Disusun oleh:
Nim : 651421013
FAKULTAS PERTANIAN
T.A 2022
A. BAKING
Baking atau yang disebut dengan pemanggangan merupakan teknik dalam pengolahan
pangan menggunakan oven kompor atau oven listrik untuk mematangkan masakan
tertentu tanpa menggunakan minyak atau air sebagai medium pindah panas. Sumber
panas yang digunakan oven kompor adalah panas panasi api dari kompor, sedangkan
oven listrik menggunakan listrik sebagai sumber panasnya. Proses baking dapat diatur
atau dikontrol sehingga sesuai dengan kondisi proses yang diharapkan. Tentunya waktu
pengovennya bergantung pada jenis produk poangan yang dipaqnggang. Produk pangan
yang diolah menggunakan teknik baking antara lain: roti, cookie, dan pastry. Umumnya
proses pemanggangan dilakukan dengan suhu diatas 100oc atau tergantung pada jenis
diinginkan. Pada proses pemanggangan, hamper 50% total energy yang diserap.
Selain itu, pada proses pemanggangan akan terjadi pembentukan dan pemantapan
kualitas produk.
2. Waktu pemanggangan
dihasilkan. Pemanasan dengan waktu yang cepat pada suhu yang tinggi
tekstur karena pemanggangan ditentukan oleh sifat makanan, suhu, dan lamanya
pemanasan.
B. MIXING
menambahkan satu bahan ke bahan lainnya sehingga membuat suatu bentuk yang
Mixing adalah operasi unit dimana campuran yang seragam diperoleh dari dua
atau lebih campuran komponen dengan mendespersikan satu dengan yang lainnya.
Komponen yang lebih besar biasanya disebut fase continue dan komponen yang
lebih kecil disebut fase terdispersi dengan analog emulsi, tetapi hal ini tidak
berarti emulsifikasi dapat digunakan dalam konteks ini. Mixing atau pencampuran
sebagai alat bantu pengolahan atau untuk mengubah kualitas makanan. Mixing ini
memiliki aplikasi yang sangat luas dibanyak industry makanan dimana mixing ini
1. Aliran
Aliran yang terbulen dan laju alir bahan yang tinggi biasanya
2. Ukuran partikel
semakin baik.
3. Kelarutan
Viskositas campuran
Urutan pencampuran
C. Deep frying
Deep frying adalah sistem menggoreng biasa bahan pangan, yaitu dengan cara bahan
pangan yang digoreng terendam dalam minyak dan suhu minyak dapat mencapai 200-205°C
atau 392-401°F (Ketaren, 2008). Cara memasak deep frying sering dijumpai di restoran dan
juga di rumah, contoh makanan yang dapat dimasak dengan sistem deep frying adalah ayam,
konsumsi minyak goreng di Indonesia yaitu 4,5-4,8 juta ton dan tahun 2013 diperkirakan
mencapai 5,22 juta ton. pada bulan Desember 2012 harga rata-rata minyak goreng curah
adalah Rp 10.070/liter dan pada bulan Desember 2013 harga rata-rata minyak goreng curah
adalah Rp 10.802/liter. Kebutuhan akan minyak goreng semakin meningkat sedangkan harga
minyak semakin naik dari tahun sebelumnya sehingga banyak orang menggunakan minyak
resiko aterosklerosis yang merupakan salah satu penyebab utama dari penyakit jantung
koronermenurut WHO 17,1 juta orang di dunia meninggal di tahun 2004 akibat penyakit
kardiovaskular dan sekitar 7,2 juta orang diantaranya meninggal akibat penyakit jantung
koroner. proses menggoreng deep frying dapat menyebabkan terjadinya berbagai reaksi
kimia, yaitu hidrolisis, oksidasi termal, dan polimerisasi termal. Hal ini dapat mempengaruhi