Neurodermatitis
Neurodermatitis
PENDAHULUAN
1
2
1.2 TUJUAN
Untuk mengetahui gambaran mengenai penyakit neurodermatitis dan
bagaimana penetalaksanaannya
1.3 MANFAAT
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai gambaran
penyakit neurodermatitis dan bagaimana penatalaksanaannya bagi penulis dan
pembaca.
3
BAB II
LAPORAN KASUS
2.2 ANAMNESIS
Autoanamnesis dilakukan pada hari jumat, tanggal 20 oktober 2017
pukul 10.00 WIB di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Dr Adhyatma
Semarang.
A. Keluhan Utama
Gatal dan nyeri di kedua punggung kaki
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang pasien laki-laki berusia 31 tahun datang ke poli kulit RS
Tugurejo untuk kontrol penyakit kulit yang dideritanya. Pasien
mengatakan bahwa gatal di kedua kaki tidak tertahankan, kulitnya menebal
dan menghitam, dan ada sedikit nyeri saat di garuk, Keluhan sudah dialami
pasien sejak 1 bulan yang lalu dan sudah beberapa kali berobat ke poli
kulit RS Tugurejo, dan merasa lebih membaik untuk keluhanya. Pasien
mengatakan, awalnya terdapat kemrahan pada kedua kaki yang terasa gatal
yang tidak kunjung sembuh. Selanjutnya pasien memilih di garuk sendiri
dan di rendam air hanga,namun bukannya berkurang malah semakin
4
5. Kulit
Warna : Sawo matang
Sianosis : Tidak ada
6. Kepala : Bentuk mesocephal, rambut warna hitam, lebat,
dan distribusi merata.
7. Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
8. Telinga : Bentuk normal, simetris, inflamasi (-), sekret (-).
9. Hidung : Deviasi septum (-/-), sekret (-/-)
10. Mulut : Bentuk normal dan mukosa tidak anemis
11. Lidah : Tidak pucat, tidak kotor, warna merah muda
12. Tonsil : Tidak ada pembesaran
13. Faring : Tidak hiperemis
14. Leher : Tidak ada pembesaran KGB
15. Thorak
a. Paru-paru
1) Inspeksi :
Bentuk : Simetris
Retraksi : tidak ada
Gerakan napas : Simetris
2) Palpasi :
Ekspansi napas : Simetris
Fremitus taktil : simetris
3) Perkusi : Sonor disemua lapang paru
Batas paru-hepar : ICS 5 linea midclavicula dextra
Peranjakan hepar : ICS 6 linea midclavicula dextra
4) Auskultasi : Vesikuler kanan = kiri, Rh -/-, Wh -/-
6
b. Jantung
1) Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
2) Palpasi : Nyeri tekan (-), Thrill (-)
3) Perkusi :
Batas jantung kanan`: ICS 4 linea midclavicula dextra
Batas jantung kiri : ICS 5 linea midclavicula sinistra
Pinggang jantung : ICS 3 linea parasternalis sinistra
4) Auskultasi : BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
16. Abdomen :
1) Inspeksi :
Bentuk : Datar
Umbilicus : Ditengah, inflamasi (-)
Tidak tampak massa dan gerakan peristaltik
2) Auskultasi : Bising usus (+) 11x/m
3) Perkusi : Timpani seluruh lapang perut
Hepar : 1 jari bawah arcus costa
Lien : Tidak ada pembesaran
4) Palpasi : Nyeri tekan (-), distensi (-), massa (-)
Hepar : Tidak teraba
Lien : Tidak ada pembesaran,
Ginjal : Tidak teraba
17. Ekstremitas
Akral : Hangat
CRT : <2 dtk
Sianosis : Tidak ada
Edema : (+/-)
7
B. STATUS DERMATOLOGI
1. Inspeksi :
a. Lokasi : Regio dorsum pedis dextra sinistra
b. UKK : Likenifikasi, skuama, dan plak hiperpigmentasi dengan
diameter ± 10 cm. Bentuk lesi plakat, tidak teratur,
berbatas tegas, polisiklik, dan dasar eritem. Distribusi
unilateral
2. Palpasi :
a. Sensoris : +/+
b. Suhu : Teraba hangat
c. Permukaan : Teraba kasar, keras, dan kaku
d. Nyeri : Positif (+) saat ditekan dan digerakan
e. Gatal : Negatif (-)
C. STATUS VENEROLOGI
Tidak dilakukan
8
2.4 RESUME
Seorang pasien laki-laki berusia 31 tahun datang ke poli kulit RS
Tugurejo untuk kontrol penyakit kulit yang dideritanya. Pasien
mengatakan bahwa luka kedua kaki masih terasa gatal, kulitnya menebal,
dan nyeri saat ditekan dan di garuk. Keluhan sudah dialami pasien sejak 1
bulan yang lalu dan sudah beberapa kali berobat ke poli kulit RS Tugurejo,
dan merasa lebih membaik untuk keluhanya. Pasien mengatakan, awalnya
terdapat kemerahan kecil yang terasa sangat gatal di kedua kaki yang
disertai membengkak. Selanjutnya Selanjutnya pasien memilih di garuk
sendiri dan di rendam air hanga,namun bukannya berkurang malah
semakin membengkak dan meluas. Pasien tidak memiliki alergi obat
maupun makanan. .
Pasien menyangkal pernah mengalami keluhan yang serupa dan tidak
memiliki alergi. Namun pasien mengatakan memiliki penyakit tekanan darah
tinggi, kencing manis, dan riwayat operasi dada akibat infeksi paru. Pasien
juga mengatakan keluarga tidak ada yang memiliki keluhan serupa, alergi,
maupun penyakit yang mendasari lainnya.
Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan keadaan pasien dalam batas
normal. Namun pada kaki kanan pasien nampak bengkak dan terdapat luka
dan kelainan kulit yang dikeluhkan pasien. Kaki kanan bagian bawah (Regio
cruris anterior) terlihat bengkak dan kemerahan. Pada saat di palpasi teraba
hangat namun pasien tidak merasakan nyeri.
Pada pemeriksaan kelainan kulit di regio dorsum pedis dextra sinistra
ditemukan efloresensi berupa likenifikasi, skuama, dan plak hiperpigmentasi
dengan diameter ± 10 cm. Bentuk lesi plakat, tidak teratur, berbatas tegas,
polisiklik, dan dasar eritem. Distribusi unilateral.
9
B. Histopatologi
10
2.8 PENATALAKSANAAN
Terapi Neurodermatitis Sirkumskripta bertujuan untuk memutus itch-
scratch cycle, karena pada dasarnya tindakan menggaruk lesi yang terasa
gatal justru akan memperberat lesi, dan memperberat gatal yang dirasakan.
Penyebab sistemik dari gatal harus diidentifikasi. Hal ini lah yang
menyebabkan penatalaksanaan Dermatitis Sirkumskripta menjadi sangat sulit.
Harus dijelaskan berkali-kali untuk tidak menggaruk atau menggosok lesi
nya.
A. Kortikosteroid
11
2.9 PROGNOSIS
12
3.1 DEFINISI
Neurodermatitis Sirkumskripta atau juga dikenal sebagai Liken
Simpleks Kronikus adalah peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip, dan khas
ditandai dengan likenifikasi. Likenifikasi merupakan pola yang terbentuk dari
respon kutaneus akibat garukan dan gosokan yang berulang dalam waktu
yang cukup lama. Likenifikasi timbul secara sekunder dan secara histologi
memiliki karakteristik berupa akantosis dan hiperkeratosis, dan secara klinis
tampak berupa penebalan kulit, dengan peningkatan garis permukaan kulit
pada daerah yang terkena sehingga tampak serperti kulit batang kayu.(1,2,3)
13
14
pergelangan kaki dan punggung kaki, skalp, paha bagian medial, lengan
bagian ekstensor, skrotum dan vulva, juga diatas alis atau kelopak mata dan
periauricle.(9)
Pada stadium awal kelainan kulit yang terjadi dapat berupa eritem dan
edema atau kelompok papul, selanjutnya karena garukan berulang, bagian
tengah menebal, kering dan berskuama serta pinggirnya hiperpigmentasi.
Ukuran lesi lentikular sampai plakat, bentuk umum lonjong atau tidak
beraturan. Kemudian lesi juga dapat berupa plak solid dengan likenifikasi,
seringkali disertai papul kecil di tepi lesi, dan berskuama tipis. Kulit yang
mengalami likenifikasi teraba menebal, dengan garis-garis kulit yang tegas
dan meninggi, serta dapat pula disertai eskoriasis. Warna lesi biasanya merah
tua, kemudian menjadi coklat atau hiperpigmentasi hitam. Distribusi lesi
biasanya tunggal.
Khusus pada pasien dengan etnis kulit hitam, likenifikassi dapat
diasumsikan dengan tipe pola yang khusus, tidak ada plak solid, namun
17
3.6 DIAGNOSIS
Diagnosis morfologi dari likenifikasi biasanya tidak sulit, liken planus,
liken amiloides, dan psoriasis harus disingkirkan, dan lesi tipikal harus
tampak pada sisi yang lain. Jika diagnosis likenifikasi telah ditegakkan,
penyebab yang mendasarinya harus dianalisa secara hati-hati. Lesi yang
tersebar simetris dapat menandakan adanya likenifikasi sekunder dari
dermatitis kontak.
misalnya kelopak mata, penis, skrotum, gejala eritema dan edema lebih
dominan daripada vesikel.
3. Pada tipe kronik : kulit terlihat kering, berskuama (bersisik), papul,
likenifikasi, mungkin juga fisur, dan berbatas tidak tegas.
4. DKA dapat meluas dengan cara autosensitisasi. Skalp(kulit kepala),
telapak tangan, dan telapak kaki relatif resisten terhadap DKA(karena
lapisan epidermis yang tebal)
B. Dermatitis Atopik
Keluhan gatal dan terdapat likenifikasi. Lokasi Dermatitis Atopik di
lipat siku dan lipat lutut (fleksor), sedangkan pada Liken Simpleks Kronis
di siku dan punggung kaki (Ekstensor), ada pula yang di tengkuk.
Dermatitis Atopik biasanya sembuh dalam usia 2 tahun sedangkan
Neurodermatitis Sirkumskripta dapat berlanjut sampai tua.
C. Liken Planus
Liken planus ditandai dengan timbulnya papul-papul yang berwarna
merah-biru, berskuama, dan berbentuk siku-siku. Biasanya lesi ini timbul
di ekstremitas sisi fleksor, selaput lendir, dan alat kelamin. Pasien biasanya
merasa sangat gatal, dan gejala ini bisa menetap hingga waktu 1-2 tahun.
Selain itu, terdapat pula lesi patognomonik di mukosa, yaitu papul
polygonal, datar dan berkilat, serta kadang ditemukan delle.
Liken planus memiliki lima bentuk morfologi: hipertrofik, folikular,
vesikular dan bulosa, erosif dan ulseratif, serta atrofi. Liken planus bentuk
hipertrofilah yang harus dibedakan dengan neurodermatitis. Bentuk ini
meliputi plak yang verukosa berwarna merah-coklat atau ungu, serta
terletak pada daerah tulang kering.
Diagnosis liken planus yang khas dibantu dengan pemeriksaan
histopatologi, di mana papul menunjukkan penebalan lapisan granuloma,
degenerasi mencair membran basalis dan sel basal. Dapat pula ditemukan
infiltrat seperti pita yang terdiri atas limfosit dan histiosit pada dermis
bagian atas.
Liken planus diobati dengan kortikosteroid topical dan sistemik.
Umumnya pengobatan ini kurang memuaskan, hingga jika perlu dapat
diberikan suntikan setempat atau bebat oklusif. Selain itu dapat juga
ditambahkan krim asam vitamin A 0,05%.
19
D. Psoriasis
Psoriasis adalah penyakit yang penyebabnya adalah autoimun,
bersifat kronik dan residif, ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema
berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis dan transparan. Pada
psoriasis terdapat tanda khas fenomena tetesan lilin dan Auspitz, serta
tanda tak khas yaitu fenomena Kobner.
Selain faktor genetik dan faktor imunologik, terdapat berbagai faktor
pencetus psoriasis, di antaranya adalah stress psikis, infeksi fokal, trauma,
endokrin, dan juga alkohol ataupun merokok.
Pasien psoriasis umumnya mengeluh gatal ringan pada kulit kepala,
perbatasan rambut dengan muka, ekstremitas bagian ekstenosr terutama
siku dan lutut, dan daerah lumbosakral. Kelainan kulit terdiri atas bercak
eritema yang meninggi dengan skuama di atasnya. Eritema berbentuk
sirkumskrip dan merata, tetapi kemerahan di tengahnya dapat menghilang
pada stadium penyembuhan. Skuama pada psoriasis sangat khas, yaitu
berlapis-lapis, kasar dan berwarna putih seperti mika, serta transparan.
Dua fenomena khas pada psoriasis adalah fenomena tetesan lilin dan
Auspitz. Fenomena tetesan lilin adalah skuama yang berubah warnanya
menjadi putih pada foresan, seperti lilin yang digores. Pada fenomena
Auspitz, setelah skuama habis dikerok dilakukan pengerokan perlahan
hingga tampak serum atau darah berbintik yang disebabkan oleh
papilomatosis. Untuk menegakkan diagnosis psoriasis, perlu dinilai
gambaran klinisnya yang khas. Jika gambaran klinis tersebut sudah sesuai
dengan yang tersebut di atas, maka tidak sulit membuat diagnosis
psoriasis.
untuk melakukan patch test. Pada pasien dengan pruritus generalisata yang
kronik yang diduga disebabkan oleh gangguan metabolik dan gangguan
hematologi, maka pemeriksaan hitung darah harus dilakukan, juga
dilakukan tes fungsi ginjal dan hati, tes fungsi tiroid, elechtroporesis
serum, tes zat besi serum, tes kemampuan pengikatan zat besi (iron
binding capacity), dan foto dada. Kadar immunoglobulin E dapat
meningkat pada neurodermatitis yang atopik, tetapi normal pada
neurodermatitis nonatopik. Bisa juga dilakukan pemeriksaan potassium
hydroksida pada pasien liken simpleks genital untuk mengeleminasi tinea
cruris.(5,6)
B. Histopatologi
Pemeriksaan histopatologi untuk menegakkan diagnosis
neurodermatitis sirkumskripta adalah menunjukkan proliferasi dari sel
schwann dimana dapat membuat infiltrasi selular yang cukup besar. Juga
ditemukan neural hyperplasia. Didapatkan adanya hiperkeratosis dengan
area yang parakeratosis, akantosis dengan pemanjangan rete ridges yang
irregular, hipergranulosis dan perluasan dari papillo dermis. Spongiosis
bisa ditemukan, tetapi vesikulasi tidak ditemukan. Papilomatosis kadang-
kadang ditemukan. Ekskoriasi, dimana ditemukan garis ulserasi punctata
karena adanya jaringan nekrotik bagian superficial papillary dermis.
Fibrin dan neutrofil bisa ditemukan, walaupun keduanya biasanya
ditemukan pada penyakit dermatosis yang lain. Pada papillary dermis
ditemukan peningkatan jumlah fibroblas.(7)
3.9 TATALAKSANA
Terapi Neurodermatitis Sirkumskripta bertujuan untuk memutus itch-
scratch cycle, karena pada dasarnya tindakan menggaruk lesi yang terasa
gatal justru akan memperberat lesi, dan memperberat gatal yang dirasakan.
Penyebab sistemik dari gatal harus diidentifikasi. Hal ini lah yang
menyebabkan penatalaksanaan Dermatitis Sirkumskripta menjadi sangat sulit.
Harus dijelaskan berkali-kali untuk tidak menggaruk atau menggosok lesi
nya.
A. Kortikosteroid
21
3.10 PROGNOSIS
Prognosis untuk penyakit liken simpleks kronis adalah:(12)
A. Lesi bisa sembuh dengan sempurna.
B. Rasa gatal dapat diatasi, likenifikasi yang ringan dan perubahan
pigmentasi dapat diatasi setelah dilakukan pengobatan.
22
C. Relaps dapat terjadi, apabila dalam masa stress atau tekanan emosional
yang meningkat.
D. Pengobatan untuk pencegahan pada stadium-stadium awal dapat
membantu untuk mengurangi proses likenifikasi.
Biasanya prognosis berbeda-beda, tergantung dari kondisi pasien,
apabila ada gangguan psikologis dan apabila ada penyakit lain yang
menyertai. Pengobatan yang teratur dapat meringankan kondisi pasien.
Penyebab utama dari gatal dapat hilang, atau dapat muncul kembali.
Pencegahan pada tahap awal dapat menghambat proses penyakit ini.(12)
BAB IV
KESIMPULAN
Neurodermatitis Sirkumskripta juga dikenal sebagai Liken Simpleks
Kronikus adalah peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip, dan khas ditandai
dengan likenifikasi. Likenifikasi timbul secara sekunder dan secara histologi
memiliki karakteristik berupa akantosis dan hiperkeratosis, dan secara klinis
tampak berupa penebalan kulit, dengan peningkatan garis permukaan kulit pada
daerah yang terkena sehingga tampak serperti kulit batang kayu. secara kronis dan
secara epidemiologi lebih banyak menyerang kelompok dewasa yang berusia
antara 30-50 tahun. Penyebab pastinya belum diketahui, diduga pruritus
memainkan peranan karena pruritus berasal dari pelepasan mediator atau aktivitas
enzim proteolitik.
Keluhan dan gejala dapat mucul dalam waktu hitungan minggu sampai
bertahun-tahun. Keluhan utama yang dirasakan pasien dapat berupa gatal dan
seringkali bersifar paroxismal. Area predileksi neurodermatitis sirkumskripta
antara lain berada di tengkuk, occiput (liken Simpleks Nuchea), sisi leher, tungkai
bawah, pergelangan kaki dan punggung kaki, skalp, paha bagian medial, lengan
bagian ekstensor, skrotum dan vulva, juga diatas alis atau kelopak mata dan
periauricle.
Diagnosis neurodermatitis sirkumskripta dinilai dari riwayat perjalanan
penyakit dan morfologi likenifikasi. Diagnosis banding yang perlu
dipertimbangkan adalah penyakit lain yang memiliki gejala pruritus, seperti
dermatitis kontak alergi, dermatitis atopi, liken planus, liken amiloidosis, dan
psoriasis. Pemeriksaan yang paling bermakna pada dermatitis sirkumskripta
adalah pemeriksaan dermatopathology. Pemeriksaan ini dapat memberikan
gambaran yang bervariasi mengenai derajat hiperkeratosis dengan
paraorthokeratosis dan orthokeratosis, serta psoriasiform epidermal hyperplasia
Terapi Neurodermatitis Sirkumskripta bertujuan untuk memutus itch-scratch
cycle, karena pada dasarnya tindakan menggaruk lesi yang terasa gatal justru akan
memperberat lesi, dan memperberat gatal yang dirasakan. Penyebab sistemik dari
gatal harus diidentifikasi. Kortikosteroid Topikal, sampai saat ini masih
merupakan pilihan pengobatan. Pemberiannya akan lebih efektif jika
diaplikasikan kemudian dibalut dengan perban oklusif kering. Dipilih
23
24
25