Stutrtur elastoplastis

untukOcycyer
untukycl<y<yn
untuk

di mana untuk R berlaku batasan-batasan sebagai berikut:

R=RR=R--k(y--y)

Mji+R-r(t)=e
R=ky

lI

untukOcy<0.O55m i
untuk0.055trr<y<yo
untuk (yE - O.1 1) . y . y.

Hasil perhitungan dengan menggunakan cara constant velocity ditunjukkan dalam Tabel 3, sedangkan gerakan massa ditunjukkan dalam Gambar 14. Grafrk a menunjukkan respons statis,
grafik b menunjukkan respons dinamis bila per bersifat linier
elastis (tidak ada batas elastis) sedangkan grafrk c menunjukkan
respons dinamis bila per bersifat elastoplastis.

Pengantar Analisis Dinamis dan Gempa

22

Analisis Stnrktur secara Dinamis

23

"\
?

YzR= 100q,, or 55
o
o.a2
0.04
0.06
o:08

25
30
35
40
45

o
5.0
20.0

2s.o

0.0100

25.O

o.0roo

15.0

4r.0

-1.0
-10.0

0.0060
-o.oo04
-o.0616

0
0.0050
0.0200
0.0410
0.0616

o.l0

50
37.5
25
25
25

s5.0
55.0
55.0
50.6*
36.0*

-o.oo20
-0.0070
-0.0120
-0.0102
-0.0044

o.ox82
0.o928
0.1004
0.0960
0.0814
o.0624
0.0466
0.0403
0.0460
0.0615
0.0806
0.0957
0.1007

o.r2
0.14
0.16
0.18

55.O

-5.O

-17.5
-30.0
-25.6
-11.O

Penyelesaian
Elasto plaslis
R. ='110 (c)

.5o07ee'

r..

\ vi

'.--L---T------T'----'
--- !.r-o!3',.
\t,

0.r

25
25
25
25
25

17.0*
1.2"
-5.1*
0.6*
16.1*

8.0
23.8
24.4
8.9

o.oo32
0.0095
0.0120
0.0098
0.0036

25
25

35.2*
50.3*

-to.2
-25.3

-0.0040
-0.0101

30.

I
j
I

i0.2

Penyetesaian

0.20
o.22
0.24
o.26
o.28

H:':',l3it,

,'

'perubahan

benruk sratis

=F/k(a)

o.r
t. det

)'..-.i

Gaabar 14. Contoh 3


!

0.30
p.32
0.34
.

Y, R

55

1OOO(0.1004-Y).

3)
Perhatikan bahwa dalam melakukan perhitungan- (Tabel
perdalam
selalu harrs diperhatikan batas-batas yang aiUella1
R telah mensarnaan 28. Milahya pada saat t = 0,08 detik' 0'5
0'5 R
or,o N, hal ini tia"r. mungkin sehingga ultlk- hasaterlihat
detik'
t = 0'16
""p"i
i.?ii" dipakai 55 N- Unloading lada saat 0,0960'
Dengan demimenjadi
0,1064
y
dari
dengan turunnya
ketiga'
kiariuntuk perumusan 0,5 R berlak-u perumusan

PerhatikanpulabahwaresponselastismemberikansimpangyTrg lebih besar


an yang tebih kecil tetapi memUeriXln gaya PeJ
dari Gambar 14 bahwa
a# ,"Ipons elastoplasiis. Terlihat jygi
terjadi simpangan tetap sebesal !. - Yct'

1.6 PEI{Y'ELESAIAN N|ALITIS gTRUKTUR ELASTTS TATPA


DAMPING DDNGAN DENA.'AT I(IBEBASAN SA?U
Persamaan gerak dari struktur elastis dengan der4iat kebebasan satu telah diturunkan dalam pasal 1.3 sebagai:

P(t)-t y=My

(2e)

atau:

Mi;+ky=F(t)

(30)

Persamaan 30 merupakan persamaan diferensial tingkat dua.


Penyelesaian umum persamaan 30 terdiri dari penyelesaian komplementer (Complementary Solutionl dan penyelesaian partikulir
(Particular Solutionl. Penyelesaian komplementer adalah penyelesaian persamaan homogen, yaitu penyelesaian di mana bagian

Pengantar Analisis Dinamis dan Gempa

24

Analisis Struktur secara Dinamis

25

kanan dari tanda sama dengan adalah sama dengan nol. Secara
fisik keadaan ini dapat diartikan sebagai suatu gerakan yang terjadi tanpa adanya gaya luar (getaran bebas, Free Vibrationl.

Pada waktu

t = 0, kecepatan awal, io, dapat ditulis

y = cr o cos

(o)- c,

1.6.1 Getaran Bebas

c1 = yo

Persamaan gerak dari getaran bebas dapat diperoleh dari persarnaan 30 sebagai:

Dengan menggunakan persamaan 35 dan 37, penyelesaian


getaran bebas (34) dapat ditutis sebagai:

Mji+ky=Q

(31)

y=yolosin rot+yocosot

(32)

Persamaan 38 merupakan penyelesaian komplementer dari


penyelesaian umum persamaan gerak struktur Lhstis dengan
derajat kebebasan satu (30).

Penyelesaian persamaan 31 ini dapat diperoleh sebagai [4, 5],

y = cr sin,f(f< /M)t + c2 cos

'

,f(t 7U)t

dengan memakai tanda:

= rf(r< I

rra)

(33)

Persamaan 32 dapat ditulis sebagai:

y=cl sinort+c2

cosot

(34)

Dalam pers*lmaan 32 dan 34 di atas, cr, cz adalatr konstanta


integrasi yang dapat diperoleh dari keadaan awal yang telah diketahui. Bila keadaan awal pada walctu t ' 0 dinyatakan sebagai
kecepatan awal, j,o, dan perpindatran tempat awal, yo, konstanta
integrasi cr dan ce dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut.
Pada waktu
sebagai:

= 0, perpindatran tempat awal, yo dapat ditulis

yo =Gr sino(O)+c, cosro(0)


Sehingga didapatkan:
(3s)

C2=]o

Sedangkan kecepatan awal dapat diperoleh dengan terlebih

dahulu menurunkan persamaan 34 terhadap waktu

untuk

memperoleh persamaan kecepatan, yaitu:

jr=cr ocos ot-c2 rosin olt

(36)

sehingga konstanta integrasi cr dapat diperoleh, yaitu sebagai


berikut:

co

ro

sin

ro

/co

sebagai:

(o)

(37)

(38)

1.6.1.1 Natural Perlod


Bentuk getaran bebas yang ditunjukkan dalam persamaan
38 merupakan gerakan yang berbentuk sinusoidal. Glrakan seperti ini dinamakan gerakan harmonis yang karakteristiknya
ditentukan oleh besar amplitude dan natuial p"rioa gerakan tersebut.
hal getaran bebas dengan perpindahan tempat awal
-Dalam 15a)
maka besar amplitude yo, sedangkan bila
(Ca4bar
!1ja
diberikan percepatan awal saja (Gambar 15b), maka besar amplitudenya adalah ! o / a . Natural period T adalah waktu yang dibu_
tuhkan untuk menyelesaikan satu siklus gerakan harmonis secara lengkap.

Pengantar Analisis Dinamis dan Gempa

26

Seperti terlihat dalam persamaan 38, besar amplitude tergantung kepada keadaan awal yang diberikan, tetapi natural period
tergantung dari ro, seperti yang didefinisikan dalam persannaan
33, hanya tergantung pada karakteristik dari stmktur yang
ditinjau. Besaran ol tersebut di atas dinamakan Natural Circular
Frequency.
o,

rf(r.tvr)

(3e)

[radldetik]

Analisis Stniktur Secara Dinamis

umum memperoleh penyelesaian partikulir, sebelumnya akan


dibahas gerakan (respons) yang terjadi akibat pembebanan

impuls.

1.6.2.L Bebaa Impuls


Impuls adalah suatu gaya yang besar yang terjadi secara
tiba-tiba dan berlangsung dalam waktu yang sangat pendek
(Gambar 16). Beban impuls ini dapat didefinisikan ssgngai:

Besar natural period dapat diperoleh sebagai:

T=2n/o=zrrf(rralt)

F=Fdr

[detik]

27

(43)

(40)

L.6.L.2 Natural Frequency

Natural Frequency
Natural Period,
f =7/T

f,

=l/2xrf(tltt)

didefinisikan sebagai kebalikan dari


[cps, getaran per

detik]

nlltttl

(41)

Perhatikan dalam persarnaan 39, 40 dan 41 bahwa Natural


Circular Frequency ro, Natural Period T dan Natural Frequency, f,
adalah karakteristik dari sistem yang tidak tergantung kepada
keadaan awal maupun pembebanan.
1.6.2 Getaran Tak Bebas

Getaran tak bebas {Forced Vibrationl adaiah getaran yang


terjadi karena adanya beban luar F(t) sehingga persamaan gerak
yang terjadi dapat ditulis sebagai persamaan 30:

My+kr=f(t)

(42)

Bila keadaan awal dari getaran tak bebas ini tidak nol, maka
penyelesaian persamaan 42 adalah penyeiesaian umum yang terdiri dari penyelesaian partikulir dan penyelesaian komplementer.
Penyelesaian komplementer, seperti telah dijelaskan sebelumnya,
adalah pehyelesaian getaran bebas. Bila keadaan awal dari getaran tak bebas ini nol maka penyelesaian persamaart 42 hanya terdiri dari penyelesaian partikulir.
Penyelesaian partikulir untuk bentuk-bentuk tertentu dari
F(t), misalnya polynomial atau fungsi harmonis, dapat dipelajari
dari buku-buku matematika [4, 5]. Untuk dapat membahas cara

Giambar 16. Beban Impuls

BiIa suatu sistem yang dalam keadaan diam dibebani dengan


beban impuls, setelah beban impuls ini bekerja, maka gerakan
yang terjadi adalah getaran bebas. Dengan demikian gerakan
yang terjadi dapat diperoleh sebagai:
o

=y/rosinot+yo coso

{441

I(arena beban impuls diberikan dari keadaan diam maka


perpindahan tempat awal adalah yo = Or,sedangkan kecepatan
awal !.o dapat dicari dari beban impuls, yditu sebagai berikut:

jio

F/M, lrcrcepatan awal

(4s)

$
I

Analisis Struktur secara Dinamis

29

t
I

Karena beban impuls hanya bekeda setrama dF maka kecepatan awal dapat diperoleh sebagai:
j,o

(46)

=!idI=FdI/IvI

yang dengan memperhatikan defrnisi impuls (a3) juea dapat ditulis sebagai:
j'o

l47l

=ilM

Dengan demikian gerakan yang terjadi dapa.t ditulis


y=

sebagai:

Bila beban impuls baru diberikan pada walrtu t = f sedangkan persamaan gerak ditulis terhadap refrensi waktu t = 0, persarnaan 48 menjadi:

r(u

o)sin

(t-r))

(4e)

1.6.2.2 Bebaa Sebaraag


Beban sebarang (Gambar 17) dapat dibagi-bagi menjadi beberapa beban imputs sehingga penyelesaian getaran tak bebas
a"irgat beban s.uat"ng aapit diselesaikan dengan menggunakan
penyetesaian getaran akibat beban impuls (49)'

avurl

dy =

i'r(uto)sin(ro(t-r))

(so)

atau:
dy =

(48)

F/Mtosintot

Ferhatikan sistem elastis dengan derajat kebebasan satu


seperti terlihat dala:n Gambar 17. Sistem tersebut dibebani
dengan beban sebarang F(t) = Fr f(t) (Gambar 17). Akibat satu
pias yang merupakan bagian F(t), sebesar 3=E f(f)af , gerakan
yang terjadi dapat ditulis selagai:

E r(rXr'a

ro)sin (o{t - r))ar

(su

Respons terhadap beban sebarang secara keseluruhan dapat


diperoleh dengan mengintegrasilcan persamaan 51:
y=
(a,(t
IF, r(r)l(rra or)sin

-r)ar

(s2)

Bila didelinisikan perpindahan tempat statis (statis deflectionl, yx, adalah:

ys =Fr /k =Fr /(r'M)

(5g)

Persamaan gerakan (52) dapat diubah menjadi:


y = ysr or
(o*
Jr(r)sin

-r)ar

(s4)

Persamaan 54 di atas merupakan penyelesaian partikulir dari


persamaan gerak 42, sedangkan penyelesaian umum persamaan
gerak tersebut merupakan gabungan dari penyelesaian komplementer (36) dengan penyelesaian partikulir (54).

y=iq /ro sinot+yo

cos

ot+y,,, Jf(f)rin(or(t-f))af

(55)

1.6.3 Faktor Beban Diaanis (Dyaamtc Load Factor, DLF)

Biggs [1] mendefinisikan Faktor Beban Dinamis (Dynamic


Iaad Factor, DLF) sebagai perbandingan antara perpindahan tempat dinamis pada suatu waktu terhadap perpindahan tempat statis akibat suatu beban referensi, Fr, yang dipakai untuk menyatakan besar suatu pembebanan dinamis F(t) = Fr f(t). Jadi dynamic load factor dapat ditulis sebagai:
DLF= yly"t
Gaabar 17. Beban

*banng

=y/(Fr/k)=kylFr

(56)

Analisis.Struktur secara Dinamis

31

I
I

Dari definisi di atas tampak bahwa DLF adalah suatu besaran yang tidak mempunyai dimensi dan menyatakan gerakan yang
al<an terjadi bila suatu sistem dibebani dengan suatu bentuk beban tertentu (tidak tergantung dari besar beban yang diberikan).
f .6.3.

y = ys
y=

yst,

y = yst (t

Contoh Pcrhltua3la

Perhatikan sistem elastis dengan derajat kebebasan satu seperti terlihat dalam Gambar l8a yang dibebani dengan suatu beLan segitiga sepcrti terlihat pada Gambar 18b dari keadaan awal
diam.

J-(r-rto

)/ro sin (r(r

-r)a (r -r)a{ro(t -r)}


l

(r -

rto

I tu )l o cos (co(t - r))*

ir

)cos (o(t - r))- t r(to ro) sin (o(t - r))

Memperhatikan
batas integrasi

) ]i
bahwa hasil integrasi di atas mempunyai

= O dan

y=yst (t-cosrot)+l/tu

t, maka akan didapatkan bahwa:

(rin.t)lor-t))

(S9)

atau:

DLF= 1-cos61+ (sinolt)/

H
@

Fl

lo lrrttl

L*
t4

yo = yst (sin

or

tu )l(ro t6 )-cos o t6 )

co

tu +(cos

= y,, {osin

co

to

)lto

-tlto

(61)

sebagai:
y = yst l(ol to ){sin

(s7)

F(t)

=1-tltd, untuk0<t<td
(t) =0,
untukt>td

f(t;

Respons sistem tersebut terhadap pembebanan yang diberikan dapat diperoleh dengan mempergunakan 55.
Untuk O < t < ta, di mana keadaan awal yo = 0 dan Yo Persamaan 55 menghasilkan:
to )sin (o(t

-r)ar

cu

*sin o (t -td

}-yst

cos o r

(62)

(63)

atau:

Beban segitiga tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:

ysr, flt -rl

(60)

Oleh sebab itu dengan menggunakan persamaan 61, respons


sistem setelah t 2 t6 dapat diperoleh dari persamaan 44, yaitu

Ganber l.t. Bcban Segitiga

- Fr f(t),
dimana:

<o.tr-t/to

Untuk t ) to , gerakan yang terjadi adalah gerakan bebas. Keadaan awal untuk bagian gerakan ini dapat diperoleh dari persamaan 59, dengan memakai t = t6 sebagai berikut:

(b)

(a)

y=

j(- r t,o )/ ro cos (ro(t - r))ar

(s8)

Persamaan 58 dapat diselesaikan dengan menggunakan cara


Integration by Parts [TaylorJ:

DLF = 1 i(or to Xrino: t -sin o (t

-to )-cos

ol

Gambar 19.a, 19.b dan 19.c menunjukkan respons dinamis


suatu sistem elastis dengan derqjat kebebasan satu terhadap
pembebanan berbentuk segiempat dan segitiga. Terlihat . dalam
gambar tersebut bahwa besarnya dynamic load factor sangat
tergantung kepada perbandingan antara larna pembebanan ta
(atau periode pembebanan) terhadap periode dari sistem T.
Gambar 19.d menunjukk4n pengaruh cara pemberian (penambahan) beban untuk mencapai suatu beban tetap. Terlihat dalam
Gambar 19.d, respons sistem sangat tergantung kepada perbandingan lama pembebanan untuk mencapai suatu beban tetap tertentu, tr, terhadap periode sistem T.

32

Pengantar Analisis Dinamis dan Gempa

Analisis S.tiukhrr secara Dinamis

33

(d)

Ganbar L9. Respons dinamis SDOF terhadap beberapa macam


gaya

Pengantar Analisis Dinamis dan Gempa

36

Analisis Struktur $ecara Dinamis

37

Gambar 20.a menuqjukkan dynamic ioad factor maksimum

untuk beban berbentuk segitiga dengan puncak pada t = 0 dan

persegi terhadap perbandingan antara ta dan T, sedangkan Gambar 20.b menunjukkan kapan dicapainya dynamic load factor
maximum tersebut, t-. Gambar 21 menunjukkan besar dinamic
load factor maksimum untuk beban segitiga dengan puncak yang
tercapai pada waktu t = Ye t6, terhadap pJrbanding* dari waktu
pem-berian beban td terhadap periode T dari sistem. Ditunjukkan
pula waktu dicapainya DLF maksimum ter$ebut, t-.

rt
E

)
o
u-

't.4

Gambar 21.c dan 2l.d menunjukkan dinamic load factor


maksimum untuk beban tetap yang dapat dicapai dengan menambah beban. Dalam Gambar 22.a tampak bahwa efek dinamis
dapat dihilangkan bila penarnbahan beban diberikan sedemikian
rupa sehingga waktu yang diperlukan untuk mencapai beban
tetap, tr, sama dengan periode sistem T.
Persamaan gefakan dari sistem elastis dengan derajat kebe-basan
satu yang tilah dianalisis datam bagian lain buku ini maupun
yang ditunjukkan dalam Gambar 19 memperlihatkan -gerakan
bahwa setelah beban yang diberikan berhenti bekeq'a ternyata gerakan tidak berhenti dan tetap berlangsung tanpa ada pengurangan amplitude. Tentu saja dalam kenyataannya keadaan
ini tidak terjadi karena dalam keadaan yang sebenarnya dapat
diharapkan bahwa sernua gerakan bebas pada suatu saat akan
berhenti. Tahanan terhadap gerakan ini dinamakan Damping
yang akan dibahas dalam bagran lain buku ini.
1.6.4 Gerakan pada Pondasi
lra=

waktu te0adi respons max

Suatu struktur yang digerakkan pada pondasinya seperti


terlihat dalam Gambar 22.a dapat diidealisasikan dalam susunan
massa dan per seperti diperlihatkan daiam Gambar 22.b.
x.

9artbn toLt

K(z-x-)
G'arnbar

2L. DLF untuk beban tetap dengan kenaikan beban dari


nol

Mx

I -f
IH
L'J

o
6
I

Frx

o
Oerakan bman

{b)

Gambar 22. Gerakan pada pondasi

i
I

Pengantar Analisis Dinarnis dan Gempa

38

Bila gerakan pada pondasi dinyatakan sebagai Yo dan gerakan pada rnassa M dinyatakan sebagai yr maka dengan menggunakan prinsip dinamic equilibriurn dari D'Alembert, persamaan
gerak sistem tersebut dapat diturunkan sebagai berikut:

Miir+k(y,-yo)=0
, Perhatikatr bahwa untuk

F4l

gaya inertia harus dipergunakan


percepatan absolut pada massa yang ditinjau, yr, sedangkan
untuk gaya perlawanan dari per menggunakan seUsih antara gerakan pada massa, yr, dengan gerakan pada pondasi, yo. Bila
gerakan relative dari massa terhadap gerakan pondasi, $r - Yo)'
dinyatakan sebagai y, maka:

Y=Yr-Yo

Macem domping yang diketahui ielah:


1. tuictional (Couloab) Damping

Frictional damping terjadi karena adanya

2.
3.

gesekan i dari
permukaan dua buah benda yang bergerak.
Viscous Damping
Viscous damping terjadi karena adanya gerakan dalam udara
atau cairan.
Internal Friction
Damping ini terjadi karena adanya geseran antara molekulmolekul dari bahan

Secara matematik damping dapat dinyatakan dengan rumus:

c(x)'

(64)

(6s)

(66)

Perhitungan sistem dinamis suatu struktur biasanya hanya


memakai viscous damping, persarnaan 65 b. Dalam idealisasi,
strukhrr viscous damping ini biasanya digambarx.au* sebagai das&
paf seperti terlihat dafam Gambar 23.

Dengan demikian persamaan gerak 64 berubah menjadi:.

M6r*jio)*kY=0,atau

Mi+ky=-Miio

39

Besar pangkat n ditentukan untuk bermacam-macam damping sebagai:


Frictional Damping, n = O ; D = c
Viscous Damping, n = 1 ; D=cx
Internal Friction, n = 2; O =. (*)
(65)

jr=ji-jio,dan
iir =ii+iio

Analisis SE:ukhrr sec,ara Dinamis

Perhatikan bahwa persamaan gerak ini (66) sama dengan


persamaan gerak getaran tak bebas (42), dengan gaya pada
massa M, F(tj, sebesar (-tut Vo).

1"7 PET{T'ELESAIAI{ AT{ALITIS STRUKTI'R ELASTIS DENGAN


DAUPIT{G DEITGAN

DTRA'Af I{EBEBASAN SATU

Damping adalah suatu besaran yang rnenyatakan tahanan


terhadap gerakan pada suatu sistem dinamis dan merupakan
salah satu sifat fisik dari sistem tersebut. Biia besar sifat lisik
yang lain, massa dan kekakuan, relatif dapat dengan mudah dit*i, A" ping yang rnerupakan mekanisme penyerapan energi
sangat sulit dimengerti dan didapatkan. Besarnya damping ini
biasanya dinyatakan dalam presentasi dari suatu besaran yang
dinamakan Critical Damping, yaitu besar damping yang akan
menyebabkan hilangnya getaran. Ha1 ini akan dibahas lebih lanjut dalam bagran iain buku ini. Besarnya damping ini tergantung
dari berbagai macam hal.

f (tl
GaEbar 23.

Stukur

dengan damplng

Dengan memperhatikan damping, pe'rsamaan gerak sistem


elastis dengan derajat kebeban satu dapat diperoleh dengan
menggunakan cara d5mamic equilibrium D,Alembert, yaitu:

Pengantar Analisis O4glq9g31 C"

Analisis Stmkhrr sccara Dinamis

(66)

My+ci+ky=F(t)

menyelePenyelesaian persamaan ini dapat diperoleh dengan


merypakan
yang
saikan persamaan homogen (getaran bebas)
p""v"i"J"ian komplementer serta mencari penyelesaian partikulir
yaog m"menuhi persarnaatl di atas'

1.7.1 Gctetaa iebas dcngaa Damplng


dapat
Persamaan gerak dari getaran beban dengan damping
nol
diperoleh dari firsamaan OO dengan mengganti F(t) dengan
schirrgga menjadi:
'(67)
MY+c j'+kY=g
atau:

..ck^
v+;Y+;Y=v

(68)

yang dapat diubah lebih lanjut menjadi:


1i+2Ptoo

(6e)

i+or2 Y=6

41

1.7.1.1 Dua akar nSrata, p > 1.


eig 0 > 1^ maka persarnaan T2 akan menghasilkan dua buah
akar, 11 dan t2. Dari persamaan T2 dengan mudah dapat dilihat
bahwa kedua akar persamaan tersebut merupakan akar yang
19g1tif dan nyata sehingga penyelesaian persarnaan OS dapat
ditulis sebagai:
lrt +
Y = Are

Azelzt

(73)

di mana:
11=-ptoo

*...f(p, -il

12=-$<oo

-.".f6, -t)

(741

D.rg1l memperhatikan grafik dari fungsi ert yang diperli.hatkan


..
dalam Gambar 24 dapat

diambil kesitpulan a&i por""maan 73 bahwa bila besaran p > I maka tidak akan terjadi getaran dari sistem dinamis yang ditinjau. Keadaan ini, p , i, dirr"*al*an OverDamping.

di mana:

f=*ffi
rro

dan,
(701

=*/@)

Persamaan lraralrteristik dari persamaan 69 adalah:


7 + 2proo1* oo2 =0

(71)

yang memPersaraaan 71 mempakan persamaan kuadrat dalam


punyai akar-akar:
'h.r

= -F(Dn *." /${i)

PenyelesaianPersamaan6gtergantungdari'sifatakar-akar
p"r"*""t karakteristik, persamaaa 72, sedangkan sifa! akar-

L", p"r"*aan karalcteristik


sebagai berikut.

Grrrbu 24. Grafrk dl

172l

tergantung kepada besar bilangan p

1.7.1.2 Dua aler

laqftrcr,

p < 1.

Dalam hal besaran p . 1, besaran di bawatr tanda r1 aaUm


persamaan 72 adalah bilangan negatif sehingga persamaan 72
akan memberikan dua buah akar imajiner luit-anian kompleks)
sebagai berikut:

ao

dan Gempa
Pengantar Analisis Dinamis
4

ur-

[(r-9')

11=p<oo

+iar"

1e=Fon

*i.,,f(r-g')
"(,r,)

(7s)

+e,

eCmt))

(761

di mana:
Persam4an 76 dapat dinyatakan dalam bentuk lain sebagai
berikut:

(e,

getaran. Keadaan ini, p < 1, dinamakan Under Danping.

1.7.1"3 Satu a&ar ayata, P = 1.


Dalam hal p = 1 maka persamaan 72 akan menghasilkan dua
buah akar yang sama, il = 12 = 1, dan merupakan bilangan nyata
yang negatif. Dalam keadaan ini penyelesaian persamaan 69 dapat ditulis sebagai:

{77l.

B=(Dn.f(l-p')

y = s(-F.o,)

cos (B

43

Jelas terlihat dari gambar 25, bahwa keadaan p < 1 pada


sistim dinamis yang ditinjau akan mengakibatkan terjadinya

a"rt

Dengan demikian penyelesaian persamaap 69 menjadi:


y = sFF.nt) (e,

AnalisiS Struktur secara Dinamis

t)+Aa sin(a t))

(78)

Y=

Ar e-1'

A, t e-rt

(81)

di mana:
l. = 9o)o

(82)

yang kemudiarr dapat disederhanakan menjadi:


y = 4(-o'o') rir,

(."

;6

-P'

)t.

O)

lTel

79 diPersamaan gerak yang dinyatakan dalam persamaan


79
persamaan
gambarkan dalam CamUit 25' Terlihat bahwa
perdengan
sebagai suatu fungsi sinusoidal

[.p.r

digambarkan
ubahan fase sebesar

Q,

dengan fungsi:
(80)

y=4aGF"t)
sebagai enveloPe.

Craobar 26. Citical damping


Pada Gambar 26jelas bahwa persamaan 81 juga menunjut-

kan tidak adanya getaran. Keadaan yang terakhir ini, 0 =

1,

merupakan pembatas antara keadaan under damped dart over


datnped dalrr dinamakan sebagai Critical Damping.

Ganbar 26. Keadaan under daaPing

L.7.L.4 KarakteristiL Stnrktur deagan Damping


Karal<teristik dari sistem dinamis dengan damping dapat diperoleh dari persamaan 79. Besar circular frequency, ro, dapat
diperoleh sebagai:

44

rytgarlgr Analisis Dinarpis

,-,

o =(Dn

.ft-P')

dan Gempa

[rad/det]

,f[-pr)

[rpm, cps]

1.7.2 Getaraa Tcls Bebag deagan Damplng

(84)

Dalam pembatrasan dalam Subbab 1.7.1 terlihat bahwa


hanya sistem dinamis yang underdamped yang memberikan respons berupa getaran. Oleh sebab itu pada bagran selanjutnya
hanya kasus ini yang akan dibahas.
Seperti pada penyelesaian getaran tak bebas tanpa damping,
penyelesaian gerakan tak bebas dengan damping dapat dilakukan
dengan menggunakan penyelesaian dari beban unit impuls (lihat
persamaan 49), yaitu dengan menggunakan convolution integral.

Periode, T:

T=l/f =

45

(83)

Frekuensi, f:

,"
,_

Analisis Stmktur secara Dinamis

2n

(8s)

;:1;'-.-;\ [det]

,r,J [-P')

natural cirDalam persamaan-persamaan-di atas' on adalah


cular frequency dari sistem tanpa damping'

Suatukarakteristikpentinglaindarisistemdinamisdengan
yang dapat diturunkan sebagai
p' persaberikut. Keadaan critical damping dicapai bila besaran

O.*OG idalah critical aamping

Dengan cara yang sarna, penyelesaian terhadap unit impuls


pada getaran tak bebas dengan damping dapat diperoleh, yaitu:
v=

,ir,

N{,o,

ft-prl.-Foor

(.o".f(r -P'), )

Jadi penyelesaian partikulir dari getaran tak bebas dengan


damping dapat diperoleh sebagai:

maan 70.a, adalah 1.

(86)

p=cr,,l-(+tvt)

(8e)

r(r - p' )t' - tl)*

(e0)

,t(,,.f,(,-p'l -.)a.

(el)

' i#6;''F<,,"(r-r)'io

(.,

adalah:
Untuk g , 1, g = ccrr jadi besar criticai damping

"".

(87)

=..f(+ttut)

biasanya dinyataBesar damping dari suatu sistem dinamis


critical damping'
dari
kan dalam bagian, Ui"".t'y" persentase'persamaan
86 dapat di87'
;"*pJrrr.iit t,, p"t"t',""tt

tu""

tulis sebagai:
(88)

c = 0c",

p menunjukkan
Dari persamaan 88 terlihat bahwa besaran persen) biasa(dalam
F
uasi;aari critical damping. Besaran.ini
dari suatu
nya digun"Lan untut meiyatakan besar damping
damping (p)'
sistem d.inamis. Pemakaian persen-.dari critical
oleh alasan-alasan
untuk menyatakanl;; damping dilandasi
hal ini akan
Tentang
pirnitungan.
oraktis untuk *"rrrrJJt""
pada bagian lain buku ini'
hiu"t
^"

y = yst

,,

ifig"'eo*(t-r)

Dengan demikian penyelesairn umum untuk getaran tak bebas dengan damping (yang underdamped) adalah:

Y=Y"+Yp

Pzl

di mana y" adalah penyelesaian komplemen (complementa4r solufibn), persamaart 79, sedangkan y, adalah penyelesaian partikulir
$carticular solutionl, persamaan 90.
1.7.3. Getaran Tak Bebas dengan Bebaa Harmouis

Beban harmonis adalah beban-beban yang besarnya berubah-ubah dalam suatu fungsi yang berbentuk sinusoidal, misalnya:

F(t)= Pr sin(o t)

(e3)

MII, IE
!r-:il

,:d

ffi*?,[ir1,,t'

Analisis Stmkhrr secara Dinamis

47

Karena persamaan 97 harus dipenuhi untuk semua harga T,


maka koefisien sin (At) pada bagian kiri tanda sarna dengan
harus sarna dengan koefisien sin (Ot) pada bagian kanan,
sedangkan koefisien cos (Ot) bagian kiri tanda sarna dengan
harus sarna dengan nol sehingga:

olo'

cosa+2prooQsin o*oo2 .o.o)rin ot = \

l-^\

A(.o'

sin

harmonis
Persamaan gerak sistem dinamis dengan beban
cara
dengan
diselesaikan
27
Gambar
seperti yang tamPak Pada
sebagai berikut:
(e4)
My+c j'+kY =F(t)

di mana:

atau:

o = (.,'

(es)

freDalam persarnaan di atas, oo adalatr natural circular


adalah
sedangkan
0
tanpa damping)
quency (dari sistem Jit
koefisien damPing.

"*i*

Bila yp,
(e6)

yp = Asin(ot-a)

maka y' harus


adalatr penyelesaian partikulir dari persamaan 94
94' Dengan mempergumemerruhi persamaan gerak, persarrlEran
g4
berubah menjadi sebagai
nakan persamaan 95, p";-;#aan
berilnrt:
(ctt-c')=
-o2A sin(cx -cr)+2p rono n cos(ctt'a)+roo2Asin
(Fr / M) sin

rio

o+

(rro)(r.' -o' )4 lrta

A cos a =

A sin c =(t t O)Zp ronQ Fi / M

-o' I

+4 p2 <oo2ct2

(100)

(1o1)

Penyelesaian partikulir (95) dapat diperoleh setelah besaran A


dan a didapatkan dari persamaan 1OO dan 1O1.

Dalam hal simpangan maupun kecepatan awal sistem dinamis adalah nol, penyelesaian umum persamaan gerak adalah
sarna dengan penyelesaian partikulir sehingga penyelesaian
persamaan getaran tak bebas dengan beban harmonis (93) dapat
ditulis sebagai:
y = Asin(ot-c)

(102)

di mana besaran A dan o adalah:


o,

=arc*[ 'P*". ]

Il-(ryo")2./
(103)

Dari persamaan 102 diperoleh dyaamic load tactor maximum, DLF-*sebagai:

2p rooQ cos Q + Q2 sin Q)cos clt =

(r,7Iu)sin61n,'.'*"

(99)

leTl

ot

Persamaan 96 dapat diuraikan lebih tanjut menjadi:


2
.el o' cos cr + 2p ol, (l sin cr + or1 cos o)sin (o +)+

e(."'

Kedua persamaan 98 tersebut dapat diselesaikan lebih lanjut


sehingga didapatkan:

Ganbar 27. Beban harmonis

, r(')
!+29con !+con'Y=i'

Q+2poroOcosQ+Oz sin O)=

/M, dan

.,*:

;o f"*,
1,,t1..I

(e8)

48

Pengantar Analisis Dinamis

ae! !g!qP.

Analisis Strulch,rr secara Dinamis

49

lr
I

(104)

Besar DLF-'" ini untuk bermacam-macarn koefisien damping'


p, ditunjukkan dalam grafik yang terdapat dalam Gambar 28'
Per.hatika4 bahwa untuk sistem dinamis yang tidak mempunyai damping, g = 0, persalnaan 104 menjadi:
(10s)

Persamaan 104 menunjukkan bahwa bila sistem dinamis


yang ditinjau tidak mempunyai damping, I = 0, dan pembebanan
.yang diberikan adalah beban harmonis yang mempunyai periode
(atau circular frequency) yang sama dengan periode sistem
tersebut, O=on, maka akan terjadi respons y=o(DLF_* =o).
Keadaan ini dinamakan keadaan resonansi yang tak terbatas
{unbounded resonancQ. Lihat Gambar 28.
Gambar 28 juga menunjukkan bahwa pada pembebanan
harmonis akan selalu tedadi respons yang beiar (reionansi) bila
circular frequency beban, O, mendekati circular frequency, wn,
sistem yang ditinjau.

Meskipun persamaan 104 menyatakan secara matematis


te{adinya unbounded resoriance bila frekuensi beban, O, sama
dengan cAcular frequency sistem, ror,, pemahaman lebih lanjut
menunjukkan bahwa unbounded resonance ini hanya terjiai
pada waktu t = o. Perhatikan penurunan berikut ini.
Untuk keadaan tanpa damping dengan simpangan dan kecepatan awal nol maka respons sistem t-rhadaj beSan harmonis
(persamaan 102) menjadi:

y = Asin(o

t-c)

(l06)

di mana besaran A dan a menjadi:


cr=0

A=

(107)

Molo2

Persamaan 105 menunjukkan bahwa untuk e=(on, y tidak


tertentu (y = O/0). Harga y dapat diperoleh dengan menggunakan
rumus L'Hospital. Penurunan pembilang dan penyebut persamaan 105 terhadap s menghasilkan:

,
a/t

G,anbar 28. DLFrtax untuk gerakatt tak bebas dengan beban

haraonis

[,

*,

{ctt1-'h-(q"

t))

(108)

Persamaan 107 menunjukkan untuk 0=@s, akan diperoleh


y tertentu. Y = otranya terjadi pada waktu t = o.

l
lq
:.

i
i:

Pengantar Analisip Dinamis dan Gempa

50

Analisis. Strukarr secara Dinamis

5l

1.8 Penyelesalan Andttts stnrktur dengan Derqiat Kebebasan

\h lrli

Banyak

IJ

Bagian ini membahas respons dinamis dari sistem dengan


derajat kebebasan banyak (multidegree of freedom systeml. Jumlah derajat kebebasan (degree of freedoml adalah jumlah koordinat independen yang perlu dan cukup untuk menyatakan konfigurasi suatu.sistem secara lengkap. Sebagai contoh, st4rktur
a"um Gambar 29 merupakan struktur dengan derajat kebebasan
dua karena diperlukan dua buah koordinat, y dan 0, untuk
menyatakan konfigurasinya secara lengkap. Untuk menyederhanakan pembahasan maka akan dibahas terlebih dahulu respons
dinamis untuk sistem dengan dera-jat kebebasan dua.

rtt,-rt

4iz

dll[r'r'

492-

til

,?

Gunbrr

0,O. Sistem

dinanis dengan der4iat kebfusan dua

Persamaan tersebut (lO3) dapat ditulis dalam notasi matriks


sebagai berikut:

Mi+Ky=Q
Dalam persamaan di atas matriks massa
kuan lt dan vektor simpangan y adalah:

(1lO)

t,

matriks keka-

0l
u=[M' MzJ
Lo
Gambar 29. Strulctur dengan kebebasan dua.
1.E.1 Gctaran Bebas Struktur dengan DeraJat Kebebasan Dua
Perhatikan suatu strulrtur dengan derajat kebebasan dua
seperti terlihat dalam Gambar 30. Persarnaan gerak sistem tersebui dapat diperoleh dengan menggunakan prinsip dinamic equilibrium dari D'Alembert.
Pe4ggunaan prinsip D'Alembert pada massa 1 dan massa 2
menghasilkan persamaan gerak sebagai berikut:

Mr

ji+kr yr -kr(yr-y-)=0

Mr!i+keYz +kzbz-Yr)=0

dan,
(10e)

* _[(t,*xr) (k,
. -r, .l
+ kr)j
L -k,

y"= (yr yz)

(l l r)

Penyeiesaian persarnaan gerak di atas dapat diperoleh sglagai;

yr =Ar sin(ro(t+o))
yz=Azsin(ro(t+a))

(112)

sedangkan percepatan massa 1 dan 2 dapat diperoleh dengan


menurunkan persamaan 112 dua kali terhadap t sehingga didapatkan:

iir =-Ar

= -Az

ro2

sin(o(t+cr))

ro2 sin

(to(t+a)

(113)

Pengantar Analisis Dinamis dan Gempa

s2

Untuk memperoleh besar A dan c, persamaan :112 dan 113


harus memenuhi persamaan gerak 109 atau 110 sehingga
diperoleh:

(-u,.'+k,

+k2)e, *1-tr)Az =o

(-tr)e, *(-vrr 9'*k, +tr)e,

=o

*u'

(-r,,;:i, .-,il[l]]= [l]

(114)

(1

ls)

Karena amplitude A tidak mungkin nol (A = 0 berarti tidak


ada gerakan), maka persamaari 115 hanya dapat dipenuhi bila
harga determinan.

lF"t,

co2

+tr,

+t2)

-k2

(-vtr.'+k,

-r,

.l
+kr)l

(116)

yang setelatr dievaluasi akan menghasilkan:

(lu z\z
[(t,+tr). (tr+ks)u , ?- kr(k,+kr)+k,k3)l=v ^
\ /, -l M,
M2
MrMz )
[

(1

r7)

Persamaan 117 merupakan persamaan kuadrat dalam oP


Dengan demikian terlihat bahwa suatu sistem dinamis dengan
derajat kebebasan dua akan mempunyai dua buah circular frequency yang nyata.

Untuk menjetraskan lebih lanjut, anggaplah kekakuan per kr,


kz dan k3 semuanla sama, yaitu sebesar k. Begitu pula dengan
massa Mr dan Mz yang sama dengan M. Dengan demikian persamaan 117 berubah menjadi:

6,F
\ / -f+1,,
l.Mi *{=o
Mz

ro, =
@z

atau dalarn bentuk matriks:

[f "' t;,-'

atau:

(u8)

rf(rlu)

a"o

=r,.73tr(mt)

(120)

Kedua circular frequency ini merupakan natural circular frequency dari kedua normal modes yang ada. circurar frequency
yang lebih kecil, o1, merupakan frekuensi dari mode yang pertama (fundamental atau first mode, sedangkan ou adalah frekuensi
dari mode yang kedua (second mode.
Penggunaan cor dan rDz ke dalam persamaan 115 tidak akan
dapat menghasilkan besaran Ar dan Az tetapi hanya akan meng_
hasilkan perbandingan antara Ar dan Az. Hal ini terjadi karena ror
dan coz didapat dengan menyamakan determinan koefisien persarnaan 1 15 dengan nol. Harga relatif Ar dan Ae tersebut dinama_
kan bentuk karakteristik (ciara cteristic shape atau characterisic
vector) dari sistem dinamis tersebut.
Untuk kasus ini, dengan menggunakan ror (I2O), persamaEul
pertama dari persamaan 115 menghasilkan:
(-r< +

zt)e,, + (-k)Ar, = o

(r21)

sehingga diperoleh:

Att

= Azr

(122)

yang merupakan bentuk karakteristik dari mode pertama. Dalam


persamaan di atas subscript kedua dari Ar dan Az menyatakan
nomor mode atau nomor frekuensi. Tentu saja hasil yang sama
akan didapat bila orr dimasukkan ke dalam persamaan-keaua dari
persamaan 115. Penggunaan az (l2O) ke dalam persamaan ll5
menghasilkan:

(-er*2k)A"-+(-r)er, =o

(123)

sehingga didapat:

Persamaan 118 akan menghasilkan dua buah akar, yaitu:

Av = -Azz

or2 = k/M dart

yang merupakan bentuk karakteristik dati mode kedua.


D1.* mode yang pertama, kedua massa bergerak dalam
.
arah dan besar yang sama, sedangkan dalam mode kidua, kedua

(1le}

(124l,

Analisis Strulfirr secara Dinamis

tar Analisis Dinamis dan

55

,
I
I
I

massa tersebut bergerak dengan besar yang sama tetapi dalattt


arah yang berlawanan. Dalam suatu mode tertentu kedua massa
tersebut bergerak dalam fase yang sarna sehingga simpangan
maksimum pada kedua massa tedadi pada waktu yang sama. Keadaan ini dapat ditunjukkan dengan menggunakan program
komputer gempa ii [8], yaitu dengan memberikan beban harmonis
yang mempunyai. periode yang sama dengan periode yang bersangkutan.

L.8.2 Getaran Bebas Struktur dengan Derqiat Kebebasan


Ban5rak

Persamaan gerak struktur dengan derajat kebebasan banyak


dapat ditulis dalam bentuk matriks sebagai (110):
(12s)

My+KY=$

di mana M adatah matriks massa, K, matriks kekakuan dan y

vektor simpangan. Db,lam kasus-kasus yang sederhana, matriks


massa ![ biasanya merupakan matriks diagonal sedangkan
vektor simpangan y merupalan vektor yang elemen-elemennya
adalah variabel yang sesuai dengan derajat kebebasan sistem
yang ditinjau (Lihat pembahasan untuk sistem dinamis dengan
derajat kebebasan dua). Matriks kekakuan selalu merupakan
matriks yang simetris dan dapat dicari dengan mudah dengan
nnemperhatikan sifat-sifat sistem yang ditinjau (Lihat pembahasan sub bagian 1.a).
Penyelesaian persamaan gerak 125 dapat diperoleh sebagai:

y=Asin(ot)

(126)

Dalam persarnaan 126, y merupakan vektor simpangan sedangkan A adalah vektor amplitude yang berpasangan untuk vektor simpangan tersebut. Dari persamaan 120, vel'rtor percepatan
i dapat diperoleh sebagai:

-coz

A sin

(cot)

(1271

Penggunaan persamaan 126 dan 127 dalam persamaan 125


menghasilkan persamaan karakteristik (characteristic equationl
sebagai berikut:
(128)
ro2MA+KA=O

atau:

k-r' Pr]e = s

(12e)

Karena A adalah vektor amplitude maka A tidak mungkin nol


sehingga dengan demikian persamaan L29 harrya dapat dipenuhi
bila determinan matriks koefisien dari vektor A sama dengan nol.
i

*-,' * l=o

(130)

Bila sistem dinamis yang ditinjau mempunyai n buah derajat


kebebasan maka persarnaan di atas adalah persamaan frekuensi
yang merupakan persamaan pangkat n dalam (oz). Dari persamaan tersebut akarr diperoleh n. frekuensi o yang nyata yang ma_
sing-masing merupakan natural curcular frequency dari n buah
mode yang ada.

Dari persamaarr 129, untuk setiap harga o yang diperoleh


dari persamaan 130 diperoleh n buah vektor amptituai yang merupakan bentuk karakteristik (characteristic shape, characteristic
n?9tor, mode shapCldari mode yang bersangkutan. Seperti telah
dijelaskan dalam pembahasan sistem dinamis dengan der4iat kebebasan dua, bila sistem dinamis tersebut bergetir dalam salah
satu mode maka bentuk simpangan yang terjadi selalu mengambil bentuk mode yang bersangkutan.
Dalam istilah matematik, persarnaan karakteristik (129) dikenal.dengan nama persamaan Eigen, ((oz), dikenal sebagai characteristic ualues atau Eigenualues sedangkan characteriitic shape,
A, dikenal sebagai Eigenvector. problema yang menghasillian
bentuk persarnaan Eigen dinamakan Eigenuatub probtem atau
characteri s tic ualue pro blem.
1.8.3 Natural Frequeucy daa Mode Shape
Ada bermacerm-macam cara untuk mencari natural frequency
{an mode shape, yang di antara cara-cara manual terdapat cara
Stodola-Vianello, cara Rayleigh-Ritz [], 2, 3] dan cata Holzer.
Dalam pembahasan berikut akan dibicarakan cara H6lzer.

1.8.3.1 Cara Holzer


Perhatikan suatu struktur dengan derajat kebebasan n seperti terlihat dalam Gambar 31. untuk menyederhanakan pemba-

Pengantar Analisis Dinamis dan Gernpa

56

hasan, struktur tirsebut dianggap tidak mempunyai damping.


Seperti telah dikemukakan di muka, persamaan gerak struktur
ini dapat ditulis sebagai:

Analisis Struktur secara Dinamis

yii = Aij sih (o; t;

57

(134)

dan percepatan yg sebagai:


ii,j =oj2

'e'u sin(ol,

t)

(13s)

yang dengan memperhatikan persamaan 134 dapat diubah menjadi:


!'6 = ol

?
Pt*r

--

Pt

-,

Dengan menggunakan dynamic equilibrium dari D,Alembirt,


pada massa mi dapat dianggap terdapat gaya sebesar:

tr+r I

Ki+t /
mi

id

(136)

v;1

P{ = }s
I

mi

(132)

Substitusi persamaan 136 ke persamaan 137 menghasilkan:

Pij

,I

= oi

y,j

(138)

Gaya geser antara massa mi dan massa m1i.ry dapat diperoleh


dengan mengalikan simpangan relatif antara massa mi dan massa
m(i+r). Dengan kekakuan tingkat tersebut akan didapatkan gaya
geser di atas lantai ke i, Q1i*ryj, sebagai:

l, ^,

Q1i*r); = (Y1i*r;.;yn

)t1i.rl

(13e)

Keseimbangan horizontal struktur di atas lantai ke'i menghasilkan:


Q(i*r): =

Giambar 3L. Cara Hdlzer


M1i+ Ky=Q

(131)

u=i,.,,

y(i+r)5-yij

y=A

sin(rot)

(132)

Bila struktur bergerak dalam mode ke j, circular frequency

or

sehingga simpangan untuk massa i, y;;diperoleh sebagai:

I -,Pni

=T#il

(141)

atau:

adalah:

o=oj

(r40)

Dari persamaan 139 dan 140 diperoleh:

Penyelesaian persamaan tersebut di atas dapat ditulis sebagai:

,o

(133)

Iii

= Y1i*r;i

.k-{i+l)
I..P,n
r(

(i+t)

(r421

Pengantar Analisis Dinamis dan Gempa

58

Analisis Strukhrr secara Dinamis

59

Memperhatikan persamaan 138, persamaan 142 dapht ditulis


sebagai:

i,r,,

yri

r,6+r)

Yg

=Y(;+r)i---,_)

(r43)

Persamaan 143 merupakan dasar dari cara H61zer. Terlihat


dari persamaan 143, bila simpangan di atas massa ke i, y6*r1i,
]1i+25, ....., Ynj, dan circular frequency untuk mode ke j, q telatt
diketahui, maka simpangan pada massa ke i, y5 dapat diketahui.
Dengan demikian simpangan pada rnassa-massa yang lain .(di
ba$rah massa ke i) iuga berturut-turut dapat diperoleh dengan
cara yang sama. Dalam hal circular frequency q yang dipakai
adalah circular frequency yang sebenarnya, maka simpangan
pada dasar struktur, yoi adalah nol. Karena oj yang dipergunakart
belum diketahui maka proses ini hartrs dilakukan dengan cara
coba-coba sampai didapatkan harga oj yang menghasilkan yqi nol.
Sebagai kesimpulan perhitungan (circular) frequency dengan
cara Hdlzer dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai be-

rikut:

1.

2.

Tentukan perkiraan circular frequency mode yang dicari, q.


Tentukan simpangan lantai teratas, ynj, sebagai satu unit, yg =
1.

3. Berturut-tumt hitung simpangan


4.

5.

lantai-lantai di bawatrnya,
j1a-r15 sampai dengan simpangan di dasar stmktur yq.
Bila circular frequency yang dipilih dalafn langkah pertama
adalah circular frequency yang benar maka simpangan pada
dasar struktur ]o; harus sama dengan nol. Bila yoi ternyata tidak nol maka cobalatr perkiraan q lain dan ulangilah langkah

I sampai 4.
Setelah melakukan perkiraan

o>.; dua kali maka perkiraan selanjutnya dapat diperoleh dengan menggambarkan gralik

yang mempunyai sumbu horisontal q dan sumbu vertikal yoi.


oj yang benar dapat diperoleh dari perpotongan graJik tersebut dengan sumbu ro1(Gambar 33).

Uniuk menjelaskan lebih tanjut cara ini, ikutilah perhitungan


circular frequency dari sistem dengan derajat kebebasan tiga di
bawatr ini (Gambar 32).

Ganbar 32..Contoh cara Hdlzer


Matriks massa M dari sistem tersebut adalah:

Ir o ol
u=l o r ol
[o o +]

(144)i

sedangkan matriks kekakuan K:

-r ol
r=l -t z -rlr<
Iz

lo-r rl

(14s)

Sebagai percobaan pertama ditetapkan harga or2 sebesar 0,4

k/m, kemudian dilakukan perhitungan seperti terlihat dalam

Tabel4. Ternyata (02 yang dipilih menghasilkan ys = 0.352 sehingga harus dilakukan perhitungan selanjutnya. Misalnya kemudian
dipilih co2 sebesar 0.8 k/m. Ternyata pilihan ini menghasilkan ys =
- 0.934 (Tabel 5). Dalam taraf ini untuk mendapatkan pilihan
yang lebih terarah dapat digambarkan grafft antara af dan yo
(Gambar 33). Dengan memperhatikan gralik ini, misalnya dipilih
a2 = O,2 k/m yang kemudian menghasilkan yo = O,216 (Tabel 6).
Hasil ini juga digambarkan dalam grafik. Harga roz yang dipilih
kemudian adalah O,27 k/m. Harga o2 ini menghasilkan y6 =
0,007 (Tabel 7l yarry cukup dekat dengan nol. Dengan demikian
harga circular freguency yang diperoleh adalah o = O,S2

rf(t lr").

_ll

Pengantar Analisis Dinamis dan Gempa

60

Tabel 4:

cD2

= O.4

mo2

3
2

0.5

1.0

1.0

o.2
0.4
4.4

1.O
.

0.8
o.28
-0.352

mo2y

o.2
o.32

o.tL2

o.2
o.52
o.632

rlk

x.

1.0

o.4
0.88
0.654

1.0
1.0

l/k

massa
no:

mol2

0.5

o.1

1.0

0.1

1.0

o.2

0.9

1.0

o.2

-o.62

-l Ir,
\k=(i+l)

Yir = Y(i*r)t

rumus:

mkJ/kti.r)

Y,:

I
\r-(i+r)

Tabel5: o2 = 0.8 k m
massa
no:

mro2

mo2y

rlk

0.5

1.0

1.O

1.O

o.4
0.48
o.224

0.4
0.88
0.6s4

1.0

0.4
0.8
0.8

0.6
-0.28
-0.934

2,.

o.4
0.88
0.654

1.0
1.0

Rumus:
(n
YE = Y(i+r)1

Llk

o.1

1.0

0.1

0.18

o.28

1.0

0.28

o.t24

0.404

1.0

0.404

mo2y

tt

L/k

x.

l/k

Tabel 7: w2 = A.27

oj ' ,u, *tJrr.6.,l

k/m

massa
no:

mo2

0.5

0.135

1.0

0.135

0.135

1.0

o.135

1.0

o.27

0.865

o.234

0.369

1.0

0.369

1.0

o.27

o.496

0.134

o.503

1.0

0.s03

-[_8,i,' vu mkJ/kti.rt

E.

("

=Y(i*r).;-l

Llk

mo2y

-o.276

rumus:
(n

6i

Tabel6: o2 = A.2klm

k/m

MASSA

no:

Analisis Struktur secara Dinamis

l/k

a.oo7

Rumus:

(2.

yo

Yu = Y(i*r).i

-l(r-(i+r)
Ir,' Yr *

\
l/k1,.,t

Perhitungan dalam Tabel 4 dan 7 dapat dengan mudah dilakukan dengan menggunakan suatu program kecil dalam suatu

y2

0r2 --\_

-0,352----J-o,934
Ganber 33

programble calculator.

Dengan caraHdlz.er ini simpangan y yang didapat dari perhitungan di atas (Tabel 7) adafah mode shape dari circular frequency, o, yang bersangkutan. Eentuk mode shape ini dapat
digunakan untuk menentukan circular frequency dari mode ke
berapa yang diperoleh. Dalarn contoh di atas, melihat mode shape

l
I

l
Pengantar Analisis Dinamis dan Gempa

62

Analisis S1rukfirr secara Dinamis

63

i'

)
rI
t
I

yang diperoleh, ternyata o yang didapat adalah circular frequency


dari mode yang pertama.
Sebagai pedoman bentuk mode shape ke n akan memotong
garis vertikal n kali. Jadi bentuk mode shape 1, menaotong garis
vertikal I kali.

bansfotaationl, yaitu dengan menggunakan matriks


rotasi R. Jika elemen lq dan kii hendak dijadikan nol malca
matriks rotasi R adalah:

ada. Dengan perkembangan komputer pribadi yang pesat, perhitungdn circular frequency dan mode shape ini dapat dilakukan
dengan mudah. Misalnya dengan menggunakan cara Jacobi [10,

-s----...

R=

(14e)

1.8.3.2 Cara Jacobl

[x-rr],1=o
Dalam keadaan di atas,
dengan persamaan 150).

adalah matriks satuan (bandingkan

Bila dengan satu dan lain cara dapat ditentukan suatu matriks yang nonsingular dan mempunyai sifat:

X'l KX=L
ll47l
di mana matriks L adalah suatu matriks diagonal, maka elemen
diagonal matriks L, 1rr, 1zz adalah eigenvalue dari matriks K, sedangkan kolom ke i dari matriks X adalah eigenvalue dari
eigenvaiue ri [1O].

Selain itu diketahui pula [10] bahwa eigenvalue dari dua


buah matriks A dan B adalah sama bila matriks A dan B tersebut
adaiatr matriks similar, yaitu mempunyai sifat:

B=PrAP

Dalam persamaan 149, s'adalatr sin 0 dan c adalah cos 0


Besar sudut 0 tergantung kepada elemen matriks K pada transformasi sebelumnya, yaitu:

(146)

(148)

di mana matriks P adalatr suatu matriks yang nonsingular.


Prinsip dari metode Jacobi adalah menghilangkan elemenelemen matriks K yang berada di luar diagonal utama secara berurutan dengan menggunakan transformasi-transformasi similar

1U.

Cara Jacobi adalah suatu cara yang dapat digunakan untuk


mencari Eigenvalue dan Eigenvector dari problerna Eigen yang
standar, yaitu:

t
I

Bila struktur yant ditinjau adalah struktur yang mempunyai


banyak derajat kebebasan maka cara ini sangat tidak praktis bila
digunakan untuk mencari seluruh circular frequency mode yang

tan (20) =

;fr. ,

0=n/4

untuk kii ;r

\ij

dan,

untuk kii = kii

(1s0)

Matriks rotasi R merupakan suatu matriks orthogonal, yaitu


matriks yang mempunyai sifat R.r = Rr. Dengan demikian transformasi similar dilakukan berturut-turut pada matriks t( sglagai3
IQn+ly =

R.r II" R.

(ls1)

Dalarn persamaan 128, IG adalah matriks K hasil transformasi ke n.


Cara Jacobi yang dibahas di atas adalah cara Jacobi yang
hanya dapat digunakan pada suatu problema eigen standar dan
matriks K yang simetris dan tidak dapat digunakan secara langsung untuk mencari circular frequency dari suatu sistem dinamis. Hal tersebut dapat diatasi dengan menggunakan transformasi berikut.
Persamaan karakteristik suatu sistem 6inamis adalah:

[*-.'

nr

Jl

=o

(1s2)

l
Pengantar Analisis Dinamis dan Gempa

64

Analisis Stmktur secara Dinamis

i
I

I
I

Bila matriks A kita ganti dengan:

A=U-0.s8

(153)

on. Pengalian di belakan g Qnstuultiplstl tanspose persgrnaan l3g


dengan vektor A- menghasilkan:

r^,

maka persamaan 152 menjadi:

(.o'

[*-.'Ivr ]nr-o, B=o atau,


[**' -(02 M,,'s ]r=o

atau:
(1s4]

(.n' no'

Bila persarnaan 154 dikalikan di depan Qremultipliedl

dengan matriks M-o's akan didapatlcan:

[*t'

KM{'s -co2

I]r=o

^.

t')l.

Pengalian

=(xrt,)r
=

di

(A"r

.a,.

(160)

ilil

*')e,

(16U

(ls.s)

Perhatikan bahwa dalam setiap transformasi, elemen luar diagonal yang dalam transformasi sebelumnya sudah nol bisa saja
penjadi tidak nol kembali sehingga transformasi similar ini harus
dilakukan terus sampai elemen-elemen luar diagonal matriks K
menjadi no1 atau mendekati nol dalam suatu toleransi yang telah
ditentukan. Ada beberapa variasi dari cara Jacobi [11] yang mempunyai konvergensijauh lebih cepat dari carayang dibicarakaa di
atas.

depan QreaultiplSl persatnaan 159 dengan

MA.

KA.
(1621
Karena matriks f dan matriks K adalah matriks yang

oo,2 AoT

=AoT

simetris maka:

F=[dan
I(r=K

(163)

Dengan demikian, dengan memperhatikam persamaan 163,


pengurangan persamaan 161 dengqn pershmaan 162 menghasil-

kan:

(.,'-.,'ho'MA,

=9

(164)

I(arena akar karakteristik ro" tidak sErha dengan orp, maka:

1.8.4 Sifat Orthogonal Mode Shape

A.r

Dua buah vektor A dan B dikatakan orthogonal bila perkalian


kedua vektor tersebut adalah nol.
(1s6)

Bila ro" dan ol- adalah dua buah akar dari persamaan karakteristik dari:

l[ A- = g

(165]

Sedangkan dari persamaan 165 dan 162 serta memperhat ryr batrwa akar persamaan karakteristik ola tidak sama dengan
nol maka akan diperoleh:

A"rKA-=0

(166)

(1s7)

Kea&an yang ditunjukkan d;- persamaa:n 165 dan 166


ini menunjukkan bahwa mode shape mCmpunyai sifat orthogonial
- -.
terhadap matriks kekakuan K dan rnatriks massa U.

(ls8)

Bila suatu matriks Q dibentuk'dengan menggunakan characteristic vector, Ar, Az, ....., l|la1 maka:.,,

(1se)

0'xo=K'd

Dalam persErmaan 158 dan 159, vektor A" dan A. masingmasing adalah karakteristik vektor (atau mode shape) dari ro- dan

0'mo=M'd

[*-r'rvr]l=o
maka akan didapatkan hubungan sebagai beiikut:

orr2UA.=KA"
6)-2MA-=KA-

ll

transpose dari vektor Ao menghasilkan:

Matriks M-o.s I(M-o.s merupakan matriks yang simetris. Persamaan 155 adalah problema eigen standar yang dapat diselesaikan dengan cara Jacobi di atas.

ArB=0

)'

(167)

:'

Analisis Strr,lktur secara Dinamis

Subscript d pada matriks K* dan il* menuqjukkan bahwa


kedua matriks tersebut adalah matriks diagonal.
1.8.5 PerraEean Modd

Perhatikal persarnaan gerak getaran tak bebas untuk sistem


berderajat kebebasan banyak di bawah ini:

Mi+Ky=(t)

(168)

(16e)

y=9y

di mana Q adalah matriks dengan elemen-elemen karakteristik


vektor A,, sehingga persamaan gerak 168 menjadi:
(170)

M0Y'+K{Y'=P(1)

Pengalian di depan (premultiply) persamaan 17O dengan matriks {r menghasilkan:

jadi:

0'r MO' = I

(17s)

Dari persamaan 153, untuk ol didapat hubungan:

Pengalian
menghasilkan:

y-0y'dan

i'

Karakteristik vektor A"'yang mempunyai sifat seperti persamaan 173 dinamaka;:, notmalized characteristic vector. Bila suatu
matriks $' dibentuk dengan menggunakan normalized characteristic vector, maka:

K0'=.i2 M0'

misalkan:

Sr M0

67

+0' K0 y' = 0'

r(t)

(171)

Dari sifat orthogonal mode shape (166), persarnaan 171 men-

Md'y'+Kd'y'=0t r(t)

o'r ro'=roi2 0r

G76l

di muka (premultiply) persamaan

Mo'

$TTl

Menggunakan persamaan 175, persarnaan 177 menghasilkan


hubungan:

O'r0' = oi2d

(1zg)

yaitu suatu matriks diagonal yang diagonal utamanya


kuadrat dari circular frequency

adal,ah

oli.

Bila untuk pembentukan matriks g dipakai normalized characteristic vector:

y={'y'

dan

y=9'y
$721

176 dengan g'r

(t7el

maka persamaan 172 menjadi:

Terlihat bahwa persamaan 172 adaTah Persalnaan yang terurai (uncoupled), yaitu terdiri dari n buah persamaan getaran
dengan derajat kebebasan satu (single degree of freedom
sysieml. persamaan yang telah terurai ini dapat diselesaikan
sebagai getaran dengan derajat kebebasan satu, yaitu:

(uncoupled), yaitu n buah persamnan getaran dengan derajat kebe


basan satu (srngle degree of freedom systeml, yaitu:

mii' ji'r +kii'

y'i

i0,,

Fr(t), i = 1 ....... n

(173)

l.= 1

Karena kdrakteristik vektor A" hanya merupakan sr'latu perbandingan maka perbandingan ini dapat dibuat sedemikian rupa
menjadi A*', sehingga:
(t74l.
Anlr M ADl= 1

Io' y'+co,2a y' =OT F(t)


Persamaan 180 adalah

+ro,2

tl80)

n buah

r'=iO',, E(t) , i=l ... n


i.-

persamaan yang terurai

(181)

Ingat bahwa y* bukan merupakan penyelesaian yang sebenarnya. Selain daripada itu harus diingat bahwa y* yang didapat
dari persamaan 181 tidak sama dengan y* yang didapat dari
persamaan 173. Penyelesaian sebenarnya dapat diperoleh dari
persamaan 169 atau 179:

Analisis Stnrktur secara Dinamis

1.8.6 Stnrktur Berderqfat Kebebaaan Banyak dengan Damping


Persamaan gerak struktur berderajat kebebasan banyak
dengan damping dapat diturunkan sebagai:

My+Ci+ry=r(1)

(182)

Seperti pada struktur tanpa damping, dengan menggunakan:

69

Anggapan dalam persamaan 187 sama dengan mengansgap


bahwa koefisien damping dalam suatu mode tertentu aaalatr
sebesar P kali critical damping dalam mode tersebut.
C, = p Ccri
(1e0)
Perhatikan bahwa dalam persamaan 189, roi adalah circular
frequency untuk sistem tanpa damping (natural circular frequency).

y=0y'
1.8.7 Crcrakaa pada Pondari

y=qy
(18s)

i=0i'
di

mana $ adalah matriks dengan elemen-elemen norlnalized


characteristic vector, Iu'. Persamaan 1 6O. dapat diubah menjadi:

M0!i'+C0i'+K$y'=r(1)

(184)

yang bila dikalikan di muka dengan Qrmenjadi:

0r

MOi'+0'c0i'

Mlir +c(i,

+O'x.6y' =0r r(t)4

(18s)

y* = 0t (t)O

(186)

atau:

i'

0t c0 i'

+ o)i2d

Persamaan 186 hanya dapat menjadi n buah persamaan


yang terpisah bila suku kedua dari persamaan 186, yaitu perkalian matriks 0rC0 menghasilkan matriks diagonal. Hal ini hanya
mungkin bila besar damping, C, dapat dinyatakan dalam kombinasi antara matriks M dan matriks K sebagai:

C= aM+

bK

(187)

Misalnya C adalah sedemikian nrpa sehingga:

AitQ15=6

&rCAr=20or

j
untuk i = j

untuk i *

'1.=

-ir)*K(y, -yo)=0

(lel)

Perhatikan bahwa untuk gaya inersia harus dipergunakan


percepatan absolut pada massa yang ditinjau, 1l5, sedangkan
untuk gaya perlawanan dari per digunakan selisih antara gerakan
pada massa, yli, dengan gerakan pada pondasi, yo. Bila gerakan
relatif dari massa terhadap gerakan pondasi, (yri - yo), dinyatakan
sebagai y, maka:

v=(vr-yo)
Y=(i, -Yo)

!i=(i,-Yo),d*
Yr=Y+Yo

(L921

Dengan demikian persamaan gerak 191 berubah menjadi:


(188)

Qengan demikian (persamaan 188), persamaan 186 menjadi:

!'+2proi y'*coi2 r'=i0,, E(t) , i=l ... n

Persamaan gerak suatu struktur berderajat kebebasan banyak yang digerakkan pada pondasinya dapat diturunkan dengan
cara yang sama dengan penurunan persamaan gerak untuk
struktur dengan derajat kebebasan satu sebagai berikut. Bila
gerakan pada pondasi dinyatakan sebagai yo dan gerakan pada
massa mt dinyatakan sebagai yri, maka dengan menggunikan
prinsip dynamic equilibrium dari D,Alembert persamaan gerak
sistem tersebut dapat diturunkan sebagai:

(189)

M(i, * lio)+ Ci + Ky

=0,
Mi+Ci+Ky=-M!;o

atau

(le3)

Perhatikan bahwa persarnaan gerak ini (193) sarna dengan


persamaan gerak getaran tak bebas (persamaan 182), dengan
matriks gaya pada massa F(t) sebesar (-U 9o. Dengan demikian
semua pembahasan yang telah dilakukan juga berlaku untuk gerakan pada pondasi. Dengan anggapan-anggapan dan cara yang
sama, persamaan 193 dapat diuraikan menjadi n buah persamaan yang terpisah sebagai:

'i'; +29coi y' *oi2 y'

= -yo io,, *r , i=l ... n

BAGIAN KEDUA
DASAR PERTNCAIIAAIT BANGI'I{AN TERHADAP GEMPA

(1e4)

l=1

Di mana:

v=0r

(1es)

Dalam persamaan 195, matriks $ adalah matriks yang


elemen-elemennya terdiri dari normalized characteristic vector Ar'
Perlu diingat pula bahwa dalam hal geralcan pada pondasi,
simpangan y adalah simpangan relatif antara dua massa yang
berurutan.

2.1 PENDAHULUAN
Dalam bagian pertama telah dibicarakan dasar-dasar analisis
dan perencernaan struktur terhadap beban dinamis. Dalam bagian ini akan dibahas secara khusus respons dinamis bangunan
terhadap beban gempa. Q3!ah__salu- cara perhitungan respons suatu bangunan terhadap 'gemfi'b.aatafr dengan cara stitic equi_
ualent, yaitu suatu cara di mana beban dinamis diubah menjadi
beban statis yang mempunyai efek ekuivalen dengan beban dinamis yang diharapkan. Beban static equivalent ini biasanya diatur
dalam peraturan-peraturan bangunan tertentu. cara static equivalent ini tidak akan dibicarakan di datam bagian ini. cara yang
akan dibicarakan adalah cara perhitungan secara dinamis.
Perhitungan respons dinamis suatu bangunan terhadap be_
ban gempa dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu perhitungan respons riwayat waktu (time history analysi$ yang biasa_
nya dilakukan dengan memakai analisis numerik, serta perhitungan dengan cara analisis ragam spektrum respons (modal
analysi$.

Cara analisis numerik untuk beban yang diberikan pada


massa strukturlyang ditinjau telah dibahas aaiam bagian pertama. Karena pembebanan pada pondasi (dalam hal ini gempil aa_
pat ditinjau sebagai pembebanan pada massa strqltu_r/ makg
penyelesaian dengan cara numerik yang telah dibahas dalam bal
gian satu dapat langsung dipakai untuk perhitungan respons

Dasar Perehcanaan Bangunan terhadap Gempa

Pengantar Analisis Dinamis dan

terhadap gempa. Dalam bagian ini secara spesifrk akan dibicarakan cara analisis ragam spektrum respons (modal analysis).

Stnr&trrr Bg-mi, dan Daerah Gempa


Struktur bumi'(Gambar 34;, diperkiralq4 terdiri dari beberapa lapisan. l,apisan yang terluai adalah kerak bu,Jni (earth crusfl.
kerak bumi ini merupakan lapisan yang keras dan mempunyai
tebal yang berwariasi antara 5 sampai 60 km! Di daratan kerak
bumi ini dapat mencapai tebal 4O krn, sedangkan di daerah yang
bergunung tinggi dapat mencapai sekitar 60 km. Di lautan yang
datam, kerak ini bisa setipis 5 sampai 8 km saja' Lapisel yang
[edua, di bawah kerak bumi, terdapat suatu lapisan batu-batuan
v"rrg dinamakan mantel (mantlQ. Mantel ini diperkirakan ada
dalam keadaan plastis atau semiplastis dengan kedalaman mencapai 29OO km. Lapisan ketiga adalah suatu lapisan yang
dinamakan inti luar (outer core). Inti luar ini berada dalam keadaan cair dan diperkirakan sampai kedalaman 5000 km. tapisan yang paiing dalam dinamakan inti dalam (inner corQ yan.gpadat dan dioerkirakan terdiri atas besi, nikel dan ?at'"at padat
lainnya.l peikir""r, lapisan bu4i -,ini didapatkan berdasarkan teori
igetombang bumi yang tidak akan dibahas di sini"l Tekanan di
'dd^* bumi diperkirakan dapat mencapai tiga juga atmosfer'
2. 1. 1t

73

Gambar 35 menunjukkan gempa yang terjadi di dunia yang


dilaporkan oleh US Coast and Geodetic Survey. Pada tahun 1966
distribusi secara geografis yang ditunjukkan dalam gambar tersebut merupakan representasi dari gempa yang tercatat dalam
abad ini. Gambar tersebut juga menunjukkan edegyg_.-{U*- hg3b
j-e!*r utqna gemPa, Yaitu:
/1. Jalur Sirkum Pasifik (Circum Pacilik Belfl yang dimulai dari
i Amerika Selatan naik ke Utara mengelilingi l,autan Pasifrk
untuk kemudian turun ke Selatan melewati Jepang, Taiwan,
" Phlipina, Sulawesi, Irian dan berakhir di New ?*aJartd.
, 2. Jalur Trans,Asiatik (?rans Asiatic Be|fl yang melalui Mediterania, Himalaya, kernud.ian melalui Sumatra menunju Jawa,
, Nusa Tenggara untuk kemudian bergabung dengan jaiur siri, kum pasifik di Sulawesi. Satu cabang dari jalur trans asiatik
ini menuju ke daratan Cirra.

Gambar 36 menunjukkan jalur gempa


lebih mendetail.

di Indonesia

secara

2.L.2 Istilah-istilah yang Banyak Digunakan

Untuk memperlancar pembahasan lebih lanjut maka dalam


bagran ini akan dibahas beberapa istilah yang sering digunakan
.dalam pembahasan mengenai gempa. Istilah-istilah lain yang
lebih spesifik akan dijelaskan pada waktu diperlukan.
2.L.2.L Selsmograph
Seismograph adalah suatu alat yang digunakan untuk mencatat gerakan-gerakan tanah, misalnya simpangan (displacemenfl, kecepatan (velocity) atau percepatan (accelerationl, tergantung dari alatnya, bila aiat tersebut mencatat percepatan
(acceleration) gerakan tanah, alat tersebut dinamakan Accelerograph.

D {16a9sJ.5oo0

I kmr
I

A-- Kerak
B-- Mantel
C-- Inti Luar ycrng Cair
D-- tnti Dalam yang Padat

km

tzgoo
!1@
dda-

Gambar 3,4. Struktur bumi

{30k8
lt

2.1.2.2 Seismograa
Seismogram adalah catatan yang berupa gralik yang didapatkan dari seismograph. Grafik yang mencatat percepatan (accele-

ration) gerakan tanah dinamakan Accelerogram.

3
I
t

Pengantar Analisis Dinamis dan Gempa

74

i
T
4

\
i,!.!4'..r*r.r..,.

---

_..-

a.-

rl
.o

L_

a
d.
t-rJ
F
Z
LU
\)

a"
LtJ

lJ-

O
A

Gambar 35. Gempa yang terjadi sampai dengan tahun 1966

Grabrr 36. Jalurgemp

di Indonesia

Pengantar Analisis Dinamis dan Gempa

76

2.1.2.3 Focus atau Hypocenter dan Eplcenter


Fokus

,//-'

rl\t

\i\\

-.--

_y

Ganbar 3?. Focus dan EPicenter


Focus atau hypocenter adalah pusat gempa yang terdapat di
dalam bumi sedangkan epicenter adalah titik di permukaan bumi
tepat di atas hipocenter (Lihat Gambar 37).
Suatu gempa dinamakan gempa dangkal (shaUow focus
earthquakCl bila focus datri gempa terletak antara 0 sampai 70
km. Sedangkan bila focus gempa terletak antara 70 sampai de-

ngan 300 krn maka gempa tersebut dinamakan gempa menengah


(intetntediate focus earthquakel. Gempa yang mempunyai focus
lebih dalam dari 300 km dinamakan gempa dalam (deep focus
earthquakQ.

'i Z.t.g Mctraalrrae TerJadlnya


1

Gerapa

Seperti problema-problema mendasar dalam -bi{e.11g sains,


mekanisme fedadinya gempa sampai sekaraog masih lgtap merupakan tanda tanya. Dahulu orang mengira bahwa penyebab terjadinya gempa adalah Dewa Atlas yang capai mendukung bumidan
kemudian memindahkan beban bumi dari bahu yang satu ke
bahu lainnya,'atau karena adanya ikan lele raksasa yang meng-

goyangkan badannya, atau yang agak bersifat ilmiah yang menyatakan adanya gua-gua maha besar di dalam tanah yang sewaktuwaktu runtuh atau karena adanya impak akibat jatuhnya meteor
ke bumi. Sekarang.o9+g percaya bahwc. gempa terjadi akibat
adanya letusan gunung birapi atau karen" -"drry" f..-gi"t.r, i.ttonik di dalqm bumi. Gempa yang terjadi karena adanya letusan
gunung berapi dinamakan gempa vulkanik sedangkan gempa
ya5lg terjadi karena adanya kegiatan tektonik dinamakan gempa
tektonik.

Untuk mempelajari proses perencanaan struktur terhadap


gempa tentu diperlukan pengetahuan tentang gempa itu sendiri.
Hal ,ini sebetulnya merupakan, bidang ilmu lain yang dinamakan
seismologi. Berlainan dengan seorang seismolog, seorang
yasawan (engineer) hanya tertarik kepada gempa-gempa besar
(strong motion earthquakQ. Gempa-gempa besar ini biasanya
merupakan shallow focus earthquake yang terjadi karena suatu
proses tektonik. Proses ini antara lain menyebabkan terjadinya
gunung-gunung. Ledakan gunung berapi tidak lagi dianggap
sebagai penyebab gempa dangkal yang besar. Salah satu teori
yang banyak dianut untuk menjelaskan shallow earthquake ialah
Elastic Rebound Theory,
Teori elastic rebound ini diusulkan oleh HF. Reid berdasarkan studi terhadap retakan yang tedadi di San Andreas Fault
pada waktu terjadi gempa San Francisco pada tahun 1906.
{g1t*-9ryt,._gri tgktonik lempeng, lerak bUmi te*rdiri atas beberapa

bgrgelCk satu terhadap lainnya, ,Bata$ aiitara dua


b.1t"h lemp_giig. dinamakan iCiCkan kerak bumi- atau -BEsiiian
(faulti. Meriurut teori elastic rebound, sebab dari gempa adalah
adanya pelepasan elastic strain energ;l yang terjadi dengan tibatiba. Elastic strain enerS/ ini tertumpuk karena adanya gerakan
antara lempengan kerak bumi. Bila pada suatu tempat tertentu
fra.cture strength dari kerak bumi terlampaui, titik ini akan
melepaskan elastic straln energr yang mlrupakan penyebab
terlampauinya fracture strength di titik-titik lainnya (Gambar 38).
Dengan demikian maka akan tedadi pelepasan energi yang besar
sekaii yang mengakibatkan terjadinya gempa.
le-mp'eng y.ang-

I
Dasar Pprencanaan Bangunan terhadap Gempa

Pengantar Analisis Dinamis dan Gempa

78

a.
b.
,,c.

.:

(a)

&)

(c)

Gaabar 38. Elastic Rebound TheorY

2.L.4llluren Gcnpr
/)

Suatu contoh accelerogram adalatr accelerogram dari gempa


El Centro, 18 Mei 1940 (Gambar 39). Gambar tersebut menunjukkan komponen Utara-Selatan dari Gempa El Ccntro.

o.2

E
I

q
aa

e -ol
a

Magnitude
Enerry yang dilepas dan
Intensity

ir

2.L.4.L Magnltude
Magnitude adalah suatu besaran yang menggambarkan
besarnya strain energ/ yang dilepaskan walctu tedadinya gempa.
Ada beberapa rumusa$ untuk menc4ri magnitude ini, yang-paling
fmum dipakai ialatr defrnisi magnitude yang diberikan oleh
S_c-h!"r,

M=l0logA-rologAo

.Oa

ftME tN

SECS

Ganbar 39. Gempa El Centro, komponen utara-Setatan, 18 Mei


1940

yasawan struktur, hal yang penting diperhati-

/ Bagr seorang
'kan
tentulah efek gempa tersebut terhadap bangunan' Ada tiga
I *""* ukuran g"t"p" yang biasa dipakai untuk menyatakan
besarnya suatu gempa, Yaitu:

it

l
l

(1e6)

di.dalam persamaan diatas,A adalah amplitudo maximum dalam


nim yang tercatat dengan alat standard pada jarak fOO km dari
Epicenter. Alat standard yang dimaksud di sini adalatr suatu
Wood-Anderson seismograph dengan natural period 0.8 det, static
magnification 2800 dan damping ratio 0.8. Ao adalah aplitudo
dari gempa standard yang besarnya adalah lo-s mm untuk jarak
lj-Op.\Gempa standard ini dinamakan juga Zero shock, Lar--g3a
Lfrtuk A sama dengan fu akan didapat magnitude gempa M = 0,
/ataU- deilgan kata lain gempa standard adalah gempa yarig
mempunyai magnitude nol pada skala Richter.

Biasanya letak seismograph yang mengukur tidak akan


:
*,/-- murgkin tepat pada. 100 km dari epicenter $auh lebih dari 100
- km) maka amplitudo A diperoleh dengan cara extrapolasi dari

t
=
2

79

l.amplitudo yang tercatat.


Skala Richter adalah suatu cara yang baik untuk menya' takan besar gempa. Tetapi karena perhitungan magnitude ini
mengabaikan ketidak-uniforman dari kerak bumi, orientasi dari
.l' fault, dan lainlain, ukuran ini bukanlah ukuran yang tepat.
Dalam arti kata lain, magnitude yang sama tidaklah berarti besar
.r,/ gempa yang sama.

. Magnitude juga tidak menyatakan besar kerusakan yang


"terjadi di suatu daerah tertentu.
2.1.4.2 Eaergy
beberapa perumusan yang menyatakan besarnya energi
, ,'Ada(seismic
enerry) yang dikeluarkan oleh sumber gempa.

\4[empa
',ffiecara umum perumusan ener5/ ini dihubungkan dengan besar
i' rhagnitude sebagai berikut:

I
t

Pengantar Analisis Dinamis dan Gempa

80

rotogp-ro[6gEo+aM [Erg]

(197]

Diantararrya rumus yang banyak dipakai addatr:


rolog E - 11.8 + 1.5 m, Rumus Newmark
tolog E

112.24

1.35) + 1L.44

0.20) M, Rumus Bath

(198)
= 11.4 + 1.5 M, Rumus Guttenberg
Dalam rumus-rumus di atas, E addah besar enerry dalam
erg, sedangkan M adalatr bcsar magnitude menurut skala Richter.
Rumus-mmus ini mempakan rumus empiris yang dibuat berdasarkan gempa-gempa yang telah terjadi. Hubungg,n antara ener$l
total dan enerry gempa dapat ditulis sebagai berikut:
(1ee)

Dalam rumus di atas Et adalah ener$I total yang dibebaskan


dan T adalatr kocfisien yang terganhrng dari mekanisme gempa.
Dalam kenyataannya hanya sebagian kecil dari enerry-total
diubatr menjadi energ/ gempa. Sebagai contoh suatu bom sebesar
1 megaton, melepa.skan energ/ sebesar 5.1022 erg, sedangkan
untuk mendapatkan getaran gempa dengan magnitude 7.3 diperlukan 5O megaton.

z.f.+.a Intcnrtty
Intensity adahh ukuran dnri daya rusak (destructiveness)
r suatu
gempa di suatu tempat tertentu. Dengan demikian suatu
gempa harrya mempunyai satu magnitude, tetapi mempunyai

ii

bermacam-tnacarn intensity yang berbeda dari tempat pengamatan ke tempat pengamatan.

Ada beberapa macam skala intensity yang diusulkan dan


telatr digunakan, beberapa di antaranya ialah:

a.
b.
c.

Modified mercalli (M.M Scale)


Mercalli - Cancani - Sieberg (M.C.S Scale|
Rossi- Forrel

e.

Japan Meteorogical Agency (JMA Scate)

Skala M.M banyak dipakai di Ameritca Utara, M.C.S dan


Rossi-Forrel banyak dipakai di Eropa dan tentu saja.JMA dipakai
intensitas lihatlah skala JMA
di Jepang. Sebagai contoh
:
-- ' skala

dibawatrini:.

81

Terlihat bahwa dengan skala intensitas ini sangat baik untuk


memberikan gambaran kerusakan suatu daerah akibat terjadinya

gempa.

rolog E

E-yEt,y<

Dasar Perpncanaqlr Bangunan terhadap Gempa

Tabel3: Contoh Skala Intensitas


JMA intensity Scale

0.

No sensation, registered by seismograph but no perception by


human body.

I.

slight, felt by person at rest or person especially sensitive to


Earthquake.

II.

Weak, felt by most persons, slight rattling

Japanese latticed paper sliding door.

of doors

and

III. Rather strong, shaking of house and building, heavy ratiling of


doors and sliding doors, swinging of chandeliers and other
hangrng objects, movement of liquids in vessels.

IV. Strong, strong shaking of house and building; overturning of


unstable objects, spilling of liquids out of vessel four Iifths fuu.
V. Very strong, Cracking of plastered walls, overtuining of tomb
stones and stine lanterns, damage to monsonOy chimneys and
mud plastered warehouses.
VI. Disastrous, demolition of up to 3Oyo of Japanese wooden
houses; numerous landslides and embankments failure;
fissures on flat gfound.
vll.Ruinous, demolition of more than 3a%o of Japanese wooden
houses.

2.2 PERENCANAAN

Data yang sangat penting untuk merencanakan struktur


terhadap gempa adalah data percepatan tanah pada waktu terjadi
qempa besar (strong-motion earthquake, strong ground motion).
Strong ground motion ini hanya dapat direkam pada strongmotion accelerograph. Suatu contoh dari gempa besar adalah
gempa El Centro, 18 Mei 1940, yang mempunyai magnitude
sebesar 7.1 pada skala Richter (gambar 39). Gamblr 40 menunjukkan komponen vertikal dan komponen horizontal irrah s6gE
sedaagkan gambar 41 menunjukkan komponen N21E dari gempa
?aft, California, 2l Juli 1952, yang mempunyai Magnitude T.Z. -

PengantarAnatisis Dinamis dan Gempa

82

terhadap _tGempa
Bangunan
Perencanaan
DaBar
_
.
-

perpindattan
Gambar 41 juga menudukkan Percepatan dan
percepatan
t *plrt"rr.rr t;d diperoleh dglsan mengintegrasi
karaki"rir, v*s u"t-""rrEm[o' Untuk klperluan perencanaon'
Response
terisrik gempa t"tirt"-^ dapat ditunjukkan dengan
Spectmm.

83

!r
,

B
!

B.!

o3
B

*rfErt co.ruar,

x.
d;
o
e
E

Craabar 4L. Komponen N21E dari gempa

?d|

Califotnia, 21 Juli

1952.

$r cofxoat
a
2
E

,j

oi:
I

Ol'

)ar

(200)

t)ar

(2o1)

oo

Atau untuk Fr = I

c 'O.
E

2.2.L Respoase Spectrrn


Respons dari geralcan tak bebas dengan damping telah ditunjukkan dalam bagian pertama sebagai (90):

{2

' lffir1''F.,n(t-r)'io

('"'f('

P' )tt

Persamaan gerak dari sistem dinamis dengan derajat kebebasan satu bila dibebani dengan percepatan gempa ialah:

Genbar

(+O.

Veftikal dan Komponen S69E dari gemp


Komponen
Taft, California,2l Juli 1952'

my+cY+kY=-miio

(2021

atau:
m!+2mro, Pj,+kY=-mlo

(203)

tar Analisis Dinamis dan GemPa

Dalam kedua persamaan di atas, y adalah simpangan relatif


antara pondasi dan massa, sedangkan io adalah percepatan pondasi (percepatan gempa). Dalam hal ini penyelesaian persamaan
203 dapat diperoleh dari persamaan 201 sebagai:

v=Jffi;
"
--voF)

,-Fo"(t-r) rio (r"

{t

- p, )t

-rl)*

(2o41

ffi

iro(t)'no*x'r)

sin

(+1.f(' - p' )t' - rl)

(2os)

Untuk suatu accelerogram tertentu iio(t), dapat dicari y-o,


untuk damping ratio p,dan periode T yang telah ditentukan. Gra-ratio p tertentu terhadap periode T
fit dari y-* untuk damping'displacement
respons qtectrum, s6.
dinamakan
sebagai ,.riau.t
relatif sehingga y-a,.
y
simpangan
adalah
bahwa
diingat
Harus
itu dapat pula
Setrain
maksimum.
relatif
si*paogan
adalah
digambarkan m-aximum relative vetocityyang dinamakan velocity
,ispon" spectrum, S, dan maximum absolute acceleration yang
dinamakan acceleration resPons spectrum, S^.
Percepatan relatif maksimum (maximum relative acceleration)
yang dapat diperoleh dengan menurunkan y (persamaan 183)
fua"t terialu blrguna untuk perhitungan karena untuk mendapatkan gaya yang bekerja pada massa yang ditinjau diperlukan
p"r""p"t 1 aLsohrt pada massa tersebut. Untuk rnendapatkan
p"rc"patan absolut, percepatan relatif harrs ditambah dengan
percepatan gempa y6 tersebut. Hal ini agak rumit sehingga kemudian ditempuh cara yang lebih mudah, yaitu dengan mengingat bahwa gaya maksimum pada massa dapat juga diperoleh
ae-ngan mengalikan simpangan relatif maksimum dengan kekakuan per yang bersangkutan sehingga didapat hubungan:

Q-"* =ky-"*

(206)

=m

ji-*

sehingga didapat hubungan:

(t/n)y-"*

(2OS)

Untuk p kecil, misalnya 9 < O.2, circular frequency,


dikatakan sarna dengan o, sehingga:
(t lo,)= a^2 =(zntr)2

(r / zn) j,

co,

dapa!
(2oel

(2O71

^,,

= (2r / T)y

^,"*

t2r.0)

Memperhatikan persurmaan 210 di atas maka dapat ditulis


hubungan antara acceleration respons spectrum, S., dengan displacement respons spectrum, 56, sebagai berikut:

(r7zr)s"

= Sp., =

(zn7r)so

(2rrl

Dalam persamaan tersebut dikenalkan besaran baru, Spu,


yang dinanakan Pseudovetocity Respons Spectrum yang mempunyai hubungan dengan displacement dan acceleration respons
spectrum sebagaimana terlihat dalam persamaan (211) di atas.
Ultuk gempa dapat ditunjukkan bahwa pada umumnya Sp,
tidak berbeda jauh dengan S, sehingga Spu. dapat dianggap sebagai S"

Gambar 42 menunjukkan komponen N2lE dari gempa Taft,


California, 21 Juli 1952, berupa percepatan serta kecepatan dan
simpangan yang diperoleh dengan mengintegrasikan.percepatan
tersebut. Gambar 43 menunjukkan acceleration dan velocity response spectrum dari komponen N21E dari gempa Taft tersebut.
Gambar 44 dan 45 berturut-turut menunjukkan komponen N-S
dari gempa El Centro, 18 Mei 194O dan respons spectmm yang
bersangkuta5r.
Newmark [3] mengusulkan suatu cara untuk menggambarkan ketiga spectra, acceleration, velocity dan displacement, dalam
satu gambar dengan menggunakan skala logaritma tiga arah.
Gambar 46 menunjukkan gambar respons spectra komponen N-S
dari gempa El Centro 18 Mei 1940 yang digambarkan dengan
cara tersebut. Gambar seperti ini biasanya dinamakan gamLar

dpanite.

sedangkan Q-.,, juga dapat dinyatakan sebagai:

Q-*

ji**

85

Dengan demikian persamaan 208 dapat diubah menjadi:

Atau bila ro' diganti dengan T, oo = 2nlT ' persamaan 2O4 menjadi:
v=

Dasar Perqncanaan Bangunan terhadap Gempa

Pengantar dnalisis Dinamis dan Gempa

86

Dasar hrencanaan BangEna! tohadap Gempa

87

a
E
J

TATT. CALIFORNTA
JULY 2t,1932

8:

N2IE

9
E

t-

6
9

g.

9.s

s3

NATURAL PERICO. SCCCiIDS

2a6eDlzL6E20

Glambar 43. Respons Spectrun komponen N2lE gempa Taft,


California, 21 Juli 1952

Gambar 42. Komponen N21E gempa Taft, Californiat, 21 JuIi


1952

C'

o4

6
F
TAFT, CALIFORNIA
JUI-Y 21, I9EJ?

e
I

;
)

N2r5

0'"

3oo
lrJ
o
()

9-oa

3
G-

o
()

(,

:3

-ot

o?468tot2t416tE20

TIME IN

Ganbar 44. Komponen


I{ATURA!- PERJOD. SECOtiDS

N-S

SECS

gemp El Centro, Califomia,


1940

18 Mei

EL CENTRO.
MAY

CALI FORI"IiA

t8. t940

N-s

t
t

1
o'

,t

rO

u#rftar,lrl.:
TJATURAL PERIOO. SECONDS

Ganhrr #. Rec4tons spcctum dalam beatuk tiprtite,


koaponcn N-8 gemp El Cenfro, &lifornia, 18 Mei 194O

I'IATURaL PEligO -stCONDs

Grnber 46.

Respons spectrum komponen N'S gempa


California, 18 Mei 1940

El Centro,

tr,spr,ns sryEum komponen


Sen Ftancltry,, Fcbtu*i l97I

Ganbu 17. Notaalircd acceletation


IrlW

goap

Pengantar Analisis Dinar:nis dan Gempa

90

Karena langkanya rekaman gempa besar di suatu tempat


maka untuk merencanakan suatu struktur di suatu tempat tertentu tidak mudah untuk memperoleh rekaman gempa yang
diperlukan. Untuk keperluan itu biasanya dipergunakan beberapa rekaman gempa di tempat lain yang tel,ah diskala percepatan
maksimumnya sehingga sesuai dengan percepatan maksimum
yang diharapkan dapat te{adi di daerah tersebut. Untuk maksud
tersebut maka dibuat respons spektra untuk gempa yang telah
diskala sehingga percepatan maksimumnya'menjadi satu kali
kecepatan gravitasi (1g). Respons spektra seperti itu dinamakan
normalized respans spectra. Gambar 47 menunjukkan nonnalized
acceleration spectrum untuk komponen N-W dari gempa San Fernando,9 Februari L971.

vt

!E

ireriod {sec)

o
v,

.9

6q

20
r0

o
I

=
'5

Period (sec)

at

"M

c
o
E

I
0

'/

-z

o.5

i5

Ti{i

ffi
Period (sec)

l.o

2.0
Period {sec)

Giambar 48. Design Spectrum

3.0

Gambar 49. Bentuk TriWrtite dari Design Spectum

Untuk daerah California, Housner telah membuat suatu ava


rage rcspons spectra dari gempa-gempa yang pernah te{adi di

I
t

Pengantar Analisis Dinamis dan Gempa

92

California. Spelctnrm seperti ini kemudian dihaluskan (saootheQ


darr dinamakarr design spoctum. Gambar 48 menunjukkan velocity, acceleration dan displacement design spectrum sedangkan
Gambar 49 menunjukkan bentuk tripartite dari spektntm tersebut. Design spectra dari Housner ini dipakai sebagai dasar untuk
menentukan design spectra yang diberikan dalam Peraturan-peraturan gempa. .

Dnlam persamaan di atas, matriks { adalah matriks yang


elemen-elemennya adalatr normalized characteristic vector Ar'
sedangkan subscript d pada matriks ox dan or2 menunjukkan
bahwa matriks tersebut adalah matriks diagonal dengan elemen
or dan ror2 sehingga persamaan 215 dapat ditulis sebagai n buah
persam.ran dengan derajat kebebasan satu seperti di bawah ini.
y'i +2pro, j,'*rot2 y'=-!io gi ,i = I ... n
1216l

2.2.2todd Aaelyrtr
Bila ys adalatr percepatan

Circular frequency to1 dalam persamaan 194 adalah circular


requency dari sistem tanpa damping (natural circular frequency)
sedangkan gr biasanya dinamakan modal participation factor dari
mode ke i yang dapa.t diperoleh dari mode shape lusebagai:

gempa yang bekeda pada suatu


barryak, persamaan gerak siskebebasan
stn:lktur dengan dera.iat
sebagai
berikut:
dapat
ditulis
tersebut
tem

Mi+Ci+KY=-Mio

lztzy

Di datam persamaan tersebut y adalah vektor

simpangan
relatif antara massa dengan pondasi/tanah sedangkan io adalah
vektor yang elemen-elemennya adalah percepatan tanah (gempa),

lio'

Untuk mendapatkan respons riwayat waktu, persamaan 212


dapat diselesaikan secara langsung dengan menggunakan cara
numerik, misalnya cara Constant velocity. Bila tidak dikehendaki
respons riwayat waktu dan hanya dikehendaki respons maksimum maka cara modal analysis dapat dipergunakan.

(213)

ruio

918)

dari mode ke i sedangkan Sa; adalah simpangan maksimum


untuk mode ke i yang diperoleh dari displacement respons spectrum gempa yang bersangkutan.

Harrs diingat di sini bahwa yi" bukan simpangan dari


bangunan sesungguhnya. Untuk mendapa.tkan simpangan
bangunan sesungguhnya hanrs digunakan transformasi (persamaan

215).

(2L91

yang bila diuraikan lebih lanjut dapat ditulis sebagai berikut:


(21,41

yi=iAiiyi',i-1....nr....n

Fr

di mana:

y=0y'

Yi' = 8i 'Sai

v=0/

Dengan demikian persamaan 190 menjadi:

!'+zp(r,I i'*(.,)3 y'=-0t

Maximum respons dari sistem dinamis dengan derajat kebebasan satu (persamaan 216) dapat diperoleh dari respons spectrum gempa yang bersangkutan dikalikan dengan gi. Dengan;perkataan lain, yi* dapat dicari dengan cara sebagai berikut:

Pada persamaan di atas gi adalah modal participation factor

Seperti telah dibahas dalam bagian pertama, persamaan


gerak dari sistem dina:nis dengan derajat kebebasan n dapat dipisahkan menjadi n buah persamaarl dari sistem dinamis dengan
derajat kebebasan satu, bila koefisien damping dalam suatu mode
tertentu adalah sebesar p kali critical damping dalam mode tersebut.
C, = p Ccri

1217l

(21s)

p)ol

Bila dalam mencari simpangan dala:n mode ke j, yj*, digunakan response spectmm Eaka hanya akan didapatkan yi* malcsi-

Pengantar Analisis Dinamis dan Gempa

94

mum. Dengan demikian simpangan maksimum dari lantai ke i, yi,


yang diperoleh dari persamaan 22O };ranya merupakan pendekatan. Cara ini dinamakan Analisis Ragam Spectrum R0spons.

Untuk restrxlns bangunan terhadap gempa ternyata bahwa:


1. Untuk balgunan bertingkat empat atau kurang, respons
maksimum yang didapat dengan melakukan analisis riwayat
waktu dengan caria numer* (exact solutionl {apat didekati
bita dilakukan penjumlahan sebagai berikut:

yi = iAi:

2.

B: Sa:

ini tidak berpotongan di satu titik. oleh sebab itu supaya keseimbangan momen dapat dipenuhi, akan terjadi puntir, sehingga pergerak yang tetat diturunkan tidak berlaku. Untuk meli"*-^^n
hat gerakan yang terjadi dalam ruang' gunakan program gempa

iii

[e].

(2211

Untuk bangunan yang lebih tinggi dari 12 tingkat simpangan


maximum dapat didekati dengan menggunakat! Root Mean
Square (RMS - sebenarnya Square Root of Sua of Square
(SRSS), tetapi biasa disingkat dengan ,RMS) dari y1* maksimum sebagai berikut:

v,

(Eh,,

u, ,o,P)

(2221

Selain daripada itu ternyata karena pengamh dari mode yang


tinggi tidak besar, penjumlahan dengan cara RMS tidak perlu
dijumlahkan seluruh mode tetapi culmp dijumlahkan 3 atau
4 mode yang pertama:

y,

=(i6,

r,.u,P)

(2231

Percepatan fi dan kecepatan yr pada masing-masing massa


dapat diperoleh dengan cara yang sama dengan menggantikan
Sat berturut-turut dengan S.i dan S"i.

2.3 Hal-Hal Yang Henre Dipcrhatlkan Dalam Pcrencanaan


Sampai pembahasan ini selatu diPakai anggapan bahwa
struktur yang ditinjau daqpt disederhanakan menjadi massa dan
pr (lump mass systeal tanpa memperhatikan adanya torsi. Hal
ini sebenarnya hanya dapat dilakukan bila pusat kekakuan
(qnter of stilfiies$ berimpit dengan pusat massa lcenter of mas$.
Perhatjkan denah suattr stmktur yang mempunyai pusat
massa tidak berimpit dengan pusat kekakuan sePerti yang terlihat dalam Gambar 50. Pusat massa merupakan titik tangkap dari
gaya akibat gempa, sedangkan pusat kekakuan menrpakan titik
dari resultante gaya-gaya perlawanan karena kedua gaya
t

"gfop

-J-\

I Etcmcn i

G,ambar 60.

Puntir

Perlu pula diperhatikan perubahan respons dari suatu


bangunan karena pengaruh kekakuan yang tidak diperhitungkan, misalnya dinding pengisi yang pada waktu perhitungan
struktur tidak diperhitungkan (Lihat Gambar 51 dan 52)'

Ganbar SL. Pengaruh dinding pengisi

U
Analisis Dinamis dan Gem

I
{6

Gambar 51.a menunjukkan gambar portai dalam keadaan


sebenarnya. Portal ini biasanya direncanakan sebagai portal dalam Gambar 5l.b di mana dinding pengisi diabaikan. Bila ternyata dinding pengisi cukup kuat maka dinding pengisi akan bertindak sebagai dinding geser (siear wal! dan mengubah respons
portai yang terlihat dalam Gambar 51.b menjadi portal yang
terlihat dalam Gambar 51.c.
Gambar 52 menudukkan pengaruh lain yang dapat terjadi
karena adanya dinding pengisi yang tidak diperhitungkan. Bila
kolom direncanakan seperti Gambar 52.b terhadap momen lentur
= M, maka gaya lintang yang dipakai untuk penentuan tulangan
adalah Qt = 2M/Lr. Besar gaya lintang dalam Gambar 52.b ditunjukkan sebagai sudut kemiringan momen {i.

Bila dalam kenyataan terjadi keadaan seperti Gambar 52.c,


kapasitas dari momen kolom tetap M. Untuk mengimbangl momen ini gaya lintang yang harus ditahan sesuai dengan pinsip
strong column weak beam adalah Qz = 2M/L2 (Lihat sudut 0z
dalam Gambar 52.c) yang lebih besar d*i Q, sehingga dapat
terjadi kemungkinan kehancuran akibat gaya lintang.
Harus diperhatikan juga agar tidak terjadi perbedaan kekakuan yang besar antara kekakuan lantai satu dengan lantai yang
Iainnya. Hal ini akan menimbulkan kejadian yang dinamakan soft
storey. Gerakan yang terjadi karena .pengaruh soft storey ini
dapat dilihat dengan program gempa ii [6].

.zil

.?!
Lz

Lt

l"
J,Z

(b)

'lo.Lr---errer(")

Crambar 52. Dinding pengisi sebagian

Akhirnya karena perencanaan bangunan terhadap gempa


merupakan perencanaan yang penuh ketidak-pastian maka pen-

ting sekali diperhatikan kemungkinan kehancuran (mode of

failurd bila beban yang kita rencanakan ternyata terlampaui.


Konsep strong column weak beam mengusahakan terjadinya
mode of failure yang aman. Penting pula diperhatikan detail-detail
perencanaan yang dapat menjamin daktilitas bangunan yang
disyaratkan sehingga tidak terjadi kegagalan konstruIisi yang be1sifat getas (misalnya: runtuh akibat gaya lintang).

rrui !

DAI.TAR PUSTAKA

l. Biggs, JM., Introduction to Structural DSmamics, Mc. Graw

Hill Book Company, New York, 1964


2. Clough, RW., Penzien, J., Dynamics
HiIl Book Company, New York, 1975
3.

of Structure.s, MC.

Graw

Newmark, NM., Rosenblueth, 8., FTtndamentat of Earthquake


Engineering, Prentice Hall, Inc., Newyork, l9Z1

4. Kreyszig, E., Aduanced Engineering Mathematics,


and Sons, Inc., New York, 1972

John Willey

Taylor, EA., Calculus with Analytic Geomeby, Maruzen Asian


Edition, Maruzen Company Ltd., prentice HaIl, Inc., 1959
6. Rahardjo, B., Setiabudi, S., program Komputer untuk pen_
didikan Bangunan Tahan Gempa, Skripsi No. 3lg.S, Fakultas
Teknik Jurusan Teknik Sipil, Universitas Kristen petra,
Surabaya, 1987
7. Fleming, JF., Romualdi, JP., "A General procedure for Calcu_
lating Dynamic Response due to Impuisive loadso, Franklin
Inst. Journal, Vol. 275, No. 2,}:re.l. IOT - l2O.
8. Gondokusumo, O., Soebiantoro, 8., perbandingan Beberapa
Metode Numerik untuk Penyelesaian Analisa Dinamis
Struktur, Skripsi No. 332.5, Fakultas Teknik Jurusan Teknik
Sipil, Universitas Kristen Petra, Surabaya, l9g7
5.

B
1OO
r

Pengantar Analisis
:t!

DiqrnrsjSn G!!9P1

9. Tanudjaja, S., Soegiantoro, S-', Program


(3

APPEI{DIKS

Kom.yu!9r untuk
SJrripsi No'

Pendidikan aarsun;n Tahan Gempa


Pi*:1:i)'
362.5, Fakultas" Teknik Junrsan Teknik Sipil' Universitas
Kristen Petra, SurabaYa, 1989
Academic
10. Stewart, GW., Intoduction to Matrix Computations'
Press, NewYork, 1973'
Numerical Methods in Finite Element
11. Bathe, KJ., Wilson , EL','Englewood
Cliffs' New York' 1976
Analysis, Prentice HalI,
I

t
{i

C
C

C
C

C
C
C
C

c
c
C
C
C
C
C
C

CONTOH PROGRAM UNTUK CONSTANT VELOCITY

TN
DT
NIN

TIME

XM
XK

= NATURAL PERIOD
=

TIME INTERVAL UNTUK INTEGRASI NUMERIK

= JUMLAH INPUT DATA UNTUK GAYA DINAMIS F(T)


= WAKTU DIMANA TERJADI PERUBAHAN GAYA

DINAMIS, BENTUK FUNGSI GAYA DIANTARA DUA


WAKTU BERURUTAN DIANGGAP BERUPA GARIS
LURUS
GAYA DINAMIS F PADA WAKTU T = TIME
BESAR
=
= MASSA
= KEI(AKUAN PER, PERHATIKAN SATUAN XM DAN
XK HARUS DISIMPAN DALAM SUATU FILE DATA
BARIS PERTAMA XM, XK, NIN (2F10.2,ll0l
KEMUDIAN NIN BUAH PASANGAN TIME DAN F

CHARACTER FRAME*l5
DTMENSION F(100), TIME (100)

WRITE (*,' (A\)')' NAMA FILE DIMANA TERDAPAT INPUT


DATA?'

READ (*,',(A)',) FNAME


OPEN (6, FILE ='LPI1')
OPEN (9, FILE = FNAME)
READ (9,1)XM, XK, NIN
FORMAT (2F10.2, I10)
XM DAN XK ADALAH MASSA DAN KEKAKUAN
DO 9001 I=1, NIN

viffiY

Pengantar Analisis Dit alqrs

t02

READ (9, 1) TIME(I),F(I)


9OO5 CONTINUE
TN = 2*3.141592653*SQRT (XM/XK)
DT = TN/ 10
WRITE (*, l3)TN,DT',
13 FORMAi ( NATURAL PERIOD SISTEM F10.4,',sEC"/
SEC') "
1,', USULAN INTERVAL
DT SEBESAR?'
wrurB (*,; (A\',)) ANDATENTUKAN
"F10.4,',
READ (*,',(F10.4)') DT
i
WRITE (6, 1 1)XM,XK,TN,DT
11 FORMAT( MASSA"FIO'+,I: KEKAKUAN
1,' NATUTUL PERIOD
"FIO'4,/DIPAKAI
"
2F10.4)
"F10.4/,'INTERVALYANG
WRITE (6,2)
2 FORMAT(8*, 't', 9x, 'Y, 9X, ',F/M" sx,', K/M Y" sx,', D2Y"

7X: D2YtDT)2',)
L=2

T0 = 0.0
Y0 = O.O
FTO = F(L-1)
FM = FTO/XM
YKM = YO*XK/XM
Y2D0 = FM-YKM
YDT = Y2DO*DT**2 'r
Y1 = '5*FM*DT**2
9O2O CONTINUE
WRITE (6,2 1)T0,YO,FM,YKM,Y2D0,YDT
2t FORMAT (2X,6F10.4)
IF ((TIME(L)-T0).IrT.0.000 1 )L*L+ 1
IF (m.GT.TIME(NIN))G0 T0 999e
FTo = FT0+(F(L)-FT0) / (TIME(L)-T0)*DT
T0 = TO+DT
FM = FTO//XM
YKM = YI*XK/XM
Y2D0 = FM-YKM
YDT = Y2DO*DT**2
Y2 = 2*Y1-Y0+YDT

Y0=Yl
Yl=Y2

GO TO 9020
9999 STOP

END

l03

Appendix

3qILG.*p*

t,
it

i.
jf

N
rt

.ti

l1

C CONTOH PROGRAM UNTUK CONSTANT VELOCITY UNTUK


C STRU}CUR DENGAN DERA"'AT KEBEBASAN LEBIH DARI
C SATU PROGRAM INI HAT.IYA DAPAT DIPAKAI UNTUK
C STRUKTUR DENGAN ITAETruX MASSA YANG DIAGONAL
c
C DT = TIME INTERVAL UNTUK INTEGRASI NUMEzuK
C NIN = JUMI"AH INPUT DATA UNTUK GAYA DINAMIS F(T}
C TIME = WAKTU DIMANA TER-IADI PERUBAHAN GAYA
DINAMIS, BENTUK FUNGSI GAYA D1ANTARA DUA
WAI.(TU YANG BERURUTAN DI.ANGGAP BERUPA

CF

cxM
cxK
c
c
c
c

GARIS LURUS
= BESAR GAYA DINAMIS F PADA WAKTU T = TIME
= MASSA
= KEI(AKUAN PER, PERHATIAN SATUAN
XM DAN XK HARUS DISIMPAN DAI,AM SUATU
FILE DATA
BARIS PERTAMA XM, XK, NIN (2F10.2,I10)
KEMUDIAN NIN BUAH PASANGAN TIME DAN F

CHARAC-TER FNAME*1s
DIMENSION F(100,5), TIME(1O0,5), XM(S,5), XK(S,6)
wRlTE(r,',(A\)',)', NeUe FILE DIMANA TERDAPAT INPUT
DATA?'
READ (*,',(A)JFNAME
OPEN (6,FILE-'LPTI')
OPEN (9,FILE=FNAME)
READ (9,I)NIM,NIN
I FORMAT (2r1O)
C NIM = JUMI,,AH DERA"IAT KEBEBASAN
C NIN = JUMLq,H PUNCAK DARI BEBAN F(T)
C XM DAN XK ADAI"AH MASSA DAN KEKAKUAN
DO 9002I=1, NIM
DO 9002 J=1, NIM
XM(I,J)=0.00
9OO2 CONTINUE
DO 9OO3I=I,NIM
READ (9,2)XM0,I), (XK(I,J), J=1, NIM)
9OO2 CONTINUE
DO 9001 I-1, NIM
READ (9,22l'(TIME(I,J), Ffl,J), J=1, NIM
9OO1 CONTINUE
22 FORMAT (10F8.4)

'i!

':

;'i:'

Pengantar Analisis Dinamis dan Gempa

-104

WRITE (*,',(A)',)', ANDA TENTUKAN DT SEBESAR?'


READ r,'(F10.4)) DT
WRITE (6, 1l)DT
11 FORMAT(' INTERVAL YANG DIPAKAI
,', MASSA',)
DO 9004 I=1, NIM
"FlO.4,f
WRITE (6,23XXM(I,J),J= 1,N)
9OO4 CONTINUE
WRITE (6',2t1
2t FORMAT(//,', KEKAKUAN',)
DO 9005I=I,NIM
WRITE (6,23)(XK(I,J),J= 1,N)
9OO5 CONTINUE
23 FORMAT (5F8.4)
WRITE (6,2)
2 FORMAT (8X,',t" 9X,'y',9X,'F/M" 5X, 'kl lMy',5X,'D2Y,
7X,'D2Y(DT)2',)

L-2

T0 = 0.0
YO

Analisis numeik, 71
Analisis Ragam Spectrum

9O2O CONTINUE

WRITE (6,21)T0, Y0, FM, YKM, Y2D0, YDT


FORMAT (2X,6F10.4)

IF ((TIME(L)-TO.LT.0. 000 1 )L=L+

rF(T0.GT.TIME(NIN)) GO TO 9eee
FIO - FTo+(F(L)-FTo) / (TIME(L)-T0).DT
TO = TO+DT

FM = FTO/XM
YKM = YI*XK/XM
Y2D0 = FM-YKM
YDT = Y2D0*DT"*2
Y2 = 2*YI-YO+YDT

Y0=YI

YL =Y2
G0 T0 9020

9999 STOP
END

A
Acceleration respons spectrum,
84
Amplitude, 25, 26

0.O

F'I0 = F(L-1)
FM = FT0/XM
YKM = YO*XK/XM
Y2D0 = FM-YKM
YDT = Y2D0*DT**2
Yl =.S"FM*DT**2

2L

IITDEKS

Respons, 94
Analisis ragam spektrum
respons, 7,I
Average respons spectra, 9-I
B

Beban dinamis, ,I
Beban statis, ,I
Beban harmonis, 46
Beban impuls,27
Beban sebararrg,23

Bentuk karakteristik, 53, 55

c
Cara Holzer, 55

CaraJacobi,62
Cara Kecepatan Tetap, 4, 5

Cara keseimbangan dinamis,


14
Cara numerik, 2, 4
Cara percepatan dan kecepatan
linier, 12
Cara p dari Newmark, 13
Cara p Newmark, ,12
Center of mass, 94
Center of stiffness, 94
Characteristic equation, 54
Characteristic shape, 53, 55
Characteristic value problem,

55
Characteristic value, 56
Characteristic values, 5.5
Characteristic vector, 53, 55
Circular frequency, 43, 52, 53,
93
Circum Pasifft Belt, 73
Complementary Solution, 23,
45
Constant Velocity, 4
Convolution integral, 45

it

&
I
l

t07

Indek

Criticat damPing, 38,Y3, 44,

69,92
D

D'Alembert, 69
Damping, 37, 38,45
Degree of freedom, 5O
Derajat kebebasan barrYak, 5O
Derajat kebebasan, 5O
Design spectrum, 92
Displacement resPons
spectrum, 84
Dynamic Equilibrium, 4, 39, 69
Dynamic load factor maximum,
47
Dynamic load Factor, DLF, 29
E

Gaya inersia, 4, 69

Karalteristik vel*or, 64
Keadaan autal,4, 6, 7

Gaya inertia, 38
Gempa besar, 8./
Gempa tektonik, 77
Gempa v:ulkanik, 77

Gempa-gempabesx, 77
Gerakan harmonis, 25
Gerakan Pada Pondasi, 38, 69
Gerakan relative, 38

'
Getaran bebas dengan
damping,4O
Getaran bebas, Free Vibration,

24
Getaran takbebas,26
H
Hypocenter, 76

Earth cntst, 72
Eigenvalue problem, 55
Eigenvalues, 55
Eigenvector, 55
Elastic Rebound Ttleoi, 77
Elastoplastis, 2O
Energr yang dilePas, 79
Energr, 8O
Epicenter, T6
F
Faktor Beban Dinamis, 28
First mode, 53
Focus, 76
Forced Vibration, 26
Frekuensi, 44
Fundamental Period, /8
Fundamental, SS
Frictional (Coulum) DamPing,
39

I
lmpuls,27
Inertia force, 4
Initial Conditions, 4
Initial displacement, 6
Inner core, 72
Integrasi dengan cara numerik,
4
Integration bY Parts lTaYlotl, 3O

Intensity, 79,80
Internal Friction, 39
ln;ndalan, T2
ln.ttluar, T2

J
Jalur Sirkum Pasifik, 73
Jalur Trans Asiatik, 73
Japarr MeteorogiceJ AgencY, 8O
JMA IntensitY Scale, 8,1
JIvIA Scale, 8O

Kegiatan lel<tonik, 77
Kerak bumi, 72
Keseimbangan dinamis, 4
Koefisien damping, 46
Komponen horizontal, 8J
Komponen vertikal, 8/
Iionstanta per, 2, 3

;;
J

.f

tt
g

L
Lump mass system, 94

t'l

ti

Magnitude, 79
Mantel, 72
ManlJe,72
Massa danper, 94
Matriks kekakuan, ,I5
Modal analysis, 71, 92
Modal participation factor, 93
Mode kedua, 53
Mode of fanl:ure, 97
Mode pertama, 53
Mode shape, 55, 61, 64
Mode yang pertama, .I8
Modes, 53
Modifred Mercalh, 8O
Multi Degree of Freedom
System, MDOF, 14
Multidegree of freedom system,
50

:;

'!,

Natural period, 1, 7, 8, 25, 26


Normalized acceleration

spectrum,9l
NoSmalized characteristic

vector,68
Normalized respons spectra,
: Numerical analysis, 2
'Numerical Integration, 4

9,1

Orthogonal, 64
Outer core, 72
Over Damping, 41
P

Particular Solution, 23
Particular solution, 45
PE}TYELESAIAN ANALITIS, 23
Penyelesaian eksak, 2
Penyelesaian komplemen, 45
Penyelesaian komplementer,

23,25,26

Penyblesaian partikulir, 23, 26,

29,45
Penyelesaian umum, 29,

45

Percepatan absolut, 38, 69


Percepatan autal, 6, 7

Peiode,44

Perpindahan tempat awal, 6


Perpindahan tempat statis, 29
Persamaan Eigen, 55
Persamaan homogen, 23
Persamaan karakteristik, 4q

54,64

Persamaan yang terurat, 66, 67


t{
Prinsip D'Alembert, 4
Natural circular frequency*[Q, ., ."Prinsip dinamig equilibrium, 38
g i ffisip dina45riq equilibrium
44,46, 53, 55
Natural Frequency, 26 t
,flari Difflembert, 50
"Pririsip
strong column weak
Natural period yang pertamd,
96
beam,
18

. .

r
Fengantar Analisis Dinamis dan Gempa

lOE

Stnrldur berderajat kebebasan


banyak dengan damPing, 68
Strut<hrr bumi, 72
Strukhrr dengan derajat
kebebasan sahr, 3
Struktur elastis dengan derajat

PseudovelocitY ResPons
Spectnrm, SS

Pusat kelalnran, 94
Rrsat massa, 94

R
Resonansi, 49
Respons riwaYat wd<ttr,
Richter, T9
Root Mean Square, 94

kebebasan banYak,

/4

'{'.+,

7f

T
Teori tektonik ler.P+-lrrg, 77
Time history andYsis, 7,I

Torsi,94

I
Second mode, 53

Setapak demi setaPak, 4


Sifat Orthogonal Mode Shape'

&

Sifat orttrogonal, 65, 66


Simpangan relattf, TO
Simparrgan tetag,22
Single Degree of Freedom
Syetem, SDOF, 3
Sinusoidal, 45
Sietem rrlasca danPt, 2
Slola intcnsitas, 8J
Stla Richter, 79
Soft storey, 96
Square Root ofSum ofSquare
(sRssl, 94
Static equivdcnt, Z/
Statis detlcction, !*, 29
Step by steP, 4
Strong ground motlon, 8.1
Strong motion earttrquale, 27,

8t

Trans Agiatik Belt, 73


Ttipartite, 86, 92
U

Uknran GenrP, 78
Unbounded resonarrce, 49
Uncoupled,66, 67
Under DanPing, 43
Unit impuls, 45

v
ilcbcrty lesPong elrctntm, Sv,
84
Viscous damPing, 39

w
Waktu getar,

z
?aro strock, 79

nI- ndItIr

Drdan }rrplltrlero

i*

Anda mungkin juga menyukai