Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada

Volume 13 Nomor 1 Februari 2015

MOLECULAR DOCKING
EMPAT TURUNAN ISONICOTINOHYDRAZIDE PADA MYCOBACTERIUM
TUBERCULOSIS ENOYL-ACYL CARRIER PROTEIN REDUCTASE (InhA)

Ruswanto

Program Studi Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada, Tasikmalaya


Email : ruzhone@gmail.co

ABSTRAK

Mycobacterium tuberculosis enoil-ACP reduktase (InhA) adalah target yang menarik untuk
pengembangan obat baru terhadap TBC. InhA adalah target pertama obat isoniazid untuk pengobatan
infeksi tuberkulosis. Senyawa yang secara langsung bekerja pada InhA, tidak memerlukan aktivasi
oleh mikobakteri katalase-peroksidase katG adalah kandidat yang menjanjikan untuk mengobati
infeksi yang disebabkan oleh strain yang resisten terhadap isoniazid (Luckner, 2010). Baru-baru ini,
telah dilakukan studi interaksidan toksisitas beberapa senyawa turunan isoniazid
(isonicotinohydrazide) dengan InhA dengan metode molecular docking. Semua senyawa di-docking-an
menggunakan aplikasi ArgusLab 4.0.1. Proses docking yang dilakukan dengan memilih metode
ArgusDock. Validasi docking dengan nilai Root Mean Square Deviation (RMSD) yang diperoleh
1,9457. Analisis hasil docking menunjukkan bahwa senyawa 2,5-Dimethyl-2H-pyrazole-3-carboxylic
acid N'-(pyridine-4-carbonyl)-hydrazide (senyawa 4) dapat diprediksi memiliki interaksi yang paling
baik daripada senyawa pembanding isoniazid. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
senyawa (4) memiliki aktivitas penghambatan terhadap reseptor InhA. Hasil uji toksisitas
menggunakan program ECOSAR (Ecological Structure Activity Relationships) semua senyawa
turunan isonicotinohydrazide memiliki nilai LC50 dan EC50 > 100 mg/ L sehingga termasuk dalam
kategori rendah karena > 100 mg/ L.

Kata kunci : Docking, isoniazid, InhA, toksisitas.

PENDAHULUAN ketiga didunia setelah Cina dan India dlam


Tuberkulosis menjadi penyakit yang jumlah kasus TB. (Barker, 2009)
sangat diperhitungkan saat meningkatnya Resistensi memacu perkembangan
angka kematian penduduk terutama di penelitian obat antituberkulosis. Beberapa
negara berkembang. Diperkirakan penelitian terbaru telah mengembangkan
sepertiga populasi dunia terinfeksi senyawa-senyawa ester yang dapat
Mycobacterium tuberculosis, organisme digunakan dalam pengobatan TB yang
penyebab tuberkulosis. Dari seluruh kasus menunjukan bahwa senyawa ester yang
tuberkulosis, sebesar 11% dialami oleh disintesis memperlihatkan aktivitas
anak-anak di bawah 15 tahun. antituberkulosis yang menarik dengan
Dalam lingkup nasional, pada tahun konsentrasi daya hambat sekitar ≥ 90%.
2004 ada 539.000 kasus baru dan (Firdaus dkk. 2013).
kematian 101 per 100.000 penduduk. Dari Penemuan isoniazid adalah tonggak
laporan WHO tahun 2005 dinyatakan utama dalam kemoterapi tuberkulosis ,
bahwa estimasi insiden TB paru di tetapi perkembangan resistensi terhadap
indonesia dengan dasar hasil pemeriksaan isoniazid (InhA) telah menghambat dalam
dahak BTA positif adalah 128 per 100.000 penggunaannya yang luas dan potensi
penduduk. Sedangkan estimasi TB paru terapeutiknya. Kebutuhan untuk mengatasi
semua kasus adalah 675 per 100.000 perlawanan di InhA telah ditemukan
penduduk untuk tahun 2003 dengan berhubungan dengan lima gen yang
perkiraan prevalensi sebesar 295 per berbeda katG , InhA , ahpC , Kasa dan
100.000 penduduk. (Widyanto, 2013) NDH, hal ini yang menyebabkan
Survey yang dilakukan WHO tahun munculnya penelitian-penelitian yang
2007 menunjukan adanya 92 juta kasus modifikasi struktur isoniazid sehingga
baru dan 1,8 jiwa diantaranya meninggal diharapkan akan meningkatkan
dunia. Indonesia menduduki peringkat aktivitasnya dan mengurangi resistensi
yang ada (Vinšová, 2008; Schroeder,
135
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015

2002; Scior, 2006; Bernardes, 2013; Tujuan dari penelitian yang telah
Judge, 2012). peneliti lakukan mempelajari interaksi
Malhotra et all (2011) juga telah empat turunan isonicotinohydrazide (1-
mensintesis dan mengevaluasi beberapa isonicotinoylsemicarbazide (senyawa 1),
derivat baru dari 2-propoxybenzy 1-isonicotinoylthiosemicarbazide
lideneisonicotinihydrazide sebagai (senyawa 2), N'-(1,3-dimethyl-1H-
senyawa anti bakteri. Senyawa 2- pyrazole-5-car bonyl)isonico
propoxybenzyli deneisonicotinihydrazide tinohydrazide (senyawa 3), dan N'-(1,2,3-
dibuat dengan mereaksikan isoniazid thiadiazole-4-carbonyl)isoni
dengan 2-propoxybenzaldehyde cotinohydrazide (senyawa 4) pada
menggunakan pelarut etanol. Evaluasi Mycobactarium Tuberculosis Enoyl-Acyl
senyawa dilakukan menggunakan metode carrier Protein Reductase (InhA) dan
elemental dan spektral (IR, H-NMR, C- mempelajari toksisitas secara in silico.
NMR). Dari sepuluh senyawa yang
disintesis, diperoleh dua senyawa METODOLOGI PENELITIAN
(senyawa yang mempunyai gugus Alat
diethylamino dan methylpiperazine) yang Alat yang digunakan dalam
sangat aktif menghambat aktifitas penelitian ini yaitu berupa perangkat keras
mikrobakteri dan senyawa ini juga dan lunak komputer. Perangkat tersebut
memperlihatkan sitotoksis dengan nilai berupa Laptop Acer Aspire E1-471
konsentrasi IC-50 mulai dari 2,84-8,55 dengan spesifikasi Intel® Core i3 dengan
dan 0,007-0,030 mM. spesifikasi processor @ 2,3 GHz, 4MB
Menariknya, banyak penelitian RAM dan perangkat lunak seperti,
yang menunjukkan bahwa anti kegiatan argusLab, MarvinSketch versi 5.2,
mikobakteri dari InhA dapat ditingkatkan Chemoffice, MMV, dan ECOSAR.
terhadap M. tuberkulosis serta M. avium Bahan
complex dengan menambah INH Bahan yang digunakan dalam
hidrofilik dengan rantai samping penelitian ini yaitu reseptor InhA (kode :
hidrofobik/lipofilik (Rastogi, 1990, 1988; 2X23) dan native ligand (5-hexyl-2-(2-
Singh 2011). methylphenoxy)phenol) dan empat
Secara umum tujuan penelitian ini struktur senyawa berikut ini :
adalah untuk mempelajari interaksi O S
H
senyawa isoniazid yang dimodifikasi O N O
H
N
N NH2
dengan urea, tiourea, tiazol ataupun H N
H
NH2

pirazol (Castagnolo , 2008; Mantegazza,


2011; Brown, 2011) dimana senyawa-
senyawa ini telah banyak diteliti N

mempunyai aktivitas penghambatan pada N

M. tuberculosis sehingga akan dihasilkan N


senyawa turunan isoniazid yang
diharapkan akan meningkatkan
aktivitasnya dalam menghambat M. S

tuberculosis CNTC 331/88 (H37Rv) yang N H


dapat digunakan sebagai kandidat obat N
N N O
anti tuberkolusisyang poten. Dengan H

penambahan gugus yang dapat O


menurunkan dan meningkatkan sifat O
hidrofil maka kita dapat melihat H
O N N
pengaruhnya pada penghambatan pada N
H
pada M. tuberculosis CNTC 331/88 N

(H37Rv. Dimana Gugus hidrofil ini


berhubungan dengan kelarutan senyawa
dalam cairan luar sel yang berhubungan
N
dengan proses transpor obat ke tempat
aksi atau reseptor. Gambar 1. Turunan Isonicotinohydrazide
(Chemdraw ultra 8.0)

136
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015

Studi In Silico Uji Toksisitas Secara In Silico


Studi In Silico senyawa Turunan Uji toksisitas yang digunakan
isonicotino hydrazide terhadap InhA adalah dengan menggunakan program
dilakukan dengan beberapa tahap. ECOSAR.
Preparasi Ligan (Senyawa Turunan
isonicotinohydrazide ) HASIL DAN PEMBAHASAN
Ligan digambar dengan Docking Senyawa Turunan
menggunakan software marvin sketch 5.2 isonicotinohydrazide pada Reseptor
kemudian dilakukan optimasi geometri Tuberculosis Dengan Menggunakan
dan protonasi pada pH 7,4. Selanjutnya ArgusDock
disimpan dengan format .mrv. Setelah itu Docking empat senyawa Turunan
dilakukan Conformational search dan isonicotinohydrazide dilakukan terhadap
save as file dalam bentuk pdb dan mol2. reseptor tuberculosis yang sebelumnya
Docking dengan ArgusLab telah di download di www.rcsb.org.
Reseptor tuberkulosis di Kemudian hasil docking dilakukan
download dari Protein Data Bank (PDB). visualisasi dan di uji toksisitas
Docking dilakukan dengan menggunakan menggunakan software ECOSAR.
software ArgusLab. Hasil docking Docking dengan ArgusDock
kemudian dipilih hasil yang memiliki nilai Sebelum dilakukan docking
binding affinity yang rendah dan disimpan menggunakan software ArgusLab,
dengan format pdb. dilakukan validasi dengan cara
Validasi Metode Docking menghitung nilai RMSD. RMSD (Root
Validasi metode docking Mean Square Deviation) adalah parameter
dilakukan dengan software ArgusLab. yang digunakan untuk mengevaluasi
Validasi ini dilakukan terhadap ligan valid kemiripan dua buah struktur. Kemiripan
dan hasil docking. Parameter yang tersebut diukur bedasarkan perbedaan
digunakan yaitu parameter Root Mean jarak atom sejenis. Nilai RMSD yang
Square Deviation (RMSD). Metode diperoleh dari reseptor dengan kode 2X23
docking dikatakan valid jika memiliki adalah 1,9457.
nilai RMSD 2. Setelah didapat RMSD <2, maka
Analisis Hasil Docking dilakukan proses docking pada reseptor
Reseptor dan ligan yang telah di- tersebut. Pada proses docking, dilakukan
docking-kan kemudian diubah menjadi pengaturan grid box yang sama dengan
bentuk pdb lalu dianalisis menggunakan proses validasi. Pengaturan grid box ini
software Molegro Molecular Viewer bertujuan mengarahkan ligan senyawa
(MMV) dengan dilihat interaksinya dalam turunan isonicotinohydrazide untuk
bentuk 2D dan 3D (Wardani, 2012). berinteraksi pada daerah di dalam
Screening ligand based drug likeness reseptor.
(drug scan) Analisis Hasil Docking
Pengamatan obat dilakukan Berdasarkan hasil docking antara ligan
terhadap ligan yang memiliki energi dengan reseptordiperoleh konformasi
ikatan yang rendah dan interaksi yang baik ligan dengan energi terkecil. Binding
dengan enzim target. Analisis pengamatan affinity merupakan ukuran kemampuan
obat dilakukan dengan memperhatikan the obat untuk berikatan pada reseptor. Ikatan
rule of good medicine (Lipinski’s rule of kovalen menghasilkan afinitas kuat,
five) yaitu berat molekul 500 g/mol, interaksi stabil dan ireversibel. Ikatan
elektrostatik bisa menghasilkan afinitas
lipofilitas 5, donor ikatan hidrogen 5,
kuat atau lemah, biasanya bersifat
akseptor ikatan hidrogen 10, dan reversibel.. Semakin kecil nilai binding
refractory molar antara 40-130 dan Affinity maka afinitas antara reseptor
bioavaibilitas oral dari ligan. Parameter dengan ligan semakin tinggi begitu pula
yang digunakan dapat ditentukan dengan sebaliknya semakin besar nilai binding
bantuan softwareMarvin Sketch Affinity maka afinitas antara reseptor.
(Tambunan, 2012).

137
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015

Tabel 1. Grid Box, RMSD, Nilai Binding Affinity, Ligan Alami (5-hexyl-2-(2-methyl
phenoxy)phenol) dan Isoniazid
Binding Binding
Kode Affinitas Affinitas Ligan
Grid Box RMSD
PDB Isoniazid Alami
(kcal/mol) (kcal/mol)
X : 13,25
2X23 Y : 13,25 1,591 -7,1034 -12.4738
Z : 14,75

dengan ligan semakin rendah. Grid box kkal/mol lebih besar dari isoniazid. Tapi
dan Binding Affinity dari ligan alami jika dibanding dengan nilai binding
(TCU) dan pembanding isoniazid dapat affinity ligan alami (TCU), semua
dilihat pada tabel 1. senyawa mempunyai binding affinity yang
Berdasarkan hasil docking nilai lebih besar dari pada TCU (-12,8804
binding affinity berturut-turut dari kkal/mol).
senyawa (2), (3) dan (4) adalah -7,4103; - Visualisasi Hasil Docking
7,9785; -8,1931 kkal/mol lebih rendah Visualisasi hasil docking dilakukan
dari isoniazid (-7,1034 kkal/mol) yang dengan menggunakan software Molegro
berarti ketiga senyawa tersebut Molecular Viewer (MMV). Hal ini
mempunyai interaksi yang lebih baik dilakukan untuk mengetahui interaksi
daripada isoniazid. Sedangkan binding antara ligan dengan residu asam amino
affinity senyawa (1) adalah -6,9559 dari reseptor tuberculosis.

Tabel 2. Data Binding Affinity (G), Jumlah ikatan hidrogen dan asam amino
Binding Asam amino
Ligan/senya Jumlah Ikatan
Affinity
wa Hidrogen
(Kkal/mol)
TCU 2 (Met-199; Thr- Met-103; Ile-202;Tyr-158;Leu-218;Ile-
-12,8804
196) 215;Thr-196;Met-199;Ala-198;Val-203
(1) -6,9559 3 (Pro-156) Gln-214;Pro-156;Phe-149;Tyr-158;Leu-218
(2) Gln-214;Pro-156;Met-155;Val-203;Tyr-
-7,4103 1 (Pro-156)
158;Phe-149
(3) 4 (Gln-214; dan Gln-214;Pro-156;Met-155;Leu-218;Try-
-7,9785
3(Pro-156) 158
(4) Phe-149;Tyr-158;Val-203;Met-161;Met-
-8,1931 1 (Tyr-158)
98;Met-103;Ile201
Isoniazid -7,1034

Berdasarkan data diatas dapat seperti O, N, F. Visualisasi 3D dari


dilihat terdapat interaksi antara TCU senyawa hasil docking dapat dilihat pada
dengan residu asam amino sebanyak 9 Gambar 2-3.
melalui ikatan hidrogen sebanyak 2. Selain interaksi melalui ikatan
Interaksi antara senyawa (1) dengan residu hidrogen, dilihat juga interaksi lainnya
asam amino sebanyak 5 melalui ikatan dengan residu-residu asam amino (gambar
hidrogen sebanyak 3. Interaksi antara 2-3). Semakin banyak interaksi antara
senyawa (2) dengan residu asam amino senyawa turunan isonicotinohydrazide
sebanyak 6 melalui ikatan hidrogen dengan residu-residu asam amino maka
sebanyak 1. Interaksi antara senyawa (3) diprediksi interaksinya semakin baik.
dengan residu asam amino sebanyak 5
melalui ikatan hidrogen sebanyak 4. Dan
interaksi antara senyawa (4) dengan residu
asam amino sebanyak 7 melalui ikatan
hidrogen sebanyak 1. Dimana ikatan
hidrogen merupakan ikatan antara atom H
yang mempunyai muatan positif dengan
atom lain yang bersifat elektronegatif

138
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015

Drug-likeness mengacu pada


kemiripan suatu senyawa dengan obat oral
(Wulandari, Evi Kristin. 2010). Metode
untuk mengevaluasi drug-likeness yaitu
menggunakan aturan Lipinski’s Rule of
Five. Aturan tersebut menetapkan bahwa
molekul obat harus mempunyai massa
molekul relatif <500 g/mol, nilai Log P
<5, donor ikatan hirogen <5, akseptor
ikatan hydrogen <10, dan refractory molar
Gambar 2. Visualisasi 3D senyawa 5-hexyl-2- antara 40-130. Berdasarkan hasil uji di
(2-methyl phenoxy)phenol (TCU) dengan dapat hasil drug-scan senyawa ke-empat
reseptor InhA
senyawa turunan isonicotinohydrazide
mempunyai berat molekul<500 g/mol;
LogP <5; donor ikatan hidrogen <5;
akseptor ikatan hydrogen <10, dan
refractory molar antara 40-130. Untuk
hasil lebih jelas dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil Drug Scan Menurut Aturan


Lipinski’s Rule of Five
Senyawa
Parameter
Gambar 3. Visualisasi 3D senyawa 2,5- (1) (2) (3) (4)
Dimethyl-2H-pyrazole-3-carboxylic acid N'-
Log P -1,32 -0,43 -0,15 -0,65
(pyridine-4-carbonyl)-hydrazide (senyawa 4) Donor Proton 3 3 2 2
dengan reseptor InhA. Akseptor Proton 3 2 6 4
Berat Molekul 180 196 249 259
Refractory Molar 44,52 52,51 60,44 79,89

Nilai berat molekul berkaitan


dengan proses distribusi obat. Proses
distribusi obat terjadi dengan cara
menembus membran biologis melalui
proses difusi. Obat dengan berat molekul
lebih dari 500 akan mempunyai ukuran
molekul yang besar sehingga akan cukup
sulit untuk menembus membran biologis.
Berbeda dengan obat yang memiliki berat
molekul lebih kecil akan memiliki ukuran
Gambar 3. Visualisasi 2D senyawa (4) dengan molekul yang kecil sehingga akan
reseptor InhA memudahkan obat untuk menembus
membran biologis.
Dari gambar di atas dapat dilihat Nilai log P berkaitan dengan
bahwa senyawa (4) berinteraksi dengan lipofilitas atau hidrofobisitas yaitu
reseptor InhA sebanyak 7 residu asam kemampuan suatu senyawa kimia untuk
amino. Dan dari tabel 2. dapat larut dalam lemak, minyak, lipid dan
disimpulkan senyawa (4) dapat pelarut non polar. Dalam konteks
berinteraksi dengan residu asam amino farmakokinetik, untuk obat yang
paling banyak pada reseptor INHA maka diabsorpsi melalui oral, secara normal
diprediksi interaksi ini yang paling baik harus melewati lipid bilayer dalam
dibanding ketiga senyawa lainnya dan epithelium intestinal. Agar system
isoniazid. transport efisien, obat harus cukup
hidrofobik untuk menembus ke dalam
Screening Ligand Based drug Likeness lipid bilayer, tetapi tidak boleh terlalu
(Drug Scan) hidrofobik karena jika obat sudah masuk
ke dalam bilayer, tidak dapat menembus

139
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015

keluar lagi yang akan menyebabkan obat dapat berpengaruh terhadap aktivitas
tersebut toksik karena bertahan lebih lama biologis senyawa.
di dalam tubuh. Hidrofobisitas juga Refractory molar merupakan
berperan dalam menentukan kemana obat suatu nilai total polarisabilitas dari
akan didistribusikan di dalam tubuh molekul obat yang sangat bergantung pada
setelah absorpsi dan seberapa cepat obat suhu, indeks bias dan tekanan.
akan mengalami metabolisme dan di Polarisabilitas adalah kemudahan suatu
ekskresikan oleh tubuh. molekul untuk membentuk dipol sesaat
Nilai donor dan akseptor ikatan atau untuk mengimbas suatu molekul.
hidrogen berhubungan dengan aktivitas
biologis dari suatu molekul obat. Ikatan Uji Toksisitas
hidrogen dapat mempengaruhi sifat-sifat Uji Toksisitas Menggunakan Program
kimia-fisika senyawa, seperti titik didih, ECOSAR
titik lebur, kelarutan dalam air, Uji toksisitas menggunakan program
kemampuan dalam pembentukan kelat dan ECOSAR ini digunakan untuk mengetahui
keasaman. Perubahan sifat-sifat tersebut toksisitas terhadap organisme yang ada
dalam air.

Tabel 4 Uji Toksisitas Menggunakan Program ECOSAR


Neutral organic SAR (baseline toxicity)
Water (mg/ L)
MW Log
No Senyawa Solubility Daphnid Green Algae
(g/ mol) Kow Fish LC50,
(mg/ L) LC50, EC50,
96 h
48 h 96 h
1 Senyawa (1) 180 3,235 x 104 -1,265 1,27 x 105 36027,05 32791,96
2 Senyawa (2) 196 1,662 x 104 -1,09 82983,96 24757,31 22566,05
3 Senyawa (3) 249 5545 -0,791 65780,72 20492,52 18703,25
4 Senyawa (4) 259 709,2 0,189 9009,92 3380,67 3102,95
MW : Molecular Weight, SAR : Structure Activity Relationship, Kow : Octanol-water partition coefficie

Berdasarkan data pada tael 5. berarti ketiga senyawa tersebut


menunjukkan bahwa semakin tinggi mempunyai interaksi yang lebih baik
kelarutan suatu senyawa dalam air maka daripada isoniazid. Sedangkan binding
toksisitasnya semakin rendah dan jika affinity senyawa (1) adalah -6,9559
dilihat dari kategori toksisitas senyawa kkal/mol lebih besar dari isoniazid.
tersebut termasuk kategori toksisitas  Hasil uji toksisitas menggunakan
rendah karena nilai LC50 dan EC50 > 100 program ECOSAR (Ecological
mg/ L (http://www.epa.gov/oppt/ Structure Activity Relationships)
sf/pubs/ecosar. pdf). Hal ini dikarenakan bahwa senyawa ke-empat turunan
ketika suatu senyawa memiliki energi isonicotinohydrazide memiliki nilai
ikatan yang rendah maka ikatan antara LC50 dan EC50 > 100 mg/ L sehingga
reseptor dengan senyawa tersebut semakin termasuk dalam kategori rendah karena
kuat, sehingga senyawa tersebut lebih > 100 mg/ L.
lama tinggal pada lipid bilayer dan
menyebabkan toksik. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
SIMPULAN telah dilakukan, maka perlu dilaksanakan
Berdasarkan hasil dan penelitian lanjutan seperti sintesis dan uji
pembahasan sebelumnya maka dapat aktivitas anti tuberkulosisnya.
disimpulkan hasil penelitian sebagai
berikut : DAFTAR PUSTAKA
 Berdasarkan hasil docking nilai binding Barker, L F, Brennam, J.B, Rosenstein,
affinity berturut-turut dari senyawa (2), P.K., dan Sadoff, J C. 2009.
(3) dan (4) adalah -7,4103; -7,9785; - Tuberculosis Vaccine Research :
8,1931 kkal/mol lebih rendah dari the Impact of Immunology.
isoniazid (-7,1034 kkal/mol) yang COIMMU.

140
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015

Bernardes-Génisson, V.; Deraeve, C.; Scior, T.; Garcés-Eisele, S.J. 2006.


Chollet, A.; Bernadou, J.; Pratviel, Isoniazid is not a lead compound
G.2013.. Isoniazid: An uptake on for its pyridyl ring derivatives,
the multiple mechanisms for a Isonicotinoyl amides, hydrazides,
singular action. Curr. Med. Chem. and hydrazones: A Critical
20, 4370–4385. Review. Curr. Med. Chem. 13,
Castagnolo dkk. 2008. Synthesis, 2205–2219.
biological evaluation and SAR Singh M, Raghav N. 2011. Biological
study of novel pyrazole analogues activities of hydrazones: a review.
as inhibitors of Mycobacterium IJPPS ; 3:26-32.
tuberculosis. Bioorg Med Chem. Tambunan , Usman Sumo Friend, Noval
15;16(18):8587-91. Amri and Arli Aditya Parikesit. 2012
Firdaus, Ahyar Ahmad dan Maria Claudia In silico design of cyclic peptides as
Vega. 2013. Potensi 2-Feniletil influenza virus, a subtype H1N1
Pentanoat untuk Meningkatkan neuraminidase inhibitor. African
Aktivitas Antibiotik InH, Am dan Journal of Biotechnology Vol.
Eta Terhadap Mycobacterium 11(52).
Tuberculosis Strain H37Rv. Vinšová, J.; Imramovský, A.; Jampílek, J.;
MANASIR. Vol.1 no.1 : 75-82 Monreal, J.F.; Doležal, M. 2008.
Judge, V.; Narasimhan, B.; Ahuja, Recent Advances on Isoniazide
M.2012. Isoniazid: The magic Derivatives. Anti-Infect. Agents
molecule. Med. Chem. Res. 21, Med. Chem. 7, 1–20.
3940–3957. Wardani, Firmansyah. 2012. Studi Derivat
Luckner, 2010, A slow, tight binding Ribavirin dan GTP sebagai
inhibitor of InhA, the enoyl-acyl Inhibitor Untuk NS5
carrier protein reductase from Metiltransferase Virus Denger
Mycobacterium tuberculosis, J [Skripsi]. Jakarta : Universitas
Biol Chem. 2010 May Indonesia.
7;285(19):14330-7 Widyanto, F Candra dan Cecep Tribowo.
Malhotra, Manav et al. 2011. Synthesis 2013. Trend Disease : Trend
and Evaluation of Some Novel Disease Penyakit Saat Ini. Jakarta
derivatives of 2- : Trans Info Media
Propoxybenzylideneisonicotinohy www.epa.gov/oppt/newchems/tools/21eco
drazide for Their Potential sar.htm
Antimicrobial activity. Journal of www.rcsb.org/pdb/
The SerbianChemical Society.
589-597.
Mantegazza dkk. 1952. Effect of certain
thiourea and thiazole derivatives
on Mycobacterium tuberculosis in
vitro. Boll Soc Ital Biol Sper.28(8-
10):1596-9.
Rastogi N, Goh KS. 1990. Action of 1-
isonicotinyl-2-palmitoyl hydrazine
against the Mycobacterium avium
complex and enhancement of its
activity by m-fluorophenylalanine.
Antimicrob Agents Chemother ;
34:2061-4.
Schroeder, E.K.; de Souza, O.N.; Santos,
D.S.; Blanchard, J.S.; Basso, L.A.
2002. Drugs that inhibit mycolic
acid biosynthesis in
Mycobacterium tuberculosis.
Curr. Pharm. Biotechnol. 3,
197–225.
141

Anda mungkin juga menyukai