Case Report Session DHF
Case Report Session DHF
Disusun oleh:
Hanifatur Rohmah
12100116293
Preceptor:
RS MUHAMMADIYAH BANDUNG
2018
BAB I
IDENTIFIKASI KASUS
1. Identitas Pasien
Nama : An. RA
Agama : Islam
Suku : Sunda
Ayah
Nama : Tn. C
Pekerjaan :Wiraswasta
Ibu
Nama : Ny. NS
Pekerjaan :IRT
oleh orangtuanya dengan keluhan demam. Demam dirasakan sejak 3 hari SMRS.
Demam sempat turun pada pagi hari hari ke 4 namun naik lagi pada sore hari.
Suhu paling tinggi yang pernah diukur orangtua dengan termometer adalah 38,5
derajat celcius.
dengan nyeri pada belakang mata dan badan terasa nyeri dan pegal-pegal sejak 3
perut dan perut terasa kembung memburuk saat hari rawat ke 2.Keluhan juga
secara tiba-tiba di beberapa bagian tubuh. Bintik-bintik timbul kecil, banyak dan
tidak terasa gatal ataupun panas.Ibu pasien tidak menyadari awal timbul keluhan
ruam tersebut, ruam tersebut lebih terlihat jelas pada saat hari rawat ke 2.
muntah terus menerus atau muntah darah dan BAB hitam. Pasien menyangkal
adanya nyeri saat berkemih, sulit berkemih, jumlah air seni menjadi sedikit, dan
tidak BAK dalam 4-6 jam terakhir, BAK berwarna kemerahan, seperti teh atau
dan dada yang tertarik. Pasien juga menyangkal adanya cairan yang keluar dari
telinga, dan pendengaran berkurang. Pasien menyangkal nyeri otot yang hebat
sampai pasien tidak kuat untuk berjalan. Ibu pasien menyangkal anaknya
punduk. Tidak terdapat kejang dan penurunan kesadaran, sakit kepala hebat dan
ayah, ibu, dan satu orang kakaknya. Tidak terdapat air menggenang pada
waktu dekat, terakhir kali dilakukan fogging sekitar 1 tahun yang lalu. Ventilasi
cukup, dan rumah tidak lembab. Di dalam ataupun luar rumah tidak dirasakan
kurang lebih 1 minggu yang lalu selama 5 hari, ibu pasien bercerita bahwa
saudara sepupu pasien terkena demam berdarah dan dirawat di rumah sakit yang
terdapat banyak nyamuk dan kamar mandi dengan bak mandi. Pasien Demam
sudah pernah diobati dengan parasetamol yang didapat dari dokter. Pasien tidak
Nafsu makan pasien sebelum sakit baik, ia sering makan 4x sehari.Pasien hobby
dan tidak pernah mengalami sakit berat salama hamil, tidak pernah melakukan
skreening TORCH dan sudah pernah suntik TT. Pasien lahir dari seorang ibu
P2A0, ditolong oleh dokter kandungan, dengan usia kehamilan 9 bulan, bayi
lahir dengan spontan. Bayi langsung menangis setelah lahir dengan berat
Riwayat Makanan
Riwayat Imunisasi
Hepatitis B 3 kali
Polio 6 kali
DTP 5 kali
Hib 4 kali
Campak 2 kali
MR 1 kali
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
o Motorik Kasar
Duduk mandiri mulai usia 7 bulan, berdiri secara mandiri mulai usia 10
bulan, dan mulai bias berjalan mulai usia 14 bulan.Saat ini pasien bisa
o Motorik Halus
Mulai bisa memegang botol susu dan mainan pada usia 8 bulan. Mulai bisa
menulis dan mewarnai sejak usia 5 tahun. Saat ini pasien dapat mengerjakan
o Verbal
Mulai bisa berkata mama dan papa mulai usia 10 bulan. Mulai bisa
o Sosial
4. Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital:
T: 100/70 mmHg
R: 22 x/m thoracoabdominal
S: 36,7o C
Status Gizi
Berat Badan : 36 Kg
BMI : 24,19kg/m2
BMI/U :> 3 SD
TB/U : 0 s/d 1 SD
Ptekie pada lengan atas ekstrimitas atas dan ekstrimitas bawah, makula eritem (+)
pada thorax dan abdomen anterior, tidak pucat, sianosis (-), jaundice (-),vesikel (-).
Kepala
Bentuk : Normosefal
Mulut
Leher
Postaurikular : (-)
Preaurikular : (-)
Parotid : (-)
Submandibular: (-)
Submental: (-)
Inguinal : (-)
Thoraks
Paru
midklavikula kiri
Jantung
Auskultasi :Bunyi jantung S1, S2 murni regular, murmur (-) gallop (-)
Abdomen
spleentidak teraba
Perkusi : timpani, pekak samping (-) shifting dullness (-), asites (-)
Ekstremitas
Akral hangat
Edema (-)
Pemeriksaan Neurologis:
Meningeal Sign
Kaku kuduk –
Refleks Primitif:
Babinski : -/-
Chaddock : -/-
Refleks Fisiologis:
Cranial Nerve
5. Resume
An.RV laki-laki berusia 6 tahun 8 bulan dengan status gizi obesitas datang
orbital pain, myalgia dan athralgia sejak 3 hari SMRS. Keluhan juga disertai
epigastric pain dengan mual, penurunan nafsu makan sejak 2 hari SMRS.Keluhan
nyeri perut dan perut terasa kembung memburuk saat hari rawat ke 2.Keluhan
petekiae di beberapa bagian tubuh tidak diketahui sejak kapan. Riwayat pergi ke
daerah endemis (+), saudara sepupu dengan keluhan yang sama (+). Sering
konsumsi makanan tinggi lemak dan aktivitas fisik yang jarang.Ayah dan kakek
atas dan ekstrimitas bawah, makula eritem (+) pada thorax dan abdomen anterior,
6. Diagnosis Banding
7. Usulan Pemeriksaan
USG abdomen
IgM Anti-Chikungunya
10/1/2018
Pemeriksaan Hasil
Hemoglobin 13,7 g/dL (10.70-
14.70)
Eritrosit
Hematokrit 40.5% (33.0-45.0)
Leukosit 4.600 / mm3 (5.0-14.5)
Basofil 0 (0-1)
Eosinofil 0 (1-5)
Neutrofil batang 2 (3-6)
segmen 53 (25-60)
Limfosit 35 (25-60)
Monosit 10 (1-6)
9. Diagnosis Kerja
10. Tatalaksana
BB = 32 kg
BB ideal: 22 kg
Kebutuhan cairan =
100 x 10 = 1000
50 x 10 = 500
20 x 2 = 40
Total kebutuhan cairan : 1540 ml + deficit 5 % = 1540 + 1100 = 2640cc/hari
Defisit 5% à 50 x BB = 50x 22 = 1100
Oral: 1240 sisa 1400/24
Makro: 58/3= 19 gtt/menit makro
Mikro: 58 gtt/menit mikro
2. Darah serial (Hemoglobin, hematokrit, trombosit, leukosit, hitung jenis)
= 10 x22kg
Tatalaksana obesitas
• Edukasi pencegahan plus: Konsumsi buah dan sayur ≥ 5 porsi per hari,
manis.
(3kali makan disertai 2 kali snack, tanpa makanan atau minuman mengandung
menganjurkan anak dan remaja harus melakukan latihan fisis setiap hari
12. Edukasi
Penggunaan larvasida
13. Prognosis
12/01/18
Demam -
Nyeri kepala (+), Badan pegal-pegal (+), Nyeri perut (+)
Nafsu makan masih jelek, bintik-bintik kemerahan (+),
Kelopak mata bengkak (+)
CM
Td: 100/60
N: 100 x/menit
R: 24 x menit
S: 36,9
Edema palpebrae (+/+)
NT epigastric (+), PS (+), shifting dullness (+), LP: 74cm.
skala nyeri: 3
CRT < 2 dtk, Akral hangat
Ruam +
13/01/18
Demam -
Nyeri kepala (<), Badan pegal-pegal (<), Nyeri perut,
kembung(<)
Nafsu makan masih jelek, bintik-bintik kemerahan (+),
Kelopak mata bengkak (+)
CM
Td: 100/60
N: 100 x/menit
R: 28 x menit
S: 36,8
Edema palpebrae (+/+)
NT epigastric (+), PS (+), shifting dullness (+), LP: 73cm
skala nyeri: 2
CRT < 2 dtk, Akral hangat
Ruam +
IVFD RL 70 cc/jam
Sanmol F 2 cth jika panas
Psidii 2x1cth
Curvor 1x1cth
Gliserin 30 mg zalp
14/01/18
Demam -
Nyeri kepala (-), Badan pegal-pegal (-), Nyeri perut,
kembung(-)
Nafsu makan meningkat, bintik-bintik kemerahan (+),
Kelopak mata bengkak (<<)
Ku baik. CM
Td: 110/70
N: 90 x/menit
R: 23 x/menit
S: 36,8
Edema palpebrae (-/-) perbaikan
NT epigastric (+) skala nyeri: 2
CRT < 2 dtk, Akral hangat
Ruam +
RL stop
Psidii 2x1cth
BLPL
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Definisi
Infeksi virus dengue merupakan penyakit demam akut yang disebabkan oleh
virus dengue genus flavivirus, famili flaviviridae, mempunyai 4 jenis serotype
yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4.
DHF berdasarkan WHO:
III. Klasifikasi
Keterangan:
Demam Berdarah Dengue derajat III – IV disebut juga Sindrom Syok
Dengue (Dengue Shock Syndrome/DSS).
Tekanan nadi (pulse pressure) = tekanan sistolik – diastolic
Pada pasien: DHF grade I
IV. Etiollogi
Penyebab : Virus dengue
Virus dengueTerdiri dari 4 serotipe = DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4.
Masing-masing serotipe memiliki genotipe sebagai berikut: DEN-1 memliki 3
genotipe, DEN-2 memiliki 2 genotipe DEN-3 memiliki 4 genotipe,dan DEN-4
memiliki 4 genotipe DEN-3 merupakan serotipe terbanyak di Indonesia.Virus tersebut
ditularkan oleh gigitan vektor nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Tempat
berkembanganya vektor nyamuk adalah air bersih terutama pada penampungan
seperti ember, ban bekas, bak mandi, kaleng dan sebagainya. Biasanya nyamuk Aedes
menggigit pada pagi dan sore hari
V. Patogenesis
VIII. Penularan
- Ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti betina.
- Nyamuk mendapatkan virus dengue sewaktu menggigit/menghisap darah
orang yang sedang demam akut.
- Setelah masa inkubasi ekstrinsik selama 8 sampai 10 hari, kelenjar air liur
nyamuk menjadi terinfeksi dan virus disebarkan ketika nyamuk yang infektif
menggigit dan menginjeksikan air liur ke pada orang lain.
- setelah masa inkubasi pada tubuh manusia selama 3-14 hari (rata-rata 4-6
hari) sering kali terjadi rangkaian mendadak penyakit ini, yang ditandai
dengan demam, sakit kepala, mialgia, hilang nafsu makan, dan berbagai
tanda serta gejala non spesifik lain termasuk mual, muntah dan ruam kulit.
IX. Manifestasi Klinis
Ruam (rash), demam, mialgia, sakit punggung dan gejala
konstitusional lain yang tidak spesifik seperti rasa lemah (malaise),
anoreksia, gangguan rasa kecap, mual muntah, nyeri retroorbital
Demam umumnya timbul mendadak, tinggi (39-40 c), terus menerus
(pola demam kurva kontinyu), bifasik, biasanya berlangsung antara 2-7
hari. Pada hari ketiga sakit umumnya suhu tubuh menurun, namun
masih di atas normal, kemudian suhu naik tinggi kembali, pola ini
disebut sebagai pola demam bifasik.
Pada hari ke 3-4 ditemukan ruam makulopapular atau rubeliformis,
ruam ini segera berkurang sehingga sering luput dari perhatian orang
tua. Pada masa penyembuhan timbul ruam di kaki dan tangan berupa
ruam makulopapular dan petekie diselingi bercak-bercak putih
Pemeriksaan lab : leukosit normal, namun pada beberapa kasus
menjadi menurun
Jumlah trombosit dapat menurun atau normal (100.000-150.000/mm3)
Peningkatan hematokrit sampai 10%
SGOT dan SGPT kadang meningkat
Warning sign
Klinis
• Demam turun tetapi keadaan anak memburuk
• Nyeri perut dan nyeri tekan abdomen
• Muntah yang menetap
• Letargi, gelisah
• Perdarahan mukosa
• Pembesaran hati
• Akumulasi cairan
• Oliguria
Laboratorium
Hematokrit naik dengan penurunan cepat jumlah trombosit.
Hematokrit awal tinggi
X. Diagnosis
Demam Dengue
Diagnosis probable : demam akut dengan atau lebih dari
- Nyeri kepala
- Nyeri retroorbital
- Mialgia
- Atralgia
- Ruam
- Manifestasi perdarahan
- Leukopenia (leukosit <5000/mm3)
- Trombositopenia (trombosit <150000/mm3)
- Hematokrit naik (5-10%)
- Dan setidaknya satu dari :
Serologi (+) pada sampel darah : titer >1280 dengan tes inhibisi
hemaglutinasi, titer IgG sebanding dengan enzyme-linked immunosorbent
assay atau tes IgM antidengue (+)
Kejadian pada lokasi dan waktu yang sama untuk demam dengue
Diagnosis confirmed
- Titer IgG serum naik >4x lipat (dengan tes inhibisi hemaglutinasi) atau IgM
antidengue spesifik naik\
Tata laksana Kasus berdasarkan UKK Indeksi dan Penyakit Tropis IDAI
- Cukup asupan cairan (sebaiknya hindari air putih biasa atau plain water) ;
seperti susu, jus buah, cairan elekrolit isotonic, cairan rehidrasi oral (oralit),
dan air tajin. Hindari kelebihan cairan khususnya pada bayi dan anak (balita).
- Pemberian antipiretik golongan parasetamol. Dosis 10 mg/kgBB tiap dosis
dengan interval tidak lebih sering dari tiap 6jam (dalam 1 hari<5x pemberian).
Golongan salisilat (aspirin) dan NSAID lain tidak dianjurkan.
- Apabila diperlukan kompres, gunakan air hangat kuku (tepid water), pada
daerah dahi, ketiak dan anggota tubuh.
- Sekama oenderita masih demam dilakukan pemberian laboratorium berkala
setiap hari (jumlah leukosit, trombosit, dan hematokrit)
- Tidak ada perbaikan atau terjadi perburukan secara klinis (khususnya pada
saat perubahan dari demam menuju penurunan suhu atau masa defervescence)
- Muntah persisten à asupan cairan tidak adekuat (menurun)
- Nyeri perut hebat
- Letargis atau gelisah, atau derajat kesadaran menurun mendadak
- Terdapat perdarahan berupa epitaksis, feses/kotoran berwarna kehitaman
(melena), muntah darah (hematemesis), perdarahan menstruasi berlebihan,
urin berwarna kehitaman (hemoglobinuria), dan urin berwarna kemerahan
(hematuria)
- Tampak pucat, tangan dan kaki teraba dingin serta lembap
- Produksi urin menurun atau tidak dalam 4-6jam terakhir
- Hasil pemeriksaan laboratorium darah à nilai hematokrit meningkat
signifikan (dengan atau tanpa disertai jumlah trombosit menurun)
- Pemberian cairan melalui infuse harus segera dimulai pada penderita dengan
asupan cairan oral yang kurang (muntah atau malas minum), nilai hemokrit
meningkat dan terdapat tanda-tanda bahaya, khususnya tanda syok.
- Jumlah cairan yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan rumatan dan
kehilangan cairan, tidak boleh kurang maupun kelebihan.
- Jenis cairan yang diberikan yaitu cairan kristaloid isotonic, hindari cairan
hipotonik
- Cairan koloid (hiperonkotik) seperti dextran 40 dan hydroxyl-ethyl starch
(HES) dapat digunakan pada keadaan terjadi perembesan plasma yang massif,
atau bila tidak terdapat respons terhadap pemberian cairan kristaloid dalam
jumlah yang cukup.
- Jumlah cairan yang diberikan adalah jumlah kebutuhan rumatan ditambah
kekurangan (deficit) sebesar 5% (setara dengan dehidrasi sedang)
- Lama pemeberian cairan infuse biasanya tidak bleh lebih 60-72jam
- Pda penderita obesitas, untuk perhitungan jumlahcairan yang dibutuhkan harus
menggunakan BB ideal.
- Jumlah cairan yang dibutuhkan untuk 1hr harus diberikan dengan
penghitungan atau kecepatan dalam tiap 1 jam dan disesuaikan dengan kondisi
klinis serta hasil pemeriksaan nilai hematokrit.
- Transfuse suspense trombosit tidak boleh diberikan atas indikasi
trombositopenia semata tanpa ada perdarahn yang berat (tidak dianjurkan
memberikan transfuse trombosit propilaksis). Bila tidak ada perdarahan yang
nyata, transfuse trombosit dapat dipertimbangkan bila jumlah trombosit
<10.000/mm3
- Pada DBD derajat III, biasanya masih memerikan respons dengan kristaloid
dengan jumlah 10mL/kgBB/jam atau bolus dalam 30 menit. Selanjutnya
jumlah dikurangi secara bertahap sesuai dengan keadaan klinis dan nilai
hematokrit (lihat gambar 47)
- Pada DBD derajat IV, jumlah cairan 10mL/kgBB diberikan dalam 10-15menit
atau 20mL/kgBB dalam 30menit. Selanjutnya jumlah cairan disesuaikan sama
seperti pada DBD derajat III
Pada dasarnya pengobatan DBD bersifat suportif, yaitu mengatasi kehilangan cairan
plasma sebagai akibat peningkatan permeabilitas kapiler dan sebagai akibat
perdarahan. Diagnosis dini adanya tanda syok merupakan hal yang penting untuk
mengurangi angka kematian.
Rasa haus dan keadaan dehidrasi dapat timbul sebagai akibat demam tinggi,
anoreksia, dan muntah. Jenis minuman yang dianjurkan adalah jus buah, air teh
manis, sirup, susu, serta larutan oralit. Pasien perlu diberikan minum 50 ml/kg BB
dalam 4-6 jam pertama. Bila terjadi kejang demam, disamping antipiretik diberikan
antikonvulsif selama demam. Parasetamol diberikan untuk menurunkan panas,
tetapi penggunaannya harus diawasi.
Pasien harus dirawat dan segera diobati bila dijumpai tanda-tanda syok. Syok
merupakan keadaan kegawatan, dan cairan pengganti merupakan pengobatan utama
yang berguna untuk memperbaiki kekurangan volume plasma. Pasien anak akan
cepat mengalami syok dan sembuh kembali bila diobati segera dalam 24 jam. Pada
kasus SSD, ringer laktat adalah cairan kristaloid pilihan pertama yang sebaiknya
diberikan karena mengandung Na laktat sebagai korektor basa. Pilihan lainnya
adalah NaCl 0,9%. Selain resusitasi cairan, pasien juga diberikan oksigen 2-4
liter/menit, dan pemeriksaan yang harus dilakukan adalah elektrolit natrium, kalium,
klorida, serta ureum dan kreatinin.
Syok harus dapat diatasi secepat mungkin dalam waktu 30 menit pertama.
Syok dinyatakan teratasi bila keadaan umum pasien membaik, kesadaran membaik,
tekanan sistolik 100 mmHg atau lebih dengan tekanan nadi lebih dari 20 mmHg,
frekuensi nadi kurang dari 100/menit dengan volume yang cukup, akral teraba
hangat dan kulit tidak pucat, serta diuresis 0,5-1/kg BB/jam.
Pengawasan dini kemungkinan terjadi syok berulang harus dilakukan terutama
dalam waktu 48 jam pertama sejak terjadinya syok, oleh karena selain proses
patogenesis penyakit masih berlangsung, juga sifat cairan kristaloid hanya sekitar
20% saja yang menetap dalam pembuluh darah setelah satu jam dari saat
pemberiannya. Oleh karena itu apabila hemodinamik masih belum stabil dengan
nilai hematokrit lebih dari 30% dianjurkan untuk memakai kombinasi kristaloid dan
koloid dengan perbandingan 4:1 atau 3:1, sedangkan bila hematokrit kurang dari
30% hendaknya diberikan transfusi sel darah merah (packed red cells).
Terapi oksigen diberikan pada pasien yang syok, tetapi harus selalu
diawasi oleh perawat. Transfusi dengan fresh whole blood hanya diberikan pada
penderita dengan perdarahan yang berat dan pemberiannya sebaiknya tidak sampai
melebihi konsentrasi sel darah merah normal. Fresh frozen plasma atau
concentrated platelets di indikasikan pada kasus koagulopati sebagai penyebab
perdarahan yang berat.
KRITERIA PULANG
• Tampak perbaikan secara klinis
• Tidak ada demam selama sedikitnya 24 jam tanpa penggunaaan
antipiretik
• Tidak ada distress pernapasan dari efusi pleura atau asidosis
• Hematokrit stabil
• Jumlah trombosit melebihi 50.000 per mm3
• Melewati sedikitnya 2 hari setelah pemulihan dari syok
• Nafsu makan membaik
• Pengeluaran urin baik
XII. Prognosis
Infeksi dengue pada umumnya mempunyai prognosis yang baik, DF dan DHF tidak
ada yang mati. Kematian dijumpai pada waktu ada pendarahan yang berat, shock yang
tidak teratasi, efusi pleura dan asites yang berat dan kejang. Kematian dapat juga
disebabkan oleh sepsis karena tindakan dan lingkungan bangsal rumah sakit yang
kurang bersih. Kematian terjadi pada kasus berat yaitu pada waktu muncul komplikasi
pada sistem syaraf, kardiovaskuler, pernapasan, darah, dan organ lain.
1. Keterlambatan diagnosis
2. Keterlambatan diagnosis shock
5. Kelebihan cairan
7. Pendarahan masif
9. Ensefalopati
10. Sepsis
OBESITAS
Definisi
Kelainan atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh
secara berlebihan
Etiologi
• Kegemukan dan obesitas terjadi akibat asupan energi lebih tinggi daripada
• Asupan energi tinggi disebabkan oleh konsumsi makanan sumber energi dan
Epidemiologi
• Pada pasien: ia suka mengkonsumsi kulit ayam, otak sapi, steak yang terdapat
gajih/lemak, dan kfc. Nafsu makan pasien sebelum sakit baik, ia sering makan
4x sehari.
Tatalaksana
Berbeda dari tahap I, dalam hal ini lebih sedikitnya target perilaku dan lebih banyak
Intervensi tahap IV ditujukan untuk anak remaja yang obesitas berat.Intervensi ini
adalah tahap lanjut dari tahap III.Anak-anak yang mengikuti tahao ini harus sudah
mencoba tahap III dan memiliki pemahaman tentang risiko yang muncul akibat
obesitas dan mau melakukan aktivitas fisik berkesinambungan serta diet bergizi dan
pemantauan.
Obat-obatan
Sibutramine: inhibitor re-uptake serotonin yang meningkatkan penurunan
berat badan remaja yang sedang menjalani program diet dan pengaturan
aktivitas fisik.
Orlistat: menyebabkan absorbi lemakmelalui inhibisi lipase usus.
Diet sangat rendah kalori, yaitu pada tahap awal dilakukan pembatan kalori
secara ekstrem lalu dilanjutkan pembatasan kalori secara moderate
Bedah: gastric bypass atau gastric binding. BMI lebih dari sama dengan 40
dengan masalah medis atau BMI lebih dari sama dengan 50, maturitas
emosional dan kognitif, dan sudah berusaha menurunkan berat badan selama
lebih dari sama dengan 6 bulan melalui program modifikasi perilaku.
3) Bila hasil assesment menunjukkan anak mengalami kegemukan dan obesitas tanpa
komorbiditas maka dapat dilakukan tatalaksana kegemukan dan obesitas di
Puskesmas.
4) Melakukan konseling gizi kepada anak dan keluarga agar melaksanakan pola hidup
sehat selama 3 bulan .
JIKA BB NAIK:
- Menyusun menu diet khusus bersama- sama keluarga dibawah bimbingan ahli gizi
disesuaikan dengan tingkatan obesitas anak. Prinsip diet adalah rendah energi dan
protein sedang dengan mengutamakan protein bernilai biologis tinggi untuk
menghindari kehilangan masa otot.
- Melakukan latihan fisik terprogram sesuai anjuran dokter dengan bimbingan guru
/instruktur olahraga, orang tua / keluarga.
- Membuat catatan kegiatan harian yang berisi : asupan makan di rumah atau di luar
rumah, aktivitas fisik, aktivitas nonton TV dan sejenisnya, bermain dan lain-lain
Bekerja cukup keras untuk meningkatan denyut jantung dan berkeringat, namun
masih bisa bercakap-cakap.
Contoh: jalan 4,8 km/jam (4,5 METs), badminton-santai (4,5 METs), bersepeda- lahan
datar dan pelan 16,1-19,3 km/jam (6,0 METs), dansa-slow (3,0 METs), renang santai
(6,0 METs), tenis double (5,9 METs).
Contoh: Jalan cepat (setengah jam) 7,2 km/jam (6,3 METs), Jogging 8,1 km/jam (8,0
METs), lari 11,3 km/jam (11,5 METs), basket-game (8,0 METs), sepak bola kompetisi
(10,0 METs), Tenis-tunggal (8,0 METs).
6-12 tahun 13-18 tahun
Nilai Gizi :
- Dengue Guideline for Diagnosis, Treatment, Prevention and Cotrol, WHO 2009