Anda di halaman 1dari 7

REVIEW JURNAL PINDAH PANAS SECARA

KONDUKSI
Disusun untuk memenuhi tugas ujian akhir semester
Mata kuliah Prinsip Teknik Pangan 1
Dosen pengampu :
Rahmiyati Kasim, S.TP, M.Si

Oleh
Falni Datau
651421013

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
A. Judul
Perpindahan panas pada media berpori menggunakan metode elemen hingga

B. Sumber jurnal

Surya Ningsih*1, Wahyu Srigutomo2


1,2KK Fisika Bumi dan Sistem Kompleks Program Studi Magister Fisika FMIPA Institut
Teknologi Bandung email:suryaningsih885@yahoo.co.id,wahyu@fi.itb.ac.id

C. Latar belakang
Perpindahan panas pada sistem panas bumi adalah perpindahan energi panas dari
daerah yang bertemperatur tinggi ke daerah yang bertemperatur lebih rendah.
Perpindahan panas dapat terjadi dalam tiga mekanisme, yaitu: konduksi, konveksi, dan
radiasi. Pada sistem panas bumi, hanya konduksi dan konveksi yang berperan.
Perpindahan panas secara konduksi adalah perpindahan energi karena adanya getaran
molekul pada batuan. Perpindahan panas secara konveksi adalah perpindahan energi
melalui pergerakan dari fluida.
Perpindahan panas yang terjadi di dalam bumi merupakan persoalan kompleks
karena melibatkan banyak parameter dan bersifat inhomogen dan anisotropi. Sehingga
penyelesaian persoalan perpindahan panas dalam bumi memerlukan asumsi -asumsi
untuk menyederhanakan permasalahan. Untuk masalah yang kompleks dapat dikerjakan
dengan menggunakan metode numerik. Salah satu metode numerik yang dapat digunakan
adalah Metode Elemen Hingga (Finite Elemen Method ). Metode elemen hingga adalah
salah satu metode numerik yang dapat digunakan untuk memecahkan persoalan syarat
batas dalam bentuk persamaan differensial dengan mencari solusi pada domain-domain
kecil dengan menerapkan syarat batas.
Ide utama dalam metode elemen hingga adalah membagi geomerti domain dari
permasalahan menjadi sub-sub domain yang lebih kecil atau sering disebut sebagai
elemen hingga. Bentuk elemen yang sering digunakan adalah elemen segitiga dan
quadrilateral. Pada tulisan ini Penulis melakukan perhitungan solusi permasalahan syarat
batas dengan menggunakan metode elemen hingga pendekatan Galerkin. Metode elemen
hingga diterapkan pada persamaan perpindahan panas konduksi-konveksi dengan solusi
berupa distribusi temperatur pada domain dua dimensi.

D. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini bertujuan untuk dapat memecahkan persamaan-persamaan
perpindahan panas dan kecepatan fluida.

E. Metode penelitian

Metode Elemen Hingga

Dalam penelitian ini digunakan elemen hingga (Finite Elemen) untuk memecahkan
persamaan persamaan perpindahan panas dan kecepatan aliran fluida. Metode ini
digunakan untuk menyelesaikan persamaan parsial dengan membagi setiap sistem
menjadi elemen-elemen dengan geometri tertentu. Dari elemen-elemen tersebut akan
tersusun matriks persamaan linear. Dalam proses penyelesaian elemen hingga diperlukan
elemen dengan geometri tertentu beserta fungsi bentuk atau shape function, yang
mempresentasikan ciri solusi dari setiap elemen. Dalam penelitian ini digunakan elemen
segitiga (2-D) dengan fungsi bentuk linear.
Metode Elemen Hingga adalah salah satu metode numerik yang cocok diterapkan
untuk menghitung gaya-dalam (internal forces) pada berbagai kasus di bidang rekayasa.
Proses analisis dilakukan berdasarkan metode kekakuan yang disajikan dalam formulasi
matriks.

F. Hasil penelitian

Kecepatan aliran fluida ditentukan dengan menggunakan persamaan (2). Hasilnya


berupa nilai kecepatan. Dalam hal ini diandaikan pada model reservoir non topografi
aliran fluida yang masuk pada sisi batas kiri sebesar 10-4 m/s dan aliran fluida yang
keluar sebesar -10-4 . Pada model ini dibuat model homogen, dua lapis, dan 3 lapis.
Dimana lapisan bawah diberi nilai permeabilitas lebih besar dari pada lapisan atas. Pada
reservoir topografi lembah aliran yang masuk pada batas sisi atas dan keluar pada batas
sisi bawah. Pada topografi gunung aliran fluida yang masuk pada batas sisi kiri dan
keluar pada sisi kanan dengan nilai qin dan qout sama dengan model reservoir non
topografi dan topografi lembah. Berikut hasil pemodelannya

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa semakin besar nilai permeabilitas yang diberi,
maka nilai tekanan akan semakin kecil dan dapat juga dilihat bahwa semakin besar nilai
permeabilitas yang diberi maka kecepatan aliran fluida akan semakin cepat.
G. Penjelasan prinsip dasar

Metode Elemen Hingga adalah salah satu metode numerik yang cocok diterapkan
untuk menghitung gaya-dalam (internal forces) pada berbagai kasus di bidang rekayasa.
Proses analisis dilakukan berdasarkan metode kekakuan  yang disajikan  dalam  formulasi
matriks.  Keunggulan  metode elemen hingga antara lain kemampuannya untuk
memodelkan berbagai bentuk geometri struktur yang tidak beraturan, juga aspek
nonlinieritas dalam hal geometri maupun material. Bagian awal membahas prinsip
analisis dengan pemodelan elemen satu-dimensi (line element) meliputi balok (beam),
rangka (truss), portal-kaku (rigid frame),  balok-silang (grid), dan pegaselastis (elastic 
spring). Bagian selanjutnya membahas analisis dengan pemodelan elemen dua-dimensi
(plane element) meliputi plane stress, plane strain, plate bending. Pada bagian akhir juga
dibahas model elemen tiga-dimensi (solid element) maupun axisymmetric element namun
hanya disajikan dalam garis besar. Topik yang dibahas dalam mata kuliah ini adalah
pemodelan struktur, elemen kekakuan struktur, Model Elemen Satu-Dimensi (Line
Element), Model elemen dua-dimensi (Plane Element), dan Model elemen tiga-dimensi.
Metode Elemen Hingga Metode Elemen Hingga semula diusulkan dan
dikembangkan oleh ahli matematika dan fisika. Dalam perkembangan selanjutnya metode
elemen hingga dikembangkan oleh insinyur teknik sipil. Tidak dipungkiri bahwa metode
ini telah begitu banyak membantu dalam menganalisis berbagai masaiah yang ada dalam
kehidupan sehari-hari, tidak terbatas hanya pada masaiah rekayasa, tetapi juga pada
masaiah lain. Konsep mendasar dari metode elemen hingga ini adalah prinsip diskritisasi
yaitu membagi suatu benda menjadi benda-benda yang berukuran lebih kecil agar lebih
mudah pengelolaannya. Hal ini timbul dari keterbatasan manusia yaitu ketidakmampuan
memahami benda-benda di alam semesta dalam bentuk keseluruhan atau utuh.
Singkatnya, manusia mendiskritisasikan ruang di sekeliling ke dalam bagian-bagian
kecil, dan hasil rakitan dari bagian-bagian kecil ini diwujudkan sehingga merupakan
tiruan dari ruang atau benda yangdidiskritisasikan tersebut. Berikut ini diberikan contoh
masaiah portal yang diidealisasikan berdasarkan prinsip metode elemen hingga yang
didiskritisasikan menjadi tiga elemen.
1. Istilah Matriks
Di dalam mencari hubungan antara variable-variabel baik dalam ilmu terapan atau
ilmu lainnya sering harus dipecahkan suatu persoalan yang terdiri lebih dari dua
persamaan. Dengan menggunakan matriks persoalan tersebut dapat lebih mudah
dalam analisis-analisisnya yang mencakup hubungan antar variablevariabel.
Matriks adalah sebuah susunan bilangan yang disebut ―elemen‖ yang disusun
menurut baris dan kolomnya berbentuk persegi panjang. simbol yanf sering
digunakan dalam penulisan matriks misalnya ―Amn‖ artinya sebua matriks ―A‖
dengan jumlah baris ―m‖ dan jumlah kolom ―n‖, sering dibaca matriks ―A‖ ―m
dikali n‖. Bilangan-bilangan dalam susunan tersebut disebut elemen dari matriks.
Entri di baris ―i‖ dan kolom ―j‖ dinotasikan dengan a .

Square Matrix adalah jika nilai m dan n adalah sama, matriks yang terdiri dari
baris dan kolom di notasikan dengan tanda kurung siku ([]) sedangkan matriks yang
terdiri hanya kolom dinotasikan dengan tanda kurung kurawa ({}). * + a = [ a = { }

2. Perkalian Matriks dan Scalar


Jika ada matriks ―c‖ dikalikan dengan sekalar ―k‖, maka matriks baru yang didapat
adalah masing-masing komponen dalam matriks ―c‖ dikalikan dengan scalar
tersebut. Contoh :
3. Penjumlahan Matriks
Matriks dapat dilakukan dengan syarat matriks tersebut mempunyai orde yang
sama, hal ini juga berlaku untuk pengurangan matriks. Penjumlahannya dilakukan dengan
cara menjumlahkan komponen-komponen yang seletak (korespondensi). Pada
penjumalahan bersifat komutatif (commutative law)

4. Perkalian Matriks
Perkalian metriks dapat dilakukan dengan syarat jumlah kolom matriks pertama
dan jumlah baris matriks kedua adalah sama. Jika ada matrik a dan matriks b maka
perkalian keduanya c = ab adalah

Anda mungkin juga menyukai