Disusun oleh :
Rosdiana F24170002
Arifqi NH F24170039
2019
1
BAB 1. PENDAHULUAN
Makaroni merupakan bahan makanan yang dibuat dari campuran tepung terigu
dan bahan makanan lain yang dicetak ke dalam berbagai bentuk dan dikeringkan
dengan atau tanpa bahan tambahan makanan. Jenis makaroni ada dua macam,
makaroni basah dan makaroni kering, perbedaannya ada pada cara pengolahan
makaroni ketika dimasak, makaroni basah apabila digoreng tidak akan mengembang
dan warnanya kecoklat-coklatan, sedangkan makaroni kering jika digoreng akan
mengembang dan warnanya berubah menjadi kuning.
Makaroni sue adalah outlet cemilan khas Bandung yang menyajikan macaroni
dengan dua alternatif penyajian yaitu basah dan kering serta penambahan flavor.
Makaroni sue terletak di Jl. Babakan tengah Lingkar Kampus IPB. Varian rasa
macaroni sue yaitu pedas, original, balado, BBQ, jagung bakar dan keju. Makaroni
sue kering diolah dengan cara penggorengan. Tipe penggorengan pada makaroni sue
yaitu deep fat frying. Selama proses penggorengan terjadi perpindahan panas secara
konveksi dari minyak ke bahan disertai perpindahan panas dari permukaan bahan ke
dalam bahan secara konduksi (Jamaluddin et al 2012).
2
1.2 Rumusan Masalah
1.2.3 Hal apa yang dapat dikembangkan dari proses penggorengan makaroni
secara deep fat frying ?
BAB 2. PEMBAHASAN
Proses pembuatan makaroni sue terdiri dari dua alternatif cara yaitu makaroni
basah dan makaroni kering. Makaroni kering memiliki beberapa tahapan yang
berbeda dalam proses pembuatannya. Tahapan proses pada makaroni kering diawali
dengan penggorengan. Proses pembuatan makaroni kering terdiri dari proses
penggorengan, penirisan dan penambahan flavor dengan berbagai varian rasa. Proses
penggorengan pada pembuatan makaroni kering menggunakan alat deep fryer. Suhu
penggorengan yang digunakan sekitar 170-190 °C. Dalam satu kali siklus
penggorengan, dibutuhkan minyak sebanyak 10 liter untuk menggoreng sebanyak 5
kg makaroni. Proses penggorengan hanya membutuhkan waktu sekitar 1-2 menit.
3
2.2 Kesetimbangan Massa pada Proses Penggorengan Makaroni Sue
Laju alir
Keterangan :
= 0.8 kg/L x 10 L
= 8 kg
Beda suhu antara produk dengan minyak goreng (ΔT) merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi kecepatan penggorengan, sehingga fluktuasi suhu di sekeliling
produk selama penggorengan akan mempengaruhi pindah panas. Fluktuasi suhu yang
besar sesaat setelah produk digoreng akan memperlambat penggorengan karena
dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai suhu penggorengan. Faktor-faktor
yang mempengaruhi fluktuasi suhu di sekeliling produk yaitu desain alat
penggorengan beban penggorengan (jumlah produk yang dimasukkan sekaligus ke
dalam penggoreng).
4
Jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu minyak goreng dari suhu awal
ke suhu penggorengan (pre-heating) menggunakan rumus :
Q = m.Cp.ΔT
dimana :
diketahui :
Q = m.Cp.ΔT
Q = 3643 kJ
Aliran panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu minyak goreng hingga 108 °C
agar dapat melakukan proses pre-heating untuk dilanjutkan dengan proses
penggorengan makaroni secara deep fat frying, yaitu sebesar 3643 kJ.
5
suhu minyak goreng disekitar produk dipengaruhi oleh desain penggoreng. Desain
alat penggorengan yang digunakan pada pembuatan produk macaroni sue masih
menggunakan alat konvensional sehingga hasil produksi masih terbatas dan belum
mampu mengoptimalkan waktu penggorengan.
Elemen pemanas diperlukan pada bagian dasar alat agar mempercepat pindah
panas dari elemen pemanas ke minyak goreng yang sudah turun suhunya saat boiling
heat transfer terjadi sehingga suhu minyak goreng di sekitar produk cepat naik
kembali. Kemudian, dikarenakan perpindahan panas yang terjadi dalam minyak
goreng pada open deep frying berlangsung secara konveksi, maka pengaturan tinggi
minyak goreng harus diatur agar pindah panas konveksi yang berlangsung pada bahan
semakin baik.
Suhu yang tetap tinggi di sekitar produk dan koefisien pindah panas yang
tinggi akan meningkatkan pindah panas dari minyak goreng ke produk sehingga
mempercepat kenaikan suhu dalam produk yang digoreng. Peningkatan pindah panas
ini akan mengurangi waktu penggorengan. Pengurangan waktu penggorengan berarti
menghemat energi yang digunakan. Selain menghemat energi juga mengurangi
kandungan minyak dalam produk, karena semakin tinggi suhu penggorengan dan
lamanya waktu maka kandungan minyak dalam produk semakin banyak.
6
BAB 3 PENUTUP
3.1 Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
Loon WV. 2005. Process innovation and quality aspects of french fries [thesis].
Wageningen (ND) : Wageningen University.