Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak sebagai generasi muda merupakan potensi dan penerus cita-cita


perjuangan bangsa dalam siklus kehidupan, masa anak-anak merupakan fase
dimana anak mengalami tumbuh kembang yang menentukan masa depan.
Anak-anak juga sangatlah rentan terserang penyakit .Terutama penyakit
yang disebabkan oleh infeksi masih banyak berkecamuk di Negara
berkembang, termasuk di Indonesia. Salah satu upaya pencegahan adalah
dengan dilakukannya imunisasi. Adapun Penyakit yang menyebabkan
kematian berjuta-juta pada anak sekitar 5% dari 1,7 juta pada balita di
Indonesia.Yang dapat di cegah dengan imunisasi (PD31),seperti
Tuberkulosis, Difteri, Pertusis, Hepatitis B, Polio, dan Campak. Imunisasi
merupakan program upaya pencegahan Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian.
Imunisasi juga merupakan upaya nyata pemerintah untuk 12 mencapai
Millenium Development Goals (MDGs), khususnya untuk menurunkan
angka kematian anak. Indikator keberhasilan pelaksanaan imunisasi diukur
dengan pencapain Universal Child Immunization(UCI) yaitu minimal 80%
bayi di desa atau kelurahan telah mendapatkan imunisasi lengkap, yang
terdiri dari BCG, Hepatitis B, DPT-HB, Polio dan Campak. Kementerian
Kesehatan memiliki target bahwa pada tahun 2014, UCI mencapai 100%
(Depkes, 2010). Diantara penyakit mematikan pada anak salah satu penyakit
yang sering menyerang anak yaitu Campak. Namun pada umumnya
kebanyakan orang tua hanya mengetahui satu jenis penyakit campak.
Padahal terdapat 2 jenis penyakit campak yang sering menyerang anak-anak
yaitu Rubella atau biasa disebut campak jerman dan Rubeola yang biasa di
sebut juga Measles/Campak. Jika campak maupun rubella tidak dirawat
dengan benar maka akan menimbulkan komplikasi-komplikasi yang tidak

1
2

diinginkan. Maka dari itu perlulah pengetahuan mengenai Rubella maupun


campak agar dapat mengurangi resiko komplikasi maupun resiko tertular. (
Aini,2015)
Rubella atau Campak Jerman merupakan penyakit anak menular
yang lazim biasanya ditandai dengan gejala-gejala utama ringan, ruam
serupa dengan campak (rubeola) ringan atau demam skarlet, dan pembesaran
serta riveri limfonodi pascaoksipital, retroaurikuler, dan servikalis posterior.
Campak Jerman atau rubela ini biasanya hanya menyerang anak-anak sampai
usia belasan tahun. Tapi, bila penyakit ini menyerang anak yang lebih tua
dan dewasa, terutarna wanita dewasa, infeksi kadang-kadang dapat berat,
dengan manifestasi keterlibatan sendi dan purpura. Dan bila penyakit ini
menyerang ibu yang sedang mengandung dalam tiga bulan pertama, bisa
menyebabkan cacat bayi waktu dilahirkan. (Sari, 2017)
Penyakit rubella yaitu penyakit infeksi dan menular bila menginfeksi
pada anak akan menimbulkan gejala dan efek klinis yang menyerupai
campak, hanya saja dalam bentuk yang lebih ringan atau bahkan tanpa gejala.
Rubella merupakan masalah kesehatan yang mempunyai berbagai dampak
klinis dan dapat memberikan dampak buruk baik berupa mortalitas dan
morbiditas (Nazme, et al., 2014). Rubella termasuk dalam penyakit ringan
pada anak, tetapi dapat memberikan dampak buruk apabila terjadi pada ibu
hamil trimester pertama yaitu keguguran ataupun kecacatan pada bayi sering
disebut Congenital Rubella Syndrom (CRS) seperti kelainan jantung dan
mata, ketulian dan keterlambatan perkembangan (Depkes RI, 2017) Tetapi
jika infeksi ini terjadi pada wanita hamil muda (terutama pada trimester
pertama) penyakit ini dapat rnenyebabkan keguguran, kematian janin atau
janin yang dilahirkan menderita cacat seumur hidup yang sering dikenal
sebagai sindrom rubela kongenital (SRK). Kecacatan SRK dapat berupa
katarak pada mata, tuli dan kelainan jantung. ( Handayani,2008)
Dampak buruk Penyakit Rubella terhadap kesehatan anak di
Indonesia seperti, menyebabkan pembengkakan kelenjar, nyeri sendi dan
ruam pada wajah dan leher yang berlangsung selama dua sampai tiga hari.
3

Satu dari 3000 orang akan menderita trombosit yang berjumlah rendah
yang menyebabkan memar dan pendarahan. Satu dari 6000 akan menderita
radang otak . Rubella sangat berbahaya apabila seorang wanita terkenanya
dalam 20 minggu pertama kehamilan. Ini dapat menyebabkan kelainan
serius pada bayi yang dilahirkan. Keadaan tuli, kebutaan, cacat jantung dan
cacat intelektual dapat terjadi.(Depkes,2013) Sehingga pemerintah
melaksanakan kampanye vaksinasi MR. Vaksin MR (Measles Rubella)
memberikan manfaat seperti dapat melindungi anak dari kecacatan dan
kematian akibat komplikasi yang disebabkan infeksi rubella seperti
pneumonia, diare, kerusakan otak, ketulian, kebutaan dan penyakit jantung
bawaan (Ditjen P2P, 2016). Terdapat 83 kasus pasti CRS pada tahun 2015-
2016 diantaranya 77% menderita kelainan jantung, 67,5% menderita
katarak dan 47% menderita ketulian (Ditjen P2P, 2016).
WHO menganjurkan semua negara harus menerapkan program
pemberian vaksin rubella termasuk Negara yang sudah memasukkan
campak ke dalam imunisasi dasar. Dalam upaya mencapai target eliminasi
measless dan rubella pada tahun 2020, pemerintah Indonesia mengadakan
kampanye imunisasi measless rubella/MR sebagai imunisasi tambahan
sebelum di masukkan ke dalam imunisasi rutin. kampanye imunisasi
measless rubella di laksanakan serentak di sekolah dan pos pelayanan
kesehatan dan di tujukkan bagi anak usia 9 bulan sampai < 15 tahun dengan
cakupan imunisasi 95 % . (WHO,2018)
Di Indonesia, rubella merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat yang memerlukan upaya pencegahan efektif. Data surveilans
selama lima tahun terakhir menunjukan 70% kasus rubella terjadi pada
kelompok usia <15 tahun. Selain itu, berdasarkan studi tentang estimasi
beban penyakit CRS di Indonesia pada tahun 2013 diperkirakan terdapat
2767 kasus CRS, 82/100.000 terjadi pada usia ibu 15-19 tahun dan
menurun menjadi 47/100.000 pada usia ibu 40-44 tahun. kementrian
kesehatan republik Indonesia Setiap tahun melalui kegiatan surveilans
dilaporkan hasil konfirmasi laboratorium 16–43% adalah rubella pasti.
4

Dari tahun 2010 sampai 2015, diperkirakan terdapat 23.164 kasus campak
dan 30.463 kasus rubella. Jumlah kasus ini diperkirakan masih lebih rendah
dibanding angka sebenarnya di lapangan, mengingat masih banyaknya
kasus yang tidak terlaporkan, terutama dari pelayanan kesehatan swasta
serta kelengkapan laporan surveilans yang masih rendah. Di Indonesia,
Rubella merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
memerlukan upaya pencegahan efektif berdasarkan studi tentang estimasi
beban penyakit CRS di Indonesia pada tahun 2013 diperkirakan terdapat
2.767 kasus CRS, 82/100.000 terjadi pada usia ibu 15-19 tahun dan
menurun menjadi 47/100.000 pada usia ibu 40-44 tahun. ( Kemenkes,
2018)
Untuk mencegah terjadinya penyakit Rubella khususnya di
indonesia. Perlu dilakukannya imunisasi, imunisasi dapat melindungi bayi
dan anak dari berbagai macam penyakit infeksi salah satunya yaitu
Rubella, yang apabila tidak dicegah penyakitnya maka akan menyebabkan
komplikasi dengan risiko kematian. Selain itu penyakit-penyakit tersebut
berpotensi menimbulkan kasus luar biasa (KLB) bahkan wabah yang
berdampak besar bagi masyarakat di sekitarnya dan pastinya
membutuhkan biaya sangat besar untuk pemberantasannya (Unicef,
2010). Cara kerja dari imunisasi yaitu dengan cara memberikan bahan
antigenik berupa agen imunobiologis (vaksin atau toksoid) ke dalam
tubuh untuk menginduksi imunitas. Dengan adanya imunisasi ini, maka
bayi dan anak akan terlindungi dari beberapa penyakit berbahaya dan akan
mencegah penularan ke orang-orang disekitarnya, bahkan mengeradikasi
beberapa penyakit seperti cacar. Imunisasi juga akan meningkatkan
kekebalan tubuh pada bayi dan anak, sehingga mampu melawan penyakit
yang dapat dicegah dengan vaksin tersebut (Soedjatmiko, 2009).
Penyakit yang dapat dicegah oleh vaksin diperkirakan
menyebabkan lebih dari dua juta kematian tiap tahun. Angka ini
mencakup 1,4 juta anak balita yang terenggut jiwanya. Sejak
diluncurkannya Program Pengembangan Imunisasi (EPI) pada 1974,
5

imunisasi telah menyelamatkan lebih dari 20 juta jiwa pada dua


dasawarsa. Bahkan ini dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa dan
biaya daripada bentuk-bentuk intervensi lainnya. Program ini merupakan
intervensi kesehatan dengan pembiayaan efektif. Tidak hanya jiwa yang
terselamatkan tapi juga memdacu pembangunan yaitu dengan mengurangi
beban biaya kematian dan penyakit pada sebuah keluarga. sekalipun
imunisasi telah menyelamatkan dua juta anak pada 2003, data yang
terbaru menyebutkan bahwa 1,4 juta anak meninggal karena mereka tidak
divaksin. Hampir seperempat dari 130 juta bayi yang lahir tiap tahun tidak
diimunisasi agar terhindar daripenyakit anak yang umum.Vaksin telah
menyelamatkan jutaan jiwa anak-anak dalam tiga dekade terakhir, namun
masih ada jutaan anak lainnya yang tidak terlindungi dengan imunisasi
(Unicef, 2013).
Imunisasi merupakan suatu cara untuk menimbulkan/
meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit,
sehingga bila suatu hari terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit
atau hanya sakit ringan. Imunisasi yang diberikan pada bayi usia kurang
dari satu tahun merupakan hal yang sangat penting Setiap tahun lebih 1,4
juta anak meninggal karena berbagai penyakit yang sesungguhnya dapat
dicegah dengan imunisasi. (Kemenkes RI, 2010) Imunisasi salah satu
alternatif yang paling efektif dan efisien dilihat dari sudut ekonomi untuk
di laksanakan secara nasional dalam rangka mencegah berbagai penyakit
infeksi di masyarakat .walaupun demikian, apabila cakupan imunisasi
tidak dipertahankan tetap tinggi maka wabah penyakit akan menjadi
ancaman .mengingat pemberian antibiotika yang tidak menyeleseaikan
semua masalah penyakit infeksi, maka lebih bijak apabila kita dapat
mencegah terjangkitnya penyakit (Tulus, 2011).
Imunisasi MR( Measles, Rubella) merupakan imunisasi yang
digunakan dalam memberikan kekebalan terhadap penyakit campak
(Measless) dan campak Jerman (rubella). Dalam imunisasi MR
(Measless, Rubella) antigen yang di pakai adalah virus campak strain.
6

Edmonson yang di lemahkan, virus rubella strai RA 27/3, dan virus


gondog. Vaksin ini tidak di anjurkan anak di bawah usia 1 tahun, karena
dikhawatirkan terjadi intervensi dengan antibody maternal yang masih
ada. Tujuan pemberian imunisasi MR (Measles, Rubella) yaitu untuk
merangsang terbentuknya imunitas atau kekebalan terhadap penyakit
campak, dan campak jerman. Manfaat pemberian imunisasi MR
(Measles, Rubella) adalah untuk memberikan perlindungan terhadap
kedua penyakit tersebut pada saat yang bersamaan (Hidayat, 2008).
Dinas kesehatan Kabupaten Kubu Raya pada tahun 2018
menyatakan bahwa untuk penyebaran penyakit campak jerman atau
rubella di daerah Kubu raya sudah Darurat rubella penegasan itu
disampaikan karena setelah di temukanya masyarakat yang positif
rubella di kubu raya dari sampel yang di ambil dari semua kecamatan di
kubu raya berjumlah 161 kasus di berbagai puskemas kubu raya di
didapati masyarakat yang positif rubella di antaranya 17 positif rubella
dan 12 positif campak jadi sampai saat ini sudah 27 orang yang sudah
terinfeksi campak MR Maka dari itu bukan berstatus KLB tetapi sudah
darurat karena penyeberan rubella hanya dengan berpapasan dan terkena
air liur penderita saja bisa terjangkit. penyebaran dan terjangkitnya
rubella ke masyarakat lain di kubu raya sangat berpotensi besar. Dalam
pelaksanaan imunisasi MR di puskesmas sungai raya dalam, masih di
temukan kasus penolakan berdasarkan data dari dinas kesehatan kubu
raya dalam tahun 2018 cakupan imunisasi Measles Rubella (MR) target
95 % hanya terlaksana 76 % sisanya belum terlaksana karna belum
terlaksana sepenuhnya maka dari itu cakupan imunisasi MR di
puskesmas sungai raya dalam masih di bawa standard dan dalam tanda
merah dari data dinas kesehatan kubu raya. Dari orang tua terutama
faktor pengaruh ibu yang sangat berperan penting terhadap proses
tumbuh kembang anak juga karena ibu adalah sosok pengatur segala
sesuatu di dalam rumah tangga ibu juga kerap menghabiskan waktu 24
jam bersama anak. Dari Penolakan sebagian besar orangtua siswa
7

sekolah dasar terutama dalam naungan kemntrian agama (Dinkes Kubu


Raya,2018)
Begitu pula dengan persepsi ibu terhadap imunisasi dengan dapat
berbeda-beda pada setiap induvidunya setelah di lakukan observasi di
pengaruhi juga oleh berbagai faktor. salah satu alasan yang sering di
jumpai setelah dilakukan observasi adalah faktor religious atau spritual
sebagian masyarakat yang khususnya ber-agama islam beranggapan
bahwa kandungan dari vaksin Rubella masih belum jelas yang mana di
ketahui mereka terdapat kandungan hewan babi dan human deploit cell
atau bahan dari organ manusia. Walaupun sebagian dari mereka sudah
juga mendengar bahwa MUI sudah mengeluarkan fatwa bahwa
kandungan imunisasi tersebut halal tidak mengubah persepsi pandangan
mereka bahwa vaksin rubella haram tentunya masih banyak lagi faktor
dan penyebab penerimaan maupun penolakan pelaksaan imunisasi
rubella pada orangtua terutama pada ibu. Hal ini kemudian
melatarbelakangi rumusan masalah penilitian saya yaitu bagaimanakah
gambaran faktor faktor mempengaruhi ibu dalam pelaksanan imunisasi
rubella di wilayah kerja puskesmas sungai raya dalam
.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah gambaran faktor-
faktor yang mempengaruhi ibu dalam pelaksanaan imunisasi rubella di
Puskesmas Sungai Raya Dalam tahun 2019?

C. Tujuan penilitian

1) Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran faktor- faktor yang mempengaruhi ibu


dalam imunisasi rubella di wilayah kerja Puskesmas Sungai Raya
Dalam tahun 2019.

2) Tujuan khusus
8

A. Untuk mengetahui pengetahuan ibu terhadap pencegahan


penyakit rubella
B. Untuk mengetahui dukungan ekonomi keluarga terhadap
pelaksaan imunisasi rubella
C. Untuk mengetahui dukungan spiritual terhadap pelaksaan
imunisasi rubella
D. Untuk mengetahui dukungan motivasi terhadap ibu dalam
pelaksaan imunisasi rubella
D. Manfaat Penilitian
1. Bagi Peniliti
Penelitian ini dapat menambah pengalaman peneliti sehingga dapat
dijadikan acuan dalam pembelajaran tentang kesehatan serta mampu
mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat kepada masyarakat,
penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi peneliti
selanjutnya.
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan penelitian ini dapat memberi wawasan dan pengetahuan
kepada masyarakat tentang pelaksanaan imunisasi rubella dan akibat
bagi penyakit rubella itu sendiri.
3. Bagi Pelayanan Kesehatan
Sebagai sumber referensi dan acuan bagi petugas kesehatan dalam
meningkatkan upaya penanggulangan dam pencegahan penyakit
rubella.
4 Bagi keilmuan
Sebagai sumber referensi dan acuan bagi petugas kesehatan dalam
meningkatkan upaya promosi kesehatan khususnya imunisasi pada
anak dengan vaksin rubella.
9

.
10

Anda mungkin juga menyukai