Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia sering dikejutkan dengan berbagai bencana alam, terutama
gempa. Hal ini teradi karena Indonesia berada di kawasan Pasific Ring Of Fire
yang merupakan jalur rangkaian gunung berapi aktif di dunia. Kedatangan gempa
tidak dapat diprediksi secara pasti tempat dan waktunya, oleh karena itu, harus
ada sistem pemberitahuan diri terhadap bahaya gempa dan juga dibuat upaya
pengantisipasian dengan pembangunan gedung yang tahan gempa agar tidak
memakan korban jiwa dalam jumlah banyak.
Beberapa gempa yang pernah melanda Indonesia seperti gempa Aceh
disertai tsunami tahun 2004 (9,2 SR), gempa Nias tahun 2005 (8,7 SR), gempa
Yogya 2006 (6,3 SR ), gempa padang tahun 2009 (7,6 SR), gempa Mentawai
2010 (7,2 SR ) dan terakhir gempa Lombok agustus 2018(7,0Mw) juga gempa
disertai tsunami Palu dan Donggala 2018 (7,4Mw), gempa berkekuatan besar
tersebut menyebabkan ribuan korban jiwa dan menimbulkan kerusakan pada
bangunan. Aktivitas gempa di indonesia meningkat tiap tahunnya. Pada tahun
2016, jumlah gempa yang tercatat oleh BMKG adalah sebanyak 5.578 gempa,
sementara pada tahun 2017 tercatat sebanyak 6.929 gempa (National
geographic,2018). Berdasarkan peta gempa Hazard 2010 terdapat 81 sesar aktif
yang dapat memicu gempa dan sekarang ini talah ditemukan 295 sesar aktif.
Kementrian PUPR bersama para ahli pakar gempa melalukan
kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana gempa dengan menyiapkan
pemutahiran peta gempa setiap 5 tahun yang akan menjadi acuan dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan bangunan gempa. Penyusunan
pembaharuan Peta Gempa 2017 mengacu konsep Probabilistic Seismic Hazard
Analisis (PSHA) dan Deterministic Seismic Hazard Analisis (DSHA) dengan
menggunakan semua data dan informasi serta metode terkini untuk wilayah
Indonesia.
Gambar 1.1 Kerusakan Struktur Gempa Jogja (2006) dan Palu (2018)
Sumber: KOMPAS/DAVY SUKAMTA Artikel dengan judul "Gedung Tinggi di Yogyakarta
Harus Sesuai SNI Gempa Bumi IV dan Tribunnews.com/ELGA HIKARI PUTRA

Gempa bumi adalah getaran (goncangan) yang terjadi karena pergeseran


(bergesernya) lapisan batu bumi (lempeng plat tektonik) yang berasal dari dasar
atau bawah permukaan bumi yang disebut Gempa Tektonik dan juga bisa
dikarenakan adanya aktivitas vulkanisme letusan gunung berapi disebut Gempa
vulkanik. Maka dari itu, gempa bumi sering terjadi pada daerah yang berdekatan
dengan gunung berapi dan daerah yang dikelilingi lautan luas. Gempa bumi
disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi) yang menimbulkan
tekanan terlalu besar untuk dapat ditahan.
Karena gempa bumi mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi
bangunan, maka banyak dikembangkan analisis-analisis gempa terhadap struktur.
Desain struktur tersebut merupakan perencanaan bangunan yang melalui berbagai
tahapan perhitungan dengan mempertimbangkan variabelnya sehingga didapat
produk yang berdaya guna sesuai fungsi kegunaannya. Salah satu analisis gempa
yaitu mempelajari karakteristik-karakteristik gempa melalui accelerogram
(riwayat gempa yang diskalakan), sehingga ketika gempa besar terjadi angka
kematian akibat struktur yang roboh menjadi minimum.

Secara umum analisis gempa dibagi menjadi dua bagian besar yaitu analisis
gempa statik dan analisis gempa dinamis. Pada bangunan yang sangat tinggi, tidak
beraturan, bertingkat banyak serta bangunan-bangunan yang memerlukan
ketelitian yang sangat besar digunakan perencanaan analisis dinamaik, yang
terdiri dari analisis ragam respon spectrum dan analisis respon dinamik riwayat
waktu.
Pada metode penelitan analisis ini menggunakan respon spectrum gempa sebagai
dasar untuk menentukan responnya dengan variasi tanah dasar yang berbeda.
Dalam analisis respon spectrum hanya dipakai untuk menentukan gaya geser
tingkat nominal dinamik akibat pengaruh gempa rencana. Gaya-gaya internal
dalam unsur struktur gedung didapat dari analisis 3 dimensi berdasarkan beben-
beban gempa statik ekuivalen.

Gambar 1.2 Tampak Asrama BPSDM

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan


masalah pada penulisan tugas akhir ini adalah mengevaluasi struktur bangunan
dengan analisis respon spectrum pada variasi tanah dasar yang dilihat berdasarkan
Displacement, drift dan baseshear, serta mengetahui kinerja struktur yang sudah
ada dengan periode ulang 500 tahun terhadap bagunan asrama 5 lantai.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah :


1. Struktur yang digunakan adalah struktur beton
2. Bangunan yang ditinjau bangunan 5 lantai tidak simetris
3. Analisa struktur ditinjau dalam 3 dimensi menggunakan bantuan softwere
ETABS v 9.7.2
4. Analisis gaya gempa berdasarkan SNI 03-1726-2012 dengan peta gempa
terbaru (Peta Hazard Gempa Indonesia 2010)
5. Sistem struktur yang direncanakan adalah :
 Sistem Rangka Momen Pemikul Biasa
 Dimensi dan penulangan sesuai pada proyek dilapangan
6. Tidak meninjau pondasi dan struktur sekunder
7. Tidak meninjau aspek ekonomis dan keindahaan bangunan

1.4 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian ini yang ini adalah menganalisis struktur gedung
dengan respon spektrum yang ditinjau berdasarkan displacement, drift dan base
shaer serta menentukan kinerja struktur bangunan.

1.5 Sistematika Penulisan.

Untuk mendapatkan gambaran tentang isi dari tugas akhir ini, maka
penyusun mencoba membaginya menjadi 5 bab, dimana masing-masing bab
mempunyai arah juga isi yang saling menunjang sehingga diperoleh
kemudahan dalam pembahasan dan pemahaman isi pokok tugas akhir ini.
Untuk lebih jelasnya penyusun membuat metodologi penyusunan tugas akhir
ini sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini menjelaskan menjelaskan tentang latar belakang
masalah maksud dan tujuan, pembatasan masalah, dan
sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI


Uraian tentang analisis dinamik, uraian tentang konsep
perencanaan gedung tahan gempa, uraian tentang kinerja
struktur

BAB III METODOLOGI STUDI KASUS


Pengumpualan data struktur, studi literatur, peraturan,
pembebanan, analisis respon spectrum.
BAB IV ANALISA DATA
Data, analisis struktur, pemodelan struktur dengan softwere
ETABS, menentukan nilai maksimum displacement dan
dift,membuat grafik hubungan antara displacement dengan
ketinggian bangunan,grafik hubungan drift dengan tinggi per
lantai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan dan saran.

Anda mungkin juga menyukai