Li SGD 6 LBM 2
Li SGD 6 LBM 2
STEP 1
1. Uji Preklinik : uji laboratorium pada obat baru biasanya dikerjakan dengan subjek hewan
untuk melihat efektifitas dari terapi tersebut
STEP 2
1. Jelaskan macam-macam uji preklinik?
2. Bagaimana syarat hewan coba pada uji preklinik?
3. Apa tujuan dilakukan uji preklinik?
4. Apa prinsip dasar dari penelitian hewan coba?
5. Bagaimana langkah-langkah dari uji preklinik?
6. Apa saja hewan yang dapat digunakan untuk uji preklinik?
7. Apa saja kriteria tingkat toksisitas?
8. Apa saja kendala dari uji preklinik?
9. Apa yang dimaksud uji farmakodinamik dan contohnya?
10. Apa saja efek herbal yang dapat ditimbulkan pada hewan coba?
STEP 3
1. Jelaskan macam-macam uji preklinik?
a. Uji tokisitas untuk menentukan LD 50% dosis yang mematikan untuk 50%
hewan coba. Bisa untuk menilai gejala toksik yang timbul dan spektrum efek toksik
pada organ tertentu dan cara kematian
Dibagi menjadi 3:
- Akut ( Tingkat 1 ) hanya untuk pemberian dosis tunggal
- Sub Kronis ( Tingkat 2 ) pengujian dengan cara pemberian obat antara 1-3
bulan
- Kronis pemberian obat > 6 bulan
Subkronis dan kronis untuk mengetahui efek pemberian obat jangka Panjang
- Khusus ( dilakukan jangka panjang ) : teratogenisitas ( cacat pada janin ),
mutagenisitas ( mutase pada gen ), karsinogenisitas bukan syarat mutlak untuk
dilakukan uji klinik, hanya dilakukan jika obat tradisional yang mengandung zat
yang berpotensi menyebabkan efek khusus
Uji toksisitas umum, khusus, special dicari lagi
Bagaimana cara menguji toksisitas? Media apa yang bisa dipakai?
Dapat dilakukan dengan 2 cara:
- Uji kuantitatif menentukan dosis lethal
- Uji kualitatif
b. Uji Farmakodinamik untuk mengetahui efek dari obat tersebut. Dapat dilakukan
pada hewat sehat atau hewan yang dibuat sakit, lalu diamati bagaimana responnya.
c. Uji farmakokinetik
d. Uji Farmakalogi
2. Bagaimana syarat hewan coba pada uji preklinik?
- Bebas dari pathogen tidak terkontaminasi mikroba
- Punya kemampuan imunitas yang baik
- Kepekaan terhadap suatu penyakit